METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan padi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

Lampiran 1. Prosedur Analisis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan. No. Alat Ukuran Jumlah. Sendok. 1 buah. Ember. 1 buah. Pipet.

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III METODE PENELITIAN

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

3 Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

BAB V METODOLOGI. Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap :

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar Kertas HVS Bekas, ᾳ selulosa, dan SMKHB. Gambar 1. Gambar 2. Keterangan : Gambar 1 : Kertas HVS bekas. Gambar 2 : Alfa Selulosa

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik FMIPA Universitas Lampung. Karakterisasi spektroskopi FT-IR dan SEM di Laboratorium Kimia Organik Universitas Gajah Mada B. Desain Penelitian Desain penelitian dibagi dalam beberapa tahap, yaitu isolasi selulosa TKS, karakterisasi selulosa TKS, sintesis CMC, dan tahap karakterisasi CMC. Secara keseluruhan penelitian ini dapat digambarkan pada bagan alir yang disajikan pada Lampiran 1dan 2. C. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gunting. blender, ayakan, neraca analitik, oven, hot plate, waterbath, erlenmeyer, gelas kimia, labu bulat,

23 gelas ukur, buret, corong masir, batang pengaduk,shaker, thermometer, alat refluks, desikator, ph-meter digital, FT-IR, SEM. 2. Bahan Penelitian Bahan yang akan digunakan untuk isolasi CMC adalah TKS yang diperoleh dari pabrik pengolahan kelapa sawit di Wates Metro Lampung, natrium hidroksida (NaOH), asam nitrat (HNO 3 ), natrium nitrat (NaNO 3 ), natrium sulfit (Na 2 SO 3 ), natrium hipokloroit (NaClO), hidrogen peroksida (H 2 O 2 ), 2-propanol (CH 3 CHOHCH 3 ), metanol (CH 3 OH), etanol (CH 3 CH 2 OH), natrium monokloroasetat (NaMCA), asam asetat (CH 3 COOH), kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ), asam sulfat (H 2 SO 4 ) pekat, indikator ferroin, ferro ammonium sulfat (FAS), indikator universal. D. Prosedur Penelitian 1. Preparasi sampel Sampel TKS yang berasal dari pabrik kelapa sawit dicuci dengan air bersih dan dijemur di bawah sinar matahari selama satu hari. Selanjutnya, tandan kosong sawit yang setengah kering di belah mejadi empat bagian dan dijemur kembali di bawah sinar matahari selama satu hari agar kadar airnya berkurang. Kemudian

24 tandan kosong sawit dipotong menjadi berukuran sekotar 0,5 cm, tahap terakhir sampel digiling dengan blender, dan diayak hingga diperoleh serbuk halus. 2. Isolasi Selulosa dari TKS Untuk mendapatkan selulosa dari TKS dilakukan isolasi seperti yang dilakukan Patraini (2014). Bubuk TKS sebanyak 75 gram dimasukkan kedalam gelas kimia kemudian ditambahkan 1 L campuran HNO 3 3,5% dan 10 mg NaNO 3 dan dipanaskan pada suhu 90 o C di atas hot plate selama 2 jam. Setelah selesai pemanasan dilakukan pencucian dan penyaringan dengan air bersih hingga filtratnya netral (diuji dengan indikator universal). Selanjutnya ampas dimasukkan ke dalam labu bulat lalu ditambahkan 350 ml NaOH 2% dan 350 ml Na 2 SO 3 2% dan direfluks selama 1 jam pada suhu 50 o C. Setelah selesai kemudian disaring dan dilakukan pencucian lagi hingga filtrat bersifat netral. Hasil penyaringan yang berupa ampas kemudian dimasukkan kedalam gelas kimia dan ditambahkan NaOCl 1,75% dan dipanaskan di waterbath pada temperatur mendidih selama 0,5 jam. Kemudian disaring dan ampas dicuci sampai ph filtrat netral. Untuk mendapatkan selulosa dengan kemurnian tinggi (selulosa-α), maka ampas tadi ditambahkan NaOH 17,5% dalam gelas kimia dan dipanaskan pada suhu 80 o C selama 0,5 jam. Kemudian disaring, dicuci hingga filtrat netral. Selulosa yang didapat harus diputihkan atau di-bleaching seperti yang telah dilakukan oleh Jayanudin (2009).Tahap pemutihan atau bleaching ini dilakukan dengan cara

