HUBUNGAN INFORMASI IKLAN KOSMETIKA DENGAN SIKAP MAHASISWI MEMBELI PRODUK KOSMETIKA PADA FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PENGETAHUAN TENTANG KOSMETIKA PERAWATAN KULIT WAJAH DAN RIASAN PADA MAHASISWI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN JURUSAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN BELLBOY DENGAN KEPUASAN TAMU DI HOTEL ROCKY PLAZA PADANG FAPENTA WASISTO /2011

HAMBATAN DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI MAHASISWA D4 FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG JURNAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTEK PEMANGKASAN RAMBUT SISWA JURUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 3 PAYAKUMBUH JURNAL

HUBUNGAN PROMOSI DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KAMAR TAMU DI HOTEL BUMIMINANG PADANG

TINJAUAN MINAT BELI SISWA JURUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK N 7 PADANG TERHADAP PRODUK KOSMETIK PEMUTIH WAJAH JURNAL

JURNAL. Oleh: TARTILA YARIZQI 16766/2010

DESSY ARISANDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

HUBUNGAN KREATIVITAS MEMBENTUK DAN MERAWAT HAIR PIECE DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN RAMBUT SMKN 3 PAYAKUMBUH.

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAGIAN SEKRETARIAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. yang lain mempunyai tingkatan dan nilai yang berbeda-beda. Kecantikan dapat

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI OBJEK WISATA JAM GADANG BUKITTINGGI BAYU PERMANA PUTRA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Jurnal SPIRITS, Vol.6, No.1, November ISSN:

HUBUNGAN KREATIVITAS DENGAN HASIL BELAJAR PENGELOLAAN USAHA BOGA MAHASISWA JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN

HUBUNGAN KEMANDIRIAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA ILUNI PRODI D3 JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

kepengurusan.untuk kegiatan kemahasiswaan itu sendiri menurut

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI BAGIAN ASISTEN PEMERINTAHAN KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGGUNAKAN PRODUK SKIN CARE PADA MAHASISWI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TINJAUAN MANAJEMEN USAHA SALON KECANTIKAN DI KECAMATAN PADANG TIMUR. Oleh METSY RIANDA 2010/55805

PENDAHULUAN. CIVED ISSN Vol. 2, Nomor 2, Juni

ABSTRACT. advertisement exposure on SCTV with the buying interest s students of

TINJAUAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI GRAND ROCKY HOTEL BUKITTINGGI

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI PERAWATAN KULIT WAJAH BERMASALAH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 6 PADANG RODIYAH

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru SMA Negeri di Kabupaten

PENGARUH FASILITAS WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG KE OBJEK WISATA AIR TERJUN BAYANG SANI KABUPATEN PESISIR SELATAN GUSNELI

BAB 1 PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASAMAN

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN GENERAL MANAGER (GM) DENGAN PERILAKU KERJA KARYAWAN DI HOTEL BUMIMINANG PADANG SRIANDANI PASARIBU

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

HUBUNGAN MORAL KERJA DENGAN PELAKSANAAN TUGAS GURU SEBAGAI PENGAJAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 KOTA PADANG

PERSREPSI MEMBER VIRENKA GYM FITNESS CENTER TERHADAP STRATEGI PEMASARAN

BAB III PENYAJIAN DATA. dengan tingkat kesadaran, tingkat kesukaan, dan tingkat keyakinan terhadap

CIVED ISSN Vol. 3, Nomor 1, Maret

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI PEMBUATAN POLA KONSTRUKSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MENJAHIT SISWA SMK ADHI YUDYA KARYA PATEAN KENDAL JAWA TENGAH

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN ROOM BOY DENGAN KEPUASAN TAMU YANG MENGINAP DI HOTEL ROCKY PLAZA PADANG TISRA DIANSYAH /2011

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN DISIPLIN BELAJAR PADA MATA KULIAH PEMANGKASAN RAMBUT MAHASISWA PROGRAM STUDI D4 TATA RIAS DAN KECANTIKAN

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 PARIAMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat digemari terutama oleh kalangan remaja-remaja, baik pria maupun wanita.

