EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI JUNI

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN

ABSTRAK. Kata kunci: Infeksi saluran kemih akibat kateterisasi, antibiotik, rasionalitas, luaran klinik, metode Gyssens ABSTRACT

Rasionalitas Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi Ulkus Diabetika

STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PENDERITA DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI JUNI 2012

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama. morbiditas dan mortalitas di dunia.

Online Jurnal of Natural Science Vo.2(3): ISSN: Desember 2013

ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK

PHARMACY, Vol 05 No 01 April 2007

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENGOBATAN PNEUMONIA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Tahun 2006, World Health Organization melaporkan lebih dari seperempat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PENDERITA DEMAM TIFOID ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R.D

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013

EVALUASI KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA GERIATRI DI RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN JAWA TENGAH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 SKRIPSI

Sikni Retno Karminigtyas, Rizka Nafi atuz Zahro, Ita Setya Wahyu Kusuma. with typhoid fever in inpatient room of Sultan Agung Hospital at Semarang was

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Peresepan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat Jalan di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura: Prevalensi dan Pola Peresepan Obat

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN GAGAL GINJAL DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

RASIONALITAS KRITERIA TEPAT DOSIS PERESEPAN COTRIMOXAZOLE PADA PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS S

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

ABSTRACT. Keywords : Rational, antibiotic, acute exacerbation of chronic bronchitis, elderly ABSTRAK

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO TAHUN 2011 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. wanita 54,5% lebih banyak dari laki-laki. Namun pada neonatus, ISK lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang disebabkan oleh bakteri terutama Streptococcus pneumoniae,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. B. Alat Dan Bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMAKAIAN ANTIBIOTIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE ANAK DI RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG TAHUN 2010

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. Salah satu dari tujuan Millenium Development. Goal(MDGs) adalah menurunkan angka kematian balita

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

POLA KUMAN PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIKA DI RSUP H.ADAM MALIK PERIODE JANUARI 2009-DESEMBER 2009.

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu jenis infeksi yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan rumah sakit. Penggunaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X DEMAK TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diare. Infeksi enteric yang disebabkan oleh bakteri E.coli dapat terjadi pada usus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang rasional dimana pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2015 SKRIPSI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD SOEWONDO PATI PERIODE JANUARI-JUNI 2016 ARTIKEL

POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL WAHAB SJAHRANIE

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu respon inflamasi sel urotelium

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014

BAB III METODE PENELITIAN

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JANUARI - DESEMBER 2014

ABSTRAK. Zurayidah 1 ;Erna Prihandiwati 2 ;Erwin Fakhrani 3

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

POLA PERESEPAN DAN RASIONALITAS PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan utama di negara maju dan berkembang. Penyakit ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. infeksi bakteri. Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri berubah dalam

STUDI PENATALAKSANAAN TERAPI PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KLINIK VCT RUMAH SAKIT KOTA MANADO ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di. seluruh dunia. Pneumonia menyebabkan 1,1 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang selalu bertambah setiap tahunnya. Salah satu jenis infeksi tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan antibiotik pada saat dirawat di rumah sakit. Dari jumlah rekam medik

STUDI PENGGUNAAN ANTIPLATELET (CLOPIDOGREL) PADA PENGOBATAN STROKE ISKEMIK DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2014). Pneumonia pada geriatri sulit terdiagnosis karena sering. pneumonia bakterial yang didapat dari masyarakat (PDPI, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK PENYAKIT INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN IBU HAMIL INSTALASI RAWAT INAP DI RSUD DR.MOEWARDI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Obat merupakan salah satu intervensi medis yang paling efektif, jika

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan kasus per penduduk per tahun, atau kurang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. bermakna (Lutter, 2005). Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak. Pemberian antibiotik merupakan pengobatan yang utama dalam

I. PENDAHULUAN. besar di Indonesia, kasus tersangka tifoid menunjukkan kecenderungan

BAB I PENDAHULUAN. Operasi caesar atau dalam isitilah kedokteran Sectio Caesarea, adalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

