Moch. Arif Afifuddin Ir. Sarwono, MM. Ridho Hantoro, ST., MT. Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2010

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

BAB I LANDASAN TEORI. 1.1 Fenomena angin

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

BAB IV ANALISA DATA. Kecepatan arus ( m/s) 0,6 1,2 1,6 1,8. Data kecepatan arus pada musim Barat di Bulan Desember dapt dilihat dari tabel di bawah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

Studi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1 ; 0,3 dan 0,5

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN TIPE HORIZONTAL AXIS WIND TURBINE (HAWT) UNTUK DAERAH PANTAI SELATAN JAWA

E =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin

SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

PEMBANGKIT LISRIK TENAGA ANGIN. Nama : M. Beny Djaufani ( ) Ardhians A. W. ( Benny Kurnia ( Iqbally M.

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Bentuk Profile dan Jumlah Blade Vertical Axis Wind Turbine terhadap Putaran Rotor untuk Menghasilkan Energi Listrik

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Plat Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Tipe Savonius Terhadap Performa Turbin

PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)

= x 125% = 200 x 125 % = 250 Watt

STUDI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN SAVONIUS SUDU U DENGAN PENAMBAHAN SUDU NACA 0012

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

ecofirm SIMULASI MEKANISME PASSIVE PITCH DENGAN FLAPPING WING PADA TURBIN VERTIKAL AKSIS ARUS SUNGAI TIPE DARRIEUS STRAIGHT-BLADED BERBASIS CFD

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP DAYA PADA TURBIN SAVONIUS SKRIPSI

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

Studi Eksperimental Vertical Axis Wind Turbine Tipe Savonius dengan Variasi Jumlah Fin pada Sudu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan

START STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN. PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi

PERANCANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU

Jurnal Mechanical, Volume 2, Nomor 2, September 2011

Adanya Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang bisa diaplikasikan di daerah pemukiman tersebut tanpa melalui taman nasional

STUDI EKSPERIMENTAL EFEK JUMLAH SUDU PADA TURBIN AIR BERSUMBU HORISONTAL TIPE DRAG TERHADAP PEMBANGKITAN TENAGA PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTYPE TURBIN ANGIN VERTIKAL DARRIEUS TIPE H

Kaji Numerik Optimasi Kinerja Rotor Savonius Dua Bilah dan Tiga Bilah

BAB III PERANCANGAN SISTEM

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

Studi Eksperimental Vertical Axis Wind Turbine Tipe Savonius dengan Variasi Jumlah Fin pada Sudu

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KARAKTERISTIK RANCANGAN AWAL ROTOR TURBIN ANGIN

BAB III METODOLOGI PENGUKURAN

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM dan Bergermann, 2005). Dengan mensimulasikan menggunakan. perancangan dengan GUI pada software Matlab.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Variable Speed Wind Turbine (VSWT) Dengan Permanent Magnet Synchronous Generator

ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHAD AP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE

BAB II LANDASAN TORI

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:

SISTEM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS DENGAN BLADE TIPE L

Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN SAVONIUS 200 WATT

PEMBUATAN KODE DESAIN DAN ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DARRIEUS TIPE-H

PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS L SUMBU VERTIKAL. Hendra Darmawan Penulis, Program Studi Teknik Elektro, FT UMRAH,

PENGARUH SUSUNAN SUDUT TURBIN ANGIN SAVONIUS TERHADAP KARAKTERISTIK DAYA TURBIN. Rusnoto dan Laudi Shofani ABSTRAK

Rancang Bangun Turbin Angin Vertikal Jenis Savonius Dengan Integrasi Obstacle Untuk Memperoleh Daya Maksimum

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN TIPE-H DENGAN BENTUK AIRFOIL NACA MODIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Studi Simulasi dan Eksperimental Pengaruh Pemasangan Plat Bersudut Pada Punggung Sudu Terhadap Unjuk Kerja Kincir Angin Savonius

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENGEMBANGAN METODE PARAMETER AWAL ROTOR TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS

PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Simulasi Kincir Angin Savonius dengan Variasi Pengarah

STUDI SIMULASI TENTANG PENGARUH RASIO DIAMETER DAN JUMLAH SUDU TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN CROSS FLOW DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ANSYS FLUENT

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Analisis dan Pengujian

PEMBUATAN PROGRAM PERANCANGAN TURBIN SAVONIUS TIPE-U UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Variasi Pembebanan Pada Poros Utama Turbin Angin Terhadap Putaran, Daya Listrik, dan Kinerja Turbin Angin Golden Blade

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Kincir Angin Sumbu Vertikal untuk Beban Rumah Tinggal

Prestasi Kincir Angin Savonius dengan Penambahan Buffle

Studi Kinerja Turbin Angin Sumbu Horizontal NACA 4412 Dengan Modifikasi Sudu Tipe Flat Pada Variasi Sudut Kemiringan 0 º, 10 º, 15 º

