I. PENDAHULUAN. daya saing nasional, sedangkan daya saing nasional membutuhkan Perguruan. Perguruan Tinggi Negeri harus memiliki kemandirian.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR : 30/I/KEP/SA/2003. tentang KEBIJAKAN DASAR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, kemampuan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. akademik yang mempunyai fungsi sangat strategis dalam menunjang terlaksananya tri

Bab 4. Visi, Misi, Tata Nilai, Tujuan Strategik, Arah Kebijakan dan Strategi Fakultas Ekonomi Unila

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

VISI MISI BAKAL CALON REKTOR UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO MASA JABATAN TEMA MERETAS KESETARAAN DAN KEBERSAMAAN UNTUK MENGEMBANGKAN UNG

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB

Bandung, 13 Juli 2017

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE

STANDAR PENGABDIAN MASYARAKAT

Topik: : VISI PERTANIAN ABAD 21 (PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI) menjelaskan Visi Pertanian Abad 21

LAPORAN PEMAHAMAN AKADEMIKA TERHADAP VISI DAN MISI INSTITUSI TAHUN AKADEMIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1999 TENTANG PENETAPAN PERGURUAN TINGGI NEGERI SEBAGAI BADAN HUKUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1999 TENTANG PENETAPAN PERGURUAN TINGGI NEGERI SEBAGAI BADAN HUKUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1999 TENTANG PENETAPAN PERGURUAN TINGGI NEGERI SEBAGAI BADAN HUKUM

DRAFT RENCANA STRATEGIS

Membangun Kultur Akademik Perguruan Tinggi Oleh: KHAERUDIN KURNIAWAN

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

Visi Universitas Almuslim: Visi Universitas Almuslim adalah menjadi universitas unggul, professional, dan islami

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1999 TENTANG PENETAPAN PERGURUAN TINGGI NEGERI SEBAGAI BADAN HUKUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya atau

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Jl. Palembang-Prabumulih, km 32 Ogan Ilir Indralaya

I. DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN KOMPONEN A VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) UNIVERSITAS ISLAM MALANG PUSAT PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM MALANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR Nomor : 12/Kpts/SM.140/J.4.5/IV/2013

STMIK MUSIRAWAS Jl. Jendral Besar H.M Soeharto RT.08 Kelurahan Lubuk Kupang Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau DOKUMEN STANDAR

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PROGRAM KERJA FAKULTAS

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bandung, 26 Mei 2016

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

Kebijakan Akademik UGM. Hardyanto Soebono Ketua Senat Akademik UGM

KEBIJAKAN AKADEMIK FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS

PENDIDIKAN PASCASARJANA DALAM PERSPEKTIF PERGURUAN TINGGI RISET

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT

PEMA UNDIKNAS Standar & Borang SPMI Pengelolaan Akademik A3/ D.51

Kebijakan Mutu Internal Unand Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sistem informasi saat ini berperan penting dalam bisnis dan organisasi.

i

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) POLTEKKES KEMENKES SURABAYA PRODI D-III KEPERAWATAN KAMPUS TUBAN

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ABULYATAMA

Standar Pengelolaan Pembelajaran STIKES HARAPAN IBU

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha menunjukkan terjadinya persaingan yang

KEBIJAKAN PEMBINAAN KEMAHASISWAAN

I. PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 154 Tahun 2000

Manual Mutu Pengabdian

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

Universitas Riau. Universitas Riau. KEBIJAKAN Sistem Penjaminan Mutu Internal. KEBIJAKAN Sistem Penjaminan Mutu Internal

WISMA TAMU UNIVERSITAS DIPONEGORO

2 pengaruhnya. Pola baru ini melahirkan penyelenggaraan perguruan tinggi yang mengandalkan pengambilan keputusan berbasis kebijakan strategis, standar

MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG

PROGRAM KERJA BAKAL CALON REKTOR ITS Menuju. Kemandirian, Keunggulan dan Kesejahteraan by : Triwikantoro