* Dosen FK UNIMUS. 82

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN

EVALUASI PERESEPAN ANTIBIOTIK PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG

PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBIOTIK PADA TERAPI DEMAM TIFOID DI PUSKESMAS BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

Transkripsi:

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 2013 - JUNI 2014 Fahijratin N.K.Mantu 1), Lily Ranti Goenawi 1), Widdhi Bodhi 1) 1) Program studi farmasi FMIPA UNSRAT Manado ABSTRACT The inappropriately utilization of antibiotics may increase the side effects and the toxicity of antibiotics, wasted cost, and failure to achieve the clinical profit. The research aims to evaluate the utilization of antibiotics to the urinary tract infection patients in the inpatient installation of RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. This research is a descriptive study with retrospective data aggregration based on medical records. The research has done to 47 medical records of urinary tract infection patients who fulfill the inclusion criteria. The results showed the most widely used antibiotics as the urinary tract infection therapy are ciprofloxacin (55,3%), ceftriaxone (40,4%), and cefixime (4,3%). The accuracy of the dose compatible to the evaluation are (89,4%) appropriate dose, and (27,7%) adequate periode of time. Keywords : Evaluation, Antibiotics, Urinary Tract Infection. ABSTRAK Penggunaan antibiotika secara tidak tepat dapat menimbulkan terjadinya peningkatan efek samping dan toksisitas antibiotika, pemborosan biaya dan tidak tercapainya manfaat klinik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien penderita infeksi saluran kemih di Instalasi Rawat Inap RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif yang didasarkan pada catatan medis. Penelitian dilakukan terhadap 47 catatan medis penderita infeksi saluran kemih yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan antibiotik yang paling banyak digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih ialah Ciprofloxacin (55,3%), Ceftriaxone (40,4%) dan Cefixime (4,3%). Ketepatan dosis sesuai sesuai evaluasi yakni (89,4%) tepat dosis dan (27,7%) sesuai lama pemberian. Kata Kunci : Evaluasi, Antibiotik, Infeksi Saluran Kemih. 196

PENDAHULUAN Penyakit infeksi di Indonesia masih termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak. Peresepan antibiotik di Indonesia yang cukup tinggi dan kurang bijak akan meningkatkan kejadian resistensi. Dampak resistensi terhadap antibiotik adalah meningkatnya morbiditas, mortalitas dan biaya kesehatan. Khusus untuk kawasan Asia Tenggara, penggunaan antibiotik sangat tinggi bahkan lebih dari 80% di banyak provinsi di Indonesia (Anonim, 2011). Infeksi Saluran Kemih merupakan infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Sekitar 150 juta penduduk di seluruh dunia tiap tahunnya terdiagnosis menderita infeksi saluran kemih. Prevalensinya sangat bervariasi berdasarkan umur dan jenis kelamin, dimana infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria karena perbedaan anatomis antara keduanya (Rajabnia dkk, 2012). Total penderitainfeksi Saluran Kemih di Kota Manado pada tahun 2013-2014 sebanyak 773 penderita (Dinkes Kota, 2015). Penggunaan antibiotik secara tidak tepat dapat menimbulkan terjadinya peningkatan efek samping dan toksisitas antibiotika, pemborosan biaya dan tidak tercapainya manfaat klinik yang optimal dalam pencegahan maupun pengobatan penyakit infeksi, serta resistensi bakteri terhadap obat (Anonim, 2011). METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2014 sampai Maret 2015, di bagian rekam medik RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou, Manado. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei deskriptif, dengan pengambilan data dilakukan secara retrospektif, dengan mencatat data rekam medik pada pasien penderita Infeksi Saluran Kemih yang pernah menjalani perawatan di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado selama periode Juli 2013 - Juni 2014. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini ialah semua catatan rekam medik pasien Infeksi Saluran Kemih yang dirawat inap dan mendapat pengobatan di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juli 2013 - Juni 2014 dan pengambilan sampel. Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan di bagian rekam medik RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Pengumpulan data dimulai dari penelusuran data dari laporan unit rekam medik untuk pasien dengan diagnosis Infeksi Saluran Kemih yang dirawat inap pada periode Juli 2013 - Juni 2014. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah semua yang berhubungan dengan objek Pengamatan penelitian. Dimana Variabel penelitian meliputi : 197

