KONTROVERSI UJI ASUMSI DALAM STATISTIK PARAMETRIK

dokumen-dokumen yang mirip
SILABUS MATA KULIAH S T A T I S T I K A

PERLUKAH UJI ASUMSI STATISTIK DILAKUKAN?

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGUJIAN HIPOTESIS NIHIL: UJI SIGNIFIKANSI DAN INTERVAL KEPERCAYAAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang

STATISTIKA TERAPAN (PS603)

Kontrak Kuliah Metode Statistika 2

Fakultas Psikologi UGM. Wahyu Widhiarso [UJI LINIERITAS HUBUNGAN] Manuskrip tidak dipublikasikan, Tahun 2010

BAB III METODE PENELITIAN. Fokus penelitian ini adalah Pengaruh Model Pembelajaran CORE

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA BANKING SCHOOL KONTRAK PERKULIAHAN

EFISIENSI ESTIMASI SCALE (S) TERHADAP ESTIMASI LEAST TRIMMED SQUARES (LTS) PADA PRODUKSI PADI DI PROVINSI JAWA TENGAH

UJI ASUMSI KLASIK (Uji Normalitas)

BAB III METODE PENELITIAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STATISTIKA DASAR (3 SKS) KODE MATA KULIAH : MT308

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel. Sampling Jenuh, yaitu teknik Sampling yang semua anggota populasi

Teknik Analisis Data dengan Statistik Parametrik

SIMULASI DAMPAK MULTIKOLINEARITAS PADA KONDISI PENYIMPANGAN ASUMSI NORMALITAS

BAB III METODE PENELITIAN. pihak lain. Sumber data diperoleh dari Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Adem Ayem dan Restoran Solo Bristo. Sampel dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Ex post facto

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

ISU UJI ASUMSI. Sutrisno Hadi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar dapat terselesaikan secara terarah sesuai dengan permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-

Asumsi-asumsi dalam Inferensi Statistika

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Statistik Parametrik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, artinya penelitian digunakan untuk meneliti suatu fenomena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

SIGNIFIKAN ATAU SANGAT SIGNIFIKAN? Saifuddin Azwar. Beberapa waktu yang lalu, salah seorang partisan dalam mailgroup dosen

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah asosiatif. Pendekatan kuantitatif menurut Sugiyono (2010:8)

BAB III METODE PENELITIAN

Statistik Non Parameter

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. industri, dan efektivitas praktek kerja industri. Ketiga variabel tersebut

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian merupakan sesuatu target atau sasaran untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menentukan desain penelitian maka hal tersebut sangatlah

1. PENDAHULUAN PADA PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk ke dalam jenis penelitian hypothesis testing karena tujuan dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data, (6) uji instrumen, (7) teknik analisis data dan pengujian hipotesis. yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

STATISTIKA DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN. Oleh Abdul Rahim

Metode Penelitian Bisnis

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DATA KUANTITATIF

2 SKS. Oleh ; N. Setyaningsih

BAB III METODE PENELITIAN. Bekasi International Industrial Estate Blok C8 No.12-12A Desa Cibatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Bulan Desember Subjek penelitian adalah pasien atau pengantar pasien

ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI

STUDI DESKRIPTIF EFFECT SIZE PENELITIAN-PENELITIAN DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam suatu penelitian. Menurut Kerlinger variabel sebagai sebuah konsep.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian meliputi prosedur dan cara melakukan pengolahan data

STATISTIK DESKRIPTIF DAN STATISTIK INFERENSIAL

PERBANDINGAN METODE COEFFICIENT OF DETERMINATION RATIO DAN REGRESI DIAGNOSTIK DALAM MENDETEKSI OUTLIER PADA ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

Pengantar Statistik Inferensial

BAB 3 METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil yang memuaskan sesuai dengan tujuan dan

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS)

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif verifikatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. a. Di mulai dengan perumusan masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SILABUS. URAIAN MATERI PEMBELAJARAN Estimasi parameter: 1. Pengenalan pendugaan titik (estimasi point) pada pendugaan selang (estimasi interval)

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Mengapa Kita Perlu Melakukan Sampling?

