BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perusahaan Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki (sepatu) Jumlah Perusahaan (KBLI 2009) (Unit)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Produk tekstil pada umumnya ditujukan untuk mendukung industri mode. Artinya

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I PENDAHULUAN. ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan Online Shop atau toko online melalui media internet

BAB I PENDAHULUAN. Dunia fashion di Indonesia bisa dikatakan berkembang sangat pesat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang adalah mempertahankan para pelanggan setia agar tetap loyal

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Ilmu Pengetahuan; Teknologi; dan Seni (IPTEKS), sehingga

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi ini dapat memicu bisnis di Indonesia maupun global.

BAB I PENDAHULUAN. penghematan waktu berbelanja, tenaga, dan transaksi, karena dapat dilakukan. pemeliharaan, tenaga kerja dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Di negara indonesia dirugikan mencapai hingga triliunan karena banyaknya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. informasi yang dibutuhkan akan semakin beraneka ragam. Untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat mengakibatkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan mode pakaian pada era modern ini sudah menjadi sebuah

BAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada. bab IV, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 18 /PBI/2003 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN TEKNIS DALAM RANGKA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini kebutuhan manusia akan suatu produk semakin

PROPOSAL USAHA Online Fashion Shop Bandung Shop Center (BSC)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Jenis Usaha dan Nama Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Asosiasi Perusahaan Retail Indonesia (APRINDO), mengungkapkan bahwa pertumbuhan bisnis retail di indonesia

BAB I PENDAHULUAN Sumber : BPS di internet

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media internet adalah e-government (layanan pemerintahan melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 1.1 Logo UNKL347

BAB 1 PENDAHULUAN. barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen (Mursyid, 2006:26). Marketing

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang pesat turut mempengaruhi dunia bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana model bisnis Distro balita

BAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi, baik kebutuhan yang bersifat jasmani maupun rohani. Kebutuhan adalah UKDW

DAFTAR TABEL. Tabel 4.1 Presentase responden berdasarkan usia Tabel 4.2 Presentase responden tingkat pendidikan... 51

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dewasa ini telah memasuki era globalisasi dan perdagangan

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. khususnya fashion wanita. Berawal dari hobi dan minat pemilik di bidang fashion wanita,

BAB I PENDAHULUAN. Senin, 2 Maret 2015, WIB)

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kondisi persaingan dunia bisnis yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Screamous

BAB I PENDAHULUAN. Fashion bukan hanya tentang pakaian namun mencakup peran dan makna pakaian

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Logo Happy Go Lucky Sumber : Visi dan Misi Perusahan a. Visi Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan disebut sebagai kegiatan produksi. Yang dimaksud produksi

INSTRUMEN PENELITIAN MANFAAT HASIL BELAJAR FASHION MERCHANDISING SEBAGAI KESIAPAN MENJADI PENGELOLA BISNIS FASHION DI DEPARTMENT STORE.

BAB II KONDISI OBJEKTIF PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA. Tumewu dan Tan Lee Chuan ini pertama kali dibuka pada tahun

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. Jaket parka merupakan salah satu tren fashion yang sedang berkembang akhirakhir

I. PENDAHULUAN. mancanegera terus meningkat setiap tahunnya, bahkan di tahun 2014 kunjungan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. besar pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja, motivasi kepuasan kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Industri didefinisikan sebagai sekumpulan orang, metode, mesin, material

BAB 1 PENDAHULUAN. yang inovatif baik bergerak dalam bidang barang ataupun jasa. Dimana kinerja. saing, baik di pasar lokal maupun pasar global.

BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu produk merupakan salah satu strategi di dunia pemasaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Congo Café and Resto

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN NOVEMBER 2014

Gambar 1.1 Logo Konveksi Fazry Sumber: data perusahaan Konveksi Fazry

BAB I PENDAHULUAN. jasa sampai - sampai ada istilah Pelanggan adalah raja. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

BAB I PENDAHULUAN. Internet mengalami perkembangan yang luar biasa sejak pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. kepada kebutuhan yang paling mewah sekalipun. Kebutuhan mendasar adalah

I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya jumlah penduduk di Indonesia pada. umumnya dan di Propinsi Banten pada khususnya, serta kondisi geografis

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. sisi hardware maupun software. Dengan dukungan kemajuan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta. Sebagai ibukota dari provinsi Jawa Timur, kota Surabaya juga

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas Butik Dorayaky Shop. menuangkan hobi nya di bidang fashion tersebut dia berkeinginan

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ritel modern saat ini semakin pesat dan mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

BAB I BUSINESS ENVIRONMENT ANALYSIS

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan jumlah kendaraan pada tahun Sumber : bps.go.id, 28 Oktober 2014

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas, seperti mencari informasi, berkomunikasi, serta sarana berbelanja.