a. Jenis Kelamin b. Umur c. Terapi Antibiotik d. Ketepatan Dosis e. Lama Pemberian Obat Analisis Data Data penelitian diperoleh dari berkas catatan rekam medik penggunaan antibiotika pada penderita Infeksi Saluran Kemih yang dirawat inap di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado yang dikumpulkan secara retrospektif dan dianalisis secara deskriptif. Adapun standar pengobatan yang digunakan sebagai pembanding dalam penelitin ini berikut. yakni The Infectious Diseases Society of America (IDSA) Guidelines : Urinary Tract Infections in Adults, dan Antimicrobal Stewardship and Urinary Tract Infections. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Karakteristik Jenis Kelamin Penelitian terkait karakteristik jenis kelamin penderita Infeksi Saluran Kemih dilakukan pada 47 pasien dewasa penderita Infeksi Saluran Kemih yang di rawat inap di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou periode Juli 2013 - Juni 2014. Hasil yang di peroleh dapat dilihat dalam tabel 1 Tabel 1. Karakteristik jenis kelamin penderita Infeksi Saluran Kemih di instalasi rawat inap RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou periode Juli 2013 - Juni 2014. Jenis Kelamin Jumlah Pasien Presentase (%) Laki-laki 10 21.3 Perempuan 37 78.7 Pada Tabel 1 diketahui terdapat 10 (21,3%) penderita berjenis kelamin laki-laki sedangkan penderita berjenis kelamin perempuan sebanyak 37 (78,7%). Hasil penelitian sebelumnya di palu menunjukan hasil yang hampir sama yaitu 27,5% penderita berjenis kelamin laki-laki dan 72,5% penderita berjenis kelamin perempuan dari total 57 penderita (Febrianto dkk, 2013). Pasien perempuan lebih rentan menderita penyakit Infeksi Saluran Kemih dibandingkan dengan pasien laki-laki. Penyebabnya adalah karena uretra perempuan lebih pendek sehingga mikroorganisme dari luar lebih mudah mencapai kandung kemih yang letaknya dekat dengan daerah perianal (Sukandar, 2009). Umur Penelitian mengenai kriteria umur penderita Infeksi Saluran Kemih yang di rawat inap di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou periode Juli 2013 - Juni 2014 di bagi dalam 5 kelompok umur, yaitu kelompok umur 18-25 tahun, kelompok umur 26-35 tahun, kelompok umur 36-45 tahun, kelompok umur 46-55 tahun dan kelompok umur 56-198

59 tahun. Hasil yang di peroleh dapat dilihat dalam tabel 2 berikut. Tabel 2. Karakteristik umur penderita Infeksi Saluran Kemih di instalasi rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou periode Juli 2013 - Juni 2014 (Depkes RI, 2009). Umur Jumlah Pasien Prsentase (%) 18-25 6 12.8 26-35 10 21.3 36-45 10 21.3 46-55 18 38.3 56-59 3 6.4 Pada penelitan ini penderita Infeksi Saluran Kemih yang berusia 46 sampai 55 tahun lebih banyak terjadi pada wanita usia postmenopause, hal ini disebabkan karena produksi hormon estrogen menurun yang mengakibatkan PH pada cairan vagina naik sehingga menyebabkan meningkatnya perekembangan mikroorganisme pada vagina (Anonim, 2012). Data Pengobatan Terapi Antibiotik Penelitian mengenai terapi antibiotik penderita Infeksi Saluran Kemih yang di rawat inap di RSUP. Prof.Dr. R. D. Kandou Manado periode Juli 2013 - Juni 2014. Hasil yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel 3 berikut. Tabel 3. Terapi antibiotik yang diberikan pada penderita Infeksi Saluran Kemih yang di rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou periode Juli 2013 - Juni 2014. Terapi Antibiotik Jumlah Pasien Presentase (%) Ciprofloxacin 26 55.3 Ceftriaxone 19 40.4 Cefixime 2 4.3 Berdasarkan data mengenai terapi antibiotik yang diberikan pada penderita Infeksi Saluran Kemih di Instalasi Rawat Inap RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juli 2013 - Juni 2014 diketahui bahwa penggunaan antibiotik Ciprofloxacin yang termasuk dalam golongan Kuinolon memiliki presentase tertinggi, yakni 55,3 %, diikuti dengan antibiotik golongan Betalaktam yaitu Ceftriaxone dengan presentase 40,4% dan pemberian antibiotik terendah, yakni pada antibiotik golongan Sefalosforin yaitu Cefixime dengan presentase 4,3%. Pada penelitian ini untuk penggunaan antibiotik yang diberikan pada pasien Infeksi Saluran Kemih yang di instalasi rawat inap RSUP. Prof. Dr. R. D. 199

