1 Meskipun demikian, ada

dokumen-dokumen yang mirip
Gambaran Karakteristik Tuberkulosis Paru Berdasarkan Sistem Skoring pada Pasien Tuberkulosis Anak Rawat Jalan di Rsud Al-Ihsan Bandung Tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit tertua di dunia yang sampai saat

D. KANDOU MANADO PERIODE 1 JANUARI DESEMBER

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

GAMBARAN NILAI MANTOUX TEST PADA ANAK DENGAN RIWAYAT KONTAK DENGAN ORANG DEWASA SATU HUNIAN YANG MENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PADANG BULAN, MEDAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri penyebab. yang penting di dunia sehingga pada tahun 1992 World Health

PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

HUBUNGAN CRP (C-REACTIVE PROTEIN) DENGAN KULTUR URIN PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ANAK DI RSUP. HAJI ADAM MALIK TAHUN 2014.

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI HINGGA DESEMBER 2009 KARYA TULIS ILMIAH.

ABSTRAK. Kata kunci: HIV-TB, CD4, Sputum BTA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di

NILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA PADA PASIEN KLINIS TUBERKULOSIS PARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health

Haridini Intan S. Mahdi, Darmawan B. Setyanto, Evita B.Ifran Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mycobacterium tuberculosis. Tanggal 24 Maret 1882 Dr. Robert Koch

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi paling. umum di dunia dengan perkiraan sepertiga populasi

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

ANGKA KEJADIAN PENEMUAN TUBERKULOSIS PARU PADA PASIEN BRONKIEKTASIS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN 2012 SAMPAI 2013

1 Universitas Kristen Maranatha

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT KONTAK, KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK DI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Nitari Rahmi 1, Irvan Medison 2, Ifdelia Suryadi 3

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization

Mulyadi *, Mudatsir ** *** ABSTRACT

ABSTRAK. Emil E, ; Pembimbing I: Penny Setyawati M., dr, SpPK, M.Kes. PembimbingII :Triswaty Winata, dr., M.Kes.

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU MEDAN TAHUN Oleh : ANGGIE IMANIAH SITOMPUL

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN TES TUBERKULIN POSITIF PADA PERAWAT DI RUANG PERAWATAN KELAS III PENYAKIT DALAM DI SALAH SATU RUMAH SAKIT SWASTA DI BANDUNG

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu di dunia. Data World Health Organization (WHO) tahun 2014 menunjukkan

Asia Tenggara termasuk dalam region dengan angka kejadian TB yang tinggi. Sebesar 58% dari 9,6 juta kasus baru TB pada tahun 2014 terjadi di daerah As

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS MULTIDRUG RESISTANT

PEMETAAN KASUS TUBERKULOSIS PARU DI KECAMATAN TUMINTING TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar melalui droplet

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Mycobacterium tuberculosis dan bagaimana infeksi tuberkulosis (TB)

Nurhayati Jumaelah 1, Ns. Yunie Armiyati, M.Kep, Sp.KMB 2, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 3

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT KUSTA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

OVERVIEW OF PULMONARY TUBERCULOSIS PATIENTS IN THE LANGENSARI COMMUNITY HEALTH CENTER, BANJAR, 2013 PERIOD

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1 Kevin G. Pitojo 2 Adrian Tangkilisan 2 Alwin Monoarfa.

TESIS PERBANDINGAN DIAMETER INDURASI UJI MANTOUX PADA ANAK KONTAK SERUMAH DENGAN TUBERKULOSIS DEWASA BTA POSITIF DAN NEGATIF WARDAH / IKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis

BAB III METODE PENELITIAN

: SARI ANUGRAH NIM : I

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan asam

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN RAWAT INAP TUBERKULOSIS PARU DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2011

Hubungan pemberian imunisasi BCG dengan kejadian TB paru pada anak di Puskesmas Tuminting periode Januari 2012 Juni 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi. yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan tuberkulosis yang menyerang organ diluar paru-paru disebut

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medis RSUP Dr. Kariadi

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.bakteri ini berbentuk batang dan bersifat

Endang Basuki dan Trevino Pakasi Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bakteri Mycobacterium Tuberculosis atau tubercel bacillus dan dapat

PROFIL PENDERITA MORBUS HANSEN (MH) DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu

Transkripsi:

