BAB I PENDAHULUAN. Menurut Priantara(2013:2) Fraud. VOC mengalami penurunan sehingga dijuluki dengan Vergaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Setiap perusahaan tentunya mengalami pasang surut dalam melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua organisasi di setiap negara, di sektor industri apapun, termasuk sektor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengkhawatirkan timbulnya kecurangan (fraud) di lingkungan organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. sekadar kumpulan angka-angka, namun menjadi alat yang sangat berguna

BAB I PENDAHULUAN. penyebab terjadinya fraud. Lebih jauh lagi, dalam teori segitiga fraud yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mekanisme pelaporan keuangan, suatu audit dirancang untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengauditan disebut dengan fraud akhir akhir ini menjadi berita utama dalam

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah yang dihadapi para pelaku usaha semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, dalam kehidupan kita sehari hari tindak kejahatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) mendapat

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. supervisi bank tersebut (Soebijoto, 2011). Modus kejahatan perbankan bukan

BAB I PENDAHULUAN. sehat (Good Corporate Governance) pada setiap aktivitas bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kecurangan akuntansi saat ini telah menarik banyak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan ketahanan ditengah sengitnya persaingan. Pengendalian internal

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah koperasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang semakin kompetitif menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak publik.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Longenecker, Moore & Petty (2001) perusahaan yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perkembangan dunia akuntansi sudah sangat pesat. Namun setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. halnya dengan kejahatan yang terjadi di bidang ekonomi salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. fenomenal baik di negara berkembang maupun negara maju. Fraud ini hampir

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian Ariani et al tentang Analisis Pengaruh Moralitas Individu,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi operasional, dan dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang digariskan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan ekonomi saat ini yang merupakan hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tidak memiliki definisi tunggal. Menurut Forum for Corporate

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi. Lewat laporan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya fraud atau kecurangan. Fraud atau kecurangan tersebut, selain memberi

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan akuntansi dalam dunia usaha adalah suatu permasalahan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. lahirnya era informasi menuntut pemerintah Indonesia agar mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang berkembang dengan pesat telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sangat mempengaruhi perkembangan negara tersebut. Salah satu

Total % 2.9% 3.5%

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam usaha agar bisnis yang dikelolanya dapat tetap bertahan. Para

BAB I PENDAHULUAN. luar maupun di dalam organisasi. Fraud biasanya menyangkut penyajian yang secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbagai kasus pelanggaran etika di bidang akuntansi yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (Competitive

BAB I PENDAHULUAN. Istilah fraud (kecurangan) sering kita jumpai baik di lingkungan organisasi

bercorak korporatis dan sentralistik pada kepemimpinan top executive di tangan bupati/walikota. Politisasi birokrasi masih cukup kental mewarnai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan nasional erat hubungannya dengan tingkat kesehatan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebelumnya selain itu badan usaha dituntut pula memiliki nilai tambah

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh yang besar dalam setiap tindakan manusia. Persaingan di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hukum, melaksanakan good governance, tetapi jika moral tidak berubah dan sikap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi perusahaan yang semakin kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. sistem keuangan dan sistem pembayaran dunia. Mengingat hal tersebut, maka begitu

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kementerian BUMN (2010), BUMN sebagai badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun ini. Menghadapi MEA, keberadaan dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam

BAB II LANDASAN TEORI. 1. David E. Morris dan Claire McCarty Killian (2006) dalam penelitiannya yang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Etika itu sendiri adalah kesepakatan bersama dan pedoman untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, kasus fraud yang terjadi di perbankan semakin marak.

BAB 1 PENDAHULUAN. gandum, emas, dan aset lainnya yang dimililiki oleh raja. Mereka yang menjadi orang

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah terjadinya berbagai perubahan dalam bidang ekonomi, ekonomi juga memberikan dampak bagi negara Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraud merupakan topik yang hangat dibicarakan di kalangan praktisi maupun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang kian pesat. Hal ini

Fenomena korupsi di Timor Leste dibuktikan dengan adanya penyalahgunaan kekuasaan, pemalsuan dokumen tender dengan memberi proyek jutaan dollar

KECURANGAN (FRUD) PADA BANK SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Triangle Fraud dan Kecurangan Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. mencemaskan keadaan yang akan terjadi selanjutnya, jika unsur-unsur pembentuk

