2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KO TA BEKASI

dokumen-dokumen yang mirip
MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengenai faktor-faktor yang tidak hanya berasal dari faktor demografi saja

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN. secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi,

I. PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dasarnya. Pertama, diakui keberadaannya, kedua,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Formal Latar Belakang Material

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. timpang dan ketidakseimbangan struktural (Mudrajad Kuncoro, 1997). tidak hanya mampu mendorong, tetapi juga dapat menganggu proses

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi penduduk atau population geography merupakan cabang ilmu geografi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

VII KETERKAITAN EKONOMI SEKTORAL DAN SPASIAL DI DKI JAKARTA DAN BODETABEK

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS ULANG ALIK PENDUDUK KECAMATAN TAMBAN MENUJU KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci: mobilitas ulang-alik, tingkat upah, pendidikan, jarak tempuh, umur, kegiatan adat

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang dapat memperlambat lajunya pembangunan, walaupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agung Hadi Prasetyo, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SEKAPUR SIRIH. Tanjungpinang, Agustus 2010 Kepala BPS Kota Tanjungpinang. Ir. ABRIANSYAH MULLER NIP

I. PENDAHULUAN. positif. Migrasi dianggap sebagai proses alami di mana surplus tenaga kerja

MIGRASI DARI JAWA TENGAH KE JAWA TIMUR MASA KOLONIAL. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Kolonial

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR 135. LP3A - Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

PENGARUH PERGERAKAN PENDUDUK TERHADAP KETERKAITAN DESA-KOTA DI KECAMATAN KARANGAWEN DAN KECAMATAN GROBOGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN TA Latar Belakang PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA

peran menghabiskan sumber daya ekonomi yang tersedia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung dalam beberapa tahun terakhir ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang

Bab ini memberikan kesimpulan dan saran sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan. BAB 2 LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pertumbuhan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421

PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-undang No.13 Tahun 2003 Pasal 1, Tenaga Kerja adalah

KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KECAMATAN UMBULHARJO, KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Mobilitas Penduduk II

MOBILITAS PENDUDUK Pertemuan ke 1,2,3,4 MIGRASI. Drs. CHOTIB, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. penduduk besar. Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan penduduk maka semakin besar pula tuntutan kebutuhan

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

BAB I PENDAHULUAN. dan tetap menarik, tergantung dari aspek mana kajian itu dilakukan (Kasto 2002

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perpindahan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I ABSTRAK. Wali Aya Rumbia, Hubungan antara Pendidikan dan Pendapatan Migran. Kembali di Kecamatan Wolio Kota Bau-Bau.

APARTEMEN DI BEKASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas penduduk, terutama mobilitas dari pedesaan ke perkotaan. Banyak hal yang

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

RUMAH SUSUN MILIK DI JAKARTA DENGAN PENENKANAN DESAIN MODERN-GREEN Sevi Maulani, 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah masalah pengangguran (Sukirno,1985). Menurut Nanga

ISSN DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN

[Type the document title] ANALISIS (TEORITIS DAN EMPIRIS) PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP KETERSEDIAAN LAHAN DAN TERHADAP MIGRASI PENDUDUK

BAB I PENDAHULUAN. untukditeliti dan pengetahuan mengenai fenomena ini sangat berguna dalam

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Thomas Maltus mengatakan dalam bukunya yang berjudul Essay on the

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pembangunan yang berkembang disekitar kita antara lain konsep

BAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ITB Central Library, penduduk (population) adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori teori yang akan diuraikan berkaitan dengan variabel variabel yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 2 Juni 2013 PENGARUH TINGKAT UPAH TERHADAP MIGRASI MASUK DI KOTA PEKANBARU. Yusni Maulida

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 komposisi penduduk

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ketiga masalah itu dapat menimbulkan ketidak sesuaian antara jumlah penduduk dengan