HUBUNGAN GAMBARAN FOTO TORAKS DAN UJI TUBERKULIN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSIS TUBERKULOSIS PARU DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 202 DESEMBER 202 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Alfa G. A. Poluan, Elvie Loho, Ramli H. Ali Abstrak. Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan dunia yang utama sampai sekarang. Menurut WHO, Indonesia masih menjadi negara dengan peringkat keempat sebagai penyumbang TB terbesar dengan 400-500 ribu kasus. WHO melaporkan bahwa ada sekitar 327.000 kasus baru TB pada anak dengan usia <5 tahun di seluruh dunia, dan sekitar 65.000 anak meninggal karena TB setiap tahun. Dalam mendiagnosis TB anak perlu dilakukan pemeriksaan uji tuberkulin dan foto toraks. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan gambaran foto toraks dan uji tuberkulin pada anak dengan diagnosis tuberkulosis paru. Penelitian ini dilakukan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 202 Desember 202. Penelitian ini bersifat analitik observasional menggunakan desain cross sectional dengan data retrospektif. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan uji korelasi Kendall s tau-b. Dari hasil analisa data didapatkan nilai r= -0,408 dengan p= 0,046 (p<0,05). Nilai ini berarti bahwa ada hubungan negatif sedang antara gambaran foto toraks dan uji tuberkulin. Dengan demikian, pemeriksaan foto toraks dan uji tuberkulin harus dilakukan dalam membantu menegakkan diagnosis tuberkulosis paru pada anak. Kata kunci: Foto toraks, uji tuberkulin, tuberkulosis paru, anak Abstract. Tuberculosis (TB) remains a major global health problem until now. According to WHO, Indonesia has ranked as the fourth largest contributor TB with 400-500 cases. WHO reports that there are approximately 327,000 new cases of TB in children aged <5 years old all over the world, and about 65,000 children die from TB every year. In diagnosing TB in children, tuberculin test and chest x-ray are necessary. The purpose of this research is to determine the relationship between a chest x-ray picture and tuberculin test in children diagnosed with pulmonary tuberculosis. This research was conducted in RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado in the period of January 202 December 202. This was an observational analytic research using cross-sectional design with retrospective data. There were 25 children observed in this research. Analysis shows a negative correlation between radiographic picture and tuberculin test (r= -0.408; p= 0.046). Accordingly, chest x-ray examination and tuberculin test should be performed to help justify the diagnosis of pulmonary tuberculosis in children. Key Words: Chest X-ray, Tuberculin test, Pulmonary Tuberculosis, Children Tuberkulosis merupakan salah satu penyebab tingginya angka mortalitas dan morbiditas baik di negara maju maupun di negara berkembang. Organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) memprediksikan bahwa ada sepertiga penduduk dunia (2 miliar orang) telah terinfeksi oleh M. Tuberculosis. dengan angka tertinggi di Asia Tenggara, Cina, India, Afrika dan Amerika Latin. 2 Di Asia Tenggara, selama 0 tahun diperkirakan akan ada jumlah kasus baru sebanyak 35, juta kasus. Sementara pada tahun 2000 terdapat,8 juta kematian anak akibat TB. Tuberkulosis paru disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penularan tuberkulosis paru biasanya terjadi melalui udara yaitu inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi M. Tuberculosis. Secara umum anak yang terinfeksi kuman TB tidak menunjukkan gejala. Meskipun demikian, ada

