BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. ekonomi, variabel pertumbuhan ekonomi yaitu pendapatan asli daerah, investasi

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA, INVESTASI DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI. (Studi Kasus Provinsi Banten Tahun )

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang muncul bersumber dari variasi data cross section yang digunakan. Pada

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Bruto, Indek Pembangunan Manusia, Upah Minimum Provinsi daninflasi

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. (Pendapatan Asli Daerah) pada kabupaten/ kota di Provinsi DIY tahun

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Metode anlisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III. Metode Penelitian

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

5. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dilakukan analisis model Fixed Effect dan pengujian

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sama atau terjadinya homoskedastisitas antara nilai-nilai variabel independen

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( ) JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI

ANALISIS REGRESI PANEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA D.I.YOGYAKARTA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. menggunakan Uji Park yang ditunjukkan Tabel 1.9. independen terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh investasi,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang

BAB I PENDAHULUAN. belanja modal sendiri terjadi akibat kebutuhan sarana dan prasarana suatu daerah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji. Multikolinearitas dan uji Heteroskedastisitas.

BAB III METODE PENELITIAN. ASEAN. Pengambilan data penelitian ini dilakukan di 7 (tujuh) Negara ASEAN yaitu

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Kualitas Data A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokedastisitas Heteroskedastisitas memberikan arti bahwa dalam suatu model terdapat perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak terdapat heterokedastisitas apapun. Dalam Uji Heterokedastisitas, masalah yang muncul bersumber dari variasi data cross section yang digunakan. Pada kenyataannya, dalam data cross sectional yang meliputi unit yang heterogen, heterokedastisitas mungkin lebih merupakan kelaziman (aturan) dari pada pengcualian (Gujarati, 2006). Berdasarkan uji Heteroskedastisitas, nilai probabilitas dari semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 5%. Keadaan ini menunjukkan bahwa adanya varian yang sama atau terjadinya homoskedastisitas. Tabel 5.1. Hasil Uji Heteroskedastisitas Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 1.76E+16 9.19E+17 0.019126 0.9848 LOG (TK) -6.59E+16 7.43E+16-0.887368 0.3809 LOG (INV) 1.32E+16 1.27E+16 1.034239 0.3081 LOG(BD) 5.19E+16 1.05E+17 0.494683 0.6239 Sumber : Hasil olah data Eviews 7.0 Dari Table 5.1. di atas maka dapat di simpulkan bahwa semua variable independent yang di gunakan terbebas dari masalah heteroskedastisitas. 79

80 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel bebas pada penelitian. Tabel 5.2 Hasil Uji Multikolinearitas BD INVES PDRB TK BD 1.000000 0.026613 0.500663 0.636713 INVES 0.026613 1.000000 0.439846-0.076716 PDRB 0.500663 0.439846 1.000000 0.579192 TK 0.636713-0.076716 0.579192 1.000000 Sumber : Hasil olah data Eviews 7.0 Berdasarkan Tabel 5.2. dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antar variabel bebas <0,9 yang berarti bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada masing-masing variabel bebas. B. Analisis Pemilihan Model Seperti diutarakan sebelumnya, dalam analisis model data panel terdapat tiga macam pendekatan yang dapat digunakan, yaitu pendekatan kuadrat terkecil (ordinary/ pooled least square), pendekatan effek tetap (fixed effect), dan pendekatan efek acak (random effect). Pengujian statistik untuk memilih model pertama kali adalah dengan melakukan uji Chow untuk menentukan apakah metode pooled atau fixed effect yang sebaiknya digunakan dalam membuat regresi data panel. Pemilihan metode pengujian panel dilakukan pada seluruh data sample (4 kabupaten dan 4 kota), Uji Chow dilakukan untuk memilih metode pengujian data panel antara metode pooled least square atau fixed effect. Jika nilai F statistik pada Chow signifikan, maka uji Husman akan dilakukan untuk

