BAB I PENDAHULUAN. Pengasuhan anak, dilakukan orang tua dengan menggunakan pola asuh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

PERKEMBANGAN EMOSI DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK KELOMPOK B RAUDHATUL ATHFAL DI KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Sita Aulia Rosya, 2014

ASERTIVITAS DALAM PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS XII SMA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANGTUA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan istilah kunci yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendapatnya secara terbuka karena takut menyinggung perasaan orang lain. Misalnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimana pada masa tersebut merupakan periode peralihan dan perubahan. Hurlock

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi perbaikan perilaku emosional. Kematangan emosi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. adolescence yang berasal dari kata dalam bahasa latin adolescere (kata

BAB II LANDASAN TEORI

MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT

BAB I PENDAHULUAN. membentuk perilaku sosial anak menjadi lebih baik dan berakhlak.

BAB IV HASIL PENELITIAN. remaja ini terbagi di SMKN 1, SMKN 2, SMKN 5, SMA Mataram, SMA

HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. biologis dan ditutup dengan aspek kultural. Transisi dari masa kanak-kanak ke remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas perkembangan yang sangat penting yaitu mencapai status

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Sepanjang masa hidupnya, manusia mengalami perkembangan dari sikap

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang, seiring harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan.

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 2. Variabel Bebas : Pola Asuh Orangtua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar tahun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

Developmental and Clinical Psychology

BABI. Kehidupan modem saat ini belum memungkinkan orangtua. sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada anak. Kebutuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi hampir bersamaan antara individu satu dengan yang lain, dan

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan partisipasi penuh dari putra-putri bangsa Indonesia di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai macam hal yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu tempat bertumbuh dan berkembangnya

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi pada data penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diharapkan oleh kelompok sosial, serta merupakan masa pencarian identitas untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. khusus. Soemantri menyatakan bahwa istilah tunagrahita digunakan untuk

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK KELAS XI DI SMK KESATRIAN PURWOKERTO TAHUN 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN. (2010:2) Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari tahapan demi tahapan perkembangan yang harus dilalui. Perkembangan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang tua sejak anak lahir hingga dewasa. Terutama pada masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, keluarga, masyarakat dan Negara. khususnya bagi masyarakat Indonesia. Kualitas pendidikan di Indonesia saat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada

BAB I PENDAHULUAN. manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. A. Gaya Pengasuhan. Gaya pengasuhan atau yang dalam istilah lain disebut parenting style


BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi remaja itu sendiri maupun bagi orang-orang yang berada di sekitarnya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan karakter manusia sebagai makhluk sosial. membutuhkan manusia lainnya untuk berinteraksi.

BAB III METODE PENELITIAN

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

POLA ASUH KELUARGA BROKEN HOME DALAM PROSES PERKEMBANGAN ANAK DI DESA SUMBEREJO, KECAMATAN MADIUN, KABUPATEN MADIUN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

Materi kuliah e-learning HUBUNGAN ORANG TUA DENGAN ANAK REMAJA oleh : Dr. Triana Noor Edwina DS, M.Si Dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yaitu tentang hubungan pola asuh orang

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak dari pada penduduk berjenis kelamin laki-laki. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, sumber daya manusia yang diharapkan adalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini berisi latar belakang masalah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan. Bahkan hubungan seksual yang sewajarnya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peristiwa merosotnya moral di kalangan remaja, akhir-akhir ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pembangunan di sektor ekonomi, sosial budaya, ilmu dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

I. PENDAHULUAN. Pembinaan dan pengembangan generasi muda terus-menerus ditingkatkan sejalan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya menuju dewasa. Remaja cenderung memiliki peer group yang