Kandou Manado periode Juli 2013 Juni 2014 sudah sesuai dengan standar pengobatan yang dilihat dari Pedoman Pengobatan Infeksi Saluran Kemih pada Pasien Dewasa. Untuk pengobatan Infeksi Saluran Kemih tanpa komplikasi atau Infeksi Saluran Kemih ringan diberikan antibiotik Ciprofloxacin 250 mg selama 3 hari, dan untuk Infeksi Saluran Kemih komplikasi atau Infeksi Saluran Kemih berat diberikan pengobatan antibiotik Ciprofloxacin dengan dosis 500 mg selama 7 hari. Antibiotik Ciprofloxacin aktif terhadap bakteri gram negatif termasuk Salmonella, Shigella, Neiseria, dan Pseudomonas, juga aktif terhadap kuman gram -positif. Sebagian besar kuman anaerob tidak sensitif terhadap antibiotik ini. Ciprofloxacin terutama digunakan untuk Infeksi Saluran Cerna (termasuk tifus abdominalis), Infeksi Saluran Nafas, dan Infeksi Saluran Kemih (BPOM, 2008). Ketepatan Dosis Ketepatan dosis pemberian antibiotik pada penderita Infeksi Saluran Kemih yang dirawat inap di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juli 2013 - Juni 2014 dapat dilihat pada tabel berikut 4 berikut. Tabel 4. Ketepatan dosis pemberian antibiotik dari penderita Infeksi Saluran Kemih yang dirawat inap di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juli 2013 - Juni 2014. Ketepatan Dosis Jumlah Pasien Presentase (%) Tepat Dosis 42 89.4 Tidak Tepat Dosis 6 12.8 Hasil yang didapat pada tabel 4 ketepatan dosis yang diberikan pada pasien Infeksi Saluran Kemih yaitu hasil tepat dosis sebesar 89,4% sedangkan yang tidak tepat dosis sebesar 10,6%. Dosis yang sesuai adalah dosis yang dapat mencapai KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) dalam darah atau cairan tubuh. Pemberian dosis yang kurang akan mengakibatkan tidak berefeknya antibiotik karena tidak dapat mencapai KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) dalam cairan tubuh, kurangnya dosis dapat mengakibatkan resistensi bakteri yang tersisa dalam tubuh, namun jika dosis lebih akan mengakibatkan resiko efek samping yang tidak diinginkan pada pasien (Mycek dkk, 2001). Evaluasi penggunaan antibiotik terhadap variabel ketepatan dosis dilakukan dengan membandingkan jumlah dosis yang diberikan kepada pasien dengan beberapa standar terapi yang digunakan sebagai acuan perhitungan dosis. Standar terapi yang digunakan yakni The Infectious Diseases Society of America (IDSA) Guidelines : Urinary Tract Infections in Adults, dan 200