BAB II LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN BENTUK SUDU SETENGAH SILINDER ELLIPTIK UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TURBIN SAVONIUS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP TORSI DAN PUTARAN TURBIN SAVONIUS TYPE U

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Transkripsi:

STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI VERTICAL AXIS WIND TURBINE (VAWT) DENGAN VARIASI DESAIN TURBIN Moch. Arif Afifuddin Ir. Sarwono, MM. Ridho Hantoro, ST., MT. Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2010 ABSTRAK Dalam rangka mengembangkan tugas akhir sebelumnya Arief Fajar Prasetya, tahun 2008 dengan judul Uji Performansi Vertical Axis Wind Turbine Tiga dan Lima Blade. Telah dilakukan kegiatan merancang vertical axis wind turbine untuk kecepatan angin 2 m/s. Penelitian yang telah dikerjakan saat ini untuk menjelaskan korelasi antara panjang dan jumlah blade dengan putaran (rpm) dan torsi yang dihasilkan. hasil eksperimen uji perubahan panjang dan uji perubahan kecepatan angin dapat diperoleh performansi rpm terbaik dihasilkan oleh turbin dengan 5 blade panjang lengan 48 cm sebesar 23.72 kali putaran dalam satu menit dengan kecepatan angin 2m/s. Performansi torsi terbaik dihasilkan oleh turbin dengan 5 blade panjang 170 cm sebesar 1.26 Nm. Hasil eksperimen ini akan di-validasi dengan menggunakan simulasi di software Ansys. Baik secara eksperimen maupun simulasi di Ansys turbin dengan panjang 170 cm memiliki performansi torsi lebih baik dari turbin dengan panjang lengan 48 cm. Kata kunci : Wind turbine, Rotor, Blade, Software ANSYS, rpm, torsi. I. Pendahuluan Salah satu teknologi sistem konversi energi angin (SKEA). yang perlu dikembangkan lagi adalah Vertical Axis Wind Turbine (VAWT). Kekurangan dari VAWT adalah kebanyakan dari VAWT menghasilkan energi hanya sekitar 50% dari efisiensi yang dihasilkan HAWT karena gaya drag tambahan ketika berputar. Sedangkan beberapa kelebihan dari VAWT adalah lebih mudah dalam perawatannya karena letak dari generator dan gearbox terletak di dekat tanah, konstruksinya yang sederhana, memiliki karakteristik starting yang cepat dan mampu menerima angin dari segala arah sehingga tidak perlu membutuhkan pengarah. Pada tugas akhir ini mengembangkan tugas akhir sebelumnya yang sudah ada, yakni milik saudara Arief Fajar Prasetya. dengan mengubah beberapa varibel komponen turbin seperti panjang, dan jumlah blade 3 dan 5 blade pada sistem wind turbine yang sama. II. Permasalahan Permasalahan dalam Tugas Akhir ini adalah: merancang vertical axis wind turbine yang mampu untuk kecepatan angin 2 m/s. Menganalisa performansi sistem vertical axis wind turbine dengan perubahan variable panjang dan jumlah blade. Mencari korelasi antara panjang dan jumlah blade yang berbeda terhadap rpm dan torsi yang dihasilkan. III. Batasan masalah Dalam tugas akhir ini diambil asumsi dan batasan masalah sebagai berikut : Analisa yang dilakukan berupa analisa performansi dari sistem wind turbine dengan keluaran rpm Shaft dan torsi. Uji performansi dilakukan pada jumlah blade dan panjang yang digunakan dengan sistem wind turbine yang sama. Hasil rancangan dan algoritma wind turbine disimulasikan dengan software CFX Ansys 11 Pengerjaan tugas akhir ini berorientasi pada estimasi putaran (rpm) yang dihasilkan oleh wind turbin. Analisa perhitungan data menggunakan perhitungan software Microsoft Excel. IV. Tujuan Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan korelasi-korelasi antara panjang dan jumlah blade dengan putaran (rpm) dan torsi yang dihasilkan. 1

