BAB II KAJIAN PUSTAKA. (surplus) kepada pihak yang kekurangan dana (deficit) di samping

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. jalan mengedarkan alat-alat pembayaran berupa uang giral.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberikan jasa - jasa bank lainnya. Menurut Undang - Undang RI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank lainnya. Menurut Manurung dan Manurung (2009: 7) mendefinisikan

KLIPPING BANK OLEH : NUR. FRATIWI KELAS : X IPS 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur dan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kelebihan dana (surplus) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit), selain itu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

BAB II LANDASAN TEORI. demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bergantung kepada dinamika perkembangan dan konstribusi nyata dari sektor

SILABUS MATA KULIAH BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

Tinjauan Atas Laporan Arus Kas Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Purwakarta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. yang semakin terhadap banco-banco ini, maka orang bukan saja menukarkan uang

BAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perbankan, Bank, Fungsi Bank dan Jenis Bank

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

BAB II BANK SEBAGAI PENYALUR KREDIT. bahwa bank berasal dari bahasa Italia, banca yang berarti bence yaitu suatu

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Sapto (2004) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Atas. Pengakuan Pendapatan dan Beban Dalam Kaitannya Dengan PSAK No.

BAB VI JASA-JASA BANK

BAB II PEMBIAYAAN MODAL KERJA DAN SISTEM PERHITUNGAN BUNGA PADA PERBANKAN KONVENSIONAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan diperbaharui dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998.

BAB II LANDASAN TEORI

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ruang Lingkup Perbankan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan

BAB II LANDASAN TEORI. Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. melakukan pembayaran artinya keadaan perusahaan dalam keadaan likuid, tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RUANG LINGKUP PERBANKAN KOMPUTERISASI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN, MANAJEMEN, 2 SKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum, pengertian CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio

BAB II LANDASAN TEORI. Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Kegiatan- kegiatan tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut:

Title Tinjauan Atas Analisis Pencatatan Pemberian Kredit Pensiun Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Kantor Cabang Bandung


BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. maupun lembaga yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menekankan pada komponen atau suatu elemen (Jogiyanto 2005: 1).

BAB II LANDASAN TEORI tentang perbankan, adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sangat membutuhkan keberadaan bank. Bank dianggap sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya sebagai tempat untuk menabung dan meminjam uang. Kenyataan bank

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara, peranan bank sangatlah penting. Pembangunan ekonomi di suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan uang. Aktivitas perbankan yang pertama adalah

BAB II LANDASAN TEORI. tahun 1998 tentang perbankan. bentuk simpanan. berharga, transfer, dan sebagainya.

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

statistik deskriptif, analisis Kruskal Wallis one way ANOVA untuk mengetahui uji beda, pembahasan hasil penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. modal untuk kelancaran usahanya. Perkembangan perekonomian nasional dan

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB II LANDASAN TEORITIS

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA Bank

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan keuangan. Era modern sekarang ini keberadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa jasa keuangan yang berhubungan dengan uang yang yang di gunakana

Sekilas Pandang Perbankan di Indonesia. Bank DKI, 12 Januari 2006

Anita Asnawi, S.Sos., MM.

BAB II LANDASAN TEORI

SMAM 3 LHOKSEUMAWE LEMBAGA KEUANGAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN BUKAN JUDUL MATERI LAT. SELESAI BANK (LKBB) Indikator: Membdakan Lembg Keu Bank & LKBB

luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank 1. Pengertian Bank Bank sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary) yang mengalihkan dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus) kepada pihak yang kekurangan dana (deficit) di samping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya. Maka dalam hal ini faktor kepercayaan dari masyarakat atau nasabah merupakan faktor utama dalam menjalankan bisnis perbankan (Martono, 2004:19). Sementara itu, menurut Suyatno (1988:1) pengertian bank adalah suatu badan yang tugas utamanya menghimpun uang dari pihak ketiga dan sebagai perantara untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang ditentukan. Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang memiliki kegiatan menghimpun dana dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Menurut Kasmir (2005:8) pengertian bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bank merupakan salah satu lembaga 11

