mesin penggergajian untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kualitas produk yang dihasilkan.

dokumen-dokumen yang mirip
PT. Nusantara Plywood untuk diolah menjadi suatu produk yang bernilai ekonomis

KAJIAN SISTEM DAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI KALIMANTAN SELATAN

5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis

VII. ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR BERBASIS KEHUTANAN Keterkaitan Sektor Berbasis Kehutanan

POSTUR INDUSTRI DAN PERDAGANGAN PRODUK KEHUTANAN

PEIIEWAN MODEL GOAl '80GIIMIMIIIG DAIAM OPTlMlSI PRODUISI POLYESTER DAII FANCY PLYWOOD 01 PTJABAR UTAMA WOOD IIDUSTRY, TAN G ERAII 0 JAWABARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam yang

BABI PENDAHULUAN merupakan salah satu prod uk dari industri pengolahan kayu hilir

PROFIL INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI PROPINSI SUMATERA UTARA IWAN RISNASARI, S. HUT PROGRAM ILMU KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Terwujudnya Ketahanan Pangan Berbasis Usahatani Sebagai. Andalan dan Penggerak Pembangunan Ekonomi Kerakyatan"

ANALISIS BIAYA DAN HARGA POKOK PRODUKSI KAYU GERGAJIAN (Sawn Timber ) HUTAN RAKYAT (Kasus Pada CV Sinar Kayu, Kecamatan Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari. pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan

Dewasa ini lndustri kehutanan di lndonesia telah berkembang pesat. sejaian dengan era industrialisasi yang sedang berkembang, disatu sisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1996 telah

BAB II CV. MORAWA TIMBER INDUSTRI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN.. HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR.. DAFTAR TABEL. DAFTAR LAMPIRAN. 1.1.

I. PENDAHULUAN konstribusi yang besar bagi devisa negara, khususnya karena pergeseran pangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. produksi dilakukan proses pengolahan input menjadi output. Semakin sedikit

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di era otonomi daerah menghadapi berbagai

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menghasilkan keluaran berupa produk yang. akan menghasilkan laba. Dengan demikian untuk menghasilkan laba tersebut

PRODUKTIVITAS DAN ANALISIS BIAYA PROSES PENGERINGAN KAYU GERGAJIAN DI PT SUMALINDO LESTARI JAYA DAN PT KALINDO PACIFIC

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Industri pengolahan kayu merupakan industri yang mengolah kayu atau

Dampak dari berhentinya pembiayaan Pemerintah tersebut antara lain :

BAB I. PENDAHULUAN. [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009.

DAFTAR IS1

RINGKASAN EKSEKUTIF AS AT SUPRIYANTO.

I. PENDAHULUAN. (DJR/DR) dan Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH/IHH). Penerimaan ini

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah dan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi dunia usaha dewasa ini semakin pesat dan selaras dengan

Krisis moneter yang melanda lndonesia menyebabkan hancurnya industri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN kemudian diolah dengan melakukan perajangan, fermentasi, dan pengeringan,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Adanya indikasi penurunan kayu bulat tersebut ternyata telah disadari oleh

2011, No.68 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Ind

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat telah banyak merubah wajah. produksi, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia (SDM).

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Gula Subsistem Input Subsistem Usahatani

Globalisasi ekonomi dan perkembangan teknologi yang relatif cepat. menyebabkan persaingan dalam dunia industri semakin tajam, khususnya antar

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk

BAB l PENDAHULUAN. memiliki daya saing yang relatif baik sehingga dinilai belum mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pada kenyataannya untuk mencapai produktivitas dan efisiensi yang tinggi

I. PENDAHULUAN. ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah ada di depan mata, didukung dengan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan produk itu untuk memenuhi sebagian kebutuhannya. Produsen

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi dan perdagangan bebas yang dihadapi

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha begitu pesatnya menyebabkan persaingan perusahaan yang satu

INSTUKSl PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1988 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

I. PENDAHULUAN. ditujukan kepada pengembangan industri yang berbasis pertanian dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan struktur dan sistem ekonomi di Indonesia mengingat jenis kegiatan

I. PENDAHULUAN Sektor agribisnis merupakan salah satu sektor unggulan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok, sebagai subyek penelitian, masih dalam masa

2014, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang

I. PENDAHULUAN. pada situasi krisis moneter yang melanda lndonesia saat ini harus memikul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AGRIBISNIS. Sessi 3 MK PIP. Prof. Rudi Febriamansyah

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. IKH termuat di dalam Akte Pendirian Perseroan. Akte ini telah disahkan oleh

I. PENDAHULUAN. kualitas produk melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, baik berupa sumbangan langsung seperti peningkatan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN. a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen

Tabel V.1.1. REKAPITULASI PRODUKSI KAYU BULAT BERDASARKAN SUMBER PRODUKSI TAHUN 2004 S/D 2008

I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan program Pemerintah dalam pengembangan sektor agribisnis

MANFAAT KEMITRAAN USAHA

Dalam rangka mewujudkan pemerataan hasii-hasil pembangunan, sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya bahwa sektor pertanian masih