V. Manfaat Manfaat dari tugas akhir ini adalah : Manpu merancang wind turbin untuk kecepatan angin 2m/s Mampu menganalisa performansi sistem wind turbine Mengembangkan ilmu tentang uji performansi system wind turbine dengan pengaruh panjang dan jumlah sudu. VI. Landasan teori 6.1 Energi Angin Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah. Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh perbedaan suhu udara akibat pemanasan atmosfir yang tidak merata oleh sinar matahari. Karena bergerak angin memiliki energi kinetik. Energi angin dapat dikonversi atau ditransfer ke dalam bentuk energi lain seperti listrik atau mekanik dengan menggunakan kincir atau turbin angin. Oleh karena itu, kincir atau turbin angin sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA). Daya angin berbanding lurus dengan kerapatan udara, dan kecepatan angin kubik, seperti diungkapkan dengan persamaan berikut: 1 3 P =. Cp. ρ. v. A 2... (6.1) Dimana : P = Daya mekanik (Watt) Cp = Maximum power coefficient (0,25 0,45) ρ = Massa jenis udara (kg/m3) v = Kecepatan angin (m/s) A = Luas Penampang (m2) Dari persamaan 6.1 di atas dapat disimpulkan bahwa daya listrik yang dihasilkan sebuah kincir angin dipengaruhi oleh kecepatan angin dan luas daerah sapuan kincir. Sehingga semakin besar nilai kedua variabel tersebut maka semakin besar daya listrik yang dihasilkan. Daya angin maksimum yang dapat keluarkan oleh turbin angin dengan luas sapuan A adalah, 1 P = 16.. ρ. v 3. A 27 2... (6.2) Konstanta 16/27 (=59.3%) ini disebut batas Betz (Betz limit). Angka ini secara teori menunjukkan efisiensi maksimum yang dapat dicapai oleh turbin angin tipe sumbu horisontal. Pada kenyataannya karena ada rugi-rugi gesekan dan kerugian di ujung sudu, efisiensi aerodinamik dari, η ini akan lebih kecil lagi yaitu berkisar pada harga maksimum 0.45 saja untuk sudu yang dirancang dengan sangat baik [1]. 6.2 Karakteristik Angin Beberapa hal penting mengenai karakteristik angin yang perlu kita ketahui adalah : 1. Massa Jenis Angin Definisi dari density adalah massa dari suatu fluida dalam satu satuan volume, atau ρ= m/v, lain, yaitu T (temperature) dan S (salinity: untuk kasus air laut). Kenaikan T memberikan kontribusi penurunan kerapatan pada sebuah boundary sistem yang seragam. Kerapatan udara kering yang diambil sebagai konstanta pada perhitungan daya keluaran sebuah pembangkit listrik tenaga angin adalah 1,225 kg/m3. Pada tabel Thermophysical property kita dapatkan bahwa nilai density udara tersebut terjadi pada kondisi temperatur sekitar 15 o C. Berdasarkan properti physical udara seharusnya nilai ρ = 1,225 kg/m3 kurang tepat jika digunakan untuk wilayah Indonesia, karena temperatur yang berkorelasi seharusnya sekitar 15 o C. Hal ini tidak mungkin didapati di wilayah pesisir dan pantaipada siang hari, mengingat temperatur ambient sekitar 28 o C- 32 o C (1,15741<ρ<1,1726) Kg/m3. Demikian pula untuk data pada malam hari, dengan turunnya temperatur maka seharusnya terjadi kenaikan kerapatan. 6.3 Komponen Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) Bentuk Blade Bentuk umum dari Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) yang dapat membangkitkan energi listrik pada generator adalah : Karakteristik dari turbin jenis ini adalah : Turbin angin berporos tegak. Contoh VAWT yaitu savonius darierus panemone. Prinsip aerodinamika : gaya drag Kincir angin savonius memiliki banyak kelebihan, yaitu : Konstruksinya yang sederhana. 2

Karakteristik starting yang cepat Mampu menerima angin dari segala arah sehingga tidak perlu membutuhkan pengarah Mempunyai jumlah sudu berbeda-beda ( 2, 3, 4 dan 6 ) Dimensi diameter dan ketinggiannya semua sama termasuk perbandingan e/d = 1/6. Adalah poros yang digunakan untuk mentransmisikan power mekanik putaran sudu/blade ke bagian gear-box. Berikut adalah perhitungan untuk menentukan shaft speed dan gaya torsinya. Shaft speed = 60. λ. v π. D...(6.4) Torque = v 2.r 3 λ...(6.5) Dimana : λ = Tip speed ratio v = kecepatan angin dalam m/s (phi) = 3.1415926535... D = diameter blade (m) R = jari-jari blade (m) (a) (b) Gambar 6.2. Tipe Blade (a) Darrieus Vertical Axis Wind Turbine (b) Savonius Vertical Axis Wind Turbine Masing-masing tipe yang disebutkan diatas masih dibagi kedalam model sudu/blade yang lebih spesifik. Untuk mendesign wind turbin ini perlu diperhatikan tentang bentuk dan jumlah blade yang digunakan, bentuk dari blade itu juga tergantung dari karakteristik angin di suatu tempat, ketika sudah diketahui karakteristik angin ini baru kemudian dapat ditentukan bentuk sudu/blade mana yang akan dipakai. Penjelasan mengenai pembagian dari tipe turbin dapat dilihat pada keterangan berikut ini : Gambar 6.3. Vertical axis wind turbine 2. Main Shaft (Poros Utama) 3. Hub Merupakan bagian yang menjadi penghubung antara rangkaian sudu/blade dengan main shaft/poros utama. Gambar 6.4 Hub 6.4 Penelitian yang Relevan Berdasarkan yang telah dilakuakn oleh Arief Pajar Prasetya, ST. Pada tahun 2008 tentang Uji Performansi Vertical Axis Wind Turbine Tiga dan Lima Blade didapatkan kesimpulan: Distribusi kecepatan angin terbanyak pada akhir bulan Juni 2008 dan awal bulan Juli 2008 di lokasi Keputih, Sukolilo, Surabaya berkisar antara 3 5 m/s, dengan rentang waktu yang paling efektif antara jam 12.00 15.00 dalam sehari, dengan kecepatan angin maksimal 6,3m/s Performansi terbaik pada kecepatan angin yang relatif tinggi yaitu 6m/s adalah dengan menggunakan 5 blade dengan sudut 15º dengan kemampuan berputar vertical axis wind turbine bisa mencapai sekitar 50.5 kali putaran dalam 1 menit. Performansi terbaik pada kecepatan angin 5m/s adalah dengan menggunakan 5 blade dengan sudut 30º dengan kemampuan 3