keuangan yang memiliki kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat. 2. Fungsi Bank Menurut Budisantoso dan Triandaru (2006:9) secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik bank dapat berfungsi antara lain sebagai: a. Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam penghimpunan maupun penyaluran dana. Masyarakat akan menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. b. Agent of Development Kegiatan bank berupa penghimpunan dana dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi-distribusi- 12

konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi-distribusi-konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat. c. Agent of Services Bank disamping melakukan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan. 3. Jenis Bank Menurut Kasmir (2005:17) perbedaan jenis bank dapat dilihat dari segi fungsi, dari segi kepemilikannya, dari segi status dan dari segi cara menentukan harga. a. Jenis bank jika dilihat dari segi fungsinya : 1) Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional maupun secara syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional maupun secara syariah yang kegiatannya tidak memberikan jasa dalam 13

lalu lintas pembayaran. Jadi kegiatan atau ruang lingkup dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) jauh lebih sempit bila dibandingkan dengan bank umum. b. Jenis bank jika dilihat dari segi kepemilikannya : 1) Bank Milik Pemerintah Bank Milik Pemerintah, yaitu bank yang akte pendiriannya maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini akan dimiliki oleh pemerintah, seperti Bank Pembangunan Daerah (BPD) DKI Jakarta. Dalam hal ini seluruh modal dan juga keuntungannya akan menjadi milik pemerintah. Meskipun demikian Bank Pemerintah juga bisa dimiliki oleh masyarakat luas yaitu dengan cara Bank Pemerintah ini melakukan IPO (Initial Public Offering) dengan demikian saham bank sebagian dapat dijual ke publik sehingga pemiliknya bukan hanya pemerintah, tetapi bisa juga masyarakat umum. 2) Bank Milik Swasta Nasional Bank Milik Swasta Nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya akte pendirinnya dan modalnya dimiliki oleh swasta nasional sehingga seluruh atau sebagian besar keuntungannya akan menjadi milik swasta nasional. 14

3) Bank Milik Koperasi Bank Milik Koperasi merupakan bank yang kepemilikan saham sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. 4) Bank Milik Asing Bank Milik Asing merupakan bank yang kepemilikannya 100% oleh pihak asing (luar negeri) di Indonesia. Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing. Seperti, Bank of Amerika, Bank of Tokyo, City Bank. 5) Bank Milik Campuran Bank Milik Campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh 2 belah pihak yaitu dalam negeri dan luar negeri, artinya kepemilikannya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. c. Jenis Bank jika dilihat dari segi statusnya : 1) Bank Devisa Bank Devisa merupakan bank yang melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. 2) Bank Non-devisa Bank Non-devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melakasanakan transaksi sebagai bank devisa. 15

Sehingga bank non-devisa hanya melaksanakan transaksi dalam batas-batas negara. d. Jenis bank dilihat dari segi cara menentukan harganya : 1) Bank Konvensional Bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan 2 metode, yaitu : a) Menetapkan bunga sebagai harga. Penetapan bunga ini berdasarkan pada tingkat suku bunga yang biasa dikenal dengan istilah spread based dan berlaku untuk semua produk bank seperti simpanan (tabungan, giro, dan deposito berjangka) dan pinjaman (kredit). b) Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak bank konvensional menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau presentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini disebut dengan istilah fee based. 2) Bank Syariah Penentuan harga yang diterapkan oleh bank syariah sangatlah berbeda dengan bank konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyiapkan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. 16

Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut : a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah) b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah) c) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah) e) Pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak oleh pihak lain (ijarah wa iqtina) Sumber dari penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank syariah dasar hukumnya adalah Al- Quran dan sunnah Rasul. 4. Kegiatan Bank Menurut Kasmir (2012:38-41) kegiatan bank sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Sama halnya pedagang atau perusahaan lainnya, kegiatan pihak perbankan secara sederhana dapat kita katakan adalah membeli uang (menghimpun dana) dan menjual uang (menyalurkan dana) kepada masyarakat umum. 17