beberapa faktor yang berperan dalam menentukan manifestasi klinik. Faktor-faktor penentu manifestasi klinik adalah kuman TB, pejamu serta interaksi antar keduanya. Faktor kuman akan bergantung pada jumlah dan virulensi kuman, sedangkan faktor pejamu bergantung pada usia, dan kompetensi imun serta kerentanan pejamu pada awal terjadinya infeksi. Gejala yang timbul bersifat umum dan tidak spesifik karena dapat disebabkan oleh berbagai penyakit atau keadaan lain. Anak dengan TB tidak memperlihatkan gejala dan tanda selama beberapa waktu. Karena sesuai dengan sifat kuman TB yang lambat membelah mengakibatkan manifestasi kuman TB biasanya berlangsung bertahap dan perlahan. Dalam menegakkan suatu diagnosis TB paru dibutuhkan beberapa pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan seperti uji kulit tuberkulin, pemeriksaan sputum dan pemeriksaan foto toraks. Uji kulit tuberkulin hanya akan menyatakan apakah seorang individu sedang atau pernah mengalami infeksi M.tuberculosis. Hasil tes Mantoux dibagi berdasarkan diameter indurasi. Indurasi 0-4 dinyatakan negatif, 5-9 dinyatakan positif meragukan dan 0-5 dinyatakan positif. Sementara pemeriksaan foto toraks akan memberikan gambaran pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan atau tanpa infiltrat, kavitas, bercak milier, kalsifikasi, atelektasis, dan tuberkuloma. Dalam menegakkan diagnosis TB pada anak tidaklah mudah. Hal ini membuat terjadinya overdiagnosis maupun underdiagnosis. Untuk mengatasi hal tersebut, Ikatan Dokter Anak Indonesia bersama Departemen Kesehatan RI dan didukung oleh WHO telah membuat sistem skoring diagnosis tuberkulosis anak. Diagnosis ini dibuat berdasarkan adanya kontak dengan pasien TB dewasa aktif/baru, kumpulan gejala klinis dan tanda klinis, uji tuberkulin dan gambaran foto toraks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gambaran foto toraks dan uji tuberkulin pada anak dengan diagnosis tuberkulosis paru di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 202 Desember 202. Metode Penelitian ini bersifat analitik observasional menggunakan desain cross-sectional dengan data retrospektif yaitu memanfaatkan data sekunder berupa catatan medik. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Radiodiagnostik dan bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada bulan Oktober 202 sampai Desember 203. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu semua data dari catatan medik yang ada formulir permintaan foto toraks anak dengan diagnosis tuberkulosis paru di Instalasi Radiodiagnostik dan semua data dari catatan medik anak dengan diagnosis tuberkulosis paru yang ada hasil uji tuberkulin di bagian Ilmu Kesehatan Anak periode Januari 202 Desember 202. Anak yang menjadi sampel harus memenuhi kriteria inklusi yaitu anak dengan diagnosis tuberkulosis paru yang pernah dilakukan pemeriksaan foto toraks dan uji tuberkulin. Variabel penelitian yang diambil adalah umur, jenis kelamin, gambaran foto toraks dan hasil uji tuberkulin. Penelitian ini menggunakan teknik komputerisasi Statistical Product and Service Solution (SPSS). Hasil Penelitian dan Pembahasan Prevalensi anak dengan tuberkulosis paru yang pernah dilakukan pemeriksaan foto toraks dan uji tuberkulin berjumlah 25 orang. Distribusi penderita berdasarkan kelompok umur Didapatkan jumlah penderita paling banyak (48%) termasuk dalalm kelompok umur <5 tahun. Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa sebagian besar anak yang menderita tuberkulosis paru berusia kurang dari 5 tahun. Karena imunitas anak yang berusia kurang dari 5 tahun belum terbentuk dengan baik. Laporan dari Danish Medical Journal dari 54 anak yang menderita tuberkulosis paru, terdapat 2 anak dalam kelompok umur <5 tahun. 3 2

Tabel. Distribusi penderita berdasarkan kelompok umur Kelompok umur Banyaknya (n) Persentase (%) < 5 tahun 2 48 5 7 tahun 5 20 8 0 tahun 3 2 3 tahun 5 20 jumlah 25 00 Distribusi penderita berdasarkan jenis kelamin Tabel 2. Distribusi penderita berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Banyaknya (n) Persentase (%) Laki laki 6 64 Perempuan 9 36 Jumlah 25 00 Terdapat 6 penderita berjenis kelamin laki-laki (64%) dan 9 penderita berjenis kelamin perempuan (36%). Berbeda dengan penelitan di Qatar terdapat 43% penderita berjenis kelamin laki-laki dan 57% penderita berjenis kelamin perempuan. 4 Perbedaan nilai yang ada sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara laki-laki dan perempuan dalam angka kejadian tuberkulosis paru. 4 Distribusi penderita berdasarkan gambaran foto toraks Tabel 3. Distribusi penderita berdasarkan gambaran foto toraks Gambaran Foto Toraks Banyaknya (n) Persentase (%) Pembesaran kelenjar dan pelebaran daerah hilus dengan infiltrat 3 52 Kalsifikasi 4 Milier 4 Gambaran normal 0 40 Jumlah 25 00 Gambaran foto toraks yang paling banyak ditemukan dalam penelitian ini adalah pembesaran kelenjar dan pelebaran daerah hilus. Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian di Iran dimana 7,5% penderita tuberkulosis paru memberikan gambaran pembesaran kelenjar dan pelebaran hilus. 5 Distribusi penderita berdasarkan uji tuberkulin Tabel 5. Distribusi penderita berdasarkan hasil uji tuberkulin Uji Tuberkulin Banyaknya (n) Persentase (%) Positif 20 80 Negatif 5 20 Jumlah 25 00 3