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi,

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenis penelitian diatas, tipe penelitian ini adalah penelitian asosiatif.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

18 KONTROVERSI UJI ASUMSI DALAM STATISTIK PARAMETRIK Asmadi Alsa Berdasar ada-tidaknya asumsi yang mendasari suatu uji statistik, terdapat dua jenis statistik inferensial, yaitu statistik parametrik dan statistik non-parametrik. Statistik non-parametrik atau statistik bebas sebaran (distribution free) sekalipun mudah untuk dimengerti dan relatif sederhana perhitungannya, namun ia memiliki test-power yang rendah. Hal ini terjadi karena statistik non-parametrik selain tidak menggunakan asumsi-asumsi yang mendasari, juga hanya dirancang untuk data nominal dan ordinal, yang diketahui tingkat kecermatannya lebih rendah dibandingkan data interval dan rasio. Harap dicatat bahwa apabila alat pengumpul data dalam penelitian dapat memperoleh data yang gejalanya interval atau rasio, jangan mengubah atau mengkonversikan data tersebut menjadi data nominal atau ordinal, karena hal itu akan menurunkan kecermatan kesimpulannya. Namun sebagai konsekuensinya peneliti harus menggunakan analisis data melalui statistik parametrik, yang didasari oleh asumsi-asumsi tertentu. Sehingga persoalan yang dapat muncul kemudian adalah, bagaimana kalau asumsi-asumsi tersebut tidak dapat dipenuhi atau dilanggar? ASUMSI-ASUMSI UJI STATISTIK PARAMETRIK A. Asumsi-Asumsi Analisis Varians Hinkle, dkk (1979) mengemukakan asumsi-asumsi yang mendasari teknik analisis varians adalah: (1) Sampel-sampelnya diambil secara random dari masing-masing populasinya, (2) Variabel dependennya bergejala rasio atau paling tidak bergejala interval, (3) Populasi-populasi darimana sampel-sampel diambil berdistribusi normal. (4) Varians kelompok-kelompok sampel adalah equal atau homogin.

19 Minium dan Clarke (1982) menyebutkan asumsi-asumsi yang mendasari pemakaian analisis varians adalah: (1) Masing-masing populasi darimana sampel-sampel diambil berdistribusi normal, dan (2) Varians dari kelompok-kelompok sampel yang dibandingkan adalah sama atau homogen. Asumsi penggunaan teknik analisis variansi menurut Hadi (1994) adalah: (1) Pengambilan sampel dari populasinya dilakukan secara random (2) Distribusi skor variabel dependennya adalah normal (3) Varians antara kelompok-kelompok sampel yang akan diperbandingkan adalah homogen. Dari pendapat-pendapat di atas asumsi normalitas dan varians yang homogen selalu ada, sedangkan asumsi yang lain, yaitu random sampling dan data variabelnya paling tidak interval, tidak selalu ada, yang menurut Kerlinger dan Pedhazur (1973) hal tersebut lebih merupakan persoalan teknis. Asumsi random sampling menyangkut dengan cara bagaimana sampel-sampel itu diambil, sedangkan asumsi pencapaian paling tidak data interval pada variabel dependennya dapat dijumpai dalam definisi operasional. Asumsi normalitas dapat diuji dengan goodness of fit, sedangkan asumsi homogenitas varians dapat diuji dengan menggunakan data sampel dengan melakukan multiple t test. Namun agar pengujiannya tidak berulang-ulang maka yang umum dipakai adalah dengan Bartlett s Test for Homogenity Variance (Kerlinger & Pedhazur, 1973). B. Asumsi-Asumsi Analisis Regresi Ganda Kerlinger dan Pedhazur (1973) menyebutkan asumsi-asumsi yang mendasari teknik analisi regresi adalah: (1) Populasi skor variabel dependen berdistribusi normal pada masing-masing skor variabel independen (tidak ada asumsi normalitas pada variabel independennya). (2) Varians skor variabel dependennya adalah sama atau homogen pada masingmasing skor variabel independen Menurut Hadi (1994) teknik analisis regresi mendasarkan diri pada asumsiasumsi sebagai berikut: (1) Sampel diambil secara random dari populasinya

