suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

MEMPELAJARI PERAWATAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES BONGKAR MUAT PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA TANJUNG PRIOK

Trainer Agri Group Tier-2

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear )

SISTEM OPERASI CONTAINER CRANE (CC) DI TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG

ABSTRAK PT. Terminal Petikemas Surabaya (PT. TPS) merupakan perusahaan multinasional dengan taraf internasional. Sebagai perusahaan bongkar muat petik

Deskipsi (S. Imam Wahyudi & Gata Dian A.) Menjelaskan tentang fasilitas Pelabuhan di darat meliputi : fasilitas-fasilitas darat yang berada di

BAB III LANDASAN TEORI

MEKANISME KERJA JIB CRANE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam

BAB III LANDASAN TEORI

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Troughput. Gambar 1.1. Troughput di TPKS (TPKS,2013)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1.1 Terminal Peti Kemas (Steenken, 2004)

OPTIMASI KINERJA TERMINAL PETI KEMAS KOJA MELALUI PENGADAAN TRANSFER POINT DAN PENGATURAN ALUR HEADTRUCK CHASSIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETI KEMAS PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak

Kebijakan Perawatan. Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

I-1 BAB I PENDAHULUAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) G-372

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII No. 1 Tahun 2009 Hal MANAJEMEN PEMELIHARAAN UNTUK OPTIMALISASI LABA PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PT. TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA. 2.1 Sejarah Singkat PT. Terminal Petikemas Surabaya

BAB III JENIS JENIS PERAWATAN

BAB II PEMBAHASAN MATERI

PENDAHULUAN Latar Belakang

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200

PENANGANAN MUATAN. Dosen : Haryono Putro

Kargo adalah semua barang yang dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal) atau darat baik antar wilayah atau kota di dalam negeri maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

BAB II LANDASAN TEORI

CORRECTIVE MAINTENANCE

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan Industri di Jawa Tengah telah meningkatkan nilai ekspor pada

ANALISIS TEORITIS KORELASI KAPASITAS ANGKAT TERHADAP BERBAGAI KOMBINASI SUDUT DAN PANJANG LENGAN ANGKAT PERALATAN PENGANGKAT REACHSTACKER

DAFTAR ISTILAH. Kapal peti kemas (containership) : kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overhead Crane Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat

PREVENTIVE MAINTENANCE

BAB II STUDI PUSTAKA

ANALISIS KINERJA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. intermoda, dan berbagai jasa bongkar muat penunjang lainnya.

Sistem Manajemen Maintenance

ANALISA KEGIATAN BONGKAR MUAT PADA PT. TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA UNTUK MEMPERCEPAT PROSES BONGKAR MUAT

3. BAB III LANDASAN TEORI

3 Jasa Pemanduan a Tarif Tetap 40, per kapal per gerakan b Tarif Variabel per GT kapal per gerakan

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Terminal Darat, Laut, dan

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERAWATAN DUMP TRUCK HINO FM 260 JD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan usaha yang

Waktu yang dihabiskan kapal selama berada di pelabuhan akan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemahaman Judul Tanjung Emas Container (Peti Kemas) Apartement

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB I PENDAHULUAN. di sembarang tempat. Selain itu sumber bahan baku tersebut harus melalui

SIMULASI SISTEM PENANGANAN DI LAPANGAN PENUMPUKAN PETI KEMAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEMPELAJARI PERENCANAAN BANYAKNYA BONGKAR MUAT PETIKEMAS BERJENIS DRY (FULL DAN HIGH CUBE) DAN OVER DIMENTION PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA

BAB 2 LANDASAN TEORI

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK

SKRIPSI. Disusun Oleh : VIDIANTORO NPM :