BAB I PENDAHULUAN. Audit internal sebagai suatu cara yang digunakan untuk mencegah fraud

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (UU REPUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank syariah adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya

PT Bank OCBC NISP, Tbk Anti Money Laundering & Counter Financing Terrorism KUTIPAN KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan laporan keuangan kecurangan Report To The Nation : On

1 BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wilopo (2006) kasus fraud (kecurangan) di Indonesia terjadi secara


BAB I PENDAHULUAN. membawa Indonesia menuju ekonomi pasar bebas setiap organisasi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. siapa pun berpotensi untuk melakukan kecurangan. Seperti yang kita ketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. (error) dan kecurangan (fraud). Fraud diterjemahkan dengan kecurangan sesuai

PENDAHULUAN. dunia, termasuk Pemerintah Indonesia. The Association of Certified Fraud

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Tuntutan ini wajar karena selama ini dirasakan BUMN dikelola secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dalam era globalisasi saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu

Mengejar Aset Tipibank KBP. AGUNG SETYA

Transkripsi:

A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Menurut Priantara(2013:2) Fraud di Indonesia diawali dengan Vereenigde Oost indische Campaign (VOC) yang didirikan tahun 1602 dan selama 200 tahun menikmati kejayaan kolonialisme dan monopoli perdagangan di Asia, khususnya Indonesia VOC diakui sebagai perusahaan multinasionalpertama di dunia dan perusahaan pertama di dunia yang menerbitkan saham. Pada akhir abad ke-18, VOC mengalami penurunan sehingga dijuluki dengan Vergaan Onder Corruptie (merujuk akronim VOC) yang diterjemahkan sebagai binasa oleh korupsi Perished by Corruption. VOC bangkrut dan secara formal dibubarkan pada tahun 1800 dan kepemilikan aset dan utang diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda di Indonesia. Kejahatan pegawai (Fraud Employee) pada dasarnya adalah suatu tindakan kejahatan yang dilakukan pegawaiuntuk mengambil keuntungan dari pihak lain yang direncanakan yang dilakukan di dalam perusahaan pemerintah ataupun swasta tempat pegawai bekerja. Kejahatan ini biasanya dilakukan oleh pegawai perseorangan, kelompok ataupun jaringan kelompok. Survey yang dilakukan oleh Association of Certified Fraud Examiners(2014) berdasarkan posisinya menunjukkan bahwa 42% pegawai paling banyak melakukan tindakan fraud dibandingkan dengan posisi manajer dan eksekutif. Tahun 2008 kejahatan yang dilakukan oleh pegawai mencapai 39.70%, di tahun 2010 naik menjadi 42.10% dan mengalami penurunan pada tahun 2012 1

2 menjadi41.60%, dan di tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 0.4%. penelitian ACFE dari tahun 2008-2014 menunjukkan rata-rata fraud yang dilakukan oleh pegawai mengalami peningkatan dibandingkan dengan manajer dan eksekutif. Tindakan kecurangan yang dilakukan pegawai di perusahaan bukan hal yang baru, contoh saja pembobolan dana dan aset nasabah yang melibatkan oknum bank. Kasus dugaan pemalsuan emas milik Ratna Dewi seberat 59 kilogram. Emas-emas tersebut digadaikan oknum BRP dan polisi menetapkan 7 karyawan BRI sebagai tersangka (Tribunnews, 2013). Peristiwa lain yang terjadi di dunia perbankan adalah Senior Relationship Manager Citibank Malinda Dee. Ia ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi dengan kasus penggelapan uang dan pencurian dana nasabah, yaitu nasabah yang memiliki simpanan di atas Rp. 500 juta sampai Rp. 20 Miliar yang ditampung dalam 12 rekening bank lain. Fenomena seperti ini tidak lepas dari lemahnya pengawasan Bank Indonesia(Mulyadi, 2012). Kejahatan lain yang bisa dilakukan oleh pegawai adalah korupsi. Beberapa kasus korupsi yang ditemukan sebagian besar dilakukan oleh pegawai/ karyawan dan relasi yang masih ada hubungannya dengan karyawan. Korupsi di Indonesia dilakukan hampir diseluruh instansi pemerintahan dan swasta, kasus korupsi semakin terlihat biasa saja dan tanpa disadari kejahatan itu merupakan hal yang wajar bagi masyarakat Indonesia. Menurut Priantara(2013:10) tindak pidana korupsi bukan lagi masalah lokal, akan tetapi sudah menjadi permasalahan global, sehingga kerjasama internasional diperlukan untuk penegakan dan