Antimicrobal Stewardship and Urinary Tract Infections. Keberhasilan pengobatan antibiotik didasarkan pada 2 pola yaitu time dependent killing akan membunuh bakteri saat kadar antibiotik didarah dipertahankan cukup lama di atas KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) bakteri, dan concentration dependent killing akan membunuh bakteri jika konsentrasi antibiotik telah berada di atas KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) bakteri (Mutschler, 1999). Lama Pemberian Obat Lama pemberian obat pada Infeksi Saluran Kemih yang dirawat inap di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juli 2013 - Juni 2014 dapat dilihat pada tabel berikut 5 berikut. Tabel 5. Lama pemberian Obat pada penderita Infeksi Saluran Kemih yang dirawat inap di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juli 2013 - Juni 2014. Lama Pemberian Jumlah Pasien Presentase (%) Sesuai lama pemberian 13 27.7 Tidak Sesuai lama pemberian 34 72.3 Dari hasil yang didapat pada tabel 5 yakni lama pemberian obat pada penderita Infeksi Saluran Kemih yang menjalani rawat inap di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juli 2013 - Juni 2014 yaitu lama pemberian obat yang sesuai dengan durasi pemberiannya sebanyak 13 pasien dengan presentase 27,7% sedangkan lama pemberian obat yang tidak sesuai dengan durasi pemberiannya sebanyak 34 pasien dengan presentase 72,3%. Lama pemberian antibiotik untuk penderita Infeksi Saluran Kemih di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada umumnya diberikan 5 sampai 8 hari. Data tentang terapi antibiotik pada Infeksi Saluran Kemih menunjukkan bahwa lama pemberian antibiotik selama 3 hari sudah cukup untuk Infeksi Saluran Kemih ringan dan 7 sampai 14 hari untuk Infeksi Saluran Kemih berat (Anonim, 2011). Durasi pemberian antibiotik sangat penting dikarenakan jika suatu antibiotik tidak bekerja sesuai dengan lama penggunaannya akan mengakibatkan toleransi pada mikroorganisme yang belum tuntas dimusnahkan sehingga menjadi bakteri resisten (Mycek, 2001). Ciprofloxacin dipilih sebagai terapi utama pada Infeksi Saluran Kemih, lama penggunaannya didasarkan pada tingkat keparahan penyakit Infeksi Saluran Kemih. Infeksi Saluran Kemih tanpa komplikasi diberikan selama 3 hari, dan infeksi saluran kemih dengan komplikasi diberikan selama 7 hari (Gupta dkk, 2011). Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 47 pasien penderita 201

Infeksi Saluran Kemih di Instalasi Rawat Inap RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado selama periode Juli 2013 - Juni 2014, dapat disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik yang paling banyak digunakan untuk pengobatan Infeksi Saluran Kemih ialah antibiotik Ciprofloxacin (55,3%), ceftriaxone (40,4%) dan cefixime (4,3%). Penggunaan antibiotik berdasarkan variabel ketepatan dosis yakni (89,4%) tepat dosis dan (27,7%) sesuai lama pemberian. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2011. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 2012. Infeksi Saluran Kemih. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. BPOM, 2008. Informasi Obat Nasional Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta. Dinas Kota Manado, 2015. Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih di Kota Manado. Dinkes Kota Manado 2013-2014. Febrianto, A.W., Mukaddas, A., Faustine, I. 2013. Rasionalitas penggunaan antibiotik, Infeksi saluran kemih. Farmasi : Untad. Gupta, K., Hooton, T.M., Nuber, K., Wult, B., Colgan, R., Miller, R., Moran, G., Nicolle, L., Raz, R., Schaeffer, A.J., Soper, D. 2011. International Clinical Practice Guidelines for the Treatment of Acute Uncomplicated Cystitis and Pyelonephritis in Women: A 2010 Update by the Infectious Diseases Society of America and the European Society for Microbiology and Infectious Diseases. IDSA : Guidelines. Mutschler E., 1999. Dinamika Obat, Farmakologi Dan Toksikologi, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Mycek J. M., Harvey R.A., Champe P.C., 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar, Widya Madika, Jakarta. Sukandar E., 2009. Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa, dalam : Sudoyo AW., Setiyohadi B., Alwi I., dkk., 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Edisi V, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. 202