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan

BAB I 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota

KEPUTUSAN DIREKSI (Persero) PELABUHAN INDONESIA II NOMOR HK.56/2/25/PI.II-02 TANGGAL 28 JUNI 2002

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB III PEMELIHARAAN BERKALA PADA Quay Crane Container (QCC) 3.1. Teori singkat Perawatan Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan spesifikasi dan kemampuannya. Perawatan biasanya di lakukan berulang-ulang dengan manajemen periode tertentu. Perawatan juga dapat diartikan sebagai perbaikan terhadap suatu obyek yang telah mengalami kerusakan agar dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya. Mesin adalah suatu alat bantu yang dapat bergerak dan membutuhkan input untuk energi menjalankannya, sehingga menghasilkan output sesuai dengan fungsi atau karakteristik yang dimilikinya. Definisi perawatan mesin adalah metoda dimana aset dapat dipertahankan pada tingkat tertentu dengan biaya yang minimum untuk keinginan dalam menghasilkan pelayanan selama hidupnya aset tersebut dalam waktu dan lingkungan tertentu. Adapun diadakannya pemeliharaan atau perawatan agar down time suatu unit mesin seminimal mungkin. Jika menjaga kondisi pemeliharaan merupakan masalah teknis, maka pengendalian biaya pemeliharaan merupakan masalah non teknis. Untuk itulah perencanaan perawatan dibutuhkan pemahaman masalah teknis dan non teknis secara terpadu. 18

3.2. Fungsi dan Tujuan Perawatan dan Perbaikan Menurut Corder (1992), tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefinisikan dengan jelas sebagai berikut: 1. memperpanjang usia kegunaan aset ( yaitu setiap bagian dari sautu tempat kerja, bangunan, dan isinya). 2. Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (return of invesment) maksimum yang mungkin. 3. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam kegiatan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam kebakaran dan penyelamat, dan sebagainya. 4. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. 3.3. Jenis-jenis Perawatan dan Perbaikan Perawatan dapat dibagi menjadi dua jenis perawatan, yaitu perawatan terencana dan perawatan tidak terencana. Berikut ini adalah bagan klasifikasi jenis perawatan. Preventive Maintenance Planned Maintenance Corrective Maintenance Perawatan Improvement Maintenance Unplanned Maintenance Breakdown Maintenance Diagram 3.1 Jenis-Jenis Perawatan 19

Perawatan terencana yaitu perawatan dengan cara mengadakan tindakan-tindakan pencegahan secara sistematis dan terencana sehingga dapat dihindari kerusakan unit mesin secara mendadak yang dapat mengganggu proses produksi. Perawatan terencana terdiri dari: Perawatan pencegahan (preventive maintenance) merupakan suatu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin untuk mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan pada sebuah fasilitas, baik mesin atau peralatan, selama proses produksi berlangsung. Pekerjaan perawatan preventif ini dilakukan dengan mengadakan inspeksi, pelumasan dan pengecekan peralatan seteliti mungkin. Frekuensi inspeksi ditetapkan menurut tingkat kepentingan mesin, tingkat kerusakan dan kelemahan mesin. Inspeksi berkala ini sangat membantu pengecekan untuk menemui penyebab-penyebab yang menimbulkan kerusakan, dan juga untuk mempermudah usaha perbaikannya melalui tahapan-tahapannya yaitu : a. Inspeksi Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi bagian luar dan inspeksi bagian dalam. Inspeksi bagian luar dapat ditujukan untuk mengamati dan mendeteksi kelainankelainan yang terjadi pada mesin yang sedang beroperasi, misalnya: timbul suara yang tidak normal, getaran, panas, asap dan lain-lain. Sedangkan inspeksi bagian dalam ditujukan untuk pemeriksaan elemen-elemen mesin yang dipasang pada bagian dalam seperti: roda gigi, ring, paking, bantalan dan lain-lain. Frekuensi inspeksi perlu ditentukan secara sangat hati-hati, karena terlalu kurangnya inspeksi dapat menyebabkan mesin kerusakan yang sulit untuk diperbaiki dengan segera. Sedangkan terlalu sering diadakan inspeksi dapat menyebabkan mesin kehilangan waktu produktivitasnya. Dengan demikian frekuensi pelaksanaan inspeksi harus benar-benar ditentukan berdasarkan pengalaman, dan jadwal program untuk inspeksi perlu dipertimbangkan dengan matang. 20

Untuk inspeksi mesin dapat dikategorikan menjadi dua macam : 1. Kategori mesin yang penting. Mesin-mesin dalam kelompok ini sangat besar pengaruhnya terhadap jalannya produksi secara keseluruhan, sedikit saja terjadi gangguan akan memerlukan waktu yang lama untuk memperbaikinya. Untuk itu perlu diberikan penekanan yang lebih kepada inspeksi mesin-mesin tersebut. 2. Kategori mesin biasa. Frekuensi inspeksi untuk kelompok ini tidak terlalu berpengaruh terhadap jalannya produksi. b. Pelumasan Komponen-komponen mesin yang bergesekan seperti roda gigi, bantalan dsb, harus diberi pelumasan secara benar agar dapat bekerja dengan baik dan tahan lama. Dalam pemberian pelumas yang benar perlu diperhatikan jenis pelumasnya, jumlah pelumas, bagian yang diberi pelumas dan waktu pemberian pelumasnya ini. c. Perencanaan dan Penjadwalan. Suatu jadwal program perawatan perlu disiapkan dan harus ditaati dengan baik. Program perawatan harus dibuat secara lengkap dan teperinci menurut spesifikasi yang diperlukan, seperti adanya jadwal harian, mingguan, bulanan, tiap tiga bulan, tiap setengah tahun, setiap tahun dan sebagainya. d. Pencatatan dan Analisis. Catatan-catatan yang perlu dibuat untuk membantu kelancaran pekerjaan perawatan ini adalah: 1. Buku manual operasi. 21

