BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion atau yang dikenal mode dalam bahasa Indonesia secara etimologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Ketiga tahun 2002, mode merupakan bentuk nomina yang bermakna ragam cara atau bentuk terbaru pada suatu waktu tertentu (tata pakaian, potongan rambut, corak hiasan, dan sebagainya). Fashion tidak hanya bergerak pada 1 (satu) jenis industri saja. Berikut adalah beberapa jenis industri yang berhubungan dengang fashion antara lain: 1. Sepatu 2. Textile dan Garment 3. Aksesoris 4. Apparel / Pakaian Jadi. 5. Underware. 6. Tas Tabel 1.1 Jumlah Perusahaan Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki (sepatu) Industri Jumlah Perusahaan (KBLI 2009) (Unit) 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 708 683 673 665 684 671 701 Sumber : bps.go.id Data pada tabel 1.1 menjelaskan banyaknya perusahaan yang mengolah kulit dan alas kaki (sepatu). Fenomena yang ada pada tabel 1.1 adalah dalam 2 tahun terakhir 2013-2014 jumlah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahaan kulit, barang dari kulit dan alas kaki bertambah. 1
2 Tabel 1.2 Jumlah perusahaan Tekstil dan Pakaian jadi Industri Jumlah Perusahaan (KBLI 2009) (Unit) 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Tekstil 2450 2366 2333 2251 2246 2287 2304 Pakaian Jadi 2604 2395 2242 2222 2248 2075 2034 Sumber : bps.go.id Data pada tabel 1.2 menjelaskan banyaknya perusahaan tekstil dan pakaian jadi. Terjadi penurunan jumlah perusahaan tekstil dari 2008 hingga tahun 2012. Kemungkinan yang terjadi adalah akibat adanya krisis ekonomi di tahun 2008. Mulai dari tahun 2012 hingga 2014 jumlah perusahaan tekstil kembali meningkat. Lain dengan perusahaan tekstil, yang terjadi dengan perusahaan pakaian jadi adalah penurunan jumlah perusahaan dari tahun 2008 hingga 2014. Tabel 1.3 Kinerja Industri Pakaian Jadi Tahun 2010 Jenis Industri Pakaian jadi dari tekstil Pakaian jadi lainnya dari tekstil Unit Usaha Tenaga Kerja (Orang) Nilai Produksi (Ribuan Rp) Nilai Output (Ribuan Rp) Biaya Input (Ribuan Rp) Nilai Tambah Bruto (Ribuan Rp) 1.845 461.474 41.198.027.257 58.175.173.885 29.458.066.535 28.717.107.350 92 12.370 955.852.593 1.427.776.127 791.696.758 636.079.369 Sumber : kemenperin.go.id Data pada tabel 1.4 menjelaskan besarnya industri pakaian jadi, hal tersebut di buktikan dengan nilai produksi yang mencapai Rp 41 miliar pada tahun 2010. Data pada tabel 1.1 hingga tabel 1.3 menjelaskan banyaknya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang fashion dan memperlihatkan kinerja industrinya. Data pada tabel 1.1 hingga tabel 1.3 adalah bukti bahwa industri fashion terus mengalami perubahan baik itu berupa perkembangan atau pertumbuhan industri dan kinerjanya maupun penurunan jumlah industri dan kinerjanya. Terlepas dari jumlah dan kinerja, industri fashion juga memiliki peminat. Minat orang terhadap dunia
3 fashion juga mengalami perkembangan. Hal tersebut bisa dinyatakan berdasarkan data yang di berikan oleh Kementerian Perdagangan Indonesia ( Kemendag ) yaitu minat pengunjung pada fashion show : Jakarta Fashion Week yang mencapai 34.090 orang pada tahun 2013 dan itu mengalami peningkatan sekitar 17% dari tahun sebelumnya yang artinya fashion akan terus mendapatkan peminat di setiap tahunnya. Salah satu industri fashion yang peluang dan pasarnya besar di Indonesia adalah apparel atau yang biasa dikenal dengan industri pakaian jadi dengan lingkup produksi yang lebih kecil (mikro) dan menengah tetapi tidak sebesar produksi yang ada pada garment. Apparel memiliki peluang dan pasar yang besar karena lingkupnya yang lebih dekat dengan masyarakat. Bisnis apparel telah menjadi bisnis yang populer khususnya di Indonesia. Bahkan bisnis tersebut telah dipercayai oleh investor dari luar Indonesia. Pangsa pasar yang besar serta diiringi oleh pertumbuhan penduduk suatu daerah yang baik memungkinkan bisnis ini memiliki peluang. Tabel 1.4 Pertumbuhan Menurut Kelompok Umur Wilayah Banten 2008 2010 2011 2012 2013 15-19 937.497 1.019.215 1.047.267 1.064.366 1.052.385 20-24 928.496 1.029.916 1.063.577 1.058.244 1.072.917 25-29 899.149 1.075.461 1.081.708 1.092.488 1.079.111 Jumlah 2.765.142 3.124.592 3.192.552 3.215.098 3.204.413 Sumber : bps.go.id Ketiga kategori usia pada tabel 1.4 memiliki angka pertumbuhan yang baik khususnya di wilayah Banten walaupun data tersebut bersifat fluktuatif tetapi dengan selisih yang kecil. Angka pertumbuhan yang mencapai 3.204.413 orang di tiga kategori usia pada tabel 1.4 di tahun 2013 merupakan pangsa pasar yang akan dicapai dalam bisnis apparel di wilayah Banten.