Dalam pelaksanaan kegiatannya bank dibedakan antara kegiatan bank umum dengan bank perkreditan rakyat. Kegiatan bank umum lebih luas dari bank perkreditan rakyat. Artinya produk ditawarkan oleh bank umum lebih beragam, hal ini disebabkan bank umum mempunyai kebebasan untuk menentukan produk dan jasanya. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat mempunyai keterbatasan tertentu sehingga kegiatannya lebih sempit. Adapun kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia dewasa ini adalah sebagai berikut: a. Kegiatan-kegiatan Bank Umum 1) Menghimpun dana dari masyarakat (Funding) dalam bentuk: a) Simpanan Giro (Demand Deposit) b) Simpanan Tabungan (Saving Deposit) c) Simpanan Deposit (Time Deposit) 2) Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending) dalam bentuk: a) Kredit Investasi b) Kredit Modal Kerja c) Kredit Perdagangan 3) Memberikan jasa-jasa bank lainnya (Services) seperti: a) Transfer (Kiriman Uang) b) Inkaso (Collection) c) Kliring (Clearing) 18

d) Safe Deposito Box e) Bank Card f) Bank Notes (Vales) g) Bank Garansi h) Referensi Bank i) Bank Draft j) Letter of Credit (L/C) k) Cek Wisata (Travellers Cheque) l) Jual beli surat-surat berharga m) Menerima setoran-setoran seperti: (1) Pembayaran pajak (2) Pembayaran telepon (3) Pembayaran air (4) Pembayaran listrik (5) Pembayaran uang kuliah 4) Melayani pembayaran-pembayaran seperti: a) Gaji/Pensiun/Honorarium b) Pembayaran deviden c) Pembayaran kupon d) Pembayaran bonus/hadiah e) Di dalam pasar modal perbankan dapat memberikan atau menjadi: 19

(1) Penjamin emisi (underwriter) (2) Penjamin (guarantor) (3) Wali amanat (trustee) (4) Perantara perdagangan efek (Pialang/broker) (5) Pedagang efek (dealer) (6) Perusahaan pengelola dana (investment company) (7) Dan jasa-jasa lainnya. b. Kegiatan-kegiatan Bank Perkreditan Rakyat 1) Menghimpun dana dalam bentuk: a) Simpanan Tabungan b) Simpanan Deposito 2) Menyalurkan dana dalam bentuk: a) Kredit Investasi b) Kredit Modal Kerja c) Kredit Perdagangan c. Larangan-larangan bagi Bank Perkreditan Rakyat adalah sebagai berikut: 1) Menerima Simpanan Giro 2) Mengikuti Kliring 3) Melakukan Kegiatan Valuta Asing 4) Melakukan Kegiatan Perasuransian 20

d. Kegiatan-kegiatan Bank Campuran dan Bank Asing Pada umumnya bank-bank asing dan campuran yang bergerak di Indonesia adalah bank umum dan tugasnya sama dengan bank umum lainnya, namun mereka lebih dikhususkan dalam bidang-bidang tertentu dan ada larangan tertentu pula. Kegiatan bank umum campuran dan asing di Indonesia dewasa ini adalah sebagai berikut : 1) Dalam mencari dana bank asing dan bank campuran dilarang menerima simpanan dalam bentuk simpanan tabungan. 2) Kredit yang diberikan lebih diarahkan ke bidang-bidang tertentu seperti: a) Perdagangan Internasional b) Bidang Industri dan Produksi c) Penanaman Modal Asing d) Kredit yang tidak dapat dipenuhi oleh pihak bank swasta nasional 3) Untuk jasa bank lainnya juga dapat dilakukan oleh bank umum campuran dan asing sebagaimana layaknya bank umum yang ada di Indonesia seperti berikut ini: a) Jasa Transfer b) Jasa Kliring c) Jasa Inkaso 21

d) Jasa Jual Beli Valuta Asing e) Jasa Bank Card f) Jasa Bank Draft g) Jasa Safe Deposit Box h) Jasa Pembukaan dan Pembayaran L/C i) Jasa Bank Garansi j) Jasa Referensi Bank k) Jasa Jual Beli Travellers Cheque l) Dan jasa bank umum lainnya B. Tinjauan Umum Tentang Asuransi 1. Pengertian Asuransi Menurut Salim (1989:1) asuransi merupakan kemampuan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti kerugian besar yang belum pasti. Menurut Fahmi (2014:204) asuransi merupakan sebuah lembaga yang didirikan atas dasar untuk menstabilkan kondisi bisnis dari berbagai risiko yang mungkin terjadi, dengan harapan pada saat risiko dialihkan ke pihak asuransi maka perusahaan menjadi lebih fokus dalam menjalankan usaha. Jaminan yang diberikan oleh pihak asuransi adalah pembayaran klaim kepada nasabah. 22

