ANALISIS PERBANDINGAN PARTIKEL AKHIR KALIMAT BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN TEORI TERITORI INFORMASI ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN PARTIKEL AKHIR KALIMAT BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA (1)

Partikel Akhir Kalimatbahasa Jepang Dan Bahasa Indonesia

JENIS, STRUKTUR, SERTA VARIASI TERJEMAHAN HATSUWA DAN DENTATSU NO MODARITI DALAM NOVEL KOGOERU KIBA KARYA ASA NONAMI

Swasti Nareswari. Student Number: ENGLISH LETTER STUDY PROGRAMME FACULTY OF LETTERS SOEGIJAPRANATA CATHOLIC UNIVERSITY SEMARANG 2004

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

THE MAIN CHARACTERISTICS OF WORDS USED BY SEMARANG CHINESE DESCENDANTS: A MORPHOLOGICAL STUDY

AN ANALYSIS OF DIFFICULTY LEVEL IN TRANSLATING METAPHORICAL EXPRESSION FOUND IN READER S DIGEST

PERBANDINGAN PARTIKEL AKHIR KALIMAT BAHASA JEPANG YONE YONA DAN BAHASA INDONESIA KAN YA

Appendix 3 Detail data

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda

SPEECH FUNCTIONS IN MALE AND FEMALE LANGUAGE IN COSMETIC ADVERTISEMENT A THESIS JOHAN CHRISTIAN TOBING REG. NO

ANALISIS PARTIKEL PEMARKAH EMOTIF BAHASA JEPANG : SATU KAJIAN PRAGMATIK TESIS. Oleh NAZAYA ZULAIKHA /LNG

ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS VERBA SEE DAN HEAR DALAM NOVEL EXCLUSIVE DAN THE RAINMAKER KARYA SANDRA BROWN DAN JOHN GRISHAM

Pendahuluan. Bahasa adalah alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat dan

SKRIPSI TOMMY TANDY NIM :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam

ELIPSIS PARTIKEL (JOSHI) DALAM BAHASA JEPANG PADA DIALOG FILM BOKURA GA ITA PART I KARYA TAKAHIRU MIKI SKRIPSI

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program AN ANALYSIS OF HOW LEARNERS OF INDONESIAN

THE FLOUTED OF MAXIMS AT CARTOON MOVIE ENTITLED MONSTER UNIVERSITY THESIS BY FANIA RATNA ADELIA

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

JENIS KALIMAT IMPERATIF PADA TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMK N 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI

ANALISIS KALIMAT INTEROGATIF PEMBAWA ACARA HITAM PUTIH DI TRANS 7 EDISI PERTENGAHAN APRIL- MEI 2014

PERBANDINGAN PENGGUNAAN SAPAAN PRONOMINA PERSONA DALAM KOMIK RUROUNI KENSHIN DENGANBEELZEBUB. Oleh : Abstract

KONTEKS KULTURAL HOSHII INGIN DAN HOSHIGATTEIRU KELIHATANNYA INGIN DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pembelajar bahasa asing pada pendidikan formal, sudah sewajarnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh Joseph Priestley ( ): Language is a method of conveying our ideas

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA

COMMUNICATION STRATEGIES OF REQUEST EXPRESSION BY THIRD GRADE STUDENTS OF JAPANESE LANGUAGE EDUCATION STUDY PROGRAM OF UNIVERSITY OF RIAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

AN ANALYSIS OF THE METHOD AND THE DISTORTION IN TRANSLATING MY SWEET KAICHO A THESIS


ABSTRAK. Kata Kunci: sistem penerjemah Alkitab, Bilingual Evaluation Understudy, GIZA++, Statistical Machine Translation, dan IBM model.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI

APLIKASI PEMBELAJARAN ANGGOTA TUBUH MANUSIA DALAM BAHASA JEPANG MENGGUNAKAN FLASH 8 TUGAS AKHIR RAISSA ADITYA RAHAYU

RINGKASAN EKSEKUTIF PERAN SASTRA ANAK TERJEMAHAN DALAM PENGEMBANGAN SASTRA ANAK INDONESIA: UPAYA REVITALISASI SASTRA ANAK INDONESIA

