BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. gegap gempita. Peta dunia industri penerbangan dalam negeri pun berubah.

Universitas Bina Nusantara

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

Bab 2. Regulasi Aircrew. 2.1 Peraturan Terbang Homebase Lisensi Pilot

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pesatnya perkembangan Teknologi Informasi. Di era teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi dan teknik perencanaannya mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau.

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan domestik tetapi juga dengan maskapai penerbangan internasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dipungkiri lagi bahwa kebutuhan kita akan berbagai informasi menjadi sesuatu yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM PENJADWALAN PENERBANGAN PADA P.T. SRIWIJAYA AIR

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa serta

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW) PADA APLIKASI PENENTUAN PILOT PADA RUTE PENERBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dan tentu saja akan meningkatkan kebutuhan akan transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi transportasi saat ini yang sangat pesat membuat

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini

Memmbang. a. perhubungan NomQr KM 21 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 173

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan yang diukur dari pertumbuhan penumpang udara.1

BAB 1 PENDAHULUAN. komersial, bahkan dalam bidang pendidikan teknologi informasi turut

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

perputaran roda ekonomi semakin cepat. Di Indonesia, dalam lima tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. diidentifikasikan menurut lokasinya dalam sebuah database, dimana nantinya data

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak orang yang melakukan mobilitas dari satu tempat ke tempat yang lain

EVALUASI ON TIME PERFORMANCE PESAWAT UDARA DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA MENGGUNAKAN APLIKASI FLIGHTRADAR24

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan mewujudkan perkembangan nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. peluang ini juga diiimbangi dengan tingkat persaingan yang tinggi pula.

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM SARJANA EKSTENSI

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan yang luas maka modal transportasi udara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan masyarakat yang menggunakan komputer. Sehingga hal ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Indikator yang dihasilkan adalah 19 variabel seperti yang dapat dilihat pada tabel

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi dalam kegiatan bisnisnya. Penggunaan teknologi informasi dalam

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG PADA TRANSPORTASI UDARA NIAGA

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya pasar bebas AFTA (Asean Free Trade Area) juga NAFTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membantu proses operasi pada perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari moda-moda transportasi lain yang ditata dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peningkatan permintaan jumlah penumpang Sumber : Cetak Biru Transportasi Udara. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi yang berkembang pesat belakangan ini telah

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP.289 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern ini teknologi berkembang dengan pesat. Hal ini

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III SLOT TIME DAN IDSC (INDONESIA SLOT COORDINATOR) tersibuk nomor tiga setelah Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta

UKDW. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang

FRACTIONAL AIRCRAFT OWNERSHIP

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menjanjikan terutama di Pulau Bali. Karena Pulau Bali di kenal

MODEL KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA

BAB I PENDAHULUAN. Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum mengambil keputusan. Baik keputusan untuk mengganti atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya yang berbasis web. Dengan teknologi berbasis web, kita dapat menjalin

BAB I PENDAHULUAN. secara global akan meningkatkan perjalanan udara sebesar 1 2.5%

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan. Dimulai dari penerbangan berbiaya yang cukup tinggi (full service

III ASPEK ORGANISASI, ISSUE-ISSUE DAN PERMASALAHAN DALAM INDUSTRI PENERBANGAN

SKEP /40/ III / 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut dengan istilah Official schedule adalah schedule. penerbangan yang dihasilkan oleh operations center system dan dalam

I. PENDAHULUAN. Masyarakat sangat bergantung dengan angkutan umum sebagai tranportasi penunjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN M E M U T U S K A N : NOMOR : KM 81 TAHUN 2004

BAB I PENDAHULUAN. datang dan berangkat mencapai dan (Buku Statistik

BAB 1 PENDAHULUAN. memperkirakan dan menyiapkan perubahan yang akan datang. Akan tetapi, begitu kita

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesat, ini dapat dilihat dari kemunculan berbagai aplikasi-aplikasi yang dapat

STMIK MDP ANALISIS DAN PERANCANGAN CUSTOMER RELATIOSHIP MANAGEMENT BERBASIS WEB PADA CV PUTERA REMAJA PALEMBANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 04 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia adalah berumur 15 tahun 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada kondisi perkeonomian global sekarang ini, yang ditunjukan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anisa Rosdiana, 2013

2017, No Udara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tam

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri penerbangan sesuai jadwal dan kemampuan membeli tiket.