ABSTRAK. Kata-kata kunci: kualitas sistem informasi akademik, kepuasan mahasiswa. vii. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI

MINAT MEMBACA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DALAM PENULISAN SKRIPSI DI FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN NURAINI

ANALISIS KECENDERUNGAN PEMILIHAN KOSMETIK WANITA DI KALANGAN MAHASISWI JURUSAN STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN BIPLOT KOMPONEN UTAMA

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN:

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

: Hubungan Terpaan Iklan Televisi Kosmetik Wardah. dan Citra Merek dengan Minat Membeli ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada.

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR PASTRY AND ART MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA UNIVERSITAS NEGERI PADANG MARISA AYU SAPUTRI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data yang diperoleh dalam penelitian. Deskripsi data yang disajikan adalah

HUBUNGAN PENGAWASAN DENGAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DHARMASRAYA

Kontribusi Pengelolaan Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK SMP di Kota Padang

Hubungan Motivasi Belajar Dengan Minat Wirausaha Pada Siswa Jurusan Tata Kecantikan SMKN 7 Padang JURNAL

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN SALON KECANTIKAN DI KECAMATAN PADANG BARAT

ALKADRA MASNUR 2009 / PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

PERBEDAAN PENILAIAN KEPALA SEKOLAH DAN PENILAIAN DIRI SENDIRI TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PRODUKTIF DI SMKN 1 PARIAMAN

,Jurnal Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya iklan di berbagai media yang menampilkan wanita berkulit cerah

KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI PUSAT KEBUGARAN MERAPI VIEW GYM PERUMAHAN PESONA MERAPI SLEMAN YOGYAKARTA

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMANGKASAN RAMBUT DASAR KOMPETENSI KEAHLIAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK N 3 PAYAKUMBUH

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

LAMPIRAN 1 : KUESIONER PENELITIAN

Wafa Janan Hanifah Program Studi Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta.

dalam belajar tidak nyaman. Oleh karena itu kelestarian lingkungan sekolah perlu mendapat perhatian dari semua pihak, terutama pihak sekolah yang

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

KONTRIBUSI MINAT BACA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I KUOK KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

PENGARUH PENGETAHUAN SANITASI DAN HIGIENE TERHADAP PENGOLAHAN MAKANAN SEHAT KELUARGA LPKK

CIVED ISSN Vol. 3, Nomor 1, Maret

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

MEGA MENTARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

KONTRIBUSI GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PARIAMAN

PENGARUH BRAND AMBASSADOR

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DALAM MENGAJAR DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI

HUBUNGAN PENERIMAAN INSENTIF DENGAN MOTIVASI KERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SINTUK TOBOH GADANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ABSTRAK. Kata kata kunci : Harga, Promosi, Keputusan Pembelian. Universitas Kristen Maranatha

RENA A JURNAL. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD

BAB I PENDAHULUAN. terutama Indonesia. Padahal, di Luar Negeri, banyak wanita justru ingin

PENGARUH PELAKSANAAN BUSINESS CENTRE TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 WONOSOBO

e- Journal. Volume 03 Nomer 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Februari 2014, hal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMANGKASAN RAMBUT DASAR KOMPETENSI KEAHLIAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK N 3 PAYAKUMBUH

Mega Selvia 2), Drs. Khairudin, M.Si 1), Karmila Suryani, M.Kom 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. merubah warna kulit sehingga menjadikan kulit putih bersih dan bersinar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELIITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 IMOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak

Oleh: ZAMZAM ZAWAWI FIRDAUS NIM:

ABSTRACT. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

Transkripsi:

HUBUNGAN INFORMASI IKLAN KOSMETIKA DENGAN SIKAP MAHASISWI MEMBELI PRODUK KOSMETIKA PADA FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG JURNAL SUSILAWATI JURUSAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Maret 2016