ANALISIS FUNGSI DAN PERAN KATA DALAM KALIMAT TAJUK RENCANA SURAT KABAR BATAM POS EDISI JANUARI 2015

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

Abstrak. ix Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, manusia dapat berkomunikasi antara satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pria (danseigo) dan ragam bahasa wanita (joseigo). Sudjianto dan Dahidi

PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Percakapan tersebut melibatkan setidaknya dua orang yakni seorang pembicara

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA DENGAN METODE SOSIODRAMA SISWA KELAS V DI SDN 10 TANJUNG PAOH TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

THE TRANSLATION OF PREPOSITIONS AT, ON AND BY WITH REFERENCE TO GREEN S THE FAULT IN OUR STARS

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Silakan lihat lampiran 1.

E. Distribusi Mata Kuliah

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

SKRIPSI KLASIFIKASI CALON PEGAWAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLASSIFICATION OF PROSPECTIVE EMPLOYEES BY USING THE K-MEANS METHOD

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

ADJECTIVES & COMPARING

KEKEEFEKTIFAN PENULISAN SURAT RESMI DI KANTOR CAMAT KECAMATAN KUMUN DEBAI KOTA SUNGAI PENUH

KURIKULUM 2009 (JALUR SKRIPSI)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

ABSTRACT. This research was conducted to determine the degree of self-compassion

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

BAB 1 PENDAHULUAN. anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan

A STUDY OF DEIXIS USED IN MICHAEL HEART S SONGS LYRIC ENTITLED WE WILL NOT GO DOWN AND WHAT ABOUT US THESIS BY DIAN SYLVIANA PUTRI NIM

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan fokus penelitian ini, penutur Indonesia memerlukan ketrampilan

PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN BAHASA SLANG DALAM KOMIK CRAYON SHINCHAN KARYA YOSHITO USUI

LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN KELOMPOK

ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT PASIF DALAM BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INGGRIS

PENGGUNAAN KATA TANYA BAHASA INDONESIA DALAM DIALOG ACARA HITAM PUTIH TRANS 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Giovanni (2013) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perubahan Makna

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik

ANALISIS CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BANJAR TESIS. Oleh : Budi Setyo Nugroho NIM

BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA JODOUSHI {~NAKEREBANARAI}, {~BEKIDA} DAN {~ZARU O ENAI } DALAM NOVEL TOBU GA GOTOKU VOLUME 1-10 KARYA RYOUTAROU SHIBA.

KAIDAH PERGESERAN TERJEMAHAN KATEGORI AJEKTIVA DAN ADVERBIA BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan informasi yang kita butuhkan. Terlebih kini, menjadi bagian

Satria Hermano Pandrik 1, Gusnetti 2, Hidayati Azkiya 2. Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Abstraksi. Kata kunci : Symbian, JAVA Mobile, J2ME, Indonesia-Inggris, Kamus. vii

Bab 1. Pendahuluan. Linguistik merupakan ilmu bahasa yang di perlukan sebagai dasar untuk meneliti

EQUIVALENCE STRATEGIES IN TRANSLATING SLANG IN THE NOVEL AKEELAH AND THE BEE BY SAPARDI DJOKO DAMONO

A DESCRIPTIVE STUDY ON ENGLISH INDONESIAN CODE SWITCHING IN THE OPINION RUBRIC OF KOMPAS NEWSPAPER

LANGUAGE STYLE USED IN THE SLOGANS OF INDONESIAN POLITICAL PARTIES 2014 CAMPAIGN ADVERTISEMENTS THESIS

SPEECH STYLE USED BY NAJWA SIHAB IN MATA NAJWA TELEVISION TALK SHOW DI BALIK DIAM BUDIONO EPISODE THESIS BY SYLVIA RATNA SARI NIM