BAB I PENDAHULUAN. inovasi desainer muda yang semakin potensial, tingkat perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Greenlight Clothing. : Jalan Soekarno Hatta no.723, Bandung Telepon :

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan antar perusahaan semakin begitu ketat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang paling disukai adalah kegiatan berbelanja produk fashion. Produk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hashifah Inaroh Luthfiah Achmadi, 2014

PELUANG BISNIS DISTRO CLOTHING NAMA : TEGUH RAHAYU NIM : KELAS : D3TI 1A

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kab. Sleman yang mengalami juga perkembangan pesat adalah distro. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi seorang wirausaha yang sukses dibutuhkan motivasi yang. yang kuat menjadi pendorong mereka menjadi wirausaha.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan teknologi yang semakin canggih dan arus informasi yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. Fashion in frame atau disingkat FAME adalah perusahaan keluarga yang bergerak

BAB 1 LATAR BELAKANG

kategori Department store, Service Quality Award Excellence 2009 dan Indonesia's Most Admired Companies 2009, semakin memperkokoh PT. X Dept.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengisi waktu luang ataupun menjadikannya sebagai peluang bisnis. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam survei yang dilakukan MarkPlus Insight mengenai The Urban. Challenges menemukan bahwa sekitar 52,5% responden mengunjungi

I. PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya. pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen.

Makalah. Analisis Studi Kelayakan Bisnis-Usaha Distro. DI Susun oleh : Joko Purnomo

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion atau yang dikenal mode dalam bahasa Indonesia secara etimologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Ketiga tahun 2002, mode merupakan bentuk nomina yang bermakna ragam cara atau bentuk terbaru pada suatu waktu tertentu (tata pakaian, potongan rambut, corak hiasan, dan sebagainya). Fashion tidak hanya bergerak pada 1 (satu) jenis industri saja. Berikut adalah beberapa jenis industri yang berhubungan dengang fashion antara lain: 1. Sepatu 2. Textile dan Garment 3. Aksesoris 4. Apparel / Pakaian Jadi. 5. Underware. 6. Tas Tabel 1.1 Jumlah Perusahaan Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki (sepatu) Industri Jumlah Perusahaan (KBLI 2009) (Unit) 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 708 683 673 665 684 671 701 Sumber : bps.go.id Data pada tabel 1.1 menjelaskan banyaknya perusahaan yang mengolah kulit dan alas kaki (sepatu). Fenomena yang ada pada tabel 1.1 adalah dalam 2 tahun terakhir 2013-2014 jumlah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahaan kulit, barang dari kulit dan alas kaki bertambah. 1