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan informasi iklan kosmetika dengan sikap mahasiswi membeli produk kosmetika pencerah wajah pada Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang tahun masuk 2014. Penelitian ini merupakan penelitian Dekriptif Kuantitatif yang bersifat Korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi Fakultas Pariwisata dan Perhotelan angkatan 2014 yang berjumlah 243 orang dan sampel berjumlah 71 orang. Teknik pengambilan data menggunakan angket dalam bentuk skala likert yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan deskriptif, analisis dilakukan dengan uji normalitas dan uji linearilitas serta uji hipotesis dengan korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dengan arah hubungan yang negatif antara informasi iklan dengan sikap membeli mahasiswi. Hasil analisis menunjukkan bahwa informasi iklan kometika berada pada persentase 82% dengan kategori tinggi dan sikap mahasiswi dalam membeli kosmetika pencerah wajah diperoleh persentase 60% dengan kategori sikap kurang baik. Kata kunci : Informasi iklan, sikap membeli kosmetika pencerah wajah Abstract The purpose of this study is to see the relationship whether there is information of cosmetic s advertisements with the attitude of student of 2014 entry year buying the lightening facial cosmetic products of Faculty of Tourism and Hospitality of State University of Padang. This study is quantitativedescriptive correlation. The population in this study is the entire students of Faculty of Tourism and Hospitality of 2014 entry year of the total 243 students and total of the samples are 71 students. The technique of getting the data is using questionnaires with the likert s scale which has been tested for validity and reliability. The analysis of data is descriptive; analysis is conducted by normalitytest, linear-test, and hypothesis-test with moment product correlation. The result of the study shows that there is a significant relationship with the direction of negative correlation between the information of advertisements and the attitude of students who buy it. The result shows that the information of cosmetic s advertisements stand on 82% with the high category and attitude of students in buying the lightening facial cosmetics stand in on 60% with low attitude category. Key words: information of advertisement, the attitude in buying the lightening facial cosmetics

HUBUNGAN INFORMASI IKLAN KOSMETIKA DENGAN SIKAP MAHASISWI MEMBELI PRODUK KOSMETIKA PADA FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG Susilawati 1, Rostamailis 2,Merita Yanita ³ Jurusan Tata Rias dan Kecantikan Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang email: echyguyya@yahoo.com Abstract The purpose of this study is to see the relationship whether there is information of cosmetic s advertisements with the attitude of student of 2014 entry year buying the lightening facial cosmetic products of Faculty of Tourism and Hospitality of State University of Padang. This study is quantitativedescriptive correlation. The population in this study is the entire students of Faculty of Tourism and Hospitality of 2014 entry year of the total 243 students and total of the samples are 71 students. The technique of getting the data is using questionnaires with the likert s scale which has been tested for validity and reliability. The analysis of data is descriptive; analysis is conducted by normalitytest, linear-test, and hypothesis-test with moment product correlation. The result of the study shows that there is a significant relationship with the direction of negative correlation between the information of advertisements and the attitude of students who buy it. The result shows that the information of cosmetic s advertisements stand on 82% with the high category and attitude of students in buying the lightening facial cosmetics stand in on 60% with low attitude category. Key words: information of advertisement, the attitude in buying the lightening facial cosmetics A. Pendahuluan Wanita selalu ingin tampil cantik dan menarik, kebutuhan wanita untuk tampil cantik seperti yang diinginkannya menciptakan peluang yang besar 1 Mahasiswa Penulis Skripsi Prodi Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan untuk wisuda Periode Maret 2016 2 Pembimbing 1, Dosen Prodi Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan FPP-UNP 3 Pembimbing 2, Dosen Prodi Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan FPP-UNP 1

2 bagi industri kosmetik. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika yang dijual di pasaran. Mulai dari kosmetika perawatan sampai dengan kosmetika riasan (make up). Tentulah hal ini membawa pengaruh terhadap keterlibatan pada prilaku konsumen dalam membeli suatu produk. Diantaranya banyak iklan iklan yang mempengaruhi sikap konsumen tersebut terutama para remaja terhadap pembelian dan pemakaian kosmetika. Tjiptono (2005:226) mengatakan Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan dan keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. Iklan dirancang dengan tujuan meningkatkan penjualan dari suatu produk dan tujuan akhirnya adalah mendorong konsumen untuk membeli produk yang diiklankan tersebut. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan pada tanggal 26 April 2015 pada iklan televisi di RCTI, SCTV, ANTV, Trans TV, dan Trans 7 selama kurang lebih 5 jam ditemukan bahwa dari 156 jenis iklan yang ditayangkan, tercatat sebanyak 14% dari jumlah iklan tersebut menayangkan kosmetika pencerah wajah seperti; moisturizer, facial wash, day cream dan night cream yang berfungsi mencerahkan kulit wajah dan 86% iklan menayangkan produk selain kosmetika. Banyaknya kosmetika pencerah wajah yang diiklankan, hal ini berpengaruh terhadap sikap mahasiswi dalam membeli produk kosmetika