81 memilih antara metode fixed effect atau random effect. Hasil uji hausman dengan nilai probabilitas yang kurang dari α adalah signifikan, artinya metode fixed effect yang dipilih untuk mengolah data panel. Pemilihan metode pengujian dilakukan dengan menggunakan pilihan fixed effect dan random effect serta mengkombinasikan, baik cross-section, period, maupun gabungan cross-section/ period. 1. Uji Chow Uji Chow merupakan uji untuk menentukan model terbaik antara fixed effect dengan common/ pool effect. Jika hasilnya menyatakan menerima hipotesis nol maka model yang terbaik untuk digunakan adalah model common. Akan tetapi, jikalau hasilnya menyatakan menolak hipotesis nol maka model terbaik yang digunakan adalah fixed effect, dan pengujian akan berlanjut ke Uji hausman. Tabel 5.3. Hasil Uji Chow Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 78.671646 (7,29) 0.0000 Cross-section Chi-square 1844.719374 7 0.0000 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7.0 Berdasarkan Tabel 5.3. uji Chow diatas, kedua nilai probabilitas Cross Section F dan Chi square yang lebih kecil dari Alpha 0,05 sehingga menolak hipotesis nol. Jadi menunjukan fixed effect, model yang terbik digunakan adalah model dengan menggunakan metode fixed effect. Berdasarkan hasil uji

82 Chow yang menolak hipotesis nol, maka pengujian data berlanjut ke uji hausman. 2. Uji Hausman Uji Hausman merupakan pengujian untuk menentukan penggunaan metode antara Random Effect dengan Fixed Effect. Jika dari hasil Uji Hausman tersebut menyatakan menerima hipotesis nol maka model yang terbaik untuk digunakan adalah model Random Effect. Akan tetapi, jika hasilnya menyatakan menolak hipotesis nol maka model terbaik yang digunakan adalah model Fixed Effect. Tabel 5.4. Hasil Uji Hausman Test Summary Chi-Sq. statistik Chi- S.q d.f Prob. Cross- section 14.806643 3 0.0020 random Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7. Berdasarkan Tabel 5.4. nilai probabilitas Cross-section random adalah 0,0020 lebih kecil dari Alpha 0,05 sehingga menolak hipotesis nol. Jadi berdasarkan uji hausman, model yang terbaik digunakan adalah model dengan menggunakan metode Fixed Effect. C. Analisis Model Data Panel Pemilihan model ini menggunakan uji analisis terbaik selengkapnya dijelaskan dalam tabel berikut:

83 Tabel 5.5. Hasil Estimasi Common Effect, Fixed Effect dan Random Effect Variabel Dependent : PDRB Model Common Fixed Effect Random Kontanta (C) -3.248608 7.904995 6.461514 Standar error 1.819103 1.089357 1.506554 Probabilitas 0.0826 0.0000 0.0001 t-statistik -1.785829 7.256568 4.288935 Tenaga Kerja (X1) -0.067868-0.191270-0.080458 Standar error 0.189741 0.081517 0.118401 Probabilitas 0.7227 0.0260 0.5011 t-statistik -0.357688-2.346375-0.679535 Investasi (X2) 0.160400 0.003344-0.002466 Standar error 0.029975 0.003165 0.004884 Probabilitas 0.0000 0.2996 0.6167 t-statistik 5.351139 1.056295-0.504921 Pengeluaran Pemerintah (X3) 0.855286 0.343433 0.349456 Standar error 0.216784 0.014276 0.018639 Probabilitas 0.0004 0.0000 0.0000 t-statistik 3.945332 24.05712 18.74857 R 2 0.701887 0.999413 0.884192 F-Statistik 28.25313 4935.979 91.61998 Prob(F-Stat) 0.000000 0.000000 0.000000 Durbin-Watson Stat 0.000000 1.480278 0.911307 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7.0 Berdasarkan uji spesifikasi model yang telah dilakukan pada Table 5.5. dari kedua analisis yang dilakukan menggunakan uji likelihood dan hausman test keduanya menyarankan untuk menggunakan fixed effect model, dan dari perbandingan uji pemilihan terbaik maka model regresi yang digunakan adalah fixed effect model D. Hasil Estimasi Model Data Panel Berdasarkan dari uji spesifikasi model yang telah dilakukan serta dari perbandingan nilai terbaik maka model regresi data panel yang digunakan