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa distribusi kesempatan (kemakmuran) yang tidak merata merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang hidup dan tinggal di daerah kota tersebut. Penduduk yang

I. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan jumlah penduduknya. Pesatnya pertumbuhan penduduk ini

Fenomena Migrasi dan Pergerakan Penduduk. kependudukan semester

KAJIAN KARAKTERISTIK MIGRAN MASUK DI KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK

MIGRASI. Oleh : CHOTIB Donovan Bustami

Program LSK (Lambaga Spesialisasi Keterampilan) Untuk Mengatasi Masalah Migrasi Masuk Yang Berlebiha Di Provinsi Riau

Policy brieft FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UMUR KAWIN PERTAMA WANITA DI BALI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

MIGRASI PENDUDUK MENUJU DAERAH PINGGIRAN KOTA BANDUNG DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN

FENOMENA MIGRASI DAN PERMASALAHAN EKONOMI TENAGA KERJA DI KELURAHAN OGAN BARU KOTA PALEMBANG

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Migrasi adalah salah satu fenomena penduduk yang dipelajari dalam studi geografi. Migrasi merupakan salah satu dari tiga faktor dasar yang mepengaruhi pertumbuhan penduduk. Migrasi dapat meningkatkan jumlah penduduk apabila jumlah penduduk yang masuk ke suatu daerah lebih banyak daripada jumlah penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut. Sebaliknya, migrasi dapat mengurangi jumlah penduduk jika jumlah penduduk yang masuk ke suatu wilayah lebih sedikit daripada jumlah penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut. Telaah migrasi secara regional dan lokal sangat penting, berkaitan dengan densitas atau kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata. Ketidakmerataan ini antara lain di sebabkan faktor pendorong dan penarik bagi orang-orang yang bermigrasi. (Munir, 2010, hlm.133). Berdasarkan Sensus Penduduk (SP) tahun 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010 tidak satu provinsi pun yang tidak mengalami migrasi penduduk, baik migrasi masuk maupun migrasi keluar. Migrasi dapat didefinisikan sebagai perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain, baik sifatnya permanen (bertempat tinggal di tempat yang baru paling sedikit 340 hari) atau semi permanen (hanya tinggal selama 15 hari dihitung dari awal kepindahannya ke tempat tersebut), yang melewati batas administratif atau batas bagian dalam suatu negara atau daerah atau juga melampaui batas politis atau batas negara. (Pratiwi, 2007, hlm.2). Adapun Lee (dalam Chotib, 2012, hlm.3) mendefinisikan migrasi sebagai perubahan tempat tinggal secara permanen atau semi permanen, tanpa mempermasalahkan dekat jauhnya perpindahan, mudah atau sulit, terpaksa atau sukarela, maupun dalam negeri atau luar negeri. Berdasarkan pengertian di atas migrasi dapat dikategorikan menjadi dua jenis yakni migrasi internal dan migrasi internasional. Migrasi internal adalah gerakan BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KOTA 1 BEKASI