2 Tabel 1.2 Jumlah perusahaan Tekstil dan Pakaian jadi Industri Jumlah Perusahaan (KBLI 2009) (Unit) 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Tekstil 2450 2366 2333 2251 2246 2287 2304 Pakaian Jadi 2604 2395 2242 2222 2248 2075 2034 Sumber : bps.go.id Data pada tabel 1.2 menjelaskan banyaknya perusahaan tekstil dan pakaian jadi. Terjadi penurunan jumlah perusahaan tekstil dari 2008 hingga tahun 2012. Kemungkinan yang terjadi adalah akibat adanya krisis ekonomi di tahun 2008. Mulai dari tahun 2012 hingga 2014 jumlah perusahaan tekstil kembali meningkat. Lain dengan perusahaan tekstil, yang terjadi dengan perusahaan pakaian jadi adalah penurunan jumlah perusahaan dari tahun 2008 hingga 2014. Tabel 1.3 Kinerja Industri Pakaian Jadi Tahun 2010 Jenis Industri Pakaian jadi dari tekstil Pakaian jadi lainnya dari tekstil Unit Usaha Tenaga Kerja (Orang) Nilai Produksi (Ribuan Rp) Nilai Output (Ribuan Rp) Biaya Input (Ribuan Rp) Nilai Tambah Bruto (Ribuan Rp) 1.845 461.474 41.198.027.257 58.175.173.885 29.458.066.535 28.717.107.350 92 12.370 955.852.593 1.427.776.127 791.696.758 636.079.369 Sumber : kemenperin.go.id Data pada tabel 1.4 menjelaskan besarnya industri pakaian jadi, hal tersebut di buktikan dengan nilai produksi yang mencapai Rp 41 miliar pada tahun 2010. Data pada tabel 1.1 hingga tabel 1.3 menjelaskan banyaknya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang fashion dan memperlihatkan kinerja industrinya. Data pada tabel 1.1 hingga tabel 1.3 adalah bukti bahwa industri fashion terus mengalami perubahan baik itu berupa perkembangan atau pertumbuhan industri dan kinerjanya maupun penurunan jumlah industri dan kinerjanya. Terlepas dari jumlah dan kinerja, industri fashion juga memiliki peminat. Minat orang terhadap dunia

3 fashion juga mengalami perkembangan. Hal tersebut bisa dinyatakan berdasarkan data yang di berikan oleh Kementerian Perdagangan Indonesia ( Kemendag ) yaitu minat pengunjung pada fashion show : Jakarta Fashion Week yang mencapai 34.090 orang pada tahun 2013 dan itu mengalami peningkatan sekitar 17% dari tahun sebelumnya yang artinya fashion akan terus mendapatkan peminat di setiap tahunnya. Salah satu industri fashion yang peluang dan pasarnya besar di Indonesia adalah apparel atau yang biasa dikenal dengan industri pakaian jadi dengan lingkup produksi yang lebih kecil (mikro) dan menengah tetapi tidak sebesar produksi yang ada pada garment. Apparel memiliki peluang dan pasar yang besar karena lingkupnya yang lebih dekat dengan masyarakat. Bisnis apparel telah menjadi bisnis yang populer khususnya di Indonesia. Bahkan bisnis tersebut telah dipercayai oleh investor dari luar Indonesia. Pangsa pasar yang besar serta diiringi oleh pertumbuhan penduduk suatu daerah yang baik memungkinkan bisnis ini memiliki peluang. Tabel 1.4 Pertumbuhan Menurut Kelompok Umur Wilayah Banten 2008 2010 2011 2012 2013 15-19 937.497 1.019.215 1.047.267 1.064.366 1.052.385 20-24 928.496 1.029.916 1.063.577 1.058.244 1.072.917 25-29 899.149 1.075.461 1.081.708 1.092.488 1.079.111 Jumlah 2.765.142 3.124.592 3.192.552 3.215.098 3.204.413 Sumber : bps.go.id Ketiga kategori usia pada tabel 1.4 memiliki angka pertumbuhan yang baik khususnya di wilayah Banten walaupun data tersebut bersifat fluktuatif tetapi dengan selisih yang kecil. Angka pertumbuhan yang mencapai 3.204.413 orang di tiga kategori usia pada tabel 1.4 di tahun 2013 merupakan pangsa pasar yang akan dicapai dalam bisnis apparel di wilayah Banten.

4 Tabel 1.5 Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Banten Kabupaten/Kota Laju 2011 2012 2013 2014 Kab Pandeglang 0.84 0.77 0.86 0.46 Kab Lebak 1.13 1.05 0.98 0.91 Kab Tangerang 3.54 3.47 3.34 3.39 Kab Serang 1.06 0.98 0.92 0.84 Kota Tangerang 2.66 2.59 2.51 2.43 Kota Cilegon 1.99 1.90 1.82 1.76 Kota Serang 2.20 2.14 2.06 1.99 Kota Tangerang Selatan 3.67 3.59 3.51 3.44 Provinsi Banten 2.39 2.33 2.27 2.20 Sumber : bps.go.id Data pada tabel 1.5 menyatakan bahwa 3 wilayah di provinsi Banten yaitu Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan memiliki potensi pertumbuhan yang terbesar di wilayah Banten. Data pada tabel 1.6 memiliki arti di wilayah Banten seiring terus bertumbuhnya penduduk maka akan diikuti oleh peningkatan aktivitas baik itu aktivitas secara formal seperti bekerja, sekolah dan kuliah maupun secara non formal seperti kegiatan pada komunitas dan sebagainya. Menurut data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Industri Besar dan Sedang (IBS) di wilayah Banten pada triwulan II tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 1,15 % dari sebelumnya. Dari kenaikan tersebut industri pakaian jadi tumbuh sebesar 15,8% serta industri tekstil tumbuh sebesar 6,35%. Data yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut memiliki arti bahwa terdapat potensi dalam industri ini khususnya di wilayah Banten. Hal tersebut dibuktikan dengan data pertumbuhan penduduk dan data peningkatan Industri Besar dan Sedang (IBS) khususnya pakaian jadi dan tekstil yang mengalami peningkatan.

