BAB I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2006 saat harga minyak dunia bergerak naik, jarak pagar

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP MIKROBA PADA ISOLAT IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang

KERUPUK UDANG ATAU IKAN

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan

I. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa

OLEH: YULFINA HAYATI

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. protein hewani yang mengandung omega-3 dan protein yang cukup tinggi sebesar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Telur merupakan sumber protein hewani yang baik, murah dan mudah

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. yang berasal dari bagian biji pada kebanyakan tanaman lebih banyak. diantaranya adalah daun singkong (Manihot utilisima).

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber protein hewani. Ikan juga merupakan bahan makanan

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

BBP4BKP. Pengolahan Pindang Ikan Air Tawar. Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

T E M P E 1. PENDAHULUAN

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

BAB I PENDAHULUAN. mengalami fluktuasi harga seiring menipisnya persediaan minyak dunia. Bila hal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Dari sekian

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena saat ini menunjukkan bahwa penggunaan produk-produk alami

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

ABON IKAN 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. macam belimbing yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENERAPKAN TEKNIK PENGOLAHAN SUHU TINGGI KD 1 PRINSIP-PRINSIP PENGAWETAN DENGAN PENGOLAHAN

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. kegelisahan oleh beberapa pihak. Iklan-iklan susu yang sedemikian marak sangat

PENYIMPANAN BUAH MANGGA MELALUI PELILINAN Oleh: Masnun, BPP JAmbi BAB. I. PENDAHULUAN

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

No Alur Proses Jenis Bahaya Cara Pencegahan 1.Bahaya Fisik segar 2 Bahan baku Sering adanya pencucian yang tidak bersih

BAB I PENDAHULUAN. Ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang

PENDAHULUAN. yaitu kerupuk berbahan baku pangan nabati (kerupuk singkong, kerupuk aci,

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING

BAB I PENDAHULUAN. yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh

PENDAHULUAN. tradisional biasanya memanfaatkan bahan baku asli dari suatu daerah, alami,

Daun Yakon Antidiabetes Herbal dan Resistensi Insulin

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh merupakan salah satu dari jenis produk minuman yang dikenal dan

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

mendirikan pabrik bertujuan untuk membantu kemudahan manusia. Namun, hal

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 0,1%, usia tahun 0,4 %, usia tahun 1,8%, usia tahun 5,9%

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dicampur dengan tapioka dan bumbu yaitu: santan, garam, gula, lada, bawang

I. PENDAHULUAN. populer di dunia, berasal dari Asia Tenggara, serta menjadi tanaman buah yang

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: Latar belakang, Identifikasi masalah,

TELUR ASIN PENDAHULUAN

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Oleh : Wardani,S.Sos Disampaikan dalam Pelatihan Pemanfaatan Lahan Pekarangan bagi Pokja IIITim Penggerak PKK Kecamatan dan Pokja III TP.

IKAN PINDANG AIR GARAM

TEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH. Oleh: Gusti Setiavani, STP

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah.

I. PENDAHULUAN. memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi ,84

VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai indikator asam dan basa telah banyak digunakan seperti

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahan tambahan berbahaya untuk makanan. Salah satu bahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi ternak dan pengetahuan peternak semakin

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN

PEMANFAATAN BONGGOL PISANG RAJA SERE. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

BAB I PENDAHULUAN. nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu hasil perikanan budidaya

BAB I PENDAHULUAN. makanan yang halal dan baik, seperti makan daging, ikan, tumbuh-tumbuhan, dan

Transkripsi:

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2006 saat harga minyak dunia bergerak naik, jarak pagar (Jatropha curcas) mulai mendapat perhatian khusus pemerintah yang dikembangkan untuk menghasilkan minyak jarak mentah sebagai bahan bakar nabati alternatif pengganti bahan bakar fosil. Jarak pagar yang awalnya hanya ditemui di lahan-lahan kritis dan sebagai tanaman pagar mulai dibudidayakan di lahan-lahan pertanian. Potensinya sebagai bioenergi lebih menjadi perhatian, padahal jarak pagar juga memiliki potensi lain di bidang pertanian, kesehatan maupun industri. Hampir semua bagian tanaman jarak pagar dapat dimanfaatkan. Di indonesia berbagai bagian jarak pagar sudah digunakan sejak lama. Tanaman utuh berfungsi sebagai tanaman pagar permukiman dan pembatas lahan pertanian karena mudah dikembangbiakan dan tidak disukai ternak. Di jaman pendudukan Jepang jarak pagar diambil minyaknya sebagai bahan bakar kapal dan pelumas. Dalam pengobatan tradisional jarak pagar lebih banyak digunakan untuk mengatasi penyakit luar. Minyak dari biji jarak pagar, untuk mengatasi gangguan pada kulit, bengkak, terkilir maupun luka. Getah untuk menghentikan perdarahan akibat luka dan mengurangi rasa sakit pada gigi berlubang. Daun segar yang telah dilumatkan atau ditumbuk halus untuk bagian tubuh yang terkilir, bengkak, luka, terkena rematik, maupun sebagai obat cacing dan penurun panas bayi. Daun segar yang dikukus, dimakan sebagai lalapan untuk obat pencahar. Daun segar yang dilayukan di atas api kecil dan dilumatkan, untuk 1