berputar vertical axis wind turbine bisa mencapai sekitar 42.75 kali putaran dalam 1 menit. Performansi terbaik pada kecepatan angin 4m/s adalah dengan menggunakan 5 blade dengan sudut 30º dengan kemampuan berputar vertical axis wind turbine bisa mencapai sekitar 36 kali putaran dalam 1 menit. Performansi terbaik pada kecepatan angin 3m/s adalah dengan menggunakan 5 blade dengan sudut 45º dengan kemampuan berputar vertical axis wind turbine bisa mencapai sekitar 29,75 kali putaran dalam 1 menit. Karena distribusi kecepatan angin terbanyak pada akhir bulan Juni 2008 dan awal bulan Juli 2008 di lokasi Keputih, Sukolilo, Surabaya berkisar antara 3 5 m/s, maka performansi terbaik vertical axis wind turbine didapat saat menggunakan 5 blade dengan sudut 30º yang bisa mencapai 42.75 kali putaran dalam 1 menit, baik untuk diaplikasikan pada generator DC untuk menghasilkan listrik. 6.5 Software Ansys Ansys adalah suatu software pemodelan finite element untuk memecahkan secara numerik suatu permasalahan. Permasalahan ini meliputi: analisis struktural statik/dinamaik (baik linier maupun tidak linier), perpindahan kalor, mekanika fluida, elektromagnetik dan akustik. Pada dasarnya ada tiga tahapan penting dalam penganalisaan di Ansys, yaitu : 1. Pembuatan model 2. Pemberian beban dan mendapatkan solusi 3. Me-review hasil Ansys mempunyai system menu sendiri yang dinamakan dengan GUI (Graphical User Interface) yang fungsinya untuk mempermudah berhubungan dengan program ANSYS. Secara umum Ansys GUI terdapat tiga area utama yaitu Ansys graphics area, Ansys utility menu, Ansys main menu dan Ansys toolbar VII. Perancangan dan pemodelan sistem Pada bab ini adalah penguraian penelitian tugas akhir yang berupa perancangan dan penurunan model geometri yang digunakan untuk simulasi. Sebelum memulai perancangan, pemodelan, dan simulasi, di bawah ini adalah gambar diagram algoritma pengerjaan tugas akhir. Gambar 7.1 Diagram alir algoritma pengerjaan tugas akhir 7.1 Perancangan Sistem 7.1.1 Desain geometris real alat Desain blade Gambar 7.2 Desain blade tampak dari atas 4

Gambar 7.3 Desain blade tampak dari samping Desain blade Prinsip aerodinamika : gaya drag Kincir angin darieus memiliki banyak kelebihan, yaitu : o Konstruksinya yang sederhana o Karakteristik starting yang o cepat Mampu menerima angin dari segala arah sehingga tidak perlu membutuhkan pengarah o Mempunyai jumlah sudu berbeda-beda. o Dimensi diameter dan ketinggiannya semua sama 3.2.2 Skema Alat Gambar 3.4 Desain blade Gambar 3.5 Skema alat Vertical Axis Wind Turbine (VAWT ) 7.2 Bagian-bagian Sistem Wind Turbine 7.2.1 Blade Bentuk Blade Bentuk Blade yang akan digunakan dari turbin angin yang dapat membangkitkan energi listrik pada generator adalah Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) model Darieus tipe straight-blade. Karakteristik dari turbin jenis ini adalah : Turbin angin berporos tegak. Gambar 7.6 Tipe Straight-Blade Darieus Vertical Axis Wind Turbine (VAWT ) Untuk mendesain wind turbine ini perlu diperhatikan tentang bentuk dan jumlah blade yang digunakan, bentuk dari blade itu juga tergantung dari karakteristik angin di suatu tempat, ketika sudah diketahui karakteristik angin ini baru kemudian dapat ditentukan bentuk sudu/blade mana yang akan dipakai. Pada alat ini memakai variasi 3 dan 5 buah blade. 7.2.2. Rotor Blade Daya yang dihasilkan dari energi angin, dapat dihitung melalui persamaan berikut ini: P = 1/2 v 3 r 2...(7.1) Adapun persamaan diatas tanpa memperhatikan nilai power coefficient (Cp). Dimana menurut hukum Betz (sebuah hukum yang diformulasikan oleh Albert Betz, seorang ilmuwan dari Jerman, pada tahun 1919) mengatakan bahwa, energi kinetik yang bisa dikonversi menjadi energi mekanik pada sebuah wind turbine adalah kurang dari 16/27 atau 59% saja. Sehingga didapatkan persamaan baru seperti berikut : 5

