III. BAHAN DAN METODE

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Biomassa dan Karbon Biomassa Atas Permukaan di Kebun Panai Jaya, PTPN IV Tahun 2009

III. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Bahan dan Alat

PENDUGAAN NERACA KARBON PADA KEBUN KELAPA SAWIT PANAI JAYA DAN MERANTI PAHAM PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV LABUHAN BATU, SUMATERA UTARA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. mengkonversi hutan alam menjadi penggunaan lainnya, seperti hutan tanaman

III. BAHAN DAN METODE

PENDUGAAN CADANGAN KARBON BIOMASSA DI LAHAN GAMBUT KEBUN MERANTI PAHAM, PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV, LABUHAN BATU, SUMATERA UTARA ZAINI A

PUTRI YUNIASTUTI A

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia

PENGARUH PEMBERIAN BAHAN AMELIORAN TERHADAP PENURUNAN EMISI GAS CO2 PADA PERKEBUNAN SAWIT DENGAN TANAMAN SELA DI LAHAN GAMBUT

Presentasi ini memberikan penjelasan serta pemahaman mengenai pentingnya informasi fluk gas rumah kaca (GRK) dari ekosistem lahan gambut, serta

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Topik C4 Lahan gambut sebagai cadangan karbon

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Kalimantan Tengah

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Jawa Timur

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Indonesia

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Jawa Barat

BAB III METODE PENELITIAN

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Bali

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di DKI Jakarta

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Maluku

9/21/2012 PENDAHULUAN STATE OF THE ART GAMBUT DI INDONESIA EKOSISTEM HUTAN GAMBUT KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGGI SUMBER PLASMA NUTFAH TINGGI

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Aceh

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Papua

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Gorontalo

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Nusa Tenggara Timur

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Tenggara

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Utara

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kegiatan konversi hutan menjadi lahan pertambangan melepaskan cadangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekitar 60 Pg karbon mengalir antara ekosistem daratan dan atmosfir setiap

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Rumus Emisi CO 2. E = (Ea + Ebb + Ebo Sa) / Δt. Ea = Emisi karena terbakarnya jaringan dipermukaan tanah, misalnya pada waktu pembukaan lahan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Oktober November 2014 di Desa Buana Sakti, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur.

MODUL TRAINING CADANGAN KARBON DI HUTAN. (Pools of Carbon in Forest) Penyusun: Ali Suhardiman Jemmy Pigome Asih Ida Hikmatullah Wahdina Dian Rahayu J.

: panjang cm; lebar cm. Warna tangkai daun. Berat rata-rata kailan pertanaman. Daya Simpan pada suhu kamar

= pemanen. Sistem Penunasan

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Barat

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fluks dan Emisi CO2 Tanah

ANGGI RHADITYA LUBIS A

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

ANALISIS POTENSI SERAPAN KARBON PADA AREA KONSERVASI MANGROVE PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk KALIMANTAN SELATAN

Lembar Fakta Kurva Biaya Pengurangan Emisi GRK (Gas Rumah Kaca) Indonesia

TEKNIK TANAM MIRING KELAPA SAWIT di LAHAN GAMBUT Pengalaman Replanting di PT. Perkebunan Nusantara IV

Pengukuran Biomassa Permukaan dan Ketebalan Gambut di Hutan Gambut DAS Mentaya dan DAS Katingan

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

I. PENDAHULUAN. A. LatarBelakang. Lahan gambut di dunia mencapai luas 400 juta ha. Sekitar350 juta ha dari

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Umum Bahan Gambut Riau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. menyebabkan perubahan tata guna lahan dan penurunan kualitas lingkungan. Alih

BAB III BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

LAMPIRAN. Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian di Lapangan dan Laboratorium

I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

ESTIMASI EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) DARI KEBAKARAN LAHAN GAMBUT

PENDUGAAN KARBON TERSIMPAN DENGAN PEMODELAN SPASIAL DATA PENGUKURAN LAPANG PADA KEBUN KELAPA SAWIT PANAI JAYA PTPN IV

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

PERAN BENIH UNGGUL DALAM MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007)

Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan

III. METODOLOGI PE ELITIA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan bahan 3.3 Pengumpulan Data

BAB II TINJAUAN UMUM

Perkiraan Sementara Emisi CO 2. di Kalimantan Tengah

Teknis Penanaman Baru dan Replanting. PT. Bumitama Gunajaya Agro, Februari 2017 Suroso Rahutomo

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

18/04/2012. Program Studi Kehutanan, FP USU

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT

PENGELOLAAN MUKA AIR TANAH DAN APLIKASI TERAK BAJATERHADAPSIFAT FISIK GAMBUT KAITANNYA DENGAN EMISI KARBON PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TESIS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Bulan September 2013 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hutan memiliki banyak fungsi ditinjau dari aspek sosial, ekonomi, ekologi