4 Tabel 1.5 Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Banten Kabupaten/Kota Laju 2011 2012 2013 2014 Kab Pandeglang 0.84 0.77 0.86 0.46 Kab Lebak 1.13 1.05 0.98 0.91 Kab Tangerang 3.54 3.47 3.34 3.39 Kab Serang 1.06 0.98 0.92 0.84 Kota Tangerang 2.66 2.59 2.51 2.43 Kota Cilegon 1.99 1.90 1.82 1.76 Kota Serang 2.20 2.14 2.06 1.99 Kota Tangerang Selatan 3.67 3.59 3.51 3.44 Provinsi Banten 2.39 2.33 2.27 2.20 Sumber : bps.go.id Data pada tabel 1.5 menyatakan bahwa 3 wilayah di provinsi Banten yaitu Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan memiliki potensi pertumbuhan yang terbesar di wilayah Banten. Data pada tabel 1.6 memiliki arti di wilayah Banten seiring terus bertumbuhnya penduduk maka akan diikuti oleh peningkatan aktivitas baik itu aktivitas secara formal seperti bekerja, sekolah dan kuliah maupun secara non formal seperti kegiatan pada komunitas dan sebagainya. Menurut data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Industri Besar dan Sedang (IBS) di wilayah Banten pada triwulan II tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 1,15 % dari sebelumnya. Dari kenaikan tersebut industri pakaian jadi tumbuh sebesar 15,8% serta industri tekstil tumbuh sebesar 6,35%. Data yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut memiliki arti bahwa terdapat potensi dalam industri ini khususnya di wilayah Banten. Hal tersebut dibuktikan dengan data pertumbuhan penduduk dan data peningkatan Industri Besar dan Sedang (IBS) khususnya pakaian jadi dan tekstil yang mengalami peningkatan.
5 Tabel 1. 6 Perkembangan Industri Pakaian Jadi Sumber : BKPM,BPS, Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Direktorat Industri Tekstil dan Aneka Data pada tabel 1.6 menyatakan angka perkembangan industri pakaian jadi dari tahun 2008-2012. Dari data tersebut dapat terlihat gap antara pertumbuhan penduduk yang tumbuh hingga 3% sementara industri pakaian jadi hanya tumbuh sekitar 1 %. Gap yang ada memungkinkan perusahaan yang bergerak di bidang ini tidak bisa memenuhi permintaan dalam industri ini. Berdasarkan hal tersebut memiliki arti terdapat peluang untuk membuat bisnis ini guna memenuhi permintaan akan kebutuhan pakaian khususnya di wilayah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan yang sedang mengalami perkembangan sehingga memiliki potensi yang baik dalam melakukan bisnis ini. Ketiga wilayah tersebut terdapat perusahaan-perusahaan besar yang berdiri maupun yang baru saja membuka kantor barunya, seperti Lippo Group yang berada di Karawaci, CIMB Niaga yang berada di Karawaci dan Alam Sutera dan Telkom Indonesia berada di BSD. Perusahaan-perusahaan tersebut secara tidak langsung bisa memengaruhi perkembangan bisnis apparel karena perusahaan tersebut memiliki karyawan yang banyak dan perusahaan tersebut menggunakan seragam dalam melakukan pekerjaan. Penggunaan seragam akan menjadi pasar potensial untuk bisnis apparel karena perusahaan tersebut akan mencari perusahaan yang bergerak di
6 bidang apparel untuk memproduksikan seragam tersebut. Tidak hanya perusahaan besar yang berdiri di ketiga wilayah tersebut, tetapi di Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan memiliki beberapa ruang publik seperti taman, skatepark, alun-alun dan juga memiliki beberapa tempat berkumpul remaja seperti kafe, restoran dan lapangan futsal. Tempat tempat tersebut bisa dimanfaatkan untuk menyalurkan hobi para remaja atau tempat berkumpul para komunitas dari hobi tersebut. Komunitas komunitas dan remaja tersebut yang menjadi pasar potensial untuk bisnis apparel. Jarak yang dekat antara ibu kota Jakarta dengan ketiga wilayah tersebut juga memengaruhi bisnis ini. Jarak yang tidak jauh membuat arus informasi, perkembangan teknologi dan perkembangan pasar bisa didapat dan dirasa dengan cepat. Keberadaan tempat jual beli bahan baku yang mudah dijangkau seperti Tanah Abang Bukit ex Auri yang berada di Jakarta Pusat dan Pasar Cipadu yang berada di Kota Tangerang adalah salah satu faktor penunjang yang penting dalam bisnis apparel. Intensitas sesorang dalam membeli pakaian menjadi salah satu faktor penting untuk membuka bisnis apparel. Kebutuhan akan jenis pakaian yang paling sering digunakan atau dibeli pada periode tertentu juga menjadi faktor penting dalam bisnis apparel. Tabel 1.7 Intensitas Pembelian dan Kebutuhan Pakaian Respon Butir Pertanyaan Option Responden Berapakah usia anda? 15-19 12 20-24 >25 36 2 Seberapa sering anda berbelanja pakaian? setiap hari 1 minggu seklai 2-3 minggu sekali 1 bulan sekali 0 0 5 44