5 Tabel 1. 6 Perkembangan Industri Pakaian Jadi Sumber : BKPM,BPS, Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Direktorat Industri Tekstil dan Aneka Data pada tabel 1.6 menyatakan angka perkembangan industri pakaian jadi dari tahun 2008-2012. Dari data tersebut dapat terlihat gap antara pertumbuhan penduduk yang tumbuh hingga 3% sementara industri pakaian jadi hanya tumbuh sekitar 1 %. Gap yang ada memungkinkan perusahaan yang bergerak di bidang ini tidak bisa memenuhi permintaan dalam industri ini. Berdasarkan hal tersebut memiliki arti terdapat peluang untuk membuat bisnis ini guna memenuhi permintaan akan kebutuhan pakaian khususnya di wilayah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan yang sedang mengalami perkembangan sehingga memiliki potensi yang baik dalam melakukan bisnis ini. Ketiga wilayah tersebut terdapat perusahaan-perusahaan besar yang berdiri maupun yang baru saja membuka kantor barunya, seperti Lippo Group yang berada di Karawaci, CIMB Niaga yang berada di Karawaci dan Alam Sutera dan Telkom Indonesia berada di BSD. Perusahaan-perusahaan tersebut secara tidak langsung bisa memengaruhi perkembangan bisnis apparel karena perusahaan tersebut memiliki karyawan yang banyak dan perusahaan tersebut menggunakan seragam dalam melakukan pekerjaan. Penggunaan seragam akan menjadi pasar potensial untuk bisnis apparel karena perusahaan tersebut akan mencari perusahaan yang bergerak di

6 bidang apparel untuk memproduksikan seragam tersebut. Tidak hanya perusahaan besar yang berdiri di ketiga wilayah tersebut, tetapi di Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan memiliki beberapa ruang publik seperti taman, skatepark, alun-alun dan juga memiliki beberapa tempat berkumpul remaja seperti kafe, restoran dan lapangan futsal. Tempat tempat tersebut bisa dimanfaatkan untuk menyalurkan hobi para remaja atau tempat berkumpul para komunitas dari hobi tersebut. Komunitas komunitas dan remaja tersebut yang menjadi pasar potensial untuk bisnis apparel. Jarak yang dekat antara ibu kota Jakarta dengan ketiga wilayah tersebut juga memengaruhi bisnis ini. Jarak yang tidak jauh membuat arus informasi, perkembangan teknologi dan perkembangan pasar bisa didapat dan dirasa dengan cepat. Keberadaan tempat jual beli bahan baku yang mudah dijangkau seperti Tanah Abang Bukit ex Auri yang berada di Jakarta Pusat dan Pasar Cipadu yang berada di Kota Tangerang adalah salah satu faktor penunjang yang penting dalam bisnis apparel. Intensitas sesorang dalam membeli pakaian menjadi salah satu faktor penting untuk membuka bisnis apparel. Kebutuhan akan jenis pakaian yang paling sering digunakan atau dibeli pada periode tertentu juga menjadi faktor penting dalam bisnis apparel. Tabel 1.7 Intensitas Pembelian dan Kebutuhan Pakaian Respon Butir Pertanyaan Option Responden Berapakah usia anda? 15-19 12 20-24 >25 36 2 Seberapa sering anda berbelanja pakaian? setiap hari 1 minggu seklai 2-3 minggu sekali 1 bulan sekali 0 0 5 44

