BAB I PENDAHULUAN. salah satu isu utama dalam hubungan internasional. Persoalan ini menjadi sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adalah kawasan yang memiliki jumlah perang sipil yang cukup banyak. Bahkan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERAN DARI UNITED NATIONS DEVELOPMENT PROGRAMME (UNDP) DALAM MENANGGULANGI KEMISKINAN ETNIS TAMIL DI SRI LANKA

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dingin menyebabkan munculnya perubahan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peacebuilding. Tulisan-tulisan terebut antara lain Aid, Conflict, and Peacebuilding

2015 DAMPAK SINHALA ONLY ACT SOLOMON BANDARANAIKE TERHADAP ETNIS TAMIL DI CEYLON

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi

KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME. Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III DINAMIKA KONDISI PARIWISATA SRI LANKA

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara

BAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut.

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu di daerah Preah Vihear yang terletak di Pegunungan Dangrek. Di

Kemiskinan sangat identik dengan beberapa variabel berikut ini:

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG MAJELIS UMUM KE-58 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA. New York, 23 September 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1 Apriliyah S. Napitupulu, Pengaruh Indikator Komposit Indeks

BAB V KESIMPULAN. Internasional yang bergerak untuk tujuan kemanusiaan. Pertama kali didirikan untuk

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

Telah terjadi penembakan terhadap delapan TNI dan empat warga oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Bagaimana tanggapan Anda terkait hal ini?

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai tinjauan pustaka dalam penelitian ini. Tulisan ilmiah tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2003, telah diterbitkan sebuah komisi independen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

PENOLAKAN SRI LANKA TERHADAP RESOLUSI UNHRC A/HRC/19/2 TAHUN 2012PASCA KONFLIK ETNIS 2009

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan berbagai masalah di daerah. Hasil dari sumber daya alam yang

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Zaman globalisasi saat ini pembangunan nasional sudah semakin

BAB II ISU IMIGRAN ILEGAL DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama,

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak pernah dijajah. Meskipun demikian, negara ini tidak luput dari

variable yang nyata di dalam tubuh SAARC. India sebagai pivotal power di kawasan memang sudah melakukan beberapa upaya untuk mendukung integrasi

BAB V KESIMPULAN. Tenggara, yakni Association South East Asian Nations atau yang dikenal

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

BAB I PENDAHULUAN. media visual yang bekerja dengan gambar-gambar, simbol-simbol, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

I. PENDAHULUAN. belum bisa diwujudkan dalam setiap rezim pemerintahan. Isu pembangunan

Kebangkitan ekonomi Korea Selatan tidak dicapai dengan mudah karena melalui proses yang panjang dan berliku. Dari proses yang panjang tersebut,

There are no translations available.

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

BAB IV GAMBARAN UMUM. menjadi dua bagian utama, yaitu Jawa Timur dataran dengan. seluruh luas wilayah Provinsi Jawa Timur dan 10% merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Versi ke 3 akan diluncurkan tahun 2013

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki fokus dan kepedulian pada bidang-bidang kemanusiaan. Didirikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV terdapat salah satu tujuan negara

ISU-ISU TERKINI ASEAN. Dewi Triwahyuni

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Masalah kemiskinan telah menyebabkan masalah lain muncul, salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RELASI TINGKAT KONFLIK DAN KEMISKINAN DI ASIA SELATAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kornblurn dalam Susan, mengatakan bahwa konflik menjadi fenomena yang

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si

LATAR BELAKANG, PROSES, DARI KONFLIK ANTARA INDIA DENGAN PAKISTAN SEMPAI SAAT INI. Oleh: Yasir M Hadi

BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL.