2 penduduk baik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok yang masuk dan keluar dari daerah asal penduduk tersebut ke daerah tujuan yang masih berada di dalam satu negara. Sedangkan, migrasi internasional lebih mengacu pada perpindahan penduduk baik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok yang melewati batas suatu Negara. Fokus penelitian ini dititikberatkan pada migrasi internal, yaitu perpindahan penduduk yang terjadi antar daerah. Migrasi pada umumnya dipengaruhi berbagai faktor, tergantung pada karakteristik daerah asal, daerah tujuan dan individu yang melakukan migrasi, serta adanya perbedaan nilai kefaedahan antar satu daerah dengan daerah lainnya. Meninggalkan daerah asal ke daerah tujuan tentu disebabkan adanya sesuatu yang lebih menarik dan menguntungkan, sementara di daerah asal dirasakan tidak lagi menarik dan kurang menguntungkan. Sebagaimana yang diungkapkan Maryani (2002, hlm.47) bahwa seseorang melakukan migrasi dapat dilihat dari segi: 1) ekonomi, seperti sempitnya pemilikan lahan, rendahnya upah dan pendapatan, terbatasnya lapangan pekerjaan diluar sektor pertanian, keterbatasan modal, dan kemiskinan. 2) demografi, seperti tingginya pertumbuhan penduduk, banyaknya angkatan kerja, dan tingginya beban tanggunan. 3) fisik, adanya hambatan-hambatan fisik seperti keadaan cuaca, tata air, dan topografi, yang tidak menguntungkan, lahan yang kurang subur dan keterbatasan sumber daya alam. 4) keamanan, seperti rawannya keamanan dan tidak adanya ketenangan hidup. 5) sosial budaya, seperti adanya kejenuhan terhadap ikatan-ikatan terhadap adat, keterbatasan fasilitas sosial budaya seperti pendidikan, kesehatan, hiburan dan sebagainya. Secara umum faktor penentu migrasi cenderung pada satu kesimpulan yang hampir sama yaitu, faktor ekonomi dan non ekonomi. Beberapa teori tentang migrasi menyebutkan bahwa, faktor ekonomi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi terjadinya migrasi. Seseorang cenderung melakukan migrasi dengan harapan dapat memperbaiki kondisi ekonominya. Sebagaimana dikemukakan Mantra (1992, hlm.173) bahwa motivasi utama orang melakukan perpindahan dari daerahnya ke perkotaan adalah motif ekonomi.

3 Motif tersebut berkembang karena adanya ketidakmerataan pembangunan antardaerah. Pembangunan yang lebih terkonsentrasi di perkotaan menyebabkan perkembangan kota menjadi lebih pesat dibandingkan desa, yang kemudian melahirkan urban bias. Istilah urban bias ini dimaksudkan untuk melukiskan pembangunan yang lebih menitikberatkan pada pembangunan kota dibandingkan desa. Migrasi penduduk pada hakekatnya merupakan refleksi perbedaan pertumbuhan ekonomi dan tidak kemerataan fasilitas pembangunan antara satu daerah dengan daerah lain. Penduduk dari daerah yang tingkat pertumbuhannya kurang akan gerak menuju ke daerah yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi. Kondisi seperti inilah yang mendorong masyarakat untuk mencari daerah baru yang dianggap cocok dan bisa hidup lebih layak. Perkembangan kota demikian, sesuai dengan fungsi kota itu sendiri, berupa pusat perekonomian, teknologi, pendidikan, maupun pusat pemerintahan yang menjadi daya tarik daerah tujuan. (Gustina, 2013, hlm.3). Kota memegang peranan penting dalam perkembangan masyarakat, kota menjadi wadah kegiatan manusia, karena memiliki fasilitas yang lengkap dalam memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan sosial, pendidikan dan ekonomi. Oleh sebab itu, fenomena migrasi dari desa ke kota muncul di berbagai kota besar. Lebih spesifik lagi adalah terjadinya migrasi yang cukup besar menuju Kota Bekasi, yang struktur ekonominya berbasis pada sektor-sektor industri. Kota Bekasi merupakan salah satu Kota di Propinsi Jawa Barat yang menarik banyak migran dari daerah lain. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bekasi Alexander Zulkarnain, mengatakan wilayah Kota Bekasi tiap tahun menjadi tujuan bagi para pendatang baru usai Lebaran. Rata-rata kenaikan jumlah penduduk di Kota Bekasi mencapai 3.4 persen dari total jumlah penduduk pertahun. Laju pertumbuhan penduduk didominasi oleh migrasi sebanyak 2.2 persen, sedangkan 1.2 persen merupakan peristiwa kematian dan kelahiran.