2. Manfaat Asuransi Menurut Budisantoso dan Triandaru (2006:178) pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain: a. Rasa aman dan perlindungan Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa aman dari risiko atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan berdasarkan perjanjian antara tertanggung dan penanggung. b. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukan nilai pertanggungan dan premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik dengan memperhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak. Semakin besar nilai pertanggungan, semakin besar pula premi periodik yang harus dibayar oleh tertanggung. c. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit. 23

d. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan. Pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan juga bonus (sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak). e. Alat penyebaran risiko Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan. f. Membantu meningkatkan kegiatan usaha g. Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan risiko kerugian yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan lain-lain). 3. Jenis Asuransi Menurut Latumaerissa (2011:449) jenis usaha perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis : a. Usaha Asuransi 1) Asuransi kerugian Yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Usaha asuransi kerugian ini dapat dipilah sebagai berikut: 24

a) Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko kebakaran. b) Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan penanggung atau perusahaan asuransi akan menjamin kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya kehilangan atau kerusakan saat pelayaran. c) Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan ke dalam kedua asuransi di atas, misal : asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, dan lain sebagainya. 2) Asuransi jiwa (life insurance) Adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa memberikan: a) Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan. b) Santunan bagi tertanggung yang meninggal. c) Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh meninggalnya orang kunci. d) Penghimpunan dana untuk persiapan pensiun. Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan menjadi 3, yaitu : 25

a) Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance) Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai tertentu dengan premi yang dibayar secara periodik (bulanan, triwulanan, semesteran, dan tahunan). b) Asuransi jiwa kelompok (group life insurance) Asuransi jiwa ini biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan medis atas suatu kelompok orang di bawah satu polis induk di mana masing-masing anggota kelompok menerima sertifikat partisipasi. c) Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance) Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal tertentu. Premi umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah pemilik polis kepada agen yang disebut debit agent. b. Reasuransi (reinsurance) Adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkan atau asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah suatu sistem penyebaran risiko dimana penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung yang lain. Reasuransi adalah proses untuk mengasuransikan kembali pertanggung jawaban pada pihak tertanggung. Fungsi reasuransi adalah : 1) Meningkatkan kapasitas akseptasi. 26

2) Alat penyebaran risiko. 3) Meningkatkan stabilitas usaha. 4) Meningkatkan kepercayaan. Mekanisme untuk reasuransi antara lain: a) Treaty dan facultative reinsurance Dalam model ini, reasuradur memberikan sejumlah pertanggungan yang diinginkan dengan perjanjian kontrak dan reasuradur harus menerima jumlah yang ditawarkan. b) Reasuransi proporsional Pembagian risiko antara ceding company dengan reasuradur dilakukan secara proporsional berdasarkan jumlah retensi yang telah ditetapkan. Retensi adalah jumlah maksimum risiko yang ditahan atau ditanggung oleh ceding company. c) Reasuransi nonproporsional Bentuk ini memberikan kemungkinan bagi reasuradur untuk tidak membayar klaim atau membayar klaim terbatas jumlah yang ada di treaty. Treaty dalam mekanisme reasuransi adalah pertanggungan yang dilakukan berdasarkan ketentuanketentuan dan syarat-syarat yang dituangkan dalam suatu perjanjian antara ceding company dan reasuradur yang mana reasuradur mengikatkan diri untuk menerima setiap penutupan yang diberikan oleh ceding company. 27