3 pemberantasannya yang didukung oleh integritas, akuntabilitas, dan manajemen pemerintah yang baik. Fraudpada prinsipnyamemiliki tiga unsur yaitu adanya tekanan, adanya kesempatan dan adanya pembenaran terhadap tindakan tersebut.fraudmerupakan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh orangorang dari dalam dan/atau dari luar organisasi serta dilakukan untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau kelompok sementara dilain pihak merugikan pihak lain baik langsung maupun tidak langsung.dalam bukunya yang berjudul Fraud Examination, Steve Albrecht mengatakan bahwa ada tiga hal yang menyebabkan seseorang melakukan fraud, yaitu : pressure (tekanan), oppurtunity (kesempatan) dan rasionalization(pembenaran), (Majalah Solusi, 2012). Tekanan atau presure biasanya terjadi karena perilaku menyimpang karyawan. Motivasi yang menyebabkan karyawan melakukan fraud yaitu terdesak karena membutuhkan uang atau persaingan gaya hidup karyawan yang mewah, tekanan dari keluarga atau dari atasan. Kesempatan atau oppurtunity terjadi karena pengaruh lingkungan dan moral hazard karyawan, ada kemungkinan karyawan tidak sadar bahwa mereka telah melakukan kecurangan, misalnya saja penggunaan asset kantor yang digunakan untuk kepentingan pribadi, mereka akan menganggap hal ini lumrah dan biasa saja karena karyawan tersebut terbiasa dan bahkan karyawan lain juga melakukan hal yang sama, kesempatan seperti ini jelas merugikan perusahaan sedikit demi sedikit. Pembenaran atau rationalization adalah pemikiran, sikap dan ide untuk melakukan pembenaran atas kecurangan yang dilakukan, seperti

4 penggunaan peralatan kantor yang digunakan untuk keperluan pribadi, namun karyawan tersebut membenarkannya dengan alasan karyawan yang lainpun melakukan hal yang sama atau melakukan pembenaran dengan alasan asset tersebut jarang digunakan.kebiasaan buruk seperti ini dan lemahnya sistem internalcontrol di perusahaan yang berisiko tinggimengharuskan perusahaan swasta atau pemerintahan harus membangun sistem internalcontrol yang mampu meminimalisir kecurangan dan kejahatan karyawan. Kualitas pengendalian internal yang baik dapat menekan terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh karyawan.penelitian yangdilakukan oleh Ahmad dan Norhashim(2008) tentang kejahatan yang dilakukan oleh karyawan, perilaku karyawan dan control environment. Sample yang dilakukan dalam penelitian ini adalah 433 karyawan di Malaysia dengan menggunakan kuesioner, kesimpulan dari penelitian ini adalah ada beberapa karyawan yang melakukan penyalahgunaan asset. Studi kasus yang dilakukanoleh Michael (2014) mengenai rintangan dan tantanganinsurance fraud investigator yang meneliti karyawan pada perusahaan asuransi yang bekerja sekitar 10 tahun. Beberapa penemuan yang menarik yaitu pentingnya komponen manusia dan dampak perubahan tenaga kerja yang dapat menyebabkan kecurangan sehingga dapat diidentifikasi permasalahannya, strategi khusus dan cara mengatasi kecurangan/ kejahatan harus dilakukan oleh perusahaan. Terkait dengan perilaku kejahatan, beberapa teori perilaku kejahatan yang menunjukkan bahwa kejahatan tidak terjadi begitu saja tetapi ada kondisi