Lampiran 1. Tabel Tinggi Tanaman 2 MST (cm) Ulangan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996-

Konservasi dan Rehabilitasi Lahan dan Hutan Gambut di Area PT Hutan Amanah Lestari Barito Selatan dan Barito Timur

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

Transkripsi:

9 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi kebun kelapa sawit pada bulan Agustus dan November 2008 yang kemudian dilanjutkan pada bulan Februari, April dan Juni 2009, verifikasi data dilakukan pada bulan November 2009. Panai Jaya terletak di kecamatan Panai Tengah Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara pada koordinat 02 o 22 40 02 o 26 23 LU dan 100 o 15 26-100 o 17 30 BT. ini berada pada hamparan lahan gambut dengan luasan total sekitar 2.586 ha yang memiliki 130 blok yang terbagi atas empat afdeling. Meranti Paham terletak di Kelurahan Meranti Paham Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara, yang sebelumnya bernama Ajamu II, yang berada pada koordinat 02 o 11 18 02 o 21 24 LU dan 100 o 09 13-100 o 12 02 BT. ini berada pada hamparan lahan gambut dan mineral dengan luasan total sekitar 4.811 ha yang memiliki 215 blok yang terbagi menjadi enam afdeling. 3.2. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dari penelitian sebelumnya oleh Yulianti (2009) dan Situmorang (2010), serta data pelepah prunning dan tandan kosong (tankos) dari penelitian yang bersamaan dengan ini untuk menyempurnakan data penelitian sebelumnya. 3.3. Metode Penelitian Penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu: (1) Pendugaan Atas Permukaan, (2) Pengukuran dan Perhitungan Emisi CO 2, dan (3) Perhitungan Neraca. 3.3.1. Pendugaan Atas Permukaan Perhitungan karbon atas permukaan dibagi menjadi pengukuran pada tanaman bawah/semak dan tanaman kelapa sawit. Kemudian seluruh hasil pengukuran dijumlahkan untuk mendapatkan stok karbon atas.

10 3.3.1.1. Pendugaan dan C- pada Tanaman Bawah/Semak Untuk pendugaan biomassa pada tanaman bawah/semak dilakukan dengan mengambil sampel tanaman dengan luas 1 m 2 pada berbagai umur tanaman yang berbeda. Pada plot pengamatan seluruh tanaman diambil kemudian ditimbang berat basahnya setelah itu tanaman dioven pada suhu 70 0 C selama 48 jam untuk mengetahui kadar air nya. Untuk mendapatkan bobot keringnya digunakan persamaan sebagai berikut: B = BB/(1+KA) B : Berat kering (gr/m 2 ) BB : Berat basah (gr/m 2 ) KA : Kadar air (%) Penetapan C-organik dilakukan dengan metode pengabuan kering serta metode Walkey and Black. Untuk menghitung jumlah karbon biomassa tersimpan pada tanaman bawah digunakan persamaan : K = B x %C-Organik x 10-2 K : (ton/ha) B : Berat kering (gr/m 2 ) %C-Organik : Kadar Bahan Organik (%) 3.3.1.2. Pendugaan dan C- pada Tanaman Kelapa Sawit Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yulianti (2009) dan Situmorang (2010), telah dilakukan perhitungan biomassa dan karbon biomassa pada tanaman kelapa sawit dengan metode destruktif, yaitu menebang pohon kelapa sawit pada plot-plot umur tanaman berbeda dan menimbangnya secara langsung di lokasi plot. Bagian pohon kelapa sawit yang diukur biomassanya adalah batang, pelepah dan daun dari pohon kelapa sawit yang dijadikan sampel, sehingga diperoleh berat basahnya. Bagian-bagian tersebut kemudian diambil untuk uji contoh dan dari uji contoh ini diperoleh berat kering dan kadar C- organik setiap bagian tanaman kelapa sawit. dihitung berdasarkan berat kering dari seluruh bagian tanaman kelapa sawit. Pada penelitian kali ini, data biomassa tanaman kelapa sawit diperoleh dari penelitian sebelumnya dan