ERIZA MUTAQIN A

HUBUNGAN DIALOG KREATIF DENGAN PENGALAMAN HISTORIS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SEJARAH

AN ANALYSIS OF LANGUAGE FUNCTIONS USED BY THE MAIN CHARACTERS IN TWILIGHT MOVIE THESIS BY SYERLY SYAFITRI NIM

A THESISS. by: Chandra Hariyono SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

THE TRANSLATION OF ENGLISH PREPOSITION ABOUT IN THE NOVEL INFERNO BY DAN BROWN INTO INDONESIAN

ALIH KODE GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 PADANG

UNGKAPAN FATIS DALAM ACARA TEMU WICARA TELEVISI

AIZUCHI YANG DIGUNAKAN ANAK-ANAK DALAM FILM SAYONARA BOKUTACHI NO YOUCHIEN SKRIPSI OLEH: DINDA ZINUL MISRI NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Chaer (2007: 30) bahasa merupakan sebuah media utama bagi

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau

APPENDICES LUBUK-LINGGAU. Lubuk-linggau terletak di Sumatra selatan dan ibukotanya dalah

UJI KORELASI HASIL EVALUASI USABILITY DAN HASIL EVALUASI ACCESSIBILITY

STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

ANALISIS PERBANDINGAN PARTIKEL AKHIR KALIMAT BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN TEORI TERITORI INFORMASI Hani Wahyuningtias 1 ; Ari Artadi 2 ; Hermansyah Djaya 3 1,2,3 Universitas Darma Persada 1 h_ayunin77@yahoo.com ABSTRACT In Japanese language, the ending particles of the sentence often used in conversation (kaiwa) is 'ne ( ね )' and 'yo ( よ )'. In Indonesian, the equivalent of 'ne' and 'yo' is "ya" and "lho". By using language comparison methodology, Information Territory Theory and Japanese comics which have been translated into Indonesian as a source of data, this study sought to examine more deeply the use and function of sentence ending particle 'ne' and 'yo'. The results show that the particle 'ne' indicates "kakunin: confirmation", and the particle 'yo' indicates "suiron: inference." Confirmation and inference are efforts to draw attention to the speaker while the word 'ya' shows 'solidarity' and 'lho' shows 'subtle rebuttal'. Both solidarity and subtle rebuttal is a consideration mirror to other people. In conclusion, the particle 'ne' and 'yo' indicate that Japanese is a language that centered on the speaker (hanashitechushin) while Indonesian is a language that centered on the interlocutor (kikitechusin).therefore the Indonesian translation of 'ne' is not always translated as 'ya' and 'yo' is not always translated as "lho". Keywords: Comparative Language, Pragmatics, Modalities, Sentence Ending particle 1. Latar Belakang Bahasa Jepang adalah bahasa yang memiliki perbedaan besar dalam hal bahasa tulisan dan bahasa lisan. Dalam bahasa lisan seperti percakapan (kaiwa), banyak digunakan partikel akhir kalimat yang tidak terdapat dalam bahasa tulisan. Sebagai contoh kalimat adalah 1) kono ryouri wa oishii, dalam percakapan, kalimat ini berubah menjadi 2) kono ryouri wa oishii ne atau 3) kono ryouri wa oishii yo. Dalam bahasa Jepang, situasi percakapan penggunaan partikel akhir kalimat seperti ne atau yo merupakan hal biasa. Sebaliknya jika tidak mengunakan pertikel akhir kalimat percakapan tersebut dianggap tidak natural (fushizen). Pada kalimat 2) dan 3) di atas ne dan yo adalah partikel akhir kalimat yang berfungsi sebagai modalitas. Kedua partikel ini menunjukkan bagaimana pembicara menyampaikan pesan kepada lawan bicara, namun tidak ada hubungannya dengan isi dalam pesan tersebut. Menurut Masuoka (1991) bentuk pengunaan partikel akhir kalimat seperti ini sulit ditemui pada bahasa lain di dunia. 2. Kajian Teori dan Metodologi Kamio (1990) menggunakan teori teritori (nawabari riron) sebagai landasan untuk menganalisis partikel akhir kalimat bahasa Jepang. Menurut Kamio (1990), pembicara dan 345