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi manusia selalu menjadi tema sentral dalam setiap program

BAB I PENDAHULUAN. (disparity) terjadi pada aspek pendapatan, spasial dan sektoral. Golongan kaya

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tuhana Andrianto, Mengapa Papua Bergolak, (Yogyakarta: Gama Global Media, 2001), Hlm

BAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah, bila

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman kebutuhan kelompok dan individu masyarakat, tak terkecuali


besar-besaran di Sri Lanka menimbulkan ketidaksukaan bagi Sinhala karena Tamil banyak mengisi lapangan pekerjaan di Sri Lanka. 4 Gambar 1.1 Persebaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. rotan yang terdapat di Dunia, yang terdiri dari 9 genus. Negara berkembang lainnya, Indonesia hanya mampu mengekspor bahan mentah

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan daerah lain di pulau Jawa yang merupakan pusat dari pembangunan

Jurnal Imiah PENETAPAN PROVINSI GORONTALO SEBAGAI TEMPAT PELAKSANAAN PROGRAM ART GOLD UNITED NATIONS DEVELOPMENT PROGRAMME (UNDP) PADA TAHUN

Indeks Keamanan Manusia Indonesia (IKMI) Dimensi, Variabel, dan Indikator

BAB I PENDAHULUAN. Diskriminasi gender yang terjadi di Sri Lanka bukanlah hal yang baru, namun

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN PENANGANAN KONFLIK 1

BAB I PENDAHULUAN. digencarkan Amerika Serikat. Begitupula konflik yang terjadi di Asia

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK HORIZONTAL DI KALIMANTAN BARAT. Alwan Hadiyanto Dosen Tetap Program Studi Ilmu Hukum UNRIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

Sambutan Presiden RI pd Kunker ke PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, di Citeurep, tgl.28 Apr 2014 Senin, 28 April 2014

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERTEMUAN I DEVELOPING COUNTRY: KONSEP & KONTROVERSI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persoalan peace building atau pembangunan damai pasca konflik menjadi salah satu isu utama dalam hubungan internasional. Persoalan ini menjadi sangat signifikan dikarenakan peace building dianggap sebagai sebuah metode untuk mengatasi dampak buruk dari suatu konflik. Meskipun pasca berakhirnya perang dingin terjadi penurunan kuantitas interstate conflict, hal tersebut tidak serta merta membuat dunia menjadi lebih damai (UNDP, 2002). Justru pasca berakhirnya perang dingin muncul fenomena konflik baru yang dikenal dengan sebutan intrastate conflict. Data menunjukkan dari tahun 1989-2007 jumlah konflik mencapai 63 kasus, dari jumlah tersebut 54 kasus merupakan intrastate conflict dan hanya 9 kasus yang tergolong interstate conflict (Dzuverovic, 2012). Banyaknya kasus intrastate conflict lebih disebabkan karena mudahnya sentimen primordial untuk disulut. Sentimen primordial yang biasanya menyulut intrastate conflict seperti persoalan agama, etnis, dan budaya. Sentimen primordial tersebut disulut dengan cara membangkitkan ethnic sentiment terhadap kelompok lain. Pada banyak kasus, intrastate conflict cenderung melibatkan relasi antara kelompok mayoritas dengan kelompok minoritas, sehingga tidak mengherankan intrastate conflict identik dengan minority separatism (Cook, 2003). Temuan dari Brian Bearly (2008) menyebutkan bahwa Asia merupakan benua dengan jumlah kelompok separatis terbanyak yaitu 22 kelompok separatis. Banyaknya jumlah separatisme

2 tentu menimbulkan beragam dampak sosial. Guna mengurangi dampak sosial pasca konflik PBB telah banyak mengirim misi perdamaian. Tercatat telah ada 19 misi peace building yang dilakukan oleh PBB ke negara-negara post-conflict selama selang waktu 1989-2004 (Zurcher, 2013). Salah satu negara post-conflict yang pernah menjalani misi peace building adalah Sri Lanka. Gambar 1.1. Peta Sri Lanka (Sumber: http://www.ephotopix.com) Sri Lanka adalah sebuah negara pulau yang terletak di sebelah selatan India. Negara ini memiliki dua etnis besar yaitu etnis Sinhala dan Tamil (Swearer, 1991). Mayoritas etnis Sinhala adalah penganut Agama Buddha Theravada dan etnis Tamil mayoritas menganut Agama Hindu (Cheetham, Pratt, dan Thomas, 2013). Etnis Sinhala adalah etnis yang memegang kendali atas pemerintahan Sri Lanka yang berpusat di Kolombo, sementara etnis Tamil mayoritas mendiami Provinsi Utara dan Timur Sri Lanka. Semenjak Sri Lanka merdeka dari Inggris tahun 1948, Pemerintah Sri Lanka banyak menerapkan kebijakan diskriminatif terhadap etnis Tamil (Wilson, 2000). Kebijakan diskriminatif yang diterapkan oleh Pemerintah Sri Lanka inilah yang pada akhirnya memicu konflik dengan etnis Tamil.