7 Butir Pertanyaan Option Respon Responden 1 bulan sekali 1 Pakaian apa yang sering di beli Dimana anda sering membeli pakaian? Kaos/polo Kemeja Jaket Celana Departement store Factory outlet/toko Online shop 37 11 0 2 15 18 17 Berpa banyak pakaian yang anda beli di setiap pembelian? 1 2 3 >3 Sumber : olahan penulis (2015) 36 11 3 0 Data pada tabel 1.7 bersumber dari kuisioner yang disebar penulis ke 50 responden. Berdasarkan data pada tabel 1.7 responden terbanyak berada pada kategori usia 20-24 tahun dengan 37 responden. Rata rata responden berbelanja pakaian dengan intensitas 1 (satu) bulan sekali. Kaos / polo adalah pakaian yang paling sering dibeli. Berdasarkan data pada tabel 1.7 ketiga pilihan tempat untuk membeli pakaian yaitu departement store, factory outlet / toko dan online shop memiliki respon yang hampir sama, tetapi factory outlet / toko adalah tempat yang paling sering di pilih untuk membeli pakaian. Rata rata 1 (satu) buah pakaian di beli dari setiap pembelian. Tabel 1.7 jika dikaitkan dengan tabel 1.4 memiliki arti jika kategori usia 20-24 tahun yang berjumlah 1.072.917 orang (tabel 1.4) melakukan pembelian pakaian

8 jenis kaos/polo dalam 1 (satu) bulan sekali dengan jumlah pembelian 1 (satu) buah pakaian di setiap pembelian maka dalam 1 (satu) bulan akan ada permintaan (demand) sebanyak 1 (satu) juta pakaian khususnya kaos/polo. Volume produksi yang bisa dicapai dalam jangka waktu 1 (satu) tahun (tabel 1.7) pada tahun 2012 adalah sebanyak 667.863 pakaian artinya perusahaan yang ada hanya bisa memproduksi pakaian dengan jumlah 55.655 pakaian per bulannya. Permintaan yang ada tentu tidak bisa dipenuhi semua oleh perusahaan yang sudah ada. Berdasarkan data-data tersebut artinya industri fashion khususnya industri apparel dan pakaian jadi membutuhkan perusahaan baru untuk memenuhi kebutuhan serta permintaan akan pakaian, artinya terdapat peluang yang besar dalam industri ini. Silk Apparel Indonesia hadir sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri apparel dan pakaian jadi dengan memberikan solusi untuk melengkapi kebutuhan dan keinginan konsumen dalam industri ini. Silk Apparel Indonesia menjamin kualitas yang diinginkan konsumen. Jasa konsultasi yang ada pada Silk Apparel Indonesia akan sangat membantu para konsumen untuk mempertimbangkan, meyakinkan dan menentukan dalam melakukan pemesanan, sehingga konsumen bisa mendapatkan hasil yang baik dan sesuai dengan standar yang dimiliki Silk Apparel Indonesia. Sesuai dengan nama perusahaan yaitu Silk Apparel Indonesia yang memiliki kesan premium karena arti dari silk adalah sutera, dimana sutera adalah salah satu bahan pakaian paling berkualitas dan paling prestige. Nama tersebut diharapkan mendapatkan tempat di benak maupun hati konsumen sebagai perusahaan apparel yang memberikan hasil yang baik. Silk Apparel Indonesia sendiri ingin menjadikan semua hasil produksi memiliki standar kualitas yang tinggi, baik dan sesuai dengan apa yang di inginkan dan di butuhkan konsumen sehingga konsumen merasa puas dengan hasilnya. 1.2 Visi dan Misi Visi Silk Apparel Indonesia : Menjadikan Silk Apparel Indonesia sebagai perusahaan nomor 1 (satu), terpercaya, terbuka/transparan terhadap proses produksi dan dapat memberikan solusi terbaik bagi pelanggannya.

9 Misi Silk Apparel Indonesia : 1. Memberikan hasil yang diinginkan pelanggan. 2. Berkontribusi dalam meningkatkan jumlah produksi pakaian di Indonesia sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen. 3. Meningkatkan kreativitas sehingga dapat melakukan inovasi serta dapat mengembangkan sumber daya manusia.