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis zaman sekarang (sumber: Kompas 13 Juli 2011). Oleh. karena itu, untuk menjamin kelangsungan hidupnya perusahaan

Pelayanan Terbaik Menuju Hutan Lestari untuk Kemakmuran Rakyat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengendalian terencana dari suatu aktivitas merupakan suatu karakteristik

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1996 TENTANG

harapan akan mutu produk atau jasa yang dihasilkan. kepada pelanggan maupun kebutuhan para pelanggan yang selalu berubahubah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang berkaitan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHUL'JAN. Perkembangan industri pengoiahan kayu saat ini berkembang dengm

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia. Adapun dampak postifnya adalah dapat memberikan peluang bagi

III KERANGKA PEMIKIRAN

5. Arah Kebijakan Tahun Kelima (2018) pembangunan di urusan lingkungan hidup, urusan pertanian,

Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 92 TAHUN 1999 (92/1999) Tanggal: 13 OKTOBER 1999 (JAKARTA)

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

agribisnis untuk mencapai kesejahteraan wilayah pedesaan (prospherity oriented) (Bappeda Kabupaten Lampung Barat, 2002). Lebih lanjut Bappeda

BAB I PENDAHULUAN. PT. Gold Coin Indonesia Medan-Mill adalah perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan

Transkripsi:

A. Latar Belakang Semua perusahaan diasumsikan mempunyai tujuan utama yang sama yaitu menghasilkan keuntungan disamping mempertahankan hidup (survive), memberikan manfaat yang besar kepada lingkungan masyarakat dan karyawan, serta selalu berkembang. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut perusahaan harus dapat memperoleh dan memanfaatkan sumber-sumberdaya secara optimal. Salah satu masalah yang dihadapi perusahaan dan dunia usaha pada umumnya adalah adanya persaingan pasar yang semakin ketat. Persaingan tersebut membawa konsekuensi pengembangan strategi pada tingkat perusahaan (corporate level) dengan mengkombinasikan antara daya tarik industri dengan posisi kekuatan usaha atau daya saing yang dimilikinya. Sedangkan pada tingkat usaha (business level) perusahaan akan mengembangkan strategi kompetitifnya dalam mencapai target pasar, baik melalui keunggulan biaya rendah atau keunikan produknya (product differentiation). Pengembangan strategi unit bisnis tersebut dapat dicapar melalui berbagai strategi fungsional yang meliputi bi clang pernasaran, keuangan, penelitian dan pengembangan, operasi dan sumberdaya manusia, yang pada intinya adalah bertujuan untuk memaksimumkan produktivitas sumberdaya yany dimiliki perus'ahaan. /

Bidang produksi/operasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting menyangkut bagaimana suatu (kelompok) produk diproduksi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan biaya yang relatif rendah pada kualitas tertentu. Oleh karena itu dalam proses produksi terdapat dua aspek penting yang meliputi produktivitas dan efisiensi untuk mencapai produksi yang optimal. PT (Persero) Eksploitasi dan ~ndustri Hutan I11 atau lebih dikenal dengan sebutan PT Inhutani 111, merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang Agribisnis sektor kehutanan terpadu yang meliputi kegiatan reboisasi, pembinaan hutan, pemanenan hasil hutan, pengolahan hasil hutan (agroindustri) dan pemasaran hasil-hasilnya. Sesuai dengan uraian di atas, kegiatan industri PT Inhutani I11 merupakan kegiatan yang sangat penting karena diharapkan dapat menciptakan nilai tambah disamping menyediakan produk setengah jadi bagi konsumen. Produk pabrik kayu PT Inhutani I11 terbagi dalam tiga kelompok yaitu kayu gergajian, dowel dan moulding. Dalam Rencana Jangka Panjang (RJP) periode tahun 1990-1994 telah ditetapkan kebijaksahaan fungsional dalam bidang industri pabrik kayu antara lain : 1. Prioritas pertama diarahkan pada rehabilitasi unit mesin penggergajian untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kualitas produk yang dihasilkan.

Bidang produksifoperasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting menyangkut bagaimana suatu (kelompok) produk diproduksi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan biaya yang relatif rendah pada kualitas tertentu. Oleh karena itu dalam proses produksi terdapat dua aspek penting yang meliputi produktivitas clan efisiensi untuk mencapai produksi yang optimal, PT (Persero) Eksploitasi dan ~ndustri Hutan 111 atau lebih dikenal dengan sebutan PT Inhutani 111, merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidanq Agribisnis sektor kehutanan terpadu yang meliputi kegiatan reboisasi, pembinaan hutan, pemanenan hasil hutan, pengolahan hasil hutan (agroindustri) dan pemasaran hasil-hasilnya. Sesuai dengan uraian di atas, kegiatan industri PT Inhutani I11 merupakan kegiatan yang sangat penting karena diharapkan dapat menciptakan nilai tambah disamping menyediakan produk setengah jadi bagi konsumen. Produk pabrik kayu PT Inhutani I11 terbagi dalam tiqa kelompok yaitu kayu gergajian, dowel dan moulding, Dalam Rencana Jangka Panjang (RJP) periode tahun 1990-1994 telah ditetapkan kebijaksanaan fungsional dalam bidang industri pabrik kayu antara lain : 1. Prioritas pertama diarahkan pada rehabilitasi unit mesin penggergajian untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kualitas produk yang dihasilkan.