3 pencerah wajah. Kebanyakan mahasiswi lebih suka membeli kosmetika pencerah wajah yang diiklankan. Mereka berpikir bahwa kosmetika pencerah wajah yang sudah diiklankan tentu akan berdampak positif terhadap kulit dan dapat membuat kulit menjadi cerah dan bercahaya. Agatha (2015) mengatakan Konsumen kadang tidak terlalu peduli dengan keamanan kosmetik yang dia beli. Biasanya mereka tergiur dengan janji-janji iklan atau sales yang menggiurkan. Belum tentu kosmetika yang diiklankan itu sesuai dengan kulit wajah setiap mahasisiwi, terlebih dahulu mereka harus menyesuaikan jenis kosmetika yang akan dibeli dengan kulitnya. Mahasiswi kurang teliti dan selektif dalam memilih produk kosmetika pencerah wajah. Hal ini merujuk pada pendapat Sumarwan (2011:88) mengatakan Konsumen yang tidak teliti memiliki sifat selalu bertindak dengan cepat, adakalanya barang atau jasa yang dipilih tidak memiliki nilai guna baginya. Ada juga mahasiswi setelah membeli kosmetika pencerah wajah yang diiklankan wajahnya menjadi memerah bahkan timbul jerawat setelah memakai kosmetika tersebut. Oleh sebab itu diperlukan sikap yang teliti dan hati-hati dalam memilih dan membeli kosmetika pencerah wajah. 1. Sikap Membeli Produk Sikap terbentuk karena adanya interaksi yang dialami oleh individu. Schifman dan Kanuk (1997:122) memandang sikap dari segi perasaan, mereka menyatakan sikap adalah Ekspresi perasaan (inner feeling) yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak

4 suka, setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek. Dilain pihak Shimp (2003:227) juga menjelaskan bahwa Sikap membeli merupakan perilaku konsumen yang menunjukkan sejauh mana komitmennya untuk melakukan pembelian. Lebih lanjut Swastha dan Irawan (1985) dalam Sunyoto (2014:22) berpendapat bahwa sikap membeli adalah Suatu kecendrungan yang dipelajari untuk menaksirkan terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun kurang baik secara konsisten. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sikap membeli adalah suatu tindakan yang bersifat positif maupun negatif yang timbul dari diri seseorang terhadap suatu penawaran produk yang dilihatnya. 2. Kosmetika Pencerah Wajah Tranggono (2007:38) berpendapat bahwa Kosmetika pencerah wajah merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mencerahkan atau merubah warna kulit. Seiring pendapat di atas Purnamawati (2009) dalam Verawati (2013:22) mengatakan Kosmetika pencerah wajah adalah kosmetika yang mengandung bahan pemutih, dalam cream pemutih itu terkandung bahan yang dapat mengganggu produksi pigmen. Sedangkan dalam Djajadisastra (2005) mengatakan bahwa kosmetika pencerah wajah adalah; Salah satu jenis produk kosmetika yang mengandung bahan aktif yang dapat menekan atau menghambat pembentukan melanin atau menghilangkan melanin pada wajah seseorang yang sudah terbentuk

5 sehingga akan memberikan warna kulit yang lebih putih dalam waktu cepat. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kosmetika pencerah wajah merupakan suatu bahan kosmetika yang digunakan untuk mencerahkan dan memutihkan wajah yang mengandung bahan aktif yang dapat menghambat pembentukan pigmen melanin pada wajah. 3. Iklan Kosmetika Menurut Raharni, dkk (2014:132) iklan kosmetika adalah Suatu bentuk iklan yang bertujuan untuk memperkenalkan atau mempromosikan produk berupa kosmetika guna meraih daya darik konsumen terhadap kosmetika yang diiklankan. Dilain pihak Vera (2013:20) mengatakan Iklan kosmetika merupakan komunikasi persuasif untuk mempromosikan produk kosmetika kepada konsumen untuk meraih daya tarik para konsumen. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa iklan kosmetika merupakan bentuk komunikasi persuasif yang bertujuan untuk mempromosikan dan memperkenalkan produk kosmetika kepada masyarakat dengan tujuan meraih daya tarik konsumen. B. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif yang berbentuk korelasional. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2015 sampai 4 September 2015. Variabel dalam