7 Butir Pertanyaan Option Respon Responden 1 bulan sekali 1 Pakaian apa yang sering di beli Dimana anda sering membeli pakaian? Kaos/polo Kemeja Jaket Celana Departement store Factory outlet/toko Online shop 37 11 0 2 15 18 17 Berpa banyak pakaian yang anda beli di setiap pembelian? 1 2 3 >3 Sumber : olahan penulis (2015) 36 11 3 0 Data pada tabel 1.7 bersumber dari kuisioner yang disebar penulis ke 50 responden. Berdasarkan data pada tabel 1.7 responden terbanyak berada pada kategori usia 20-24 tahun dengan 37 responden. Rata rata responden berbelanja pakaian dengan intensitas 1 (satu) bulan sekali. Kaos / polo adalah pakaian yang paling sering dibeli. Berdasarkan data pada tabel 1.7 ketiga pilihan tempat untuk membeli pakaian yaitu departement store, factory outlet / toko dan online shop memiliki respon yang hampir sama, tetapi factory outlet / toko adalah tempat yang paling sering di pilih untuk membeli pakaian. Rata rata 1 (satu) buah pakaian di beli dari setiap pembelian. Tabel 1.7 jika dikaitkan dengan tabel 1.4 memiliki arti jika kategori usia 20-24 tahun yang berjumlah 1.072.917 orang (tabel 1.4) melakukan pembelian pakaian
8 jenis kaos/polo dalam 1 (satu) bulan sekali dengan jumlah pembelian 1 (satu) buah pakaian di setiap pembelian maka dalam 1 (satu) bulan akan ada permintaan (demand) sebanyak 1 (satu) juta pakaian khususnya kaos/polo. Volume produksi yang bisa dicapai dalam jangka waktu 1 (satu) tahun (tabel 1.7) pada tahun 2012 adalah sebanyak 667.863 pakaian artinya perusahaan yang ada hanya bisa memproduksi pakaian dengan jumlah 55.655 pakaian per bulannya. Permintaan yang ada tentu tidak bisa dipenuhi semua oleh perusahaan yang sudah ada. Berdasarkan data-data tersebut artinya industri fashion khususnya industri apparel dan pakaian jadi membutuhkan perusahaan baru untuk memenuhi kebutuhan serta permintaan akan pakaian, artinya terdapat peluang yang besar dalam industri ini. Silk Apparel Indonesia hadir sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri apparel dan pakaian jadi dengan memberikan solusi untuk melengkapi kebutuhan dan keinginan konsumen dalam industri ini. Silk Apparel Indonesia menjamin kualitas yang diinginkan konsumen. Jasa konsultasi yang ada pada Silk Apparel Indonesia akan sangat membantu para konsumen untuk mempertimbangkan, meyakinkan dan menentukan dalam melakukan pemesanan, sehingga konsumen bisa mendapatkan hasil yang baik dan sesuai dengan standar yang dimiliki Silk Apparel Indonesia. Sesuai dengan nama perusahaan yaitu Silk Apparel Indonesia yang memiliki kesan premium karena arti dari silk adalah sutera, dimana sutera adalah salah satu bahan pakaian paling berkualitas dan paling prestige. Nama tersebut diharapkan mendapatkan tempat di benak maupun hati konsumen sebagai perusahaan apparel yang memberikan hasil yang baik. Silk Apparel Indonesia sendiri ingin menjadikan semua hasil produksi memiliki standar kualitas yang tinggi, baik dan sesuai dengan apa yang di inginkan dan di butuhkan konsumen sehingga konsumen merasa puas dengan hasilnya. 1.2 Visi dan Misi Visi Silk Apparel Indonesia : Menjadikan Silk Apparel Indonesia sebagai perusahaan nomor 1 (satu), terpercaya, terbuka/transparan terhadap proses produksi dan dapat memberikan solusi terbaik bagi pelanggannya.
9 Misi Silk Apparel Indonesia : 1. Memberikan hasil yang diinginkan pelanggan. 2. Berkontribusi dalam meningkatkan jumlah produksi pakaian di Indonesia sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen. 3. Meningkatkan kreativitas sehingga dapat melakukan inovasi serta dapat mengembangkan sumber daya manusia.