MENGENAL MODEL PENGASUHAN DAN PEMBINAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengasuhan anak, dilakukan orang tua dengan menggunakan pola asuh tertentu. Penggunaan pola asuh ini memberikan sumbangan dalam mewarnai perkembangan terhadap bentuk-bentuk perilaku sosial pada anak. Pola asuh yang diberikan orang tua pada anak berbeda-beda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Yang termasuk faktor internal, misalnya latar belakang keluarga orangtuanya, usia orangtua dan anak, pendidikan dan wawasan orangtua, jenis kelamin orangtua dan anak, karakter anak dan konsep peranan orangtua dalam keluarga. Sedangkan yang termasuk faktor eksternal, misalnya adalah tradisi yang berlaku dalam lingkungannya, sosial ekonomi lingkungan, dan semua hal yang berasal dari luar keluarga tersebut yang bisa mempengaruhi keluarga tersebut dalam menerapkan suatu bentuk pola asuh. Menurut Riyanto (2002), dalam mengasuh anak, orang tua bukan hanya mampu mengkomunikasikan fakta, gagasan, dan pengetahuan saja, melainkan membantu menumbuh kembangkan kepribadian anak. Baumrind menjelaskan tiga pola asuh orang tua adalah Authoritative parents, Authoritarian parents, Permissive parents. Pola asuh authoritative adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan kaku di mana orangtua akan membuat berbagai aturan yang harus dipatuhi oleh anak- 1

2 anaknya tanpa mau tahu perasaan sang anak. Orang tua akan emosi dan marah jika anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tuanya. Pola asuh authoritarian adalah pola asuh orangtua pada anak yang memberi kebebasan pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan sensor batasan dan pengawasan yang baik dari orangtua. Pola asuh permissive adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak. Jadi apa pun yang mau dilakukan anak diperbolehkan seperti tidak sekolah, bandel, melakukan banyak kegiatan maksiat, pergaulan bebas negatif, matrialistis, dan sebagainya (Santrock, 2003: 185-186). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Baumrind (1967), pola asuh yang berkaitan dengan pertumbuhan kemampuan diri untuk mengontrol dan mengarahkan tingkah laku secara mandiri adalah orang tua yang memberikan kebebasan kepada anaknya untuk menentukan pilihan yang berhubungan dengan kepentingan dirinya sendiri namun tetap menuntut tanggung jawab serta mengarahkan anaknya melalui diskusi yang menjelaskan alasan yang logis dan rasional dibalik peraturan dan hukuman yang diberikan kepada anaknya itu. Berikut ini merupakan contoh kasus mengenai pemberian pola asuh yang berbeda-beda pada anak didalam sebuah artikel. Usia Devy sudah menginjak 17 tahun. Menurut sang ayah, Devy adalah anak yang manja dan memang sering dimanjakan oleh orang tuanya. Lain halnya dengan Dita, 14 tahun. Dita sudah kelihatan dewasa, dan lebih mandiri karena Dita memang jarang

3 dimanjakan oleh orang tuanya. Meski usia Devi dan Dita tak jauh berbeda, mereka memiliki karakter yang berlainan. Dita tumbuh sebagai anak yang berkepribadian tangguh, sementara karakter Devy lemah dan terlalu bergantung kepada orang tuanya. (Koran Tempo, 2009). Menurut psikolog anak dari Universitas Indonesia, Prasetyawati (Koran Tempo, 2009) mengatakan tangguh-tidaknya kepribadian seorang anak bergantung pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya. Contohnya pola asuh yang terlalu memanjakan anak, sebagaimana diterapkan di keluarga Devy, lazim dikenal sebagai pola permisif, yakni orang tua cenderung menggantungkan diri pada penalaran dan manipulasi, tidak menggunakan kekuasaan secara terbuka, sehingga anak lebih bebas berbuat sekehendaknya. Orang tua dianggap berkuasa dan tidak mendorong anak untuk patuh. Kebebasan yang berlebihan seperti ini tidak sesuai dengan perkembangan jiwa anak karena bisa memicu tindakan yang lebih impulsif dan agresif. Sebaliknya keluarga Dita menerapkan pola asuh yang dikenal sebagai model autoritatif, ditandai dengan dukungan emosional yang tinggi, komunikasi yang terbuka, standar yang tinggi, dan jaminan kemandirian sehubungan dengan kompetensi anak. Anak yang diasuh secara autoritatif dapat memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya, dan memiliki kesempatan mengembangkan keterampilan. Peran orangtua adalah bagaimana pola asuh yang mereka terapkan pada anak berdampak baik pada penyesuaian diri anak mereka. Dalam penyesuaian diri anak, peran orang tua sangatlah penting, karena anak akan dituntut untuk