Pandangan MGB mengenai Model Masyarakat Akademik dan Sistem Governance ITB

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI 1 Lembar Pengesahan 2 Daftar Distribusi 2 Catatan Perubahan 2

Tabel 2. Tugas Pokok dan Fungsi Generik Unit dan Unit di Undana No Nama. Generik Unit 1 Pimpinan institusi

15. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. No. 258/MPN.A.4/KP Tahun 2011 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Andalas Periode ; 1

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

RENCANA STRATEGIS BISNIS UNIVERSITAS MULAWARMAN TAHUN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...ii. DAFTAR ISTILAH...iii DAFTAR LAMPIRAN...iv

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : / BAP-I/IV/2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. No. 154 Tahun 2000, telah membawa berbagai perubahan bagi keberlanjutan

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1179/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Dosen Universitas Sumatera

KOMISI SUMBERDAYA, PENGEMBANGAN DAN KERJASAMA PERGURUAN TINGGI

Kebijakan Akademik Bidang Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memenuhi tuntutan tersebut. Salah satunya adalah mendidik tenaga-tenaga muda

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

Universitas Respati Yogyakarta. Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta Telp : ; Fax :

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

BAB I PENDAHULUAN. teknologi menjadi permasalahan manajemen dan pengelolaan. Hal tersebut dipicu

TOLOK UKUR DAN TATA CARA PENILAIAN KINERJA MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Maret 2014 Calon Rektor, DR. H. USMAN MOONTI, M.Si. i 2

BAB I PENDAHULUAN. Luas wilayah Provinsi Banten adalah 9.662,92 Km2, dengan pertumbuhan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan di era globalisasi yang semakin tajam yang harus ditunjang daya saing nasional, sedangkan daya saing nasional membutuhkan Perguruan Tinggi Negeri sebagai kekuatan moral dalam proses pembangunan masyarakat madani yang lebih demokratis, dan mampu bersaing secara global. Oleh karena itu untuk mendukung perannya sebagai kekuatan moral yang memiliki kredibilitas, Perguruan Tinggi Negeri harus memiliki kemandirian. Perubahan pada Perguruan Tinggi Negeri yang mengedepankan kemandirian tersebut dipertegas dengan diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 1999 Tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri Sebagai Badan Hukum. Sejalan dengan hal tersebut Amal (2005) menyebutkan bahwa, hak milik yang paling berharga bagi suatu perguruan tinggi adalah kebebasan, otonomi, dan budaya akademik (academic culture). Menurut Brodjonegoro (2005), diperkenalkannya bentuk baru pengelolaan perguruan tinggi yang lebih otonom atau yang disebut dengan BHMN, dianggap sebagai awal diperkenalkannya implementasi good governance dalam bentuk yang lebih baik dikalangan kampus. Sifat otonom dalam konsep ini intinya melibatkan pihak luar untuk ikut memiliki perguruan tinggi tersebut, sekaligus mendorong diangkatnya status sivitas akademik sebagai unsur yang tidak boleh dilupakan dalam pengelolaan kampus. Perguruan tinggi sudah seharusnya menjadi pemrakarsa pratik good governance, karena biasanya unsur kampus sangat aktif menyuarakan praktik tersebut. Terlebih lagi peran perguruan tinggi dalam