Berdasarkan uji tuberkulin terdapat 20 orang dengan hasil uji tuberkulin positif (80%) dan 5 orang dengan hasil negatif (20%). Hasil ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa anak yang sedang terinfeksi TB atau yang sedang menderita TB akan memberikan hasil uji tuberkulin positif. Hubungan gambaran foto toraks dan uji tuberkulin Berdasarkan hasil analisis korelasi Kendall s tau-b dengan nilai p<0,05 didapatkan hubungan negatif sedang antara gambaran foto toraks dan uji tuberkulin (r= -0,408 dan p= 0,046). Nilai ini menunjukkan bahwa gambaran foto toraks dan uji tuberkulin tidak berbanding lurus. Jika gambaran foto toraks abnormal, maka hasil uji tuberkulin negatif. Begitu juga sebaliknya jika gambaran foto toraks normal maka hasil uji tuberkulin positif. Hasil ini membuat pemeriksaan foto toraks dan uji tuberkulin menjadi sangat penting dalam membantu menegakkan diagnosis tuberkulosis paru pada anak. Hal ini berarti kedua pemeriksaan ini harus dilakukan dalam membantu penegakkan diagnosis. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan di Nigeria dimana tidak ada hubungan yang signifikan antara hasil uji tuberkulin dengan gambaran foto toraks (p=0,06). 6 Jika dilihat hubungan setiap gambaran foto toraks dengan uji tuberkulin, didapatkan hubungan negatif sedang antara uji tuberkulin dan pembesaran kelenjar dan pelebaran hilus (p=0,046). Sementara terdapat hubungan positif antara uji tuberkulin dengan gambaran foto toraks normal (p=0,046). Tabel 6. Hubungan gambaran foto toraks dan uji tuberkulin Foto toraks Uji tuberkulin Kendall s tau_b Foto toraks Koefisien korelasi.000 -.408 Sig. (2-tailed)..046 N 25 25 Uji tuberkulin Koefisien korelasi -.408.000 Sig. (2-tailed).046. N 25 25 Kesimpulan Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jumlah anak penderita tuberkulosis paru paling banyak termasuk dalam kelompok umur kurang dari 5 tahun. Sedangkan anak yang berjenis kelamin laki-laki lebih beresiko menderita tuberkulosis paru. Pada penelitian ini, terdapat hubungan negatif dengan korelasi sedang antara gambaran foto toraks dan uji tuberkulin. Hal ini berarti jika ada gambaran abnormal pada pemeriksaan foto toraks akan cenderung diikuti dengan hasil uji tuberkulin negatif. Sebaliknya, jika gambaran foto toraks normal akan cenderung diikuti dengan hasil uji tuberkulin positif. Dengan hubungan negatif yang ada membuat pemeriksaan foto toraks dan uji tuberkulin harus dilakukan dan tidak dapat diwakili oleh satu pemeriksaan saja baik foto toraks maupun uji tuberkulin dalam membantu menegakkan diagnosis tuberkulosis paru pada anak. Daftar Pustaka. Rahajoe NN, Basir D, Makmuri MS, Kartasasmita CB, editor. Pedoman nasional tuberkulosis anak. Ed.2. Jakarta: UKK Respirologi PP Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2007. 2. Starke JR. Tuberkulosis. Dalam: Wahab AS, Noerhayati, Soebono H, Sunarto, Sunartini, Juffrie M, Radjiman, Mulyani NS, Julia M, editor. Nelson ilmu kesehatan anak. Ed.5. Jakarta: EGC; 2000. h. 028-43. 4

3. Rahman N, Pedersen KK, Rosenfeldt V, Johansen IS. Challenges in Diagnosing Tuberculosis in Chidren. Dan Med Journal 202; 59(7): A4463. 4. Al-Marri MRHA. Childhood Tuberculosis in The State of Qatar: the Effect of A Limited Expatriate Screening Programme on the Incidence of Tuberculosis. Int J Tuberc Lung Dis 5(9): 83-7. 5. Pazoki M, Paknejad O, Khashayar P, Eshragnian MR, Bastani E, Ghafari F. Comparing Chest Radiograph and Tuberculin Skin Test in Children. Acta Medica Iranica 2009; 47(4): 285-7. 6. Adeyekun AA, Egbagbe EE, Oni OA. Contact Tracing/pre-Employment Screening for Pulmonary Tuberculosis: Should Positive Mantoux Test Necessitates Routine Chest X-ray. Annals of African Medicine 200; 9(3): 59-63. 5