2. Manual instruksi perawatan. 3. Kartu riwayat mesin. 4. Daftar permintaan suku cadang. 5. Kartu inspeksi. 6. Catatan kegiatan harian. 7. Catatan kerusakan, dan lain-lain. Catatan-catatan ini akan banyak membantu dalam menentukan perencanaan dan keputusan-keputusan yang akan diambil. Analisis yang dibuat berdasarkan catatancatatan tersebut akan membantu dalam hal : 1. Melakukan pencegahan kerusakan daripada memperbaiki kerusakan yang terjadi. 2. Mengetahui tingkat kehandalan mesin. 3. Menentukan umur mesin. 4. Memperkirakan kerusakan mesin dan merencanakan untuk memperbaikinya sebelum terjadi kerusakan. 5. Menentukan frekuensi pelaksanaan inspeksi. 6. Menentukan untuk pembelian mesin yang lebih baik dan cocok berdasarkan pengalaman masa lalu. Berikut ini adalah beberapa keuntungan penting dari program perawatan preventif yang dilaksanakan dengan baik : 1. Waktu terhentinya produksi menjadi berkurang. 2. Berkurangnya pembayaran kerja lembur bagi tenaga perawatan. 3. Berkurangnya waktu untuk menunggu peralatan yang dibutuhkan. 4. Berkurangnya pengeluaran biaya untuk perbaikan. 22

5. Penggantian suku cadang yang direncanakan dapat dihemat kebutuhannya, sehingga suku cadang selalu tersedia di gudang setiap waktu. 6. Keselamatan kerja operator lebih tinggi karena berkurangnya kerusakan. Perawatan korektif (corrective maintenance) merupakan jenis perawatan yang dilakukan untuk menentukan tindak lanjut apa yang dibutuhkan untuk mencegah terulangnya kembali kegagalan. Improvement Maintenance yaitu kegiatan yang dilakukan dengan cara modifikasi atau penambahan peralatan baru untuk meningkatkan kinerja atau kapasitas suatu peralatan. Perawatan yang tidak direncanakan adalah kondisi dimana perawatan terjadi ketika suatu unit mengalami kerusakan secara mendadak. Adapun jenis perawatan yang tidak direncanakan ini, disebut dengan breakdown maintenance. Breakdown Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan setelah peralatan atau mesin mengalami kerusakan secara mendadak sehingga tidak dapat dioperasikan. Akibat dari kejadian tersebut antara lain: a. Volume pekerjaan akan menjadi besar b. Suku cadang yang mengalami kerusakan menjadi banyak c. Kehilangan waktu produksi Breakdown maintenance yang terjadi diharapkan seminimal mungkin, ini terjadi bila planned maintenance sudah berjalan dengan baik. Pada kondisi tertentu, bila antara planned maintenance dan breakdown maintenance tercapai presentase yang tepat maka biaya pemeliharaan menjadi minimum. 23

3.4 Perawatan Mesin Quay Crane Container (QCC) gambar : 3.4 Quay Crane Container. sumber : www.google.com _ kraan_nelcon QCC. 3.4.1 Tahapan Tahapan perawatan Pada perawata mesin Quay Crane Container ini akan dijelaskan perawatan terhadap mesin Quay Crane Container dengan Lifting Capacity Under Spereader (41.0metricton) yang digunakan PT. Jakarta International Container Terminal. Sebelum mesin Quay Crane Container dibrikan perawatan, mesin terlebih dahulu diperiksa dari cabin control panel, dan dilakukan pengecekan, pencatatan karakteristik mesin Quay Crane Container sebelum melakukan perbaikan. 3.4.2 Pengertian mesin QCC Quay Crane container adalah Alat pengangkat yang biasa digunakan didalam memindahkan petikemas dari kapal laut ke darat dan sebaliknya dari darat ke kepal laut secara vertikal dan horizontal. Alat muat bongkar untuk muatan crane raksasa yang dipasang di atas rel sepanjang dermaga pelabuhan, untuk membongkar dan memuat peti kemas dari dan ke kapal. Terminal ini dilengkapi dengan crane khusus untuk container yang disebut QC (Quay Crane) atau CC(Container Crane), atau GC (Gantry Crane). 3.4.3 Cara kerja mesin QCC 24