4 menyesuaikan diri dengan lingkungan, kejiwaan, dan lingkungan alam sekitarnya. Kehidupan itu sendiri secara alamiah juga mendorong manusia untuk terus-menerus menyesuaikan diri. Penyesuaian diri menurut Schneiders (1964: 51): A process, involving both mental and behavioral reponses by which an individual strives to cope succesfully with inners needs, attensions, conflicts and frustrations and to effect a degree of harmony between these inner demands and those of harmony between these inner demands and those imposed on him by objective in which he lives. Jadi penyesuaian diri merupakan suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku yang merupakan usaha individu agar berhasil mengatasi dan menguasai kebutuhan dalam diri, ketegangan, konflik, dan frustasi yang dialaminya. Tujuannya yaitu untuk memperoleh keselarasan dan keharmonisan yang diharapkan antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan lingkungan dimana ia tinggal. Secara psikologis tuntutan ini sesuai dengan tugas perkembangan masa remaja. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa (Singgih dan Singgih, 2003:6). Karena pada masa inilah remaja membutuhkan banyak penyesuaian-penyesuaian baru dalam hidupnya. Dapat dipahami pula bahwa pada umumnya remaja ditandai dengan beberapa perubahan fisik yang mendahului kematangan seksual. Bersamaan dengan itu,

5 psikis remaja mulai berkembang. Terlihat pula beberapa perubahan kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat. Pada masa penyesuaian diri ini peran orang tua dalam memberikan pola asuh sangatlah penting karena selain menetukan sifat dan perilaku anak tapi bisa mempengaruhi bagaimana penyesuaian diri anak. Bermacam-macam pola asuh yang diterapkan orang tua ini sangat mempengaruhi bagaimana anak melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan sosialnya. Penelitian sebelumnya oleh Retno Dwi Astuti (2005), Pola asuh orang tua memberikan pengaruh positif terhadap kemandirian siswa dalam belajar. Penelitian sebelumnya oleh Najah (2007) Tidak ada hubungan antara persepsi terhadap pola asuh orang tua dengan motivasi belajar, artinya persepsi anak terhadap pola asuh orang tua tidak mempengaruhi tingkat motivasi belajar siswa. Penelitian sebelumnya oleh Fitri (2008) tidak terdapat hubungan antara parenting style (pola asuh orangtua) dengan kesehatan mental di Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian sebelumnya oleh Ayu Febrasari (2007), ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di Panti Asuhan Al Bisri Semarang tahun 2007 (indeks korelasi rxy = 0,566, p < 0,01). Penelitian sebelumnya oleh Ajeng Ryzkanevi Putri, Endang Sri Indrawati, Achmad Mujab Masykur (2008), terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsi terhadap dukungan social orangtua dengan penyesuaian diri pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegroro yang sedang menyusun skripsi.

6 SMA Laboratorium UPI Bandung adalah salah satu sekolah swasta di Bandung yang siswa/i nya yang mempunyai pola asuh yang berbeda, latar belakang keluarga atau orangtua yang berbeda, usia orangtua yang berbeda, pendidikan dan wawasan orangtua yang berbeda. Bisa jadi dengan pola asuh yang berbeda-beda pada remaja SMA Laboratorium UPI Bandung memiliki hubungan dengan penyesuaian diri mereka. Melalui latar belakang ini maka penelitian ini menguji hubungan antara pola asuh orang tua dengan penyesuaian diri remaja SMA Laboratorium UPI Bandung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan diatas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah: 1. Bagaimana persepsi pola asuh orang tua siswa kelas X SMA Laboratorium Bandung tahun ajaran 2010/2011? 2. Bagaimana penyesuaian diri siswa kelas X SMA Laboratorium Bandung tahun ajaran 2010/2011? 3. Bagaimana hubungan antara persepsi pola asuh otoriter dengan penyesuaian diri siswa kelas X SMA Laboratorium Bandung tahun ajaran 2010/2011? 4. Bagaimana hubungan antara persepsi pola asuh demokratis dengan penyesuaian diri siswa kelas X SMA Laboratorium Bandung tahun ajaran 2010/2011?