bagian kaki yang gatal. Dan daun utuh yang telah diolesi minyak dan dilayukan, untuk mengatasi diare pada bayi. Di Maluku, jarak pagar juga dimanfaatkan secara tradisional terutama sebagai obat. Yang sedikit berbeda dibanding daerah lainnya adalah penggunaan daunnya dalam proses pengolahan ikan. Beberapa lembar daun jarak pagar yang sudah disobek dan diremas diberikan pada ikan laut yang sudah dibersihkan, bersamaan dengan pemberian jeruk nipis / asam cuka dan garam. Kemudian dibiarkan selama beberapa menit. Setelah itu daunnya dikeluarkan tetapi ada pula yang dibiarkan dan ikan dapat langsung diolah. Kebiasaan ini hanya dilakukan pada ikan laut yang sudah menunjukkan perubahan mutu, yang biasa diindikasikan dengan rasa gatal pada tangan saat proses pembersihan insang dan perut ikan. Selain penggunaan daun segar terkadang pada kondisi tertentu dimana ikan menunjukkan penurunan mutu yang sudah terlihat, daun jarak pagar dimasak bersamaan dengan ikan selama beberapa menit sebelum proses pengolahan selanjutnya. Saat dikonsumsi setelah pengolahan, ikan tidak menunjukkan indikasi rasa gatal maupun bau tengik. Berdasarkan kebiasaan tersebut dan kemungkinan potensi aktivitas senyawa aktif daun jarak pagar maka perlu dilakukan penelitian untuk membuktikan secara ilmiah peran daun jarak pagar dalam pemanfaatan pola tradisional tersebut sehingga dapat mengetahui kemampuan penghambatan laju penurunan mutu ikan yang masih segar jika diberi ekstrak daun jarak pagar terutama terhadap perubahan kadar histamin (indikasi rasa gatal), TVB-N dan TMA-N (indikasi bau tengik) selama penyimpanan pada berbagai suhu tertentu. 2

1.2. Perumusan Masalah Kegagalan pengembangan jarak pagar sebagai bahan bakar nabati menyisakan kesangsian masyarakat akan keekonomisan jarak pagar. Padahal selain kandungan minyak dari biji jarak pagar masih ada nilai tambah dari bungkil, kulit, limbah cair dan juga bagian lain tanaman. Jika dikembangkan lebih jauh lewat berbagai penelitian, pemanfaatannya bahkan mungkin memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding nilai minyak. Pemanfaatan daun misalnya selama ini hanya digunakan dalam pengobatan tradisional, sementara berdasarkan berbagai hasil penelitian senyawa-senyawa aktif pada daun jarak pagar memiliki aktivitas antimikrobia, anti oksidan, anti diabetes dan anti inflamasi. Jika potensi ini dikembangkan daun akan memiliki nilai pemanfaatan tinggi terutama dalam bidang kesehatan maupun pengolahan pangan. Penggunaan daun jarak pagar dalam pengolahan ikan di Maluku dilakukan untuk memaksimalkan pemanfaatan ikan. Ikan sebagai bahan pangan yang mudah rusak membutuhkan pengolahan yang efektif dan efisien agar dapat menghambat atau bahkan menghentikan proses pembusukan atau kerusakan. Dengan potensi perikanan dan tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi serta teknologi pendinginan yang seadanya, potensi ikan yang terbuang masih tinggi sehingga dibutuhkan berbagai alternatif pengawetan untuk memperpanjang masa simpan ikan segar. Jika pola pemanfaatan daun jarak pagar terbukti dapat menghambat laju penurunan mutu ikan segar maka daun jarak pagar dapat dikembangkan sebagai 3

alternatif pengawet alami di masa depan. Sehingga dalam penelitian ini, permasalahan yang akan dikaji antara lain : a. Bagaimana pengaruh perlakuan ekstrak daun jarak pagar terhadap perubahan kadar histamin, jika dihubungkan dengan hilangnya rasa gatal pada ikan setelah perlakuan ekstrak daun jarak pagar pada pemakaian secara tradisional? b. Bagaimana pengaruh perlakuan jarak pagar terhadap perubahan kadar TMA-N jika dihubungkan dengan tidak terciumnya bau tengik pada ikan setelah diberi perlakuan ekstrak daun jarak pagar pada pemakaian secara tradisional? 1.3. Tujuan 1.3.1. Tujuan Umum Mengevaluasi peran daun jarak pagar dalam menghambat proses penurunan mutu ikan Tuna segar sebagai pembuktian secara ilmiah pola kebiasaan pemanfaatan tradisional daun jarak pagar. 1.3.2 Tujuan Khusus Dalam proses pembuktian secara ilmiah pola kebiasaan tradisional, tujuan khusus yang ingin dicapai adalah : - Mengevaluasi kombinasi perlakuan waktu perendaman dan pelarut ekstrak daun jarak pagar serta suhu penyimpanan terhadap perubahan kadar Histamin, TMA-N dan TVB-N ikan tuna segar 4

- Mengevaluasi pengaruh perlakuan ekstrak daun jarak pagar terhadap perubahan kadar Histamin, TMA-N dan TVB-N ikan tuna segar. 1.4. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat pada umumnya dalam memberikan informasi mengenai pemanfaatan lain daun jarak pagar dalam pengolahan pangan. Selain itu, informasi mengenai kondisi optimal proses dapat dijadikan dasar untuk merancang proses penelitian lanjutan guna mengetahui lebih lanjut peranan daun jarak pagar. 5