4 Jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk di Kota Bekasi dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Bekasi 2008 2013 Tahun Jumlah Penduduk Pertambahan Penduduk LPP 2013 2.523.032 74.741 3 2012 2.448.291 71.497 3 2011 2.376.794 41.923 2 2010 2.334.871 158.128 6.77 2009 2.176.743 48.359 2.22 2008 2.128.384 - - Rata-rata 78.929 3.4 Sumber : BPS Kota Bekasi, 2014 Berdasarkan tabel 1.1 jumlah penduduk Kota Bekasi setiap tahunnya selalu bertambah, rata-rata pertambahan penduduk 78.000 orang pertahun dengan laju pertumbuhan penduduk berkisar 3.4 persen. Migrasi merupakan faktor dominan dalam pertumbuhan penduduk di Kota Bekasi, Berdasarkan data dari BPS Kota Bekasi, migrasi seumur hidup sebesar 63,27 persen. Artinya, setiap 100 orang penduduk Kota Bekasi, 60 orang diantaranya merupakan pendatang atau kelahiran luar Kota Bekasi. Kota Bekasi secara administratif berbatasan langsung dengan DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara, mempunyai peranan yang sangat besar dalam menerima dan mendistribusikan barang-barang industri, hasil pertanian dan sebagainya. Sebagaimana kota besar lainnya, Kota Bekasi merupakan pusat kegiatan ekonomi,

5 sebagai pusat kegiatan ekonomi, di Kota Bekasi terdapat banyak industri dari skala kecil hingga skala besar. Kota Bekasi juga sebagai pusat perdagangan, di kota Bekasi banyak terdapat pusat perbelanjaan seperti supermarket, mall, dan pusat grosir. Pesatnya perkembangan Kota Bekasi menjadikan Kota Bekasi magnet yang kuat untuk dijadikan tujuan bermigrasi. Banyak penduduk dari luar Kota Bekasi yang datang ke Kota Bekasi dengan harapan bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Salah satu kantong migran di Kota Bekasi adalah Kecamatan Bantargebang. Berdasarkan data dari Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi, jumlah migran yang tercatat di Kecamatan Bantargebang selalu meningkat setiap tahunnya. Total migrasi nettto dalam 5 tahun terakhir tercatat berjumlah 679 orang. Jumlah migran di Kecamatan Bantargebang dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut ini. Tabel 1.3 Jumlah Migran di Kecamatan Bantargebang Tahun Migrasi Masuk Migrasi Keluar Migrasi Netto 2013 354 198 156 2012 335 201 134 2011 321 187 134 2010 327 194 133 2009 312 190 122 Total 1649 970 679 Sumber : Kecamatan Bantargebang Dalam Angka, 2010-2014 Berdasarkan tabel 1.3 terungkap bahwa jumlah migrasi masuk selalu lebih besar jika dibandingkan dengan migrasi keluar. Angka migrasi masuk ke Kecamatan Bantargebang dalam rentang waktu 5 tahun berjumlah 1649 orang, sedangkan angka migrasi keluar pada rentang tahun yang sama berjumlah 970 orang. Tidak mengherankan jika jumlah penduduk Kecamatan Bantargebang selalu bertambah setiap tahunnya, salah satunya berasal dari surplus migran.