Cara kerja crane adalah dengan mengangkat material yang akan dipindahkan, memindahkan secara horizontal, kemudian menurunkan material ditempat yang diinginkan. 3.4.4 Bagian bagian dari mesin QCC Mesin QCC terdiri dari beberapa bagian yaitu : 1. Operator. 2. Spreader. 3. Motor Gantry. 4. Boom. 5. Hoist. 3.4.5 Fungsi dari bagian bagian mesin QCC : 1. Operator. Operator adalah Merupakan kabin tempat operator CC bekerja. Kabin ini bergerak bersama trolley sehingga operator dapat melihat posisi spreader terhadap peti kemas dan untuk menurunkan dan menaikkan peti kontainer atau peti kemas baik dari darat, maupun dari kapal laut ke darat. 2. Spereader Gambar : 3.4.5 1. Operator Sumber : www.google.com images. 25

Spreade adalah alat untuk mengangkat petikemas atau peti container, power pack mengontrol kabel, wayroof, dan seling. Control wayroof cabin yang berguna untuk mengatur wayroof naik turun. Pada spreader, terdapat pengunci yang bernama twislock, yang berguna untuk mengunci container pada saat di agkat dari darat, ke kapal atau dari kapal ke darat. Gambar : 3.4.4 2.Spreader mesin QCC. Sumber : www.google.com _ twin-lift-spreader-for-container-30592-456767_ electro-hydraulic-telescopic-container-spreader-for-ship-to-shore-crane-30630-248319. 3. Motor gantry Motor gantry adalah mesin yang berguna untuk menggerakkan Crane Container ke kenan dan kekiri, serta untuk mencapai berapa jauh pengangkatan peti container dari laut ke darat. 4. Boom Gambar : 3.4.4 3.Gantry (motor gantry). Sumber : www.google.com_fig_3a_b_c. 26

Boom adalah alat dimana derek ini didorong oleh operator yang duduk di kabin ditangguhkan dari troli. Kereta berjalan di sepanjang rel yang terletak di atas atau sisi boom dan girder. Operator menjalankan troli di atas kapal untuk mengangkat kargo yang umumnya adalah wadah. Setelah kunci penyebar ke wadah, wadah diangkat dan pindah dermaga dan ditempatkan di atas chassis truk (Trailer) untuk kemudian dibawa ke tempat penyimpanannya. Derek juga akan mengangkat kontainer dari sasis di dermaga untuk memuat mereka ke kapal. Straddle carrier, sidelifts, stackers jangkauan, atau truk kontainer maka manuver bawah dasar crane, dan mengumpulkan wadah-wadah cepat bergerak menjauh dari dermaga dan halaman penyimpanan. Booming Paling modern yang didukung pada satu set tali. Jika salah satu tali gagal, yang lain akan mendukung boom. Karena faktor 'pengaman' untuk boom hoist tali adalah sekitar enam, setengah tali dapat membawa beban penuh, termasuk lima puluh persen akibat dampak kenaikan beban, dengan tetap mempertahankan dua faktor 'pengaman'. Jika tali dalam kondisi baik dan tidak ada lagi kekurangan, ini dapat diterima. Tentu saja, ledakan dan struktur dukungan harus dirancang untuk menyerap kelebihan dan dampaknya ketika salah satu tali gagal. Boom berfungsi untuk memperpanjang jangkauan container crane ke arah laut. Pada saat container crane tidak beroperasi boom akan bergerak ke atas. 27