20 (2) Variabel tergantung dan variabel atau variabel-variabel independennya bersifat continuous (rasio, interval, dan atau ordinal) (3) Variabel dependennya berdistribusi normal (4) Sifat hubungan antara masing-masing variabel independen dengan variabel dependennya adalah linier (5) Antara sesama variabel independen koefisien korelasinya tidak terlalu tinggi (r sebesar atau lebih besar dari 0,080 adalah kolinier) Dari asumsi-asumsi yang dikemukakan dua ahli di atas terdapat satu asumsi yang sama, yaitu normalitas pada variabel dependennya. Asumsi (1) dan (2) yang dikemukakan Hadi dilihat sebagai masalah teknis oleh Kerlinger dan Pedhazur (1973), sedangkan hubungan yang linier antara variabel-variabel independen dan variabel dependen tidak merupakan asumsi menurut Kerlinger dan Pedhazur. Penulis tidak tahu secara pasti kenapa demikian, namun kemungkinan karena Kerlinger dan Pedhazur memandang variabel-variabel independen didalam analisis regresi (ganda), yang sebenarnya bersifat continuous dikategorisasikan dalam kumpulan skor beberapa variabel independen; sehingga asumsi-asumsi yang dikemukakan tidak berbeda dengan asumsi-asumsi yang mendasari analisis varians. Bahkan Kerlinger dan Pedhazur (1973) secara tegas mengatakan bahwa tidak ada asumsi apapun untuk menghitung koefisien korelasi, kecuali asumsi bahwa distribusi satu atau lebih variabel independennya sama dengan variabel dependennya. Dan ini dilakukan apabila penelitian terhadap sampel akan digeneralisasikan pada populasinya. KONSEKUENSI PELANGGARAN ASUMSI Apakah asumsi-asumsi yang mendasari suatu uji statistik parametrik harus dipenuhi sebelum peneliti menggunakan uji statistik yang dimaksud? Konsekuensi apa saja yang dihadapi peneliti apabila satu atau lebih asumsi tidak dipenuhi atau dilanggar? Hinkle, dkk., (1979) mengatakan bahwa asumsi-asumsi tidak perlu diuji kecuali apabila ada kecurigaan bahwa satu atau lebih asumsi tidak terpenuhi. Kalau peneliti meyakini data variabel penelitiannya tidak memenuhi asumsi yang mendasari uji statistik yang akan ia gunakan, tapi ia tidak peduli, maka apa konsekuensinya? Umumnya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi yang mendasari suatu uji statistik, mengakibatkan statemen-statemen probabilitasnya menjadi tidak tepat (Hinkle, dkk., 1979). Katakanlah misalnya hasil uji F diperoleh p=0,05; maka probabilitas kesalahan tipe I secara aktual bisa lebih atau bisa kurang dari 5%, tergantung pada bagaimana asumsi-asumsi itu dilanggar.