6 penelitian ini ada dua jenis, yaitu informasi iklan kosmetika pencerah wajah yang dilambangkan dengan (X) dan sikap mahasiswi membeli kosmetika pencerah wajah yang dilambangkan dengan (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa perempuan angkatan 2014 Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang, maka diperoleh jumlah populasi sebanyak 243 orang. Dalam penelitian ini pengambilan sampel ditarik secara acak proposional (proposional random sampling), yaitu teknik mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada setiap unit sampling yang merupakan bagian terkecil untuk menentukan besar sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder, sedangkan sumber data adalah mahasiswi Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang tahun masuk 2014. Instrumen penelitian dalam pengumpulan data yang digunakan berbentuk angket atau kuesioner. Angket yang digunakan adalah angket dengan model skala likert. Agar instrumen dapat digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian, maka perlu dilakukan uji coba untuk melihat validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data menggunakan rumus persentase dan pengkategorian. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian a. Informasi Iklan Kosmetika Pencerah Wajah (X) Gambaran tentang Informasi Iklan Kosmetika Pencerah Wajah diteliti melalui 25 butir soal angket yang telah dianalisis validitas dan

7 reliabilitasnya. Angket disebarkan kepada 71 orang responden penelitian. Dari jawaban responden yang berjumlah 71 orang diperoleh nilai terendah (minimum) 54 sedangkan nilai tertinggi (maximum) 116, dengan skor rata-rata (mean) 100,92, nilai tengah (median) 102,00, nilai yang sering muncul (mode) 98, simpangan baku (standart deviation) 13,668 dan total nilai (sum) 7166. Distribusi frekuensi data berdasarkan kelas interval dapat diuraikan dalam tabel berikut ini: Tabel 1. Distribusi Frekuensi data Variabel Informasi Iklan Kosmetika Pencerah Wajah (X) BK Kelas Interval Titik Tengah Fo %Fo 1 54 62 58 2 2,82 2 63 71 67 4 5,63 3 72 80 76 4 5,63 4 81 89 85 7 9,86 5 90 98 94 15 21,13 6 99 107 103 27 38,03 7 108 116 112 12 16,90 Total 71 100 Berdasarkan tabel di atas tergambar bahwa frekuensi tertinggi berada pada kelas interval 99 107 dengan frekuensi sebesar 27 orang mahasiswi (38,03%), sedangkan frekuensi terendah berada pada kelas interval 54 62 dengan frekuensi sebesar 2 orang mahasiswi (2,82%). Gambaran lebih jelas kelas interval dapat dilihat pada histogram berikut ini:

Frekuensi 8 30 Informasi Iklan Kosmetika 27 20 10 0 15 7 2 4 4 54 62 63 71 72 80 81 89 90 98 Kelompok Interval 99 107 12 108 116 Gambar 1. Histogram Distribusi Frekuensi Variabel Informasi Iklan Kosmetika Pencerah Wajah b. Sikap Mahasiswi Membeli Kosmetika Pencerah Wajah (Y) Gambaran tentang Sikap Mahasiswi Membeli Kosmetika Pencerah Wajah diteliti melalui 24 butir soal melalui angket yang telah dianalisis validitas dan reliabilitasnya. Angket disebarkan kepada 71 orang responden penelitian. Dari jawaban responden diperoleh nilai terendah (minimum) 30 sedangkan nilai tertinggi (maximum) 106, dengan skor rata-rata (mean) 71,71, nilai tengah (median) 70,00, nilai yang sering muncul (mode) 70, simpangan baku (standart deviation) 17,297 dan total nilai (sum) 106. Distribusi frekuensi data berdasarkan kelas interval dapat diuraikan dalam tabel berikut ini:

Frekuensi 9 Tabel 2. Distribusi Frekuensi data Variabel Sikap Mahasiswi Membeli Kosmetika Pencerah Wajah (Y) BK Kelas Interval Titik Tengah Fo %Fo 1 30 40 35 3 4,23 2 41 51 46 9 12,68 3 52 62 57 10 14,08 4 63 73 68 20 28,17 5 74 84 79 16 22,54 6 85 95 98 8 11,27 7 96 106 101 5 7,04 Total 71 100 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa frekuensi tertinggi berada pada kelas interval 63 73 dengan frekuensi sebesar 20 orang mahasiswi (28,17%), sedangkan frekuensi terendah berada pada kelas interval 30 40 dengan frekuensi sebesar 3 orang mahasiswi (4,23%). Untuk lebih jelasnya kelas interval dapat dilihat pada histogram berikut ini: Sikap Mahasiswi dalam Membeli Kosmetika Pencerah Wajah 20 20 16 15 9 10 10 8 5 5 3 0 30 40 41 51 52 62 63 73 74 84 85 95 96 106 Kelompok Interval Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Variabel Sikap Mahasiswi dalam Membeli Kosmetika Pencerah Wajah