lawan bicara masing-masing memiliki teritori informasi. Jika informasi itu diketahui, maka informasi itu berada dalam teritori, sebaliknya jika informasi itu tidak diketahui, maka informasi itu berada di luar teritori. Jadi bila informasi itu diketahui oleh pembicara dan lawan bicara, partikel ne dapat digunakan. Adapun bila informasi itu berada di luar teritori lawan bicara atau dalam teritori si pembicara, digunakan partikel yo. Menurut Masuoka (1991), jika pembicara mengetahui bahwa lawan bicara memiliki kesamaan pengetahuan maka partikel ne digunakan, sebaliknya jika pada sisi lawan bicara diketahui adanya gap informasi digunakan partikel yo. Partikel ne dan yo dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan / dipadankan dengan ya dan lho. Menurut Kridalaksana (1989), ya disini berfungsi untuk to request confirmation or to express a mild order. 4) a. ke mana, ya? b. Jangan pergi, ya. (Kridalaksana 1989 :80 ) Stevens and Schmidgall-Tellings (2010) menjelaskan fungsi ya untuk make statement, command or question less blunt or more polite. Sebagai contoh: 5) a. Sebentar, ya. b. Terima kasih, ya. (Stevens dan Schmidgall-Tellings 2010:1098) Kridalaksana (1989) menjelaskan fungsi lho adalah to conform a proposition seperti dibawah ini. 6) a. Aku juga mau, lho! b. Ini lho, apa yang kudengar. (Kridalaksana 1989:78 ) Stevens and Schmidgall-Tellings (2010) menjelaskan fungsi lho adalah to remind s.o that the actual situation is not as he/she might have axpeted or believed seperti contoh 7) Saya tidak bawa uang, lho! (Stevens dan Schmidgall-Tellings 2010:582) Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode perbandingan yaitu menganalisis persamaan dan perbedaan fungsi dan kegunaan partikel akhir kalimat bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Metode perbandingan bahasa tidak hanya melihat persamaan dan perbedaan, namun juga dapat menghasilkan kesimpulan baru tentang esensi dari masalah yang dianalisis. 3. Hasil Temuan dan Pembahasan Setelah dianalisis fungsi dan penggunaan partikel ne dan yo dengan kata terjemahan ya lho, diketahui bahwa: 1. Partikel ne yang menunjukan kesadaran pembicara akan suatu hal kepada lawan bicara (ninshikiteiji) dan konfirmasi lawan bicara terhadap hal yang disadari oleh pembicara (ninshikikakunin) dapat diterjemahkan menjadi ya. Tetapi partikel ne yang menunjukan (keisan: perhitungan dan souki: pemikiran ulang serta kikitenohairyou: perhatian kepada lawan bicara) sulit untuk diterjemahkan menjadi ya. 2. Partikel yo yang menunjukan isi berita yang disampaikan dan harus diketahui oleh lawan bicara (tozenteiji) dapat diterjemahkan menjadi lho. Tetapi partikel yo yang 346