6 Pada kenyataannya, jumlah penduduk yang melakukan aktivitas perpindahan penduduk lebih banyak dari yang tercatat, mengutip pernyataan dari Kepala BPS Kota Bekasi bahwa migrasi seumur hidup di Kecamatan Bantargebang berjumlah 51,24 persen (Radar Bekasi, Selasa, 21 Januari 2014). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 100 penduduk di Kecamatan Bantargebang, 51 orang merupakan penduduk kelahiran luar Bekasi. Berdasarkan orientasi wilayah di Kota Bekasi, Kecamatan Bantargebang termasuk kedalam daerah yang wilayahnya masih berorientasi perdesaan, dimana 60% penggunaan lahannya didominasi oleh pertanian, lahan kosong dan kawasan tidak terbangun. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Bekasi mengkategorikan Kecamatan Bantargebang kedalam Bagian Wilayah Kota tipe 3 dengan arah pengembangan berupa perumahan berkepadatan sedang dan rendah, pertanian, industri dan jasa. Berdasarkan arahan pengembangan tersebut Kecamatan Bantargebang tidak memiliki fasilitas pendidikan, hiburan, rekreasi yang lengkap. Namun demikian Kecamatan Bantargebang tetap merupakan daerah tujuan migrasi dari daerah lain. Keputusan seseorang bermigrasi tidak serta merta terjadi begitu saja, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang migrasi, karena migrasi adalah proses yang menyangkut individual-individual dengan karakteristik ekonomi, sosial, pendidikan dan demografi yang berbeda. Tiap-tiap individu mempunyai kebutuhan tertentu untuk dapat dipenuhi, mempunyai aspirasi yang ingin dapat terlaksanakan. Apabila di suatu wilayah kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi maka akan terjadi tekanan pada orang-orang tersebut. Tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang di suatu wilayah akan mengakibatkan tekanan dan hal tersebut akan berujung pada pengambilan keputusan untuk bermigrasi. (Mantra, 2010, hlm.179). Banyaknya pelaku migrasi yang memilih Kecamatan Bantargebang sebagai daerah tujuan mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai migrasi penduduk ke Kecamatan Bantargebang. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja

7 yang mempengaruhi seseorang bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi. B. Rumusan Masalah Penelitian Masalah merupakan ketidaksesuaian antara yang seharusnya dengan yang sebenarnya terjadi dilapangan. Meninjau uraian yang penulis kemukakan dalam latar belakang masalah, maka inti masalah dalam penelitian ini adalah Faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan migran bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi. Untuk membatasi permasalahan agar lebih spesifik maka pertanyaan penelitian dirumuskan sebagai berikut. 1. Faktor pendorong apa saja yang mempengaruhi keputusan migran bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi? 2. Faktor penarik apa saja yang mempengaruhi keputusan migran bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sasaran yang hendak dituju dalam suatu penelitian, tujuan penelitian sangat tergantung pada judul penelitian dan masalah penelitian. Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui faktor pendorong apa saja yang mempengaruhi keputusan migran bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi. 2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan migran bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi. D. Manfaat Penelitian Manfaat merupakan hasil akhir yang ingin dicapai dari suatu penelitian dengan maksud memberikan solusi serta saran bagi pihak yang terkait dengan

8 suatu penelitian. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Memberikan sumbangsih bagi pengetahuan dan kemajuan pada bidang geografi sosial dalam konteks kependudukan, khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan bermigrasi ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara langsung maupun tidak langsung dalam praktek kehidupan sehari-hari, diantaranya: a. Bagi penulis, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan ajar pada mata pelajaran Geografi tingkat SMA pada kompetensi dasar dinamika dan masalah kependudukan. b. Bagi instansi pemerintah, sebagai masukan bagi pemerintah daerah Kota Bekasi serta pihak terkait dalam pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan kependudukan di Kota Bekasi. c. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan migran bermigrasi. E. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN Bab I menguraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta struktur organisasi skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab II menjabarkan berbagai teori yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yang diajukan, diantaranya yaitu pengertian dari migrasi, jenisjenis migrasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi. BAB III METODE PENELITIAN

9 Bab III menjabarkan mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan pencarian data dilapangan, diantaranya penentuan populasi dan sampel, instrument penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Bab IV menjabarkan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan, penjabaran data yang diperoleh dilapangan di olah dan dibahas untuk menghasilkan temuan penelitian. Pemaparan data hasil penelitia yaitu mengenai karakteristik migran, faktor pendorong migrasi dan faktor penarik migrasi ke Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V merupakan jawaban dari pertanyaan dalam rumusan masalah penelitian dan saran yang peneliti berikan berdasarkan hasil penelitian.