pembentukan sumberdaya manusia yang berkualitas, membutuhkan pengelolaan yang baik. Diterbitkannya PP No. 154 Tahun 2000 menyatakan status IPB sebagai salah satu perguruan tinggi dengan status Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Sejalan dengan harapan utama dari status BHMN yaitu meningkatkan kualitas keluarannya. Maka IPB harus dapat memanfaatkan perubahan yang terjadi secara optimal, yaitu dengan mendapatkan otonomi dalam menentukan program, manajemen sistem keuangan, sumberdaya manusia dan infrastruktur, serta berbagai aktivitas yang betujuan meningkatkan penghasilan sebagai aktivitas pendukung dalam melaksanakan kegiatan tridharma perguruan tinggi. Langkah antisipasi IPB dalam menghadapi perubahan tersebut dilakukan dengan menyusun program yang difokuskan pada manajemen proses dan perbaikan kualitas serta pengendalian sistem kualitas. Program manajemen proses dan perbaikan meliputi penataan organisasi, peningkatan mutu dan pelayanan pendidikan, pendayagunaan sumberdaya manusia, penataan sistem manajemen keuangan, pembangkitan pedapatan dan manajemen fasilitas komunikasi. Program pengendalian sistem kualitas difokuskan pada kegiatan peningkatan jumlah dan mutu penelitian dan pengembangan pelayanan pada masyarakat. Salah satu program manajemen proses dan perbaikan adalah penataan organisasi. Menurut Moeljono (2005) tata kelola organisasi yang baik akan berjalan jika individu-individu dalam organisasi tersebut mempunyai sistem nilai yang memotivasi masing-masing individu untuk menerima, mendukung, dan melaksanakan tata kelola yang baik (good governance). Sistem nilai tersebut merupakan inti dari good governance yang disebut sebagai corporate culture. 2

IPB sebagai suatu institusi dapat dikatakan sebagai sistem dari manusia, karena merupakan kumpulan berbagai individu. Oleh karena itu jika masingmasing individu di dalam perusahaan tersebut tidak berubah maka tidak akan terjadi suatu perubahan dalam perusahaan tersebut. Perubahan yang terjadi pada suatu organisasi membutuhkan adanya perubahan seluruh unsur penyusun dalam organisasi tersebut, sehingga dapat tercipta suatu perubahan nyata yang akan meningkatkan kinerjanya. Perubahan status IPB dari PTN menjadi BHMN membutuhkan langkah yang tepat, sehingga mendapatkan suatu keberhasilan yang nyata. Moeljono (2005) mengatakan bahwa keberhasilan proses perubahan yang terjadi pada suatu organisasi (perusahaan) sangat ditentukan oleh keberadaan nilai-nilai perekat yang dapat mempersatukan seluruh anggota dari organisasi tersebut. Perekat tersebut merupakan suatu nilai yang disebut sebagai budaya (corporate culture). Budaya pada suatu perguruan tinggi memegang peranan penting dalam membangun dan mengembangkan kebudayaan dan peradaban masyarakat dan bangsa secara kesuluruhan. Hal tersebut dikarenakan perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga yang berperan dalam membentuk sumberdaya manusia profesional yang berkarakter. 1.2. Identifikasi Masalah Perubahan kondisi sistem pendidikan pada perguruan tinggi, menuntut pengelolaan organisasi yang semakin kompetitif. Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu kunci sukses suatu perguruan tinggi dalam menghadapi semakin dinamisnya perubahan yang terjadi. Budaya dipercaya sebagai perekat dalam organisasi yang mengalami perubahan. Identifikasi budaya 3

pada suatu perguruan tinggi akan membantu memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang nilai-nilai yang berpengaruh pada kemajuan perguruan tinggi tersebut. Secara umum program kerja IPB disusun tetap mengutamakan Tridharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pelayanan pada masyarakat). Tetapi dalam implementasinya perlu dilakukan penataan organisasi (governance), manajemen infrastruktur dan manajemen fasilitas komunikasi dan informasi yang saling bersinergi. Untuk melaksanakan program tersebut perlu didukung manajemen berbagai kekuatan sumberdaya yang dimiliki IPB seperti sumberdaya dana, sumberdaya fisik, sumberdaya manusia, dan sumberdaya informasi. Tetapi dalam mempercepat proses pencapaian sasaran IPB sebagai BHMN, aset sumberdaya manusia merupakan yang sangat penting dan memerlukan perhatian khusus. Nilai-nilai yang dimiliki masing-masing sumberdaya manusia didalam organisasi kampus, dapat menjadi kekuatan atau sebaliknya akan menjadi penghambat kemajuan. Oleh karena itu diperlukan pengindetifikasian nilai-nilai yang tepat dan bersinergi dengan langkah IPB sebagai PT BHMN. IPB saat ini memiliki nilai-nilai yang dibetuk sebagai budaya korporasi IPB, namun sepertinya nilai-nilai tersebut belum dirasakan keberadaannya oleh sivitas akademik IPB. Budaya korporasi yang dibentuk terdiri dari empat nilai, diantaranya: 1). Bersikap dan bertindak mandiri dan bertanggunggugat (accountable) dalam mengemban misi institut; 2). Bersikap dan bertindak profesional dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa, rekanan kerja institut, masyarakat serta pemangku kepentingan (stakeholders); 3). Berusaha 4