2. Perluasan industri wood working yang menghasilkan produk barang jadi yang meliputi dowel dan moulding sesuai dengan permintaan pasar luar negeri. 3. Kayu-kayu yang tidak dapat diolah oleh industri sendiri akan diserahkan pada industri pihak ketiga untuk diolah lebih lanjut dengan sistem KSO (Kerjasama Operasional), agar sebagian besar logs dan sawn timber yang diproduksi dapat diolah menjadi barang jadi. Dalam lima tahun kapasitas industri ditingkatkan sehingga menjadi 70% dari produksi kayu bulat dapat diolah dalam industri, termasuk industri dengan sistem KSO. 4. Studi kelayakan akan dilakukan untuk kemungkinan pembangunan industri pulp, MDF (Medium Density Fibreboard) dan diversivikasi produknya. Apabila studi ini memberikan hasil positif akan dilanjutkan dengan perencanaan dan perekayasaannya. 5. Hasil produksi kayu bulat sebanyak-banyaknya dimanfaatkan sebagai bahan baku industri sendiri, sedangkan sisanya dijual kepada industri lain. 6. Penjualan sebesar-besarnya ditujukan untuk ekspor berupa kayu olahan. Berdasarkan kebijaksanaan fungsional yang telah dirumuskan di atas, perlu ditempuh kebijaksanaan strategis dalam rangka efisiensi dan optimalisasi produksi pabrik kayu PT Inhutani I11 yang disesuaikan dengan

permintaan pasar dan sumberdaya yang mendukung (terutama kapasitas pabrik). Namun dalam kenyataan operasionalnya telah dirasakan berbagai masalah yang membutuhkan langkah-langkah penanganan segera. B. Perurnusan Masalah Sistem perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian manajemen yang tepat akan berpengaruh langsung terhadap efisiensi suatu aktivitas. Demikian pula dalam manajemen produksi dan operasi suatu pabrik harus dilaksanakan secara efisien untuk mencapai suatu tingkat hasil yang diharapkan. Dua masalah utama yang dihadapi oleh bidang industri PT Inhutani I11 yaitu : 1. Penentuan kombinasi jenis dan jumlah produk yang akan dihasilkan sehingga memberikan keuntungan maksimum. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan laba per unit masing-masing jenis produk serta perbedaan volume permintaan pasar. 2. Efisiensi dan produktivitas dalam berproduksi belum sesuai dengan harapan, yaitu rendemen kayu gergajian sekitar 50%. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kualitas bahan baku (logs) yang semakin menurun, keausan mesin serta motivasi dan ketrampilan pekerja.

Apabila kedua masalah tersebut di atas tidak segera dipecahkan secara tepat maka manajemen akan menghadapi berbagai masalah pelik dalam jangka panjang, terutama tingginya biaya produksi industri hasil hutan per satuan volume produk, sehingga memboroskan sumberdaya yang dikelola. Volume permintaan pasar ekspor kayu olahan sejak tahun 1989 cenderung meningkat dari tahun ke tahun (Lampiran 4 dan 5) sehingga harus diimbangi dengan peningkatan kapasitas unit mesin pengolahan kayu (Wood working). Dilain pihak sering terjadi idle capacity untuk mesin penggergajian kayu (sawmill). Pada prinsipnya volume produksi yang dibuat oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasarnya. Namun demikian dengan adanya faktor pembatas kapasitas mesinmesin di satu pihak dan permintaan pasar potensial yang melebihi penjualan aktual maka perlu dilakukan optimalisasi komposisi jumlah dan jenis produk untuk menghasilkan laba maksimum sesuai kendala-kendala pembatas tersebut. C. Tujuan dan Kegunaan Studi Tujuan utama pelaksanaan kegiatan geladikarya adalah untuk merencanakan kombinasi volume produksi pabrik kayu PT ~nhutani I11 yang meliputi kayu gergajian, dowel dan moulding dengan memperhatikan faktor volume permintaan pasar, kapasitas masing-masing unit pabrik, target laba

yang diinginkan perusahaan serta nilai tambah yang diperoleh dari masing-masing produk. ~egiatan studi manajemen produksi/operasi pada bidang industri PT Inhutani I11 yang dilaksanakan selama ~eladikarya diharapkan dapat menghasilkan beberapa manfaat antara lain : 1. Memberikan masukan kepada perusahaan dalam rangka perencanaan produksi baik jangka pendek maupun jangka panjang untuk mengoptimalkan volume produk-produk pabrik dengan memanfaatkan sumber-sumberdaya yang tersedia sesuai kendala yang dihadapi, sehingga dapat diperoleh laba sesuai dengan tujuan. Disamping itu dapat disusun rencana implementasi langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sehingga secara komprehensif dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. 2. Peserta geladikarya dapat mengaplikasikan konsepkonsep yang telah diperoleh sebelumnya, untuk menangani permasalahan bisnis yang aktual khususnya dalam bidang manajemen produksiloperasi.