5 kondisi yang menyebabkan pelaku melakukan suatu tindakan kejahatan. Kondisi tersebut diperkuat dengan adanya elemen kognisi dan kemampuan manusia untuk melakukan pembelajaran terhadap setiap kondisi tersebut, seperti adanya perilaku kejahatan dari orang lain, pengalaman tindak kejahatan dan peluang dilakukannya tindak kejahatan. Menurut Ahmad dan Norhashim (2008) kecurangan atau kejahatan di dalam organisasi dilakukan oleh karyawan didefinisikan sebagai bentuk ketidakjujuran karyawan yang menyebabkan kerugian di perusahaan. Segala bentuk penipuan kerja yang melanggar dan menghambat kepentingan organisasi untuk tujuan keuntungan finansial langsung atau tidak langsung kepada pelaku. Kasus yang telah dipaparkan sebelumnya dan penelitian terdahulu menjelaskan bahwa banyaknya kejahatan yang dilakukan oleh pegawai, terutama pegawai sektor bank, publik dan manufaktur, namun tidak menutup kemungkinan fraud terjadi pada sektor jasa. Penelitian yang dilakukan oleh ACFE pada perusahaan sektor jasa telah membuktikan bahwa sektor jasa juga berpeluang sebagai objek para pegawai untuk melakukan fraud. Kasus terbesar di perusahaan sektor jasa adalah korupsi sebesar 35.6% dan kasus terbesar kedua adalah skimming sebesar 33.3% (ACFE, 2015). Kasus fraud juga terjadi pada perusahaan distributor minuman PT. Tirta Varia Intipratama. Kasus penggelapan aset merupakan kasus yang banyak ditemui oleh internal auditor, kasus penggelapan aset berulang tiap bulannya.kebutuhan primer masyarakat atas minum mendorong PT. Tirta Varia Intipratama untuk menyediakan persediaan minuman untuk dijual lebih banyak

6 lagi. Semakin berkembangnya perusahaan, maka semakin banyak pendapatan dan aset perusahaan yang dijadikan objek oleh pegawai untuk melakukan fraud. PT. Tirta Varia Intipratama merupakan perusahaan berkembang dengan sistem manajemen mutu yang baik. Sistem manajemen yang baik ditandai dengan adanya internalaudit selaku internal kontrol perusahaan dan adanya prosedur-prosedur kerja yang bersertifikasi ISO yang membantu perusahaan menjalankan aktivitas bisnisnya dengan harapan perusahaan dapat mengurangi risiko kerugian. Internal audit dan sistem manajemen mutu yang telah dibentuk oleh perusahaan nyatanya tidak memberikan kepuasan bagi perusahaan, karena pada kegiatan auditrutinauditor selalu menemukan kecurangan-kecurangan yangdilakukan oleh karyawan yang menyebabkan kerugian. Ketidakmampuan internalaudit sebagai internal kontrolperusahaan dan sistem manajemen mutu yang tidak berfungsi dengan baik yang ditandai dengan temuan-temuan kecurangan karyawan mendorong penulis menganalisa lebih dalam mengenai fraud yang dilakukan karyawan. B. Rumusan Masalah Diterapkannya peraturan-peraturan dan perluasan pengawasan yang dilakukan oleh lembaga organisasi pemerintah ataupun swasta diharapkan perusahaandapat terhindar dari fraud, namun pada kenyataannya masih ada kasus fraud di sektor publik ataupun swastayang ditemukan yang berisiko pada kerugian perusahaan.penelitian ini bermaksudmengkaji dan menganalisa fraud yang dilakukan oleh pegawai PT. Tirta Varia Intipratama.

7 Berdasarkan penjelasan tersebutrumusan masalah dalam penelitian ini adalahapasaja faktorapa yang mendukungterjadinyafraud triangle yang dilakukan karyawanpada PT. Tirta Varia Intipratama. C. Tujuan dan kontribusi penelitian 1. Tujuan penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalahuntuk menganalisafaktor fraud yang dilakukan oleh karyawan. 2. Kontribusi penelitian Kontribusi penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk berbagai pihak yang berkepentingan berupa: a. Kontribusi teori Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu fraud auditing terutama tentang perilaku karyawan pada industri khususnya sektor distributoryang bisa menyebabkan terjadinya frauddan kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah khususnya tentang kebijakan dalam masalah kejahatan. b. Kontribusi praktik Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pengambil keputusan dan internal auditor, khususnya pada perusahaan distributor dalam meminimalisir risiko perusahaan. c. Kontribusi Kebijakan

8 Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk membantu perusahaan dalam pembuatan prosedur atau kebijakan baru di perusahaan untuk meminimalisir fraud yang dilakukan oleh pegawai.