P = 1/2 Cp v 3 r 2....(7.2) Dimana : P = daya teoretical yang dihasilkan dari wind turbine (Watt). (rho) = massa jenis udara kering = 1,225 kg/m 3 v = kecepatan angin dalam m/s (meter per second). Rata-rata kecepatan angin maksimum 6 m/s (pi) = 3.1415926535... r = jari-jari (setengah diameter) dalam m (meter). Pada alat ini menggunakan jari-jari 48,170 cm. Dengan memasukan nilai-nilai di atas didapat besar P = 17.07 kw, 214.16 Kw Sedangkan untuk mendapatkan nilai tip speed ratio melalui persamaan: B = 80 / λ 2...(7.3) Dimana : B = Jumlah blade = variasi 3 dan 5 blade λ = Tip speed ratio sehingga di dapat nilai λ = 4-5.16 Sehingga didapat nilai shaft speed sebesar 318.5 933.3 rpm dan torque sebesar 0.22 9.8 N.m 7.2.4 Hub Semua blade biasanya akan dibaut pada hub namun beberapa dilakukan juga pengelasan. Hub ini biasanya dibuat dari tipe spesial campuran strong iron, yang disebut tipe SG (Spherical Graphite). Hal ini dikarenakan oleh bentuk hub yang cukup rumit sehingga perlu dipergunakannya besi campuran. Selain itu besi murni juga mempunyai kelemahan seperti mudah pecah atau lekas meleleh karena kandungan karbonnya Gambar 7.9 Hub 7.3 Pemodelan Sistem dan Simulasi Gambar 7.7 Rotor blade 7.2.3 Main Shaft (Poros Utama) Adalah poros yang digunakan untuk mentransmisikan power mekanik putaran sudu/blade ke bagian gear-box. Selanjutnya alat yang sudah dibuat dan dirakit diturunkan bentuk geometrinya ke dalam software ANSYS. Penurunan bentuk geometri hanya dilakukan pada bentuk blade dan ukuran disesuaikan keadaan yang sebenarnya. Pada ANSYS WORKBENCH menggunakan ukuran dalam satuan centimeter, sehingga bentuk blade akan tampak seperti gambar di bawah ini : Gambar 7.8 Main shaft Berikut adalah perhitungan untuk menentukan shaft speed dan gaya torsinya. Shaft speed = 60. λ. v...(7.4) π. D Torque = v 2.r 3...(7.5) λ Dimana : λ = Tip speed ratio v = kecepatan angin dalam m/s (pi) = 3.1415926535... D = diameter blade (m) Gambar 7.10 Geometri bentuk blade dalam ANSYS WORKBENCH Setelah bentuk blade tergambar dalam ANSYS WORKBENCH, maka selanjutnya digambar bentuk geometri dari bentuk lingkungan wind turbine yang nanti akan 6

diidentifikasikan ada fluida yang mengalir yaitu angin, seperti gambar di bawah ini : angin, penyelesaian masalah dalam bentuk orde dua,dsb. Setelah mengatur variabel yang berpengaruh, maka langkah selanjutnya mendispalykan. Display yang dipakai adalah contour velocity dan pressure yang nantinya akan dianalisa. Gambar 7.11 Geometri bentuk blade dan lingkungannya dalam ANSYS WORKBENCH. Setelah membuat geometri, langkah selanjutnya adalah melukukan identifikasi kondisi batas dari bidang geometri pembagian obyek menjadi bagianbagian kecil. Pertama melakukan mesh pada garis dan selanjutnya pada bidang, sehingga akan tampak seperti gambar di bawah ini : Gambar 7.13 Velocity dari bentuk geometri dengan panjang 48 cm. Gambar 7.14 Velocity dari bentuk geometri dengan panjang 170 cm. Gambar 7.12 Hasil meshing bentuk geometri Setelah membuat meshing, langkah berikutnya adalah identifikasi kondisi batas dari bidang geometri. Pada garis kiri dari bidang diidentifikasikan sebagai inlet yaitu tempat masuknya fluida yang mengalir, pada garis kanan dari bidang diidentifikasikan sebagai out yaitu tempat keluarnya fluida yang mengalir, pada garis atas dan bawah dari bidang diidentifikasikan sebagai wall yaitu dinding pembatas aliran. Setelah identifikasi garis, maka selanjutnya identifikasi bidang geometri. Bidang geometri diidentifikasikan sebagai area fluid yaitu area yang teraliri fluida. Setelah membuat kondisi batas, langkah berikutnya adalah menyimpan file dalam bentuk (.gtm ) karena pada proses selanjutnya akan dimasukkan pada CFX Ansys. Langkah yang terakhir dan yang paling inti adalah pemprosesan simulasi pada CFX ANSYS. Gambar bentuk geometri di atas dibuka dalam CFX ANSYS, yang nanti akan diatur beberapa variable seperti kecepatan VIII. ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL SIMULASI Pada bab ini berisi tentang data pengukuran kecepatan pada tiap waktu dan hari; rpm dan torsi blade dari wind turbine pada variasi jumlah blade, panjang, kecepatan angin; dan pembahasan hasil uji simulasi yang berupa : uji perubahan panjang uji perubahan kecepatan angin pada distribusi tekanan dan kecepatan dari blade. Dari hasil uji tersebut juga menganalisa performansi terbaik dari wind turbine. 8.1 Analisa Data 8.1.1 Perancangan wind turbin Dari data di atas kecepatan angin tidak lebih dari 3m/s kalaupun ada sangat jarang sehingga perancangan alat wind turbin dirancang pada kecepatan 2m/s. Pada perancangan ini menggunakan persamaan 2.1, nilai daya mekanik (P) menggunakan perancangan tugas akhir sebelumnya yang berjudul Uji Performansi Vertical Axis Wind Turbine Tiga dan Lima Blade sebesar 25 watt, Nilai Cp maksimum power coefficient digunakan Betz number (0.59), massa jenis udara 1,1726 Kg/m3, kecepatan angin 2m/s 7