7 5. Bagaimana hubungan antara persepsi pola asuh permisif dengan penyesuaian diri siswa kelas X SMA Laboratorium Bandung tahun ajaran 2010/2011? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut, yaitu: 1. Untuk mengetahui persepsi pola asuh orang tua siswa kelas X SMA Laboratorium Bandung tahun ajaran 2010/2011. 2. Untuk mengetahui penyesuaian diri siswa kelas X SMA Laboratorium Bandung tahun ajaran 2010/2011. 3. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi pola asuh otoriter dengan penyesuain diri siswa kelas X SMA Laboratorium Bandung tahun ajaran 2010/2011. 4. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi pola asuh demokratis dengan penyesuain diri siswa kelas X SMA Laboratorium Bandung tahun ajaran 2010/2011. 5. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi pola asuh permisif dengan penyesuain diri siswa kelas X SMA Laboratorium Bandung tahun ajaran 2010/2011. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis: Manfaat dari penelitian ini secara teoritis yaitu sebagai pengembangan bahan kajian ilmu pengetahuan dalam bidang studi

8 psikologi terhadap fenomena saat ini dan sebagai landasan penelitian lebih lanjut mengenai penyesuaian diri remaja yang pola asuhnya berbeda-beda. 2. Manfaat praktis: Dalam tataran praktis, penelitian ini diharapkan: a. Bagi kalangan praktisi pendidikan Penelitian ini dapat memberikan rujukan sehingga bisa digunakan untuk memahami kondisi siswa yang sedang bermasalah khususnya dengan penyesuaian diri remaja tersebut yang dihubungkan dengan pola asuhnya orang tuanya. b. Bagi orang tua Penelitian ini memberikan pengetahuan mengenai pola asuh pada orang tua, sehingga memahami bagaimana penyesuain diri anaknya. c. Bagi siswa Penelitian ini memberikan pengetahuan bagaimana penyesuain diri yang baik kepada siswa. d. Bagi Pemerintah/Pihak sekolah Penelitian ini dapat memberikan gambaran bagaimana pola asuh orang tua itu dapat mempengaruhi penyesuaian diri anak. e. Bagi peneliti selanjutnya Dapat melakukan penelitian lebih lanjut terkait bagaimana hubungan persepsi pola asuh orang tua dengan penyesuain diri remaja.

9 E. Asumsi Anggapan dasar atau asumsi pada penelitian ini adalah sebagai berikut, yaitu: 1. Kasih sayang orang tua selama beberapa tahun pertama kehidupan merupakan kunci utama perkembangan sosial anak, meningkatkan kemungkinan anak memiliki kompetensi secara sosial, dan penyesuaian diri yang baik pada tahun-tahun prasekolah dan sesudahnya. Salah satu aspek pentingnya adalah gaya pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua (Desmita, 2007: 144). 2. Penyesuaian diri adalah proses dinamis terus-menerus yang bertujuan untuk mengubah perilaku guna mendapatkan hubungan yang lebih serasi antara diri dan lingkungannya (Fahmi, 1977: 24). 3. Remaja didefinisikan sebagai usia ketika individu secara psikologis berinteraksi dengan masyarakat dewasa (Menurut Piaget dalam Hurlock, 1994: 206). F. Hipotesis Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi pola asuh orang tua dengan perilaku penyesuaian diri remaja. (ρ = o) Ha : Ada hubungan yang signifikan antara persepsi pola asuh orang tua dengan perilaku penyesuaian diri remaja. (ρ o) Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini digunakan α = 0,05.

10 E. Metode Penelitian Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Dengan demikian, metode penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Husain Usman, 1998). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, yakni melihat bentuk hubungan antara variabel-variabel yang di teliti. Metode korelasi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel-variabel lain (Margono, 2005). Data dikumpulkan dengan metode angket dan instrumennya berupa kuesioner. Jadi, untuk menguji apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan penyesuaian diri pada remaja, digunakan juga uji korelasi product moment dengan menggungakan SPSS for Windows 11.5. G. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Laboratorium UPI Bandung. Pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling terhadap 100 orang siswa. Siswa/i tersebut besal dari latar belakang sosial, dan budaya yang berbeda agar data yang didapat lebih representatif.