25 melarutkan selulosa yang dihasilkan kedalam 500 ml larutan H 2 O 2 10% dibiarkan selama 1 jam. Selanjutnya disaring dan dicuci kembali kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 60 o C sampai didapatkan selulosa yang benar-benar kering. 3. Penentuan Kadar Selulosa-α dan Lignin Kadar selulosa-α ditentukan dengan menggunakan metode uji SNI 0444:2009. Selulosa hasil isolasi (pulp) ditimbang sebanyak 1,5 g kemudian dimasukkan kedalam gelas kimia dan ditambahkan 75 ml larutan NaOH 17,5%. Catat waktu pada saat larutan NaOH ditambahkan. Aduk pulp dengan batang pengaduk sampai terdispersi sempurna. Cuci batang pengaduk dengan 25 ml NaOH 17,5% tambahkan ke dalam gelas kimia, sehingga total larutan yang ditambahkan menjadi 100 ml. Aduk suspensi pulp dengan batang pengaduk sampai 30 menit sejak penambahan pertama larutan NaOH. Setelah itu tambahkan 100 ml akuades pada suspensi pulp dan segera aduk dengan batang pengaduk. Simpan gelas kimia untuk 30 menit berikutnya sehingga total waktu ekstraksi seluruhnya sekitar 60 menit. Setelah 60 menit, aduk suspensi dengan batang pengaduk dan tuangkan ke dalam corong masir. Buang 10 ml sampai 20 ml filtrat pertama, kemudian kumpulkan filtrat sekitar 100 ml dalam labu yang kering dan bersih. Pipet filtrat 25 ml dan 10 ml larutan kalium dikromat 0,5 N ke dalam labu 250 ml. Tambahkan dengan hati-hati 50

26 ml asam sulfat pekat dengan menggoyang labu. Biarkan larutan tetap panas selama 15 menit pada suhu 125-135 o C, kemudian tambahkan 50 ml akuades dan dinginkan pada suhu ruangan. Tambahkan 2-4 tetes indikator ferroin dan titrasi dengan larutan ferro ammonium sulfat 0,1 N sampai berwarna ungu. Lakukan titrasi blanko dengan mengganti filtrat pulp dengan 12,5 ml larutan NaOH 17,5% dan 12,5 ml akuades. Penentuan kadar selulosa-α menggunakan rumus: = 100 6,85( ) x N x 20 Dimana: X = selulosa-α, dinyatakan dalam persen (%) V 1 = volume titrasi blanko, dinyatakan dalam milliliter (ml) V 2 N A W = volume titrasi filtrat pulp, dinyatakan dalam milliliter (ml) = normalitas larutan ferro ammonium sulfat = volume filtrat pulp yang dianalisa, dinyatakan dalam milliliter (ml) = berat kering oven contoh uji pulp, dinyatakan dalam gram (g) Kadar lignin ditentukan dengan menggunakan metode SNI 0492:2008. Selulosa hasil isolasi (pulp) ditimbang sebanyak 1 g kemudian dimasukkan kedalam gelas kimia 50 ml dan tambahkan 15 ml H 2 SO 4 72%. Aduk pulp dengan batang pengaduk sampai terdispersi sempurna selama 2-3 menit kemudian tutup dengan

27 penutup kaca dan biarkan selama 2 jam. Campuran yang dihasilkan kemudian ditambah dengan akuades sebanyak 300 ml sambil dikocok dan tambahkan lagi akuadest sampai 575 ml maka akan diperoleh larutan dan selanjutkan dilakukan refluks selama 4 jam. Campuran didinginkan selama 24 jam sampai lignin mengendap sempurna. Kemudian endapan lignin disaring menggunakan kertas saring yang telah diketahui bobotnya dan dicuci. Tahap terakhir, endapan lignin tersebut dikeringkan dalam oven pada suhu 100 o C dan ditimbang. Untuk mengetahui bobot ligninnya digunakan rumus: L = A B 100% Dimana: L = Kadar lignin, dinyatakan dalam persen (%); A B = Endapan Lignin, dinyatakan dalam gram (g); = Berat Sampel, dinyatakan dalam gram (g). 4. Sintesis CMC Sintesis CMC yang dilakukan pada penelitian ini mengacu pada penelitian Togrul and Arslan (2003), Hutomo (2012), Wijayani (2005). Sintesis CMC dilakukan dengan menimbang 5 gram selulosa TKS kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml, kemudian ditambahkan 100 ml 2-propanol secara perlahanlahan.selanjutnya ditambahkan larutan NaOH 5% tetes demi tetes sebanyak 20 ml dan proses alkalisasi ini berlangsung selama 1 jam sambil dilakukan