Tanggung Jawab Pengangkut di Beberapa Moda Transportasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Biaya awak pesawat adalah biaya kedua terbesar yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan penerbangan setelah biaya bahan bakar. Karena itu, penjadwalan awak pesawat adalah salah satu kegiatan penjadwalan yang perlu mendapatkan prioritas utama dalam industri penerbangan. Terlebih lagi dalam persaingan yang semakin ketat antar maskapai penerbangan, tuntutan akan optimalisasi biaya agar perusahaan dapat terus bertahan menjadi tidak terelakkan. Banyaknya jumlah awak pesawat yang ditugaskan untuk melayani setiap rute penerbangan tentunya akan sangat mempengaruhi besarnya biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh maskapai penerbangan. Faktor faktor yang menjadi pertimbangan dalam penjadwalan awak pesawat meliputi waktu terbang maksimum, waktu tugas maksimum, waktu istirahat minimum, dan jumlah pendaratan maksimum per hari. Selain itu, lamanya selang waktu bertugas antar penggal penerbangan serta perpindahan pesawat selama rotasi penugasan juga turut mempengaruhi penyusunan periode tugas awak pesawat. Faktor faktor tersebut tidak dapat dihiraukan begitu saja, karena akan sangat berpengaruh kepada kondisi fisik dan

78 psikologis awak pesawat yang tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kinerja awak pesawat serta citra perusahaan penerbangan di mata konsumen. Untuk itu dalam penyusunan periode tugas awak pesawat, faktor faktor tersebut di atas perlu dijadikan sebagai batasan dalam membuat kemungkinan kemungkinan ( enumerasi ) periode tugas ( duty period ) yang melingkupi semua penggal penerbangan yang ada. Adanya dukungan sistem informasi tentunya juga akan mempermudah dan mempercepat tugas bagian Crew Planning yang setiap saat harus siap untuk menyusun periode tugas ( duty period ) dan rotasi penugasan ( pairing ) awak pesawat apabila ada perubahan rute penerbangan dari departemen niaga. Langkah langkah yang dilakukan dalan tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Studi Awal Mengetahui kegiatan umum perusahaan yang berjalan serta identifikasi masalah. 2. Perumusan Masalah Menentukan permasalahan yang akan diangkat sebagai topik penelitian dan pembatasan masalah.

79 3. Studi Pustaka Mempelajari dan membaca buku buku, jurnal, artikel di surat kabar, dan buku buku referensi lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. 4. Pengumpulan Data Mengumpulkan data utama dan data penunjang yang mendukung penelitian, antara lain : data umum perusahaan struktur organisasi perusahaan dan uraian pekerjaan ( job description ) data rute penerbangan pedoman awak pesawat rotation diagram pesawat data penjadwalan awak pesawat 5. Pengolahan Data Berdasarkan data yang telah diperoleh maka dilakukan pengolahan dan perhitungan sebagai berikut : penentuan variabel model dengan enumerasi periode tugas perumusan permasalahan utama dengan metode penugasan penyelesaian permasalahan utama penyusunan periode tugas awak pesawat penghitungan jumlah awak pesawat bertugas

80 6. Analisa dan Usulan Pemecahan Masalah Analisis dan usulan pemecahan masalah sebagai berikut : analisa sistem penjadwalan awak pesawat yang sedang berjalan analisa faktor yang mempengaruhi sistem penjadwalan awak pesawat alternatif usulan metode penjadwalan awak pesawat analisis hasil periode tugas : perbandingan jumlah awak pesawat yang bertugas dari sistem usulan dengan sistem penjadwalan yang sedang berjalan 7. Perancangan Sistem Informasi Langkah langkah dalam perancangan sistem informasi sebagai berikut : pembuatan dokumentasi desain dan dokumentasi analisis pembuatan spesifikasi file pembuatan spesifikasi proses pembuatan rancangan masukan dan keluaran