Gambar : 3.4.4 4.Boom mesin QCC. Sumber : www.google.com_ 6- container_crane_boom_removal_for_repair_wid. 5. Motor Hoist Motor hoist adalah alat yang bertumpu pada roda yang bergerak secara horizontal berjalan pada rel dan mempunyai kemampuan mengangkat beban, menggerakkan spreader untuk mengangkat petikemas Gambar :3.4.4 5. motor hoist Sumber : www.google.com _ n_dilsen_3_ Donati_Drives. 3.5 Langkah Kerja QCC Pada Saat Impor Pada saat Impor Langkah kerja container crane sebagai berikut : 1) Motor boon hoist akan menurunkan lengan boom. 2) Motor Gantry travel akan menggerakkan container crane sehinggga boom tepat berada didepan peti kemas pada kapal, 3) Kemudian Motor trolley tranverse akan menggerakkan Spreader ke depan atau ke belakang sehingga spreader tepat berada dibawah peti kemas. 4) Selanjutnya Motor Main hoist akan menggerakkan spereader ke bawah hingga spereader menyentuh peti kemas. 28

5) Hidraulic pada spreader akan menyesuaikan besar peti kemas dan mengunci peti kemas sehingga spreader dan peti kemas menyatu. 6) Kemudian motor main hoist akan mengangkat spreader ke atas (peti kemas juga terangkat keatas). 7) Motor trolley travel akan menggerakkan spreader ke depan atau ke belakang hingga peti kemas menyentuh chasis truck container. 8) Kemudian motor main hoist akan menurunkan spreader hingga peti kemas menyentuh chasis truck container. 9) Hidraulic pada spreader kemudian akan bekerja membuka kunci peti kemas sehingga spreader dan peti kemas terpisah. 10) Kemudian Motor main hoist akan kembali bekerja mengangkat spreader. 11) Kemudian kembali ke langkah dua sehingga peti kemas yang ada di kapal selasai dipindahkan. 12) Setelah peti kemas selesai dipindahkan maka motor boom akan mengangkat kembali lengan boom. 3.6 Langkah Kerja QCC Pada Saat Ekspor Pada saat Ekspor langkah kerja container crane sebaagai berikut : 1) Motor boom hoist akan menurunkan lengan boom. 2) Motor Gantry travel akan menggerakkan container crane sehingga boom tepat berada didepan bagasi kosong pada kapal. 3) Kemudian Motor trolley transverse akan menggerakkan spreader ke depan atau ke belakang sehingga spreader tepat berada dibawah peti kemas pada chasisc truck. 4) Selanjutnya Motor hoist akan menggerakkan spreader ke bawah hingga spreader menyentuh peti kemas. 29

5) Hidraulick pada spreader akan menyesuaikan besar peti kemas dan mengunci peti kemas sehingga spreader dan peti kemas menyatu. 6) Kemudian Motor main hoist akan mengangkat spreader ke atas (peti kemas juga terangkat keatas). 7) Motor trolley travel akan menggerakkan spreader ke depan atau ke belakang hingga spreader tepat berada di bagasi kapal. 8) Kemudian motor main hoist akan menurunkan spreader hingga peti kemas menyentuh lantai kapal. 9) Hidraulic pada spreader kemudian akan bekerja membuka kunci peti kemas sehingga spreader dan peti kemas terpisah. 10) Kemudian motor main hoist akan kembali bekerja mengangkat spreader. 11) Kemudian kembali kelangkah dua hingga peti kemas yang ingin diekspor selesai dipindahkan ke kapal. 12) Setelah peti kemas selesai dipindahkan maka motor boom akan mengangkat kembali lengan boom. 3.7 Kelebihan dan Kekurangan mesin QCC Kelebihan pada mesin QCC 1) Pada spreader singel mampu mengangkat 1 container dalam ukuran 20-40fit 2) Pada spreader twin mampu mengangkat 2 container dalaam ukuran 20fit Kekurangan pada mesin QCC 1) Pada spreader singel tidak bisa mengangkat container dalam ukuran 20 fit 2) Pada spreader twin tidak bisa mengangkat 2 container dalam ukuran 40 fit dan rata-rata daya pengangkutan 25 box per hari. Sedangkan daya angkat rata-rata 30 ton. 30

3.8 Perawatan yang dilakukan pada mesin QCC Perawatan yang dilakukan tiap hari 1) Pengecekan pada kabel mesin QCC 2) Pengecekan pada motor gentry 3) Pengecekan suara motor gentry 4) Pengecekan putaran motor gentry 5) Pengecekan oli pada mesin QCC 6) Pengecekan carbon bras pada motor gantry 7) Penggatian saringan udara 8) Gresing rel sliding 9) Kondisi baut, twislock Perawatan tiap minggu 1) Pelumasan pada spreader 2) Pemberian gemuk pada kabel spreader Perawatan bulanan : pengecekan suatu PM (Preventie maintenance) dilakukan satu kali sebulan pada mesin QCC. 31