dimodifikasi dengan menambahkan data pelepah prunning dan tandan kosong (tankos). 11 3.3.2. Pengukuran dan Perhitungan Emisi CO 2 Emisi GRK akan dihitung dari hasil pengukuran fluks secara langsung dari lahan gambut dengan close chamber methode yang diadopsi dari IAEA (1993 dalam PPKS, 2010). Persamaan yang digunakan untuk menghitung emisi CO 2 adalah sebagai berikut : BM δcsp V 273,2 E = x x x Vm δt A T+273,2 E = emisi CO 2 (mg/m 2 /hari) V = volume sungkup (m 3 ) A = luas dasar sungkup (m 2 ) T = suhu udara rata-rata di dalam sungkup ( C) δcsp/δt = laju perubahan konsentrasi gas CO 2 (ppm/menit) BM Vm = berat molekul gas CO 2 dalam kondisi standar = volume gas pada kondisi stp (standar temperature and pressure) yaitu 22,41 liter pada 23 K Penghitungan emisi pada lahan gambut pada perkebunan kelapa sawit ini dilakukan secara langsung di lapangan, dimana pengukuran konsentrasi gas CO 2 dilakukan dengan alat Gas Chromatography (GC). Emisi CO 2 diukur pada bulan November (mewakili musim penghujan) 2009 di lahan gambut yang mewakili lahan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), bukaan baru, dan Tanaman Menghasilkan (TM) yang dibagi dalam tiga plot, yaitu 50 m dari saluran drainase, 100 m dari saluran drainase, dan 150 m dari saluran drainase. Pada masingmasing plot tersebut dilakukan pengambilan contoh gas dengan memilih berbagai lokasi yang berbeda, yaitu di bawah naungan tanaman, di ujung kanopi tanaman, dan di sela-sela antar tanaman sawit. 3.3.3. Perhitungan Neraca Untuk menghitung neraca karbon, diperlukan data dari stok karbon dan emisi karbon. Teknik perhitungan neraca karbon selengkapnya seperti pada Tabel 1 dan 2.

12 Tabel 1. Model Perhitungan Emisi Neto (CO 2 ) Panai Jaya Tahun 2009 Penggunaan Lahan Luas Awal Akhir Carbon Loss Peningkatan Pengurangan Carbon Gain Emisi (Dekomposisi Total Emisi (Dekomposisi Neraca 2002 2007 (ha) (ton CO 2/ha) (ton CO 2/tahun) (ton CO 2/ha/tahun) (ton CO 2/tahun) (ton CO 2/ha/tahun) (ton CO 2/tahun) (ton CO 2/tahun) a b c d e f g h i j 55 Tegakan Tegakan ((c-b)a)/5 Bapenas* Bapenas (e-f)a Balingtan (h)a d+g+i Bukaan Baru 250 sda sda sda Bapenas* 0 sda sda sda sda TBM 2006 567 sda sda sda c/umur tanaman 0 sda sda sda sda TBM 2007 1.366 sda sda sda sda 0 sda sda sda sda Total 2.238 A a = PPKS (2010) b = Yulianti (2009) dan Situmorang (2010) c = Yulianti (2009) dan Situmorang (2010) d = ((c-b)a)/5, (5 = penggunaan lahan antara 2002 hingga 2007) e = c/umur tanaman, *asumsi riap hutan sekunder dan bukaan baru oleh Bapenas f = Kehilangan karbon tahunan akibat masyarakat sekitar seperti illegal logging g = (e-f)a h = (PPKS, 2010) i = (h)a j = d+g+i Emisi Neto Panai Jaya (ton CO 2 /ha/tahun) = A (ton CO 2 /tahun) 2.238 ha 12

13 Tabel 2. Model Perhitungan Emisi Neto (CO 2 ) Meranti Paham Tahun 2009 Awal Akhir Peningkatan Pengurangan Total Emisi (Dekomposisi Penggunaan Lahan Emisi (Dekomposisi Luas Carbon Loss Carbon Gain Neraca 2003 2008 (ha) (ton CO 2/ha) (ton CO 2/tahun) (ton CO 2/ha/tahun) (ton CO 2/tahun) (ton CO 2/ha/tahun) (ton CO 2/tahun) (ton CO 2/tahun) a b c d e f g h i j 1999 1999 707 Tegakan Tegakan 0 c/umur tanaman 0 (e-f)a Balingtan (h)a d+g+i 1997 1995 1991 1990 1997 1995 1991 1990 333 sda sda 0 sda 0 sda sda sda sda 538 sda sda 0 sda 0 sda sda sda sda 216 sda sda 0 sda 0 sda sda sda sda 649 sda sda 0 sda 0 sda sda sda sda Total 2.443 B a = PPKS (2010) b = biomassa tahun 2003 diasumsikan sama dengan tahun 2008 c = Yulianti (2009) d = ((c-b)a)/5, (5 = penggunaan lahan antara 2003 hingga 2008) e = c/umur tanaman f = 0, asumsi tidak terjadi pengurangan karbon tahunan pada perkebunan g = (e-f)a h = (PPKS, 2010) i = (h)a j = d+g+i Emisi Neto Meranti Paham (ton CO 2 /ha/tahun) = B (ton CO 2 /tahun) 2.443 ha 13