c. Usaha Penunjang 1) Pialang asuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung. 2) Pialang reasuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam penetapan reasuransi dan penanganan ganti rugi reasuransi dewan bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi. 3) Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada objek asuransi yang dipertanggungkan. 4) Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa konsultan aktuaria. Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung. 4. Ruang Lingkup Asuransi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1992 bab 4 pasal 4, ruang lingkup usaha perasuransian adalah: a. Perusahaan asuransi kerugian hanya dapat menyelenggarakan usaha dalam bidang asuransi kerugian, termasuk reasuransi. 28

b. Perusahaan asuransi jiwa hanya dapat menyelenggarakan usaha dalam bidang asuransi jiwa, dan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan diri, dan usaha annuitas, serta menjadi pendiri dan pengurus dana pensiun sesuai dengan peraturan perundangundangan dana pensiun yang berlaku. c. Perusahaan reasuransi hanya dapat menyelenggarakan usaha pertanggungan ulang. C. Tinjauan Umum Tentang Pensiun 1. Pengertian Pensiun Menurut Kasmir (2008:289) pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Martono (2004:155) menyatakan bahwa, Pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Berdasarkan Undang-Undang nomor 11 Tahun 1969, Pensiun diberikan sebagai jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasajasa pegawai negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintah. Dari pengertian tersebut pensiun adalah hak pegawai negeri untuk memperoleh penghasilan sebagai wujud penghargaan 29

setelah bekerja sekian tahun dalam suatu instansi maupun perusahaan pemerintah. 2. Fungsi Program Pensiun Fungsi program pensiun menurut Martono (2004:158) meliputi tiga fungsi yaitu : a. Fungsi Asuransi Program pensiun mempunyai fungsi asuransi karena memberikan jaminan kepada peserta untuk mengatasi risiko kehilangan pendapatan yang disebabkan oleh kematian atau usia pensiun. b. Fungsi Tabungan Program pensiun dikatakan mempunyai fungsi tabungan karena selama masa kerja karyawan harus membayar iuran (premi). Perusahaan pemberi kerja atau lembaga keuangan bertugas mengumpulkan dan mengembangkan iuran dari peserta (karyawan perusahaan, karyawan mandiri) di mana iuran tersebut diperlukan sebagai tabungan. Kemudian dana tersebut dikembangkan untuk dimanfaatkan untuk membayar pensiun kepada peserta. Besarnya pensiun yang diterima oleh peserta setelah menjalani masa pensiun tergantung pada akumulasi dana yang telah disetor. 30

c. Fungsi Pensiun Program pensiun memiliki fungsi pensiun karena manfaat yang akan diterima oleh peserta dapat dilakukan secara berkala selama hidup. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi program pensiun ada tiga, fungsi asuransi untuk memberikan jaminan kepada pensiun untuk mengatasi risiko berhentinya pendapatan yang dulunya diterima pada saat masih berstatus sebagai pegawai atau disebabkan karena kematian. Fungsi tabungan di mana pada saat masih menjadi pegawai diharuskan membayar iuran (premi) dan setelah pensiun iuran tersebut diakumulasikan kemudian, diwujudkan dalam bentuk uang pensiun, manfaat uang pensiun akan diterima secara berkala selama hidup. 3. Usia Pensiun Menurut Budisantoso dan Triandaru (2006:271-272) usia pensiun adalah usia ketika peserta berhak mengajukan pensiun dan mendapatkan manfaat pensiun. Usia pensiun dapat dibedakan dalam empat kategori: a. Pensiun normal (normal retirement) Adalah usia paling rendah saat karyawan berhak untuk pensiun tanpa perlu persetujuan dari pemberi kerja dengan memperoleh manfaat pensiun penuh. Usia pensiun normal ditentukan dalam 31