84 adalah fixed Effect Model (FEM). Pada pengujian sebelumnya, model telah lolos dari uji asumsi klasik, sehingga hasil yang didapatkan setelah estimasi konsisten dan tidak bias. Berikut tabel yang menunjukkan hasil estimasi data dengan jumlah observasi sebanyak 8 kabupaten/kota selama periode 2010-2014 (5 tahun). Tabel 5.6. Hasil Estimasi Model Fixed Effect Variabel Dependent : PDRB Fixed Effect Model Kontanta (C) 7.904995 Standar error 1.089357 Probabilitas 0.0000 t-statistik 7.256568 Tenaga Kerja (X1) -0.191270 Standar error 0.081517 Probabilitas 0.0260 t-statistik -2.346375 Investasi (X2) 0.003344 Standar error 0.003165 Probabilitas 0.2996 t-statistik 1.056295 Pengeluaran Pemerintah (X3) 0.343433 Standar error 0.014276 Probabilitas 0.0000 t-statistik 24.05712 R 2 0.999413 F-Statistik 4935.979 Prob(F-Stat) 0.000000 Durbin-Watson Stat 1.480278 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7.0 Dari hasil estimasi diatas, maka dapat dibuat model analisis data panel terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi pada

85 Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang disimpulkan dengan persamaan sebagai berikut: Log(Y) = f(log(x1), Log(X2), Log(X3)) yang diperoleh hasil persamaan regresi data panel sebagai berikut : Log(Y) = β0 - β1*log(x1) + β2*log(x2) + β3*log(x3) + et Log(Y) = 7.904995-0.191270* Log (X1) + 0.003344* Log (X2) + 0.343433* Log (X3) + et Keterangan: Y X1 X2 X3 β 0 β 1-β 3 et = PDRB = Tenaga kerja = Investasi = Pengeluaran Pemerintah = Konstanta = Koefisien Parameter = Distrubance Error Adapun dari hasil estimasi di atas, dapat di interpretasikan sebagai berikut: LOGPDRB_LEBAK = -0.691702445684 (efek wilayah) + 7.90499531786-0.191269518734*LOGTK_LEBAK + 0.00334350329215*LOGINV_LEBAK + 0.343433241181*LOGBD_LEBAK LOGPDRB_PANDEGLANG = -0.713046030109 (efek wilayah) + 7.90499531786-0.191269518734*LOGTK_PANDEGLA NG + 0.00334350329215*LOGINV_PANDEG LANG + 0.343433241181*LOGBD_PANDEGLA NG LOGPDRB_SERANG = -0.569640321267 (efek wilayah) + 7.90499531786-0.191269518734*LOGTK_SERANG +

86 0.00334350329215*LOGINV_SERANG + 0.343433241181*LOGBD_SERANG LOGPDRB_TANGERANG = 0.903846031583 (efek wilayah) + 7.90499531786-0.191269518734*LOGTK_TANGERAN G + 0.00334350329215*LOGINV_TANGER ANG + 0.343433241181*LOGBD_TANGERAN G LOGPDRB_CILEGON = 0.486724631154 (efek wilayah) + 7.90499531786-0.191269518734*LOGTK_CILEGON + 0.00334350329215*LOGINV_CILEGON + 0.343433241181*LOGBD_CILEGON LOGPDRB_SERANG = -0.569640321267 (efek wilayah) + 7.90499531786-0.191269518734*LOGTK_SERANG + 0.00334350329215*LOGINV_SERANG + 0.343433241181*LOGBD_SERANG LOGPDRB_TANGERANG = 0.903846031583 (efek wilayah) + 7.90499531786-0.191269518734*LOGTK_TANGERAN G + 0.00334350329215*LOGINV_TANGER ANG + 0.343433241181*LOGBD_TANGERAN G LOGPDRB_TANGSEL = 0.249612424008 (efek wilayah) + 7.90499531786-0.191269518734*LOGTK_TANGSEL + 0.00334350329215*LOGINV_TANGSE L + 0.343433241181*LOGBD_TANGSEL Keterangan: Y = PDRB X1 = Tenaga Kerja X2 = Investasi X3 = Pengeluaran Pemerintah

87 β 0 = 7.904995 dapat diartikan bahwa apabila semua variabel independen (tenaga kerja, investasi, dan pengeluaran pemerintah) dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan maka PDRB nya sebesar 7.904995. β 1 = -0.191270dapat diartikan bahwa tenaga kerja naik sebesar 1 jiwa, maka PDRB mengalami penurunan sebesar -0.191270 dengan asumsi PDRB tetap. β 2 = 0.003344 dapat diartikan bahwa ketika investasi naik 1 jiwa, maka PDRB mengalami kenaikan sebesar 0.003344 dengan asumsi PDRB tetap. β 3 = 0.343433 dapat diartikan bahwa ketika Pengeluaran pemerintah naik sebesar 1 rupiah, maka PDRB mengalami kenaikan 0.343433 dengan asumsi PDRB tetap. Pada model estimasi di atas, terlihat bahwa adanya pengaruh cross-section yang berbeda di setiap kabupaten dan kota terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi banten. Kabupaten yang memiliki pengaruh cross-section yang bernilai positif adalah Kabupaten Tangerang dengan nilai koefisien sebesar 0.903846, dan Kota Cilegon dengan nilai koefisien sebesar 0.486725, Kota Tangerang dengan nilai koefisien sebesar 0.903846, dan terakhir Kota Tangerang Selatan dengan nilai koefisien sebesar 0.249612. Sedangkan Kabupaten/Kota yang memiliki pengaruh cross-section yang bernilai negatif adalah Kabupaten Lebak dengan nilai koefisien sebesar -0.691702, Kabupaten Pandeglang dengan nilai koefisien

88 sebesar -0.713046 Kabupaten serang dengan nilai koefisien sebesar -0.569640 dan terakhir adalah kota serang dengan dengan nilai koefisien sebesar -0.569640. E. Uji Statistik 1. Uji T Untuk mengetahui apakah variabel independen (Tenaga Kerja, Investasi, Pengeluaran Pemerintah) mempunyai hubungan terhadap PDRB, maka diperlukan pengujian dengan menggunakan uji statistik antara lain : Tabel 5.7. Hasil Uji T Variabel Koefisien Regresi Prob Standar Prob Tenaga Kerja -0.191270 0.0260 5% Investasi 0.003344 0.2996 5% Pengeluaran Pemerintah 0.343433 0.0000 5% Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7.0 a. Pengujian Variable Tenaga Kerja Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa variable Tenaga Kerja memiliki t-hitung sebesar -0.191270 dan memiliki nilai probabilitas (tstatistik) sebesar 0.0260> 0,05% artinya variable independent Tenaga Kerja secara individu berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) di Provinsi Banten. b. Pengujian Variable Investasi Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa variable Investasi memiliki t-hitung sebesar 0.003344 dan memiliki nilai probabilitas (t-

89 statistik) sebesar 0.2996> 0,05% artinya variable independent Investasi secara individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) di Provinsi Banten. c. Pengujian Variable Pengeluaran Pemerintah (Belanja Daerah) Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa variable Pengeluaran Daerah memiliki t-hitung sebesar 0.343433 dan memiliki nilai probabilitas (t-statistik) sebesar 0.0000 > 0,05% artinya variable independent Pengeluaran Pemerintah secara individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) di Provinsi Banten. 2. Uji F Uji F digunakan untuk signifikasi pengaruh variabel bebas terhadap varaibel terikat secara keseluruhan. Berdasarkan hasil analisis menggunakan software Eviews 7.0, diperoleh nilai probabilitas F sebesar 0.00000, dengan ketentuan α = 5 %, maka uji F signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Variabel Investasi, Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Provinsi Banten. 3. R-Squared Nilai R-Squared atau koefisien determinasi berguna untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan himpunan variabel dependen. Nilai koefiensi determinasi ditunjukkan dengan angka antara 0 sampai 1. Nilai koefiensi determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

90 independen dalam variasi variabel dependen amat terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen tersebut memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Dari hasil olah data dengan menggunakan Fixed Effect Model diperoleh Nilai R-squared sebesar 0.999413, artinya sebesar 99,9413% dari variabel independent (Tenaga Kerja, Investasi, Pengeluran Pemerintah) mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi dan sisanya sebanyak 0.0587% dipengaruhi oleh variabel independent lain di luar penelitian ini. F. Analisis Pemilihan Model Dalam metode estimasi model regresi menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, antara lain model Pooled Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM), atau Random Effect Model (REM). Dari tiga model regresi yang bisa digunakan untuk mengestimasi data panel, model regresi dengan hasil terbaiklah yang akan digunakan dalam menganalisis. Maka dalam penelitian ini untuk mengetahui model terbaik yang akan digunakan dalam menganalsisi apakah dengan model Pooled Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM), atau Random Effect Model (REM), maka dilakukan pengujian terlebih dahulu menggunakan Uji Chow dan Uji Hausman. G. Uji Teori (Interpretasi Ekonomi) Berdasarkan hasil penelitian atau estimasi model di atas maka dapat dibuat suatu analisis dan pembahasan mengenai pengaruh variabel independen (Tenaga Kerja, Investasi dan Pengeluaran Pemerintah) terhadap Pertumbuhan

91 Ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang di interpretasikan sebagai berikut : 1. Tenaga Kerja Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, variabel tenaga kerja menunjukkan hasil yang negatif dan signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di 8 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Banten. Pada derajat kepercayaan 5% untuk semua Kabupaten/Kota di Provinsi Banten. Variabel Tenaga Kerja mempunyai nilai koefisien negatif yang berarti antara variabel Tenaga Kerja dengan PDRB mempunyai hubungan yang negatif. sebesar -0.191270, yang berarti apabila terjadi kenaikan nilai Tenaga Kerja sebesar 1% sedangkan variabel lain tetap maka ada perubahan dalam jumlah variabel dependen yaitu Y (Pertumbuhan Ekonomi) akan menurun sebesar 0.19 %. Pada penelitian ini variabel tenaga kerja memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap PDRB di 8 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Banten dengan asumsi bahwa pertumbuhan tenaga kerja yang meningkat tidak di imbangi dengan lapangan pekerjaan yang tersedia makan menimbullkan nilai produktivitas semakin menurun. Untuk dapat meningkatkan produktivitas maka yang di perlukan adalah peningkatan lapangan pekerjaan dan kualitas sumberdaya manusia. Jumlah tenaga kerja yang banyak akan tetapi efisiensi dan produktifitas tinggi maka akan dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Modal pembangunan ekonomi yang terpenting dari sisi keuangan daerah dan investasi adalah sumber daya manusia itu sendiri. Partisipasi aktif

92 dari seluruh masyarakat akan mempercepat pembagunan daerah karena rasa kepemilikan yang lebih besar terhadap daerahnya sendiri sehingga nantinya dapat merangsang kesadaran masyarakat membangun wilayah lokal masingmasing. Untuk melaksanakan pembangunan memerlukan sumberdaya manusia yang berkualitas di samping terpenuhinya kuantitas permintaan tenaga kerja. Serta banyaknya industri-industri yang lebih banyak menggunakan tenaga teknologi mesin di bandingkan tenaga manusia serta kurangnya keterampilan dalam menggunakan teknologi modern saat ini. Hal ini akan menimbulkan ketimpangan pada daerah-daerah provinsi banten. Hal ini sesuai dengan dengan penelitian sebelumnya bahwa variabel tenaga kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PDRB di 8 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Banten. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ardito Bhinadi (2009) dengan mendapatkan hasil penelitian bahwa setiap pertumbuhan tenaga kerja 1% justru akan menurunkan pertumbuhan pendapatan perkapita sebesar 0,07%. Angka negatif dari koefisien regresi pertumbuhan tenaga kerja menunjukan marginal productivity of labor mengalami penurunan. Akibatnya setiap petambahan tenaga kerja di dalam setiap proses produksi, justru akan menurunkan produksi. Jumlah tenaga kerja yang semakin bertambah ternyata sudah tidak mampu menambah produksinya. Di tambah lagi masih relatif rendahnya pendidikan di indonesia, menyebabkan kualitas tenaga kerja di indonesia juga relatif rendah, akibatnya produktifitas relatif rendah dan kontribusinya terhadap pertumbhan ekonomi juga relatif rendah.

93 2. Investasi Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, variabel investasi yang terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) menunjukkan hasil yang positif namun demikian pengaruh tersebut secara statistik tidak signifikan terhadap Pertumbuhan ekonomi (PDRB) di 8 Kabupaten/Kota di Provinsi Banten hal ini di tunjukan oleh nilai t-hitung yang lebih kecil dari nilai t-table. Dengan asumsi realisasi investasi Provinsi Banten di setiap tahunnya menunjukan nilai yang fluktuatif. Niali Investasi di Provinsi Banten sendiri disebabkan tergantung pada banyaknya proyek-proyek yang di bangun suatu Kabupaten/Kota dan mayoritas Investasi asing maupun dalam negri berada pada sektor tranportasi dan sektor perhotelan. Investasi Provinsi Banten sendiri pengaruh terbesar terletak pada Kota Cilegon yang menyebabkan nilai rata-rata di setiap Kabupaten/Kota Provinsi Banten menjadi tidak merata dan hal ini di dukung dengan adanya pelabuhan Merak-Banten yang menghubungkan dua pulau besar yaitu Pulau Jawa dan Pulau Sumatra. Pelabuhan Merak-Banten sendiri memang pelabuhan terbesar dan terpadat di Indonesia. Sehingga banyak aktivitas-aktivitas ekonomi berskala besar mapun kecil yang bergerak di pelabuhan tersebut, mulai dari pengiriman barangbarang dan transport bagi manusia. Investasi merupakan suatu pengeluaran yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menigkatkan produksi. Jadi investasi merupakan pengeluaran yang akan menambah jumlah alat-alat produksi dalam masyarakat di mana pada akhirnya akan menambah

94 pendapatan, sehingga PDRB meningkat. Investasi juga sebagai sarana dan motivasi dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi khususnya dalam upaya memperluas penggunaan tenaga kerja dalam meningkatkan produksi (output). Secara sektoral investasi di Provinsi Banten Baik PMA ataupun PMDN lebih dominan pada sektor transportasi dan perhotelan yang dimana dimana 70% investor menanamkan modalnya pada sektor tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Johana Rosmalia dkk. Pada tahun 2014 degan judul Pengaruh Invetasi dan Tenaga Kerja Terhadap Produk Domsetik Bruto (PDRB) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Balikpapan menunjukkan bahwa jumlah investasi dilihat dari total jumlah investasi PMA dan PMDN di berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Balikpapan. Dalam hasil penelitian ini terlihat bahwa penanaman modal asing ataupun modal dalam negeri mampu mendorong meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi pendorong pertumbuhan ekonomi yang paling besar adalah infrastruktur jalan. Peningkatan ekonomi ini akan mengundang investor baik dalam negeri maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Adam Smith yang menyatakan bahwa dalam pembangunan ekonomi, modal memegang peranan penting. Menurut teori ini akumulasi modal akan menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi di suatu daerah. Ditambahkan pula oleh Harrod dan Domar yang menyatakan bahwa modal merupakan peranan kunci di dalam proses pertumbuhan ekonomi, khususnya

95 mengenai waktu ganda yang dimiliki investasi. Pertama ia menciptakan penda patan dan kedua ia memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal, karena selama investasi netto tetap berlangsung pendapatan nyata dan output akan senantiasa membesar. Dalam hasil penelitian ini terlihat bahwa penanaman modal asing ataupun modal dalam negeri mampu mendorong meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang memiliki kontribusi yang cukup besar dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi. 3. Pengeluaran Pemerintah Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, variabel pengeluaran pemerintah yang berupa belanja daerah menunjukkan hasil yang positif dan signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di 8 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Banten pada derajat kepercayaan 1 %. Koefisien variabel pengeluaran pemerintah mempunyai nilai sebesar 0.343433, yang berarti bahwa apabila terjadi peningkatan pengeluaran pemerintah 1 % maka PDRB akan meningkat sebesar 0.34 % dengan asumsi tidak ada perubahan dalam jumlah variabel bebas. Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB di 8 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Banten. Dengan demikian, apabila realisasi pengeluaran pemerintah yang beruhpa belanja daerah meningkat dapat menambah jumlah PDRB. Seperti halnya belanja pegawai, belanja bantuan sosial, dan yang lainnya yang alokasinya sudah ditentukan, tentunya akan memberikan dampak positif untuk membantu dalam menambah jumlah PDRB. Berdasarkan

96 penelitian yang dilakukan oleh Amira Salhab bahwa pengeluaran pemerintah di tahun 1998-2010 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali. Pengeluaran pemerintah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Belanja Daerah yang terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Belanja Daerah merupakan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mendanai seluruh program/kegiatan yang berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap pelayanan publik di suatu daerah. Belanja Daerah memiliki peran sebagai faktor pendorong atau stimulan dalam pertumbuhan ekonomi, misalnya realisasi Belanja Daerah dalam hal pembiayaan pembangunan infrastruktur, perbaikan fasilitas dan penambahan aset daerah. Penelitan yang dilakukan oleh Kurnia Maharani di Jawa Tengah tahun 2014 bahwa variabel pengeluaran pemerintah sangat berperan terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Hal ini mengindikasikan bahwa setelah otonomi daerah peran pengeluaran pemerintah daerah sangat diperlukan untuk menumbuhkan serta mengembangkan perekonomian suatu daerah sesuai dengan kapasitas dan kemampuan suatu daerah.