sehingga diperoleh panjang sebesar 170 cm. Data rpm pada masing-masing blade Setelah tahap pengambilan data kecepatan angin pada tiap waktu dan tiap hari, maka selanjutnya dilakukan pengukuran rpm dari masing-masing blade yaitu menggunakan 3 dan 5 buah blade pada variasi panjang dan variasi kecepatan angin, sehigga didapat hasil seperti tabel di bawah ini : Untuk 3 blade Tabel 81 Data rpm 3 blade pada panjang 48 cm 48 nilai v (m/s) rpm (putaran) 1 6.58 1.5 7.29 2 9.16 2.5 11.01 3 14.04 Tabel 8.2 Data rpm 3 blade pada sudut panjang 170cm 170 nilai v (m/s) rpm (putaran) 1 0 1.5 2.45 2 3.48 2.5 3.71 3 4.63 Untuk 5 blade Tabel 8.3 Data rpm 5 blade pada sudut panjang 48 cm 48 nilai v (m/s) rpm (putaran) 1 17.32 1.5 19.55 2 23.72 2.5 26.08 3 37.38 Tabel 8.4 Data rpm 5 blade pada 170 cm nilai v (m/s) rpm (putaran) 1 2.94 1.5 3.68 170 2 4.30 2.5 4.95 3 6.16 Dari tabel perbandingan di atas maka dapat dibuat grafik perbandingan rpm dari 3 dan 5 blade pada variasi kecepatan angin dan panjang seperti di bawah ini : Grafik 8.2 perbandingan rpm 3 blade dan 5 blade dengan panjang 48 cm dan 170 cm. rpm (putaran) 40 35 30 25 20 15 10 5 0 0 1 2 3 4 kecepatan angin (m/s) 3 blade, 48 cm 5 blade, 48 cm 3 blade, 170 cm 5blade, 170cm Dari grafik untuk turbin dengan panjang lengan 170 cm belum ada perbedaan yang signifikan antara turbin dengan jumlah blade 3 dan 5, nilai rpm-nya masih saling mendekati. Untuk turbin dengan pajang lengan 48 cm, antara turbin dengan jumlah blade 3 dan 5 menunjukkan perbedaan yang signifikan dan turbin dengan jumlah blade 5 memiliki performansi rpm lebih baik. Nilai rpm untuk turbin dengan panjang lengan 170 cm jauh lebih rendah dari turbin denga panjang lengan 48 cm. Hal ini disebabkan oleh semakin panjang panjang lengan turbin maka semakin rendah jumlah putarannya dalam satu menit, sehingga turbin dengan panjang lengan 48 cm nilai rpm-nya lebih tinggi. 8.1.2 Data torsi pada masing-masing blade Setelah dilakukan pengukuran rpm, dilakukan pulah pengukuran terhadap torsi masing-masing blade. Pengukuran ini dengan variasi panjang dan kecepatan angin yang berbeda, sehigga didapat hasil seperti tabel di bawah ini : Untuk 3 blade Tabel 8.6 Data torsi 3 blade pada panjang 48 cm 48 nilai v (m/s) torsi (Nm) 1 0.32 1.5 0.38 2 0.63 2.5 0.7 3 0.93 8