21 Glass, dkk (dikutip Hinkle, dkk., 1979) meneliti apa yang terjadi apabila secara sistematik asumsi-asumsi suatu uji statistik dilanggar. Hasil penelitian mereka yang dituangkan dalam artikel berjudul Consequences of Failure to Meet the Assumption Underlying of Analysis of Variance and Covariance adalah sebagai berikut: (1) Apabila populasi-populasi darimana sampel-sampel diambil tidak normal, maka efek kesalahan generalisasinya adalah kecil (2) Apabila variabel dependennya bergejala dikhotomi atau ordinal, efek terhadap statemen probabilitasnya tidak serius, sehingga dapat diabaikan (3) Apabila varians antara kelompok sampelnya berbeda maka peneliti perlu berhatihati dalam menginterpretasi proporsi kesalahan dalam generalisasi. Apabila besarnya sampel tidak sama dan varians yang lebih besar terdapat pada sampel yang lebih besar, maka uji-f nya menjadi konservatif. Artinya apabila dari uji signifikansi diperoleh p=0,05 sebenarnya p aktualnya kurang dari 0,05. Sebaliknya jika varians yang lebih kecil terdapat pada sampel yang lebih besar, maka uji-f menjadi liberal. Jika besarnya sampel sama, maka pengaruh tidak homogennya varians terhadap hasil uji-f adalah kecil. Kleinbaum dan Kupper (1978) mengatakan bahwa didalam uji t dan uji F sekalipun varians antara kelompok sampelnya tidak homogen, asal besarnya sampelsampel tersebut sama, maka uji F tetap sensitif. Senada dengan pendapat tersebut dikemukakan oleh Minium (1970) bahwa heterogenitas varians antara kelompokkelompok sampel tidak berpengaruh pada hasil uji F apabila jumlah subyek masingmasing kelompok sampel adalah besar dan sama. Selanjutnya Minium dan Clarke (1982) mengatakan semakin meningkat besarnya sampel maka sampling distribution of mean mendekati normal bahkan untuk populasi yang tidak normal sekalipun. Akibatnya nilai t yang diperoleh akan menjadi hampir akurat sekalipun populasinya tidak normal apabila besarnya sampel di atas 30 atau 40. Kerlinger dan Pedhazur (1973) mengatakan bahwa peneliti dapat menggunakan analisis varians atau analisis regresi ganda tanpa kecemasan yang berlebihan memikirkan asumsi-asumsinya. Pengabaian terhadap asumsi, terutama kombinasi asumsi-asumsi memang dapat menyimpangkan hasil. Namun peneliti dapat menguji datanya melalui plotting, dan jika asumsi-asumsinya tidak terpenuhi maka dapat ditempuh langkah-langkah alternatif sebagai berikut: (1) menginterpretasi secara hati-hati hasil analisisnya (2) memikirkan kemungkinan transformasi terhadap recalcitrants data. Dengan menggunakan satu atau lebih cara transformasi data yang ada dapat membuat data lebih dapat dipertanggungjawabkan untuk menarik kesimpulan.

22 ROBUST STATISTICS Pengaruh pelanggaran terhadap asumsi-asumsi suatu uji statistik akan berbedabeda sesuai dengan asumsi mana yang dilanggar. Jika hasil suatu prosedur statistik hanya terpengaruh kecil sekalipun ia melakukan pengabaian atau pelanggaran terhadap asumsi yang mendasarinya, maka prosedur itu disebut robust terhadap asumsi tersebut (Hinkle, dkk., 1979). Huber (dalam Wardati, 1998) mengatakan robustness (ketegaran) memiliki arti ketidakpekaan/ketidaksensitifan terhadap penyimpangan-penyimpangan kecil dari asumsi. Robust statistics berkenaan dengan pengembangan prosedur statistik yang tidak mudah terganggu oleh penyimpangan kecil pada asumsi yang mendasarinya, misalnya outlier. Hinkle, dkk. (1979) mengatakan bahwa teknik statistik analisis varians bersifat robust terhadap tidak terpenuhinya asumsi atau pelanggaran asumsi, kecuali pada kasus besarnya sampel dan varians yang tidak sama. Anderson (dikutip Kerlinger dan Pedhazur, 1973) menyebutkan bahwa uji t dan uji F secara meyakinkan telah membuktikan diri sebagai statistik yang strong dan robust. Oleh sebab itu pengabaian terhadap asumsi-asumsi yang mendasari kedua uji statististik tersebut tidak akan berpengaruh banyak terhadap kesimpulan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Hadi, S. & Pamardiyanto, S., 1993. Manual SPS-Paket Midi, Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta. Hinkle, D.E., Wiersma, W., & Jurs, S.G., 1979. Applied Statistics for the Behavioral Sciences. Houghton Mifflin Company. Boston. Kerlinger, F.N. & Pedhazur, E.J., 1973. Multiple Regression Behavioral Research. Holt Rinehart and Winston, Inc. New York. Kleinbaum, D.G. & Kupper, L.L., 1978. Applied Regression Analysis and OtherMultivariable Methods. Duxbury Press. Machasusset. Minium, E.W.,1978. Statistical Reasoning in Psychology and Education. John Wiley & Sons. New York Minium, E.W. & Clarke, R.B., 1982. Elements of Statistical Reasoning. John Wiley & Sons. New York. Wardati, K., 1998. Estimasi-M pada Analisis Regresi Linear Robust. Tesis (Tidak diterbitkan). Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.