Gambar 4.1. Metodologi Pemecahan Masalah 81

Gambar 4.2. Diagram Alir Proses Analisis dan Usulan 82

83 4.2. Teknik Pengumpulan Data dan Penentuan Parameter Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini digunakan beberapa metodologi pengumpulan data, yaitu sebagai berikut : 1. Field research Merupakan riset yang dilakukan dalam usaha pengumpulan data data dengan melihat secara dekat dan langsung pada perusahaan yang bersangkutan. Dalam melakukan riset ini, beberapa teknik yang digunakan antara lain : a. Observasi ( pengamatan ) Yaitu mengadakan pengamatan serta peninjauan langsung terhadap kegiatan operasional yang berlangsung di kantor pusat Mandala Airlines. Dalam hal ini, penulis melakukan praktek kerja di bagian crew scheduling selama kurang lebih 1 bulan. b. Penelitian data tertulis Yaitu penelitian yang dilakukan terhadap bagian crew scheduling di Mandala Airlines. Penelitian meliputi dokumen / data yang berkaitan dengan kegiatan penjadwalan awak pesawat serta informasi informasi lainnya yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini. c. Wawancara Yaitu wawancara yang dilakukan secara langsung kepada karyawan, kepala bagian terkait, dosen pembimbing, serta pihak pihak terkait

84 lainnya mengenai permasalahan, informasi dan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini. 2. Library research Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara membaca buku buku, jurnal, dan buku referensi lainnya yang dianggap perlu dan relevan dalam pembahasan dan penyelesaian penyusunan skripsi ini. Buku buku referensi yang berhubungan dengan kegiatan penjadwalan awak pesawat di penerbangan agak sulit untuk ditemukan di pasaran, sehingga pencarian buku harus dilakukan di perpustakaan pusat pelatihan perusahaan penerbangan lain. Beberapa artikel di media massa yang membahas pesatnya perkembangan industri penerbangan saat ini juga turut menambah informasi yang berhubungan dalam penyusunan skripsi ini. Sumber pustaka terbanyak didapatkan dari makalah dan jurnal yang didapatkan dari internet. Sementara itu, parameter yang akan digunakan dalam penyusunan periode tugas awak pesawat adalah : 1. Rute dan jadwal penerbangan Rute dan jadwal penerbangan yang dimaksudkan disini tidak hanya meliputi keterangan mengenai kode penggal penerbangan; kota asal

85 ( departure ) dan kota tujuan ( arrival ); waktu keberangkatan ( ETD : Estimated Time Departure ) dan waktu tiba ( ETA : Estimated Time Arrival ), baik waktu secara Local Time ( LT ) maupun waktu secara UTC ( Universal Time Calculate ); tetapi juga lamanya Estimated Block Time dari penggal penerbangan yang bersangkutan. 2. Pedoman awak pesawat Faktor manusia sangat berpengaruh terhadap keselamatan suatu penerbangan. Dari berbagai pengalaman yang ada, tidak jarang terjadinya kecelakaan pesawat yang disebabkan karena faktor kesalahan manusia. Hal ini merupakan faktor yang tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat diminimalkan. Peraturan peraturan secara garis besar telah ditetapkan oleh badan penerbangan internasional melalui CASR ( Civil Aviation Safety Regulation ). Hal hal yang biasanya diatur dalam penugasan awak pesawat adalah : waktu terbang maksimum, waktu tugas maksimum, waktu istirahat minimum, dan jumlah pendaratan maksimum per hari. 3. Penjadwalan awak pesawat Selain ketentuan ketentuan yang telah ditetapkan oleh CASR (Civil Aviation Safety Regulation ); dalam penjadwalan awak pesawat, terutama dalam penyusunan periode tugas, perlu diperhatikan pula lamanya selang waktu bertugas antar penggal penerbangan serta perpindahan pesawat yang terjadi selama rotasi penugasan.

86 4. Diagram rotasi pesawat ( rotation diagram ) Diagram ini dikeluarkan oleh departemen niaga yang merupakan sumber untuk menyusun suatu periode tugas. Pada diagram ini, ditentukan tipe pesawat yang akan digunakan untuk melingkupi sejumlah penggal penerbangan. Masing masing pesawat melingkupi sejumlah penggal penerbangan yang telah disusun rotasinya sesuai dengan kota asal ( departure ) dan kota tujuan ( arrival ); serta waktu keberangkatan ( ETD : Estimated Time Departure ) dan waktu tiba ( ETA : Estimated Time Arrival ) penggal penerbangan.