Tabel 8.7 Data torsi 3 blade pada panjang 170 cm 170 nilai v (m/s) torsi (Nm) 1 0 1.5 0.94 2 1.24 2.5 1.49 3 1.77 Untuk 5 blade Tabel 8.8 Data torsi 5 blade pada panjang 48 cm 48 nilai v (m/s) torsi (Nm) 1 0.5 1.5 0.51 2 0.65 2.5 0.81 3 1.25 Grafik 8.3 Perbandingan torsi 3 blade dan 5 blade dengan panjang 48 cm dan 170 cm. torsi (Nm) 3 2.5 2 1.5 1 0.5 garfik perbandingan torsii 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 kecepatan angin 3 blade, 48 cm 5 blade, 48cm 3 blade, 170cm 5 blade,170cm Dari grafik perbandingan 8.3 diatas untuk turbin dengan panjang lengan 170 cm nilai torsi untuk turbin dengan jumlah blade 3 dan 5 memiliki nilai torsi yang hampir mendekati di kecepatan angin 2m/s. Saat kecepatan angin bertambah tinggi lagi nilai torsi antar kedua jumlah blade perbedaan nilai torsi-nya mulai mencolok turbin dengan jumlah blade 5 memiliki nilai torsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan turbin dengan jumlah blade 3. Begitu juga pada turbin dengan lengan 48 cm antara turbin dengan jumlah blade 3 dan 5 memiliki nilai torsi yang hamper sama saat kecepatan angin 2m/s, saat kecepatan mulai naik lagi perbedaan nilai torsi juga semakin lebar. Namun turbn dengan panjang lengan 48 cm nilai torsinya masih jauh dibawah nilai torsi turbin dengan lengan 170 cm. dalam hal ini panjang lengan turbin sangat berpengaruh terhadap nilai torsi. Pembahasan Hasil Simulasi Simulasi dilakukan agar dapat dianalisa karakteristik aliran fluida yang terjadi saat wind turbine berputar karena tertabrak aliran fluida yaitu angin. Selanjutnya alat yang sudah dibuat dan dirakit diturunkan bentuk geometrinya ke dalam software ANSYS WORKBENCH. Penurunan bentuk geometri hanya dilakukan pada bentuk blade dan main shaft dan ukuran disesuaikan keadaan yang sebenarnya. Pada ANSYS WORKBENCH menggunakan ukuran dalam satuan centimeter, setelah semua pengerjaan gambar di ANSYS WORKBENCH selesai, maka gambar selanjutnya di-meshing. Setelah pengerjaan selesai hasil meshing dengan file.gtm, geometri selanjutnya dikerjakan di CFX ANSYS pada tahap ini diberi inisialisasi terhadap geometri. Untuk boundary diinisialisasi sebagai dinding dengan karakteristik free slip dimana gaya gesek fluida terhadap dinding bernilai nol. Sedangkan untuk blade dan main shaft diberi inisialisasi no slip dimana terdapat gaya gesekan antara fluida dengan turbin. 8.2.1 Uji simulasi perubahan panjang Pada uji ini menggunakan kecepatan angin tetap 2 m/s dan perubahan panjang yaitu 48 cm dan 170 cm. Dalam software CFX ANSYS hasil seperti gambar di bawah ini: Untuk 3 blade Gambar 8.1 Contour of velocity 3 blade, panjang 48 cm 9

Gambar 8.2 Contour of velocity 3 blade, panjang 170 cm Untuk 5 blade Gambar 8.3 Contour of velocity 5 blade, panjang 48 cm Gambar 8.4 Contour of velocity 5 blade, panjang 170 cm Dari gambar di atas maka dapat dibuat analisa karakteristik aliran fluida dan performansi dari 3 dan 5 blade pada variasi panjang dengan menggunakan perbandingan nilai pressure dan velocity dari masing-masing gambar. Analisa karakteristik aliran fluida dan performansi menggunakan identifikasi warna yang terlihat pada gambar, nilai paling rendah pada warna biru tua, dan nilai tertinggi pada merah tua. Keseluruhan daerah yang akan dianalisa sudah teridentifikasi semua dengan warna-warna yang berbeda. Selanjutnya analisa karakteristik aliran fluida dan performansi adalah sebagai berikut : Analisa dengan pressure coefficient (Cp) (lihat gambar 8.1, 8.3, 8.5, 8.7) Pada gambar 8.1 pressure coefficient menyebar merata pada 3 blade, begitu juga pada gambar 8.5 pressure coefficient menyebar merata pada 5 blade. Pressure coefficient (Cp) merupakan koefisien distribusi tekanan dari pengaruh angin terhadap 3 blade yang masing-masing blade akan berbeda nilainya karena disaat blade yang satu menghadap arah angin, blade yang lain membelakangi arah angin, sehingga Cp-nya akan berbalik arah sehingga akan mengurangi daya berputar dari blade. Cp maksimal diperoleh jika luasan blade yang menghadap arah angin cukup besar dibandingkan luasan blade yang membelakangi arah angin. Hal ini dapat terlihat jelas dari warna dari gambar di sekitar permukaaan blade, disaat blade menghadap arah angin, warna permukaan blade merah tua, artinya pressure coefficient mencapai nilai tertinggi dari gambar, sedangkan blade yang membelakangi arah angin warna permukaan blade hijau, artinya pressure coefficient mencapai nilai terendah dari gambar. Sehingga apabila kita menbandingkan gambar 8.1 dengan gambar 8.3, dan gambar 8.5 dengan gambar 8.7, dan gambar 8.1; 8.3; 8.5; 8.7 memiliki sudt yang sama sehingga memiliki pressure coefficient yang sama juga. Analisa dengan velocity magnitude (vm) (lihat gambar 8.2, 8.4, 8.6, 8.8) Pada gambar 4.2 velocity magnitude menyebar merata pada daerah sekitar 3 blade, begitu juga pada gambar 8.6 velocity magnitude menyebar merata pada daerah sekitar 5 blade. velocity magnitude (vm) merupakan magnitudo kecepatan dari pengaruh angin terhadap daerah sekitar 3 blade yang masing-masing blade akan berbeda nilainya karena angin yang diteruskan setelah mengenai daerah sekitar blade sebagian akan berputar balik menabrak bagian belakang blade, sehingga vm yang berada di daerah bagian belakang blade akan mengindikasikan terjadi aliran turbulen sehingga akan mengurangi daya berputar dari blade. Dari gambar 8.2; 8.4; 10