10 2. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis pada kedua variabel dan indikator dari informasi iklan kosmetika pencerah kulit wajah diperoleh persentase sebesar 81% dengan kategori tinggi dan variabel sikap mahasiswi dalam membeli produk kosmetika pencerah kulit wajah diperoleh persentase 60% dengan kategori sikap yang kurang baik. Hal ini berarti bahwa informasi berupa pesan yang disampaikan oleh iklan kosmetika pencerah kulit wajah yang ditampilkan melalui media televisi dapat menarik perhatian mahasiswi serta membuat ketertarikan yang tinggi bagi mahasiswi karena bintang iklan yang menampilkan kulit putih, bersih dan bercahaya serta menampilkan daya tarik produk dengan informasi-informasi yang menayangkan harapan mahasiswi untuk mendapatkan kulit bersih dan cantik. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan Raharni, dkk (2014:132) iklan kosmetika adalah Suatu bentuk iklan yang bertujuan untuk memperkenalkan atau mempromosikan produk berupa kosmetika guna meraih daya tarik konsumen terhadap kosmetika yang diiklankan. Dengan demikian, sesuai dengan hasil penelitian maka iklan memang bertujuan untuk membuat daya tarik dan menarik perhatian konsumen dalam membeli kosmetika, sehingga hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswi memiliki pandangan bahwa iklan pencerah kulit wajah memang menampilkan informasi yang membuat mahasiswi menjadi tertarik dan mudah percaya terhadap iklan kosmetika pencerah kulit wajah tersebut.

11 Vera (2013:5) juga mengatakan bahwa Banyak pelajar yang terpengaruh oleh iklan kosmetika, terutama iklan kosmetika pemutih instan, padahal kosmetika tersebut belum tentu memberikan efek yang baik terhadap kulitnya. Informasi melalui iklan kosmetika yang ditayangkan membuat mahasiswi yang memiliki pengetahuan tentang kosmetika yang sangat rendah menjadi mudah percaya, terlalu yakin dan berpersepsi bahwa produk kosmetika pencerah kulit wajah dapat memberikan manfaat yang cepat tanpa mempertimbangkan efek samping yang mungkin dapat ditimbulkan oleh produk tersebut. Agar penggunaan kosmetika benar-benar memberikan hasil yang positif pada kulit wajah, maka diharapkan kepada mahasiswi agar teliti, memperhatikan etiket dan melihat izin edar dari BPOM RI pada kosmetika tersebut. Hal serupa juga dikatakan Widjaja (2011) cara yang perlu dilakukan dalam memilih kosmetika pencerah wajah adalah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut; a) Memilih produk kosmetika lisensi Departemen Kesehatan, produk kosmetika tersebut harus memiliki nomor registrasi, kandungan bahan dalam kosmetik harus jelas, mencantumkan jenis kosmetik. b) Hati-hati dengan produk kosmetik yang sangat cepat memberikan hasil, suatu produk kosmetika yang memberikan hasil yang sangat cepat, misalnya pada kosmetika pencerah wajah tidak menutup kemungkinan kalau kosmetika tersebut mengandung bahan kimia yang melebihi standar dan mungkin saja kosmetika tersebut mengandung bahan kimia yang berbahaya. c) Membeli kosmetika secukupnya pada awal tahap pertama kali menggunakan produk kosmetika, tidak bisa diketahui apakah produk tersebut cocok atau tidak dengan kulit, oleh karena itu perlu dicoba terlebih dahulu dalam jumlah sedikit. d) Teliti dan perhatikan keterangan-keterangan