3 Kebijakan diskriminatif yang dinilai menjadi awal mula perpecahan antara etnis Tamil dengan etnis Sinhala adalah diberlakukannya Sinhala Only Act (Penggunaan Bahasa Sinhala) yang dikeluarkan oleh Pemerintahan Solomon Bandarnaike tahun 1956 (Sukarjaputra, 2010). Kebijakan itu disusul dengan kebijakan lainnya seperti pelarangan penggunaan Bahasa Tamil, dihilangkannya kewarganegaraan sebagian besar orang-orang Tamil, dan pelarangan buku dan film yang berbahasa Tamil. Hal tersebut mengakibatkan kemarahan orang-orang Tamil yang berujung pada terbentuknya aksi-aksi solidaritas yang dilakukan warga Tamil guna melawan Pemerintah Sri Lanka. Aksi-aksi solidaritas ini akhirnya berkembang dan berubah menjadi aksi yang lebih teroganisir dalam bentuk-bentuk kelompok militan. Puncaknya terjadi pada tahun 1976 dengan terbentuk organisasi yang bernama Macan Pembebasan Tamil Eelam/Liberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE) atau yang lebih dikenal di dunia internasional dengan sebutan Macan Tamil (Tamil Tigers). Tujuan didirikannya Macan Tamil adalah untuk membentuk negara merdeka di Provinsi Utara dan Timur Sri Lanka (Sukarjaputra, 2010). Dalam mewujudkan tujuannya itu, Macan Tamil melakukan beragam aksi, mulai dari bom bunuh diri, penyanderaan, hingga konflik terbuka dengan tentara Pemerintah Sri Lanka. Beragam upaya damai telah dilakukan untuk mengakhiri konflik ini. Namun, semua upaya yang dilakukan selalu berakhir dengan jalan buntu. Pada tahun 2009, tentara Sri Lanka memutuskan untuk melakukan serangan besarbesaran ke markas Macan Tamil yang berpusat di wilayah Hutan Mullaitivitu. Hasilnya pimpinan Macan Tamil, Velupillai Prabhakaran tewas dalam operasi

4 tersebut (Sukarjaputra, 2010). Tewasnya Prabhakaran merupakan sebuah akhir dari konflik panjang yang berlangsung selama kurang lebih 30 tahun antara Macan Tamil dan Pemerintah Sri Lanka. Pasca berakhirnya konflik bersenjata di Sri Lanka, dampak sosial saat konflik tidak serta merta hilang. Salah satu persoalan yang mendapat sorotan adalah masalah kemiskinan dikalangan etnis Tamil yang mayoritas bermukim di wilayah Provinsi Utara dan Timur Sri Lanka. Data dari Remnant dan Cader (2008) menunjukkan pendapatan rumah tangga rata-rata per bulan pada tahun 2002 untuk Provinsi Utara dan Timur adalah Rs. 8.155 (US$ 2,04/hari) dan Rs. 7.640 (US$ 1,91/hari), sangat jauh dari rata-rata pendapatan nasional yang mencapai Rs. 12.803 per bulan (US$ 3,20/hari). Lima puluh persen rumah tangga di Provinsi Utara dan Timur menerima kurang dari Rs. 5.858 per bulan (US$ 1,46/hari) dan Rs. 5 500 per bulan (US$ 1,37). Guna mengatasi persoalan kemiskinan tersebut, banyak lembaga internasional yang fokus pada program peace building berdiri di Sri Lanka. Salah satu lembaga yang melakukan program peace building di Sri Lanka adalah United Nations Development Programme (UNDP). UNDP merupakan salah satu badan PBB yang bermarkas besar di New York, Amerika Serikat. Di Sri Lanka UNDP meluncurkan program socio-economic recovery sebagai bagian dari program transformasi pasca konflik. Sasaran utama dari program socio-economic recovery ini adalah etnis Tamil yang bermukim di wilayah Provinsi Utara dan Timur Sri Lanka. Etnis Tamil yang mayoritas bermukim di wilayah tersebut memiliki tingkat