peraturan dana pensiun. Dalam usia pensiun normal, peserta pensiun berhak atas jumlah pensiun penuh. b. Pensiun dipercepat (early retirement) Adalah ketentuan pensiun yang mengizinkan peserta pensiun untuk mempercepat pensiun karena suatu hal. Ketentuan ini diatur dalam peraturan dana pensiun bahwa karyawan dimungkinkan untuk pensiun lebih awal dari usia pensiun normal dengan persyaratan khusus. Persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh peserta antara lain mendapatkan persetujuan dari pemberi kerja, dan ada halangan yang bersifat tetap seperti karyawan mengalami cacat tetap. Besarnya manfaat pensiun dapat diperoleh ditentukan berdasarkan perhitungan ekuivalen aktuarial (actuarial equivalent). c. Pensiun ditunda (deffered retirement) Ketentuan ini memperkenankan karyawannya yang secara mental dan fisik masih sehat untuk tetap bekerja melampaui usia pensiun normal, dengan ketentuan pensiun dimulai pada tanggal pensiun normal meskipun yang bersangkutan tetap meneruskan bekerja dan memperoleh gaji dari perusahaan bersangkutan. Sebenarnya ketentuan ini tidak sesuai dengan konsep dasar dari manfaat pensiun (manfaat pensiun sebagai pengganti pendapatan karyawan). Dalam hal ini karyawan tersebut mendapatkan dari dua sumber. 32

d. Pensiun cacat Apabila karyawan mengalami cacat dan dianggap tidak lagi cakap atau mampu melaksanakan pekerjaannya, berhak memperoleh manfaat pensiun. Biasanya manfaat pensiun dihitung berdasarkan formula manfaat pensiun normal dengan masa kerjanya diakui seolah-olah sampai usia pensiun normal dan penghasilan dasar pensiun ditentukan pada saat yang bersangkutan dinyatakan cacat. 4. Definisi Dana Pensiun Menurut Silvanita (2009:46) dana pensiun adalah instrumen keuangan yang mengakumulasikan kekayaan seseorang selama bekerja dan membayarnya pada masa pensiun. Sedangkan pengertian dana pensiun menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 1992 adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjadikan manfaat pensiun. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa seseorang yang bekerja pada instansi maupun perusahaan pemerintah yang memasuki usia pensiun akan menyandang status sebagai seorang pensiunan yang akan mendapatkan penghasilan setelah bekerja sebagai balas jasa. Balas jasa tersebut akan diberikan dalam bentuk uang yang dikelola oleh lembaga atau badan hukum yang disebut dana pensiun. 5. Asas Dana Pensiun Dalam pengelolaan dana pensiun, menurut Budisantoso dan Triandaru (2006:269-270) pemerintah menganut beberapa asas pokok : 33

a. Penyelenggaraan dilakukan dengan sistem pendanaan Setiap penyelenggaraan program pensiun harus dilakukan dengan pemupukan dana sehingga cukup untuk memenuhi pembayaran hak peserta. Pemupukan dana tersebut bersumber dari iuran dan hasil pengembangannya. b. Pemisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan pendiri Kekayaan dana pensiun harus dipisahkan dari kekayaan pendiri. Dengan demikian tidak diperkenankan adanya pembentukan cadangan pensiun dalam pembukuan pendiri atau perusahaan. Kepastian mengenai pemisahan ini diformalkan dengan pembentukan badan hukum dana pensiun. c. Kesempatan untuk mendirikan dana pensiun Setiap pemberi kerja (orang atau badan yang memperkerjakan karyawan) memperoleh kesempatan untuk mendirikan dana pensiun bagi karyawannya. Keputusan untuk membentuk dana pensiun merupakan tindak lanjut dari prakarsa pemberi kerja yang menjanjikan manfaat pensiun bagi karyawannya. Janji itu membawa konsekuensi pendanaan, yaitu timbulnya kewajiban pemberi kerja untuk membayar iuran. d. Penundaan manfaat Pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah peserta pensiun. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa penghimpunan dana dalam rangka penyelenggaraan program 34

pensiun dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban pembayaran hak peserta yang telah pensiun. e. Pembinaan dan pengawasan Pengelolaan dan penggunaan kekayaan dana pensiun harus dihindarkan dari pengaruh kepentingan-kepentingan yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya maksud utama dari pemupukan dana, yaitu memenuhi kewajiban pembayaran hak peserta. Di samping pengawasan yang dilakukan oleh Direktorat Dana Pensiun Departemen Keuangan dan pelaksanaan sistem pelaporan, pengawasan dilakukan pula melalui kewajiban para pengelola dana pensiun untuk memberikan informasi kepada para pesertanya. 35