secara maksimal untuk memberikan hasil terbaik dan nyata, baik berupa lulusan (SDM) maupun produk-produk IPTEKS yang dihasilkan institut; 4). Berorientasi ke arah pengembangan SDM dan IPTEKS yang mampu meningkatkan nilai tambah yang bersifat optimum terhadap SDA yang memiliki keunggulan komparatif bagi Indonesia diantara bangsa-bangsa di dunia (Keputusan Senat Akademik IPB No. 28 Tahun 2005). Pengidentifikasian nilai dan norma di lingkungan IPB diperlukan agar IPB sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan, memiliki langkah yang tepat dalam pengelolaan organisasinya sehingga memiliki identitas yang kuat. Pengidentifikasian nilai dan norma yang tepat tidak hanya akan memberikan gambaran secara menyeluruh tentang nilai-nilai yang bersinergi dengan tujuan IPB, tetapi akan memberikan manfaat bagi IPB untuk mencari alternatif terbaik dalam mempercepat upaya membangun budayanya (corporate culture). 1.3. Perumusan Masalah Perumusan masalah identifikasi nilai dan norma yang dilakukan di Institut Pertanian Bogor dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Nilai dan norma apa sajakah yang saat ini dirasakan dan diharapkan keberadaannya sebagai budaya korporat oleh sivitas? 2. Nilai dan norma apa sajakah yang dapat direkomendasikan sebagai budaya korporat IPB? 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan di IPB bertujuan untuk mengidentifikasi nilai dan norma yang dapat mendukung IPB sebagai PT BHMN. Secara rinci, tujuan penelitian ini meliputi : 5

1. Mengidentifikasi nilai dan norma yang dirasakan dan diharapkan keberadaannya oleh sivitas akademika IPB. 2. Merekomendasikan nilai dan norma yang dapat digunakan sebagai Budaya Korporat yang mendukung langkah IPB sebagai PT BHMN. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pihak institusi dan seluruh sivitas akademika IPB. Disamping itu hasil penelitian dapat dijadikan sebagai pembanding bagi penelitian lain yang berkaitan dengan budaya perusahaan. 1.6. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi oleh beberapa kendala, oleh karena itu dengan pertimbangan biaya dan waktu maka batasan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Nilai dan norma yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai-nilai yang terdapat pada Budaya Korporat IPB berdasarkan Keputusan Senat Akademik IPB No. 28 Tahun 2005 dan diperkaya dengan nilai-nilai yang telah diinventarisir dari dokumen-dokumen IPB. Alasan penggunaan gabungan nilai tersebut dikarenakan saat ini IPB sedang berupaya membangun budaya perusahaan yang baru, sehingga analisa terhadap penggabungan nilai tersebut diharapkan akan memberikan gambaran yang lebih luas tentang nilai dan norma yang dapat digunakan sebagai Budaya Korporat IPB. 2. Penelitian ini dibatasi pada aktivitas IPB yang berbasis akademik (academic enterprise). Sedangkan untuk aktivitas bisnis murni (holding company) yang dimiliki IPB tidak termasuk dalam objek penelitian. 6

3. Populasi responden pada penelitian ini terbatas pada pegawai tetap IPB dan mahasiswa. Pegawai tetap IPB terdiri dari tenaga penunjang dan tenaga pengajar. 4. Penelitian ini melihat nilai dan norma yang dirasakan dan diharapkan oleh sivitas akademika IPB secara keseluruhan, tidak mencari perbedaan nilai dan norma berdasarkan status (karakteristik) responden di lingkungan IPB maupun perbedaan antar fakultas, departemen dan jurusan. 7