12 yang tercantum pada label atau kemasan seperti merek kosmetik, kandungan isi, komposisi bahan, batas kadaluarsa, izin BPOM, netto dan nama perusahaan yang memproduksi kosmetika. Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan bahwa mahasiswi harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai pemilihan dan penggunaan kosmetika agar tidak mudah terpengaruh oleh informasi iklan yang disampaikan melalui televisi tentang produk kosmetika pencerah kulit wajah yang dapat membuat kerusakan pada kulit hingga keracunan akibat zat-zat yang terabsorsi kedalam jaringan tubuh. Oleh karena itu disarankan kepada mahasiswi agar tidak mudah percaya dengan iklan-iklan kosmetika pencerah kulit wajah yang ditayangkan di televisi, karena belum tentu produk kosmetika yang diiklankan tersebut memberikan hasil yang sama pada wajah seseorang. Dan juga mahasiswi perlu meningkatkan pengetahuannya mengenai produk kosmetika yang digunakan, dengan cara membaca atau menanyakan pengalaman orang lain yang telah pernah menggunakan kosmetika pencerah kulit wajah baik pengalaman positif maupun pengalaman yang negatif. D. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut; 1) Informasi iklan kosmetika pencerah kulit wajah berada pada persentasi 82% dengan kategori tinggi.

13 2) Sikap mahasiswi dalam membeli kosmetika pencerah kulit wajah berada pada persentase 60% dengan kategori sikap yang kurang baik. 3) Korelasi sebesar -0,648 dengan interprestasi korelasi yang kuat dengan arah hubungan yang negatif, kemudian berdasarkan uji keberartian korelasi diperoleh harga t hitung > t tabel (8,368 > 1,990) yang berarti bahwa Ha yang berbunyi Terdapat hubungan yang signifikan antara Informasi Iklan Kosmetika dengan Sikap Mahasiswi membeli produk kosmetika pencerah kulit wajah pada Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang diterima pada taraf signifikansi 95%, dan hasil penelitian berlaku pula untuk populasi. Hal-hal yang dapat disarankan kepada beberapa pihak berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagi mahasiswi Fakultas Pariwisata dan Perhotelan untuk dapat berhati hati dan teliti sebelum membeli produk kosmetika yang diiklankan. 2) Bagi mahasiswi Jurusan Tata Rias dan Kecantikan agar meningkatkan pengetahuan mengenai kosmetika melalui penelitian-penelitian ilmiah atau mendalami pengetahuan tentang bahan kosmetika melalui mata kuliah pengetahuan bahan kosmetika. 3) Bagi penulis penelitian yang telah dilakukan ini, sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan penulis dalam bidang metodologi penelitian dan sebagai syarat bagi penulis untuk menyelesaikan

14 pendidikan Tata Rias dan Kecantikan di Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang. 4) Bagi peneliti lainnya disarankan untuk melakukan penelitian lain yang terkait dengan sikap mahasiswi dalam menggunakan kosmetika maupun penelitian lain yang terkait dengan Kosmetika dan kecantikan. Catatan: Artikal ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan pembimbing I. Dra.Rostamailis, M.Pd dan pembimbing II Merita Yanita S.Pd, M.Pd.T Daftar Pustaka Lily, Agatha. (08 Mei 2015). Badan POM adakan Bimbingan Teknis Pendekatan Pengawasan Iklan Kosmetika dari Aspek Penyiaran dan Etika. Jakarta: Kompas Raharni, dkk. (2014). Kajian Kebijakan Periklanan Kosmetika di Indonesia. Jakarta: Pusat Teknologi dan Kesehatan Masyarakat. Schiffman dan Kanuk. (2004). Teori Sikap Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Shimp. Terence A. (2003). Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu (Revyani Sahrial. Terjemahan). Jakarta: Erlangga Sumarwan, Ujang. (2011). Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia: Bogor Sunyoto, Danang. (2014). Praktek Riset Prilaku Konsumen.Yogyakarta: CAPS Tjiptono, Afandy. (2001). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: C.V Andi Offset Trenggono, Retno, dkk. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Vera. (2013). Hubungan Informasi Iklan Kosmetika di Televisi dengan Sikap Siswa Membeli Kosmetika pada SMK Pematang Siantar. Medan: UNIMED. Skripsi. Verawati. (2013). Prilaku Siswa Terhadap Penggunaan Kosmetik Pemutih Instant Pada Wajah di SMK 3 Sungai Penuh. Padang: UNP.Skripsi.