28 pengadukan dengan shaker. Setelah selesai dilanjutkan proses karboksimetilasi dengan menambahkan NaMCA 3 gram sedikit demi sedikit. Proses ini berlangsung selama 3 jam pada suhu 55 o C. Selama kedua proses ini berlangsung pengaduk tetap berputar. Setelah proses karboksimetilasi selesai, waterbath dimatikan kemudian campuran ini dipindahkan kedalam gelas kimia dan selanjutnya dinetralkan dengan asam asetat 90% sampai ph 7. Kemudian dilakukan pencucian dengan alkohol 70% sebanyak 4 kali masing-masing sebanyak 100 ml.cmc yang didapatkan kemudian dikeringkan dengan menggunakan pompa vakum. Akhirnya dibungkus dalam aluminium foil dikeringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 60 o C. CMC yang telah kering ini kemudian dihaluskan dan ditimbang sebagai rendemen CMC kemudian disimpan dalam tempat tertutup. Proses sintesis ini diulang dengan memvariasikan konsentrasi NaOH menjadi 10%, 15%, dan 20% dan massa NaMCA 3 gram, kemudian setelah diperoleh hasil optimum dari konsentrasi yang digunakan selanjutnya dilakukan sintesis lagi dengan memvariasikan massa NaMCA yaitu menjadi 4 g, 5 g, dan 6 g sehingga diperoleh hasil yang optimum lagi dari massa yang digunakan.

29 5. Analisis Kuantitatif CMC 5.1. Penentuan Derajat Substitusi (DS) Penentuan derajat subtitusi mengacu pada penelitian Hong (2013). Langkah pertama, melarutkan 4 gram CMC ke dalam 75 ml etanol 95 % sambil diaduk secara merata. Kemudian ke dalamnya ditambahkan 5 ml asam nitrat 2 M dan campuran diaduk kembali selama 2 menit.. Selanjutnya, mendidihkan larutan selama 10 menit. Kemudian mencuci larutan sampel dengan 20 ml etanol 95 % pada suhu 60 0 C sebanyak lima kali dan terakhhir mencucinya kembali dengan metanol pa. Selanjutnya menyaring dan mengeringkannya dalam oven pada suhu 105 0 C selama 3,5 jam dan mendinginkannya di dalam desikator selama 30 menit. Tahap berikutnya melarutkan 0,5 CMC kering ke dalam 100 ml akuades dan mengaduknya. Lalu menambahkan 25 ml larutan NaOH 0,3 M dan mendidihkannya selama 15 menit. Setelah itu menambahkan indikator PP dan menitrasinya dengan larutan HCl 0,3 M. Penentuan derajat subtitusi dilakukan dengan menggunakan rumus dibawah ini. % = [( ) 0,059 100] = (162 % ) [5900 (58 % )]

30 Keterangan : V o V n M m = ml HCl yang digunakan untuk mentirasi larutan blanko = ml HCl yang digunakan untuk mentirasi larutan sampel = molaritas HCl = berat sampel (gram) 5.2. Pengukuran ph larutan CMC 1% Ditimbang 1 g berat kering CMC, ditambah 100 ml akuades kemudian dipanaskan sampai suhu 70 o C sambil diaduk sampai larut dan setelah dingin diukur ph-nya. 5.3. Penentuan kadar NaCl Ditimbang 1 g berat kering CMC dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan diencerkan dengan 200 ml aquades. Larutan ini kemudian dititrasi dengan AgNO 3 0,1 N dan indikator K 2 CrO 4 5%. Kadar NaCl (%) = 5.4. Penentuan kemurnian CMC mg contoh x 100 % Kemurnian CMC dihitung dengan cara berikut: Kemurnian = 100% - % NaCl.