5 perekonomian yang jauh lebih rendah daripada etnis Sinhala. Jika kesenjangan sosial antara etnis Tamil dan Sinhala dibiarkan, maka bukan tidak mungkin konflik yang sama dapat muncul lagi. Maka peran dari UNDP dalam hal ini sangat penting mengingat menjadi salah satu sarana dalam mewujudkan terjadinya positive peace (keadaan dimana keadilan, dialog dan kerjasama terjadi). Selama program ini dilaksanakan dari tahun 2008-2012 banyak kemajuan yang telah dicapai. Kemajuan-kemajuan tersebut antara lain, seperti dibangunnya beragam infrastuktur-infrastruktur dasar dan penyaluran kredit usaha guna membantu penduduk Tamil yang miskin. Usaha-usaha yang dilakukan oleh UNDP membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh terkait dengan peran yang dilakukannya dalam proses penanggulangan kemiskinan pasca konflik di wilayah Provinsi Utara dan Timur Sri Lanka. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana peran dari United Nations Development Programme (UNDP) dalam menanggulangi kemiskinan etnis Tamil di Sri Lanka sebagai bagian dari program peace building? 1.3. Batasan Masalah Fokus dari penelitian ini adalah penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh UNDP. Lokasi dalam penelitian ini adalah Provinsi Utara dan Timur Sri Lanka. Dipilihnya kedua wilayah ini selain dikarenakan populasi etnis

6 Tamil paling besar berada di wilayah ini, juga dikarenakan penduduk di kedua wilayah inilah yang paling parah terkena dampak konflik. Jangka waktu dalam penelitian ini adalah (5 tahun) dari tahun 2008-2012. Jangka waktu ini dipilih karena UNDP Country Programme Action Plan (CPAP) yang merupakan pogram socio economic-recovery juga berlangsung pada tahun ini. 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran yang dilakukan oleh UNDP dalam menanggulangi kemiskinan etnis Tamil di Sri Lanka. Pelaksanaan dari program pengentasan kemiskinan tersebut dikaitkan dengan aspek peace building. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah bertambahnya pengetahuan, khususnya mengenai masalah konflik etnis, peace building, penanggulangan kemiskinan, dan intergovernmental organization. 1.5.2. Manfaat praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai media informasi dan pertimbangan ilmiah bagi pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya pihak-pihak yang tengah berupaya dalam melakukan program peace building di Sri Lanka.

7 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam laporan penelitian ini terdiri dari lima bab, adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: Bab 1: Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2: Dalam bab ini penulis akan menjelaskan tinjauan pustaka, kerangka konsep, dan teori yang digunakan untuk menganalisis masalah yang ada. BAB 3: Dalam bab ini penulis akan menjelaskan metodologi yang dipakai dalam penelitian ini. Penelitian ini dari 6 sub-bab yaitu jenis penelitian, sumber data, unit analisis, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian data. BAB 4: Dalam bab ini penulis akan menguraikan gambaran umum terkait penelitian yang dilakukan dan menjelaskan hasil temuan dan analisis. Gambaran umum dalam penelitian ini ada dua yaitu kemiskinan di Provinsi Utara dan Timur Sri Lanka dan faktor-faktor yang memicu kemiskinan tersebut. Sementara itu, dalam sub bab hasil temuan dan analisis penulis akan mendeskripsikan tentang peran-peran yang telah dilakukan oleh UNDP dalam menanggulangi kemiskinan etnis Tamil di Provinsi Utara dan Timur Sri Lanka. BAB 5: Dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran.