BAB I PENDAHULUAN. Pasal 40 Undang-Undang RI No 20 Tahun 2013 Pendidik dan Kependidikan berkewajiban :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari

A. Latar Belakang. Ratih Leni Herlina, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN S LEARNING IN SCIENCE

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, mungkin sejak lahir sampai akhir hayat.

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Riyanti Dini Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI. IPA mempelajari tentang bagaimana cara mencari

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas yang sangat komplek dan berat, karena sebagian besar guru,

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI GAYA MAGNET MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 3 KRAJAN JATINOM KLATEN TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran IPA. Selain itu mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetap juga merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deana Zefania, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran materi IPA, seorang guru dan seorang siswa. diharapkan menyenangi materi ini, karena menyenangi mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. Mohamad Sopian Wiguna, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

The Faculty of Occupation Bung Hatta University ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP bahwa

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah dilaksanakan

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pada kegiatan proses pembelajaran IPA. khususnya pada pelajaran Fisika di kelas VIII disalah satu

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008: 26). keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. peradaban dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Menurut undang undang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

BAB I PENDAHULUAN. cerdas sehingga dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lainya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Bumi berputar pada porosnya dengan kecepatan yang konstan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang lebih tinggi. Peningkatan kualitas pendidikan harus dipenuhi melalui peningkatan kualitas dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Pasal 40 Undang-Undang RI No 20 Tahun 2013 Pendidik dan Kependidikan berkewajiban : 1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan diaolgis; 2. Mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan; 3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus dikuasai agar siswa dapat mengenal, menjaga dan memanfaatkan alam secara bijak. Mata pelajaran IPA sangat diperlukan oleh siswa mengingat IPA adalah ilmu yang mempelajari konsep - konsep dasar yang memudahkan siswa memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari - hari tanpa merusak lingkungan alam sekitar. Pada hakekatnya Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains berasal dari bahasa latin yaitu scientia yang berarti saya tahu. Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti pengetahuan.ipa adalah cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam.

2 Pembelajaran IPA di SD harus sesuai dengan kurikulum IPA. Adapun tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) agar peserta didik memiliki kemampuan : 1. Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan YME berdasarkan keberadaan, keindahan,dan keteraturan dalam ciptaan-nya 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMA / MTs. Gaya merupakan salah satu ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD / MI kelas V semester 2. Berdasarkan klasifikasinya gaya termasuk dalam materi Energi dan Perubahannya dengan standar kompetensi 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya dan kompetensi dasar 5.1 mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). Agar siswa lebih memahami materi mengenai gaya, siswa harus dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa akan tertarik dengan pembelajaran apabila mereka terlibat di dalamnya. Minat siswa terhadap suatu pelajaran sekolah tidak bergantung kepada materi pelajaran, tetapi bergantung pada cara guru mengajar. Materi pelajaran yang sulit bisa menjadi mudah apabila disampaikan dengan cara yang menyenangkan.

3 Pembelajaran IPA pada umumnya masih dominan menggunaan metode ceramah dan penugasan sehingga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan benda benda konkrit. Selama ini, siswa kurang diberi kesempatan untuk melakukan observasi, penyelidikan, memahami sendiri, dan melakukan eksperimen terhadap konsep konsep sains melalui pengalaman nyata. Siswa tidak menyadari apa yang terjadi dan apa yang dialami di sekitarnya mengandung konsep konsep ilmiah yang dapat dipelajari melalui pembelajaran IPA. Masalah pokok yang sering dijumpai dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar antara lain masih rendahya daya serap, aktivitas dan hasil belajar siswa, pembelajaran yang bosan dan kurang menarik. Masalah yang ditemukan pada saat observasi di kelas V SD Maleber Barat yang menjadi subyek penelitian dalam pembelajaran IPA disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah dan textbook centered, dengan keterlibatan siswa yang sangat minim sehingga kurang menarik siswa dan membosankan. Pembelajaran lebih cenderung bersifat teacher centered dari pada student centered. Dari hasil observasi awal dapat diketahui bahwa siswa masih kurang aktif, daya serap masih kurang sehingga berimplikasi pada rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan oleh guru yang kurang variatif dalam menerapkan metode pembelajaran dan kurang menggunakan media pembelajaran. Berdasarkan hasil tes kognitif siswa kelas V dalam pembelajaran IPA masih banyak siswa yang belum tuntas atau belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

4 No Nama Siswa Nilai No Tabel 1.1 Nilai Pra Siklus Nama Siswa Nilai No Nama Siswa 1. A G 50 10. H 50 19. R S 64 2. A A 30 11. I M 86 20. R. M C 86 3. D A J 46 12. L N 60 21. R T 46 4. E W L 98 13. L B 66 22. R A 60 5. E 0 14. M. F R 50 23. R N 66 6. F 64 15. M. H F 60 24. R I 50 7. F O 60 16. M D 78 25. S B 94 8. F P 40 17. M R 30 26. S A 72 9. F P S 90 18. R I N 70 Nilai Siswa yang Tuntas 8 orang Presentase Ketuntasan Siswa 30,7 % Bedasarkan tes kognitif masih banyak siswa yang belum mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Sedangkan nilai KKM yang telah

5 ditetapkan di sekolah adalah 70. Dari data yang telah diperoleh siswa yang sudah mencapai KKM hanya 8 siswa dari jumlah keseluruhan siswa 26 siswa, sedangan siswa yang lainnya masih di bawah nilai KKM. Melihat data hasil belajar dan pengamatan aktifitas siswa tersebut maka perlu adanya suatu upaya untuk mengadakan perbaikan dan meningkatkan hasil belajar siswa, agar siswa menjadi lebih aktif dan dapat memahami konsep konsep IPA dengan mudah sehingga hasil belajar siswa dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan sekolah. Selain itu dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar dan mengadakan variasi metode pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran. Berdasarkan kajian literature terdapat beberapa alternatif kegiatan pembelajaran untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa diantaranya yaitu dengan penggunaan media audio visual, metode demonstrasi, dan metode eksperimen. Berdasarkan hasil observasi peneliti akan melakukan alternatif tindakan berupa penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Manfaat penelitian ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPA yang diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada penelitian ini, metode eksperimen diterapkan pada materi gaya (gaya maget, gaya gesek, gaya gravitasi). Djamarah (dalam Adang, dkk 2012, hlm. 86) mengemukakan bahwa metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Menurut Schoenherr (2003, hlm. 81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran, selain itu siswa juga dapat mengamati

6 sesuatu hal dan melalukkan percobaan dengan mengalaminya sendiri, dengan rasa percayadiri siswa dapat membuat kesimpulan atas percobaannya sendiri. Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka peneliti melakukan tindakan perbaikan dalam pembelajaran IPA materi gaya melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya. (Penelitian Tindakan Kelas di SD Maleber Barat Kelas V Kelurahan Maleber Kecamatan Andir Kota Bandung Tahun Ajaran 2013 / 2014). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, rumusan masalah umum diatas adalah Bagaimanakah penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya di SD Maleber Barat kelas V. Adapun rumusan masalah khusus adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya di SD Maleber Barat kelas V semester II? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya di SD Maleber Barat kelas V semester II? 3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA materi gaya di SD Maleber Barat kelas V semester II?

7 C. Tujuan Penelitian Secara umum peneliti mendeskripsikan penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya di SD Maleber Barat kelas V. Adapun secara khusus, peneliti mendeskripsikan tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya di SD Maleber Barat kelas V semester II. 2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya di SD Maleber Barat kelas V semester II. 3. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA materi gaya di SD Maleber Barat kelas V semester II D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat bagi siswa a. Dapat meningkatkan pengetahuan dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen. b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode eksperimen dalam materi gaya. 2. Manfaat bagi guru Dengan penerapan metode eksperimen pada pembelajaran IPA ini, diharapkan menjadi masukan atau motivasi bagi para guru untuk menerapkan pembelajaran yang menyenangkan dan aktif bagi siswa.

8 3. Manfaat bagi peneliti a. Diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan pembelajaran bagi peneliti. b. Dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang metode eksperimen dalam pembelajaran. 4. Manfaat bagi sekolah : Dengan dilakukannya penerapan metode eksperimen ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : Metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya di SD Maleber Barat kelas V semester II Kelurahan Maleber Kecamatan Andir Kota Bandung tahun ajaran 2013/2014. F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman pada Penelitian Tindakan Kelas ini, maka ada beberapa istilah dalam penelitian ini yang perlu dijelaskan yaitu 1. Metode Eksperimen Metode eksperimen adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk dapat memahami objek, ilmu, atau mencapai tujuan dengan cara melakukan percobaan, pengujian ataupun pembuktian di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Sesuai dengan langkah-langkah dari metode eksperimen yaitu merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, membuktikan hipotesis dengan melakukan percobaan, menyimpulkan hasil percobaan, mengkomunikasikan hasil percobaan, dan melakukan evaluasi untuk mengetahui sejauhmana pemahaman siswa. Pada

9 penelitian ini metode eksperimen diterapkan pada materi gaya di kelas V SD Maleber Barat tahun pelajaran 2013-2014. 2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa melalui pembelajaran sebagaimana terdeskripsikan dalam indikator capaian kompetensi sebagai penjabaran dari KD. 5.1 mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). Hasil belajar tersebut diukur dengan tes yang berbentuk esai yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata kata dan hasilnya dinyatakan dalam bentuk skor. 3. Materi Gaya Gaya merupakan salah satu pokok bahasan dalam mata pelajaran IPA yang diberrikan di kelas V semester II. Adapun dalam Penelitian Tindakan Kelas ini mengembangkan Standar Kompetensi 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya dan Kompetensi Dasar 5.1 mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).