8.6 dan 8.8 memiliki profil kecepatan angin yang sama kecepatan tertinggi berada dibelakang blade. Analisa dengan torsi (Nm) Dari simulasi dan eksperimenyang telah dilakukan dapat dilakukan pengukuran dan perhitungan torsi. Perhitungan torsi pada simulasi digunakan kecepatang angin sebesar 2m/s dam diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.12 Perbandingan torsi hasil perhitungan simulasi 3 blade dan 5 blade pada variasi kecepatan angin (cm) 48 170 Kecepatan angin Torsi (Nm) (m/s) Blade 3 Blade 5 1 0.20 0.11 1.5 0.20 0.25 2 0.20 0.45 2.5 0.20 0.73 3 0.20 1.08 1 0.56 0.35 1.5 0.57 0.83 2 0.57 1.55 2.5 0.56 2.37 3 0.57 3.44 Tabel 4.13 Perbandingan torsi hasil pengukuran 3 blade dan 5 blade pada variasi kecepatan angin (cm) 48 170 Kecepatan angin Torsi (Nm) (m/s) 3 blade 5 blade 1 0.32 0.5 1.5 0.38 0.51 2 0.63 0.65 2.5 0.7 0.81 3 0.93 1.25 1 0 0.62 1.5 0.94 1.2 2 1.24 1.26 2.5 1.49 1.84 3 1.77 2.67 Dari simulasi maupun dari pengukuran menunjukakn bahwa turbin dengan panjang 170cm lebih baik dengan nilai torsi dua kali lipat lebih besar dari turbin dengan panjang lengan 48cm. IX. Kesimpulan Berdasarkan analisa data dan pembahasan hasil simulasi uji perubahan panjang dan uji perubahan kecepatan angin dapat disimpulkan bahwa : Telah dilakukan perancangan vertical axis wind turbine untuk kecepatan angina 2m/s dengan mengubah panjang menjadi 170 cm Turbin dengan panjang lengan 170 cm dengan jumlah blade 3 memiliki nilai torsi 3.48 kali putaran dalam satu menit pada saat kecepatan angina 2m/s. Turbin dengan panjang lengan 48 cm dengan jumlah blade 3 memiliki nilai torsi 9.16 kali putaran dalam satu menit pada saat kecepatan angina 2m/s. performansi rpm terbaik dimiliki oleh turbin dengan 5blade panjang lengan 48 cm sebesar 23.72 kali putaran dalam satu menit dengankecepatan angin 2m/s. performansi torsi terbaik dimiliki oleh turbin dengan 5 blade panjang 170 cm sebesar 1.26 Nm. Semakin panjang panjang lengan nilai rpmnya semakin kicil namun nilai torsinya semakin besar X. Saran Dari hasil penelitian tugas akhir ini dapat diberikan saran pengembangan berupa : pengembangan selanjutnya mengenai desain dari bentuk blade, penentuan lokasi pemasangan VAWT dilokasi yang memiliki intensitas angin yang tinggi semisal di pantai. X. Biodata penulis Nama : Moch. Arif Afifuddin Tempat tanggal lahir : sidoarjo, 28 Maret 1987 Saat ini selain sebagai mahasiswa S1 Teknik Fisika ITS juga sebagai pengusaha dibidang agrobisnis. Pengalaman penelitian yang pernah dilakukan antara lain Pengukuran Flare di Petrochina Tuban, Percepatan Pembelajaran Al Quran Braille dengan Metode Iqro, Prospek Natural Soft Drink Sari Buah Pala sebagai Inkubator Usaha Kecil Menengah (UKM). 11

12