menunjukan (hanron: nuansa berdebat dan hinan: kritik) dan sebagai ungkapan pelembut dalam kalimat perintah atau larangan (meireikanwa), sulit diterjemahkan menjadi lho. Bahasa Jepang 1. Data Partikel ne Terjemahan dalam Bahasa Indonesia Partikel ne Ya Deh kok kan φ Jumlah A 26 5 0 0 0 21 B 27 5 2 1 0 19 C 20 6 0 1 1 12 D 22 1 0 0 0 21 Bahasa Jepang 2. Data Partikel yo Terjemahan dalam Bahasa Indonesia Partikel yo Lho ya kan kok Sih dong deh -lah nih φ Jumlah A 53 0 1 0 2 1 3 0 1 0 45 B 61 1 3 1 3 2 2 1 0 0 48 C 81 1 4 0 2 0 1 0 2 1 70 D 78 0 2 3 1 0 0 0 0 0 72 Hasil analisis data di atas menunjukan bahwa seluruh komik menunjukan kecenderungan yang sama, yaitu partikel ne dan yo sebagian besar tidak diterjemahkan menjadi ya dan lho. Persentase dari partikel ne yang diterjemahkan ya berkisar 20%, sedangkan partikel yo yang diterjemahkan lho hanya berkisar di bawah 1%. 4. Kesimpulan Dari hasil pembahasan fungsi dan analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Partikel ne yang dapat diterjemahkan dengan ya adalah yang berfungsi menunjukan kesadaran pembicara akan suatu hal kepada lawan bicara (ninshiki teiji), dan menunjukan konfirmasi lawan bicara terhadap hal yang disadari oleh pembicara (ninshiki kakunin). Pada kalimat yang menunjukkan fungsi tersebut penambahan partikel ne bersifat wajib, sebaliknya penambahan ya tidak wajib. Partikel ne yang menunjukan perhitungan dan pemikiran ulang dan perhatian terhadap lawan bicara (kikitenohairyou) tidak diterjemahkan dengan ya. 347

2. Partikel yo yang menunjukan isi berita yang disampaikan dalam harus diketahui oleh lawan bicara (tozenteiji) sebagian kecil diterjemahkan menjadi lho, sedangkan partikel yo yang menunjukkan nuansa pendebat dan kritik dapat diterjemahkan menjadi kok dan sih. Adapun yang berfungsi sebagai pelunak dalam kalimat perintah atau larangan (meirei kanwa) dapat diterjemahkan dengan dong. 3. Fungsi partikel ne ada tiga yaitu: 1) menunjukan kesadaran pembicara akan suatu hal kepada lawan bicara (ninshiki teiji), 2. menunjukan konfirmasi lawan bicara terhadap hal yang disadari oleh pembicara (ninshiki kakunin), 3.menunjukkan pertimbangan terhadap lawan bicara (kikitenohairyou). Pada hakikatnya ketiganya berfungsi sebagai proses konfirmasi (kakunin). 4. Fungsi partikel yo ada tiga yaitu menunjukkan: 1). isi berita yang disampaikan dalam harus diketahui oleh lawan bicara (tozenteiji), 2. nuansa pendebat dan kritik (hanron dan hinan), 3.sebagai pelunak dalam kalimat perintah atau larangan (meirei kanwa). Pada hakikatnya ketiganya berfungsi menunjukkan proses inferensi (suiron). 5. Fungsi dan pengunaan ya baik itu untuk: 1). meminta konfirmasi dan menunjukan kalimat perintah yang lembut dan 2). melembutkan penegasan dan perintah, atau pertanyaan pada hakikatnya adalah menujukkan rasa solidaritas dari pembicara. Kemudian, fungsi dan kegunaan lho adalah: 1) mengkonfirmasi isi kalimat dan 2) mengingatkan kenyataan yang ada bukanlah seperti yang pikirkan. Dari kedua fungsi ini fungsi kedua adalah hakikat dari penggunaan lho. 6. Berdasarkan poin 1-5, disimpulkan bahwa partikel ne dan yo dengan ya dan lho adalah entitas yang berbeda. Fungsi dan penggunaan ne dan yo yang menunjukkan konfirmasi dan inferensi adalah proses bahasa yang berpusat pada pembicara (hanasitechushin). Sebaliknya ya dan lho yang menunjukan solidaritas dan mengingatkan kenyataan yang ada bukanlah seperti yang pikirkan/bantahan halus adalah proses yang bahasa yang berpusat pada lawan bicara (kikitechushin). Pada kenyataannya partikel ne tidak selalu diterjemahkan dengan ya dan partikel yo tidak selalu diterjemahkan lho. 5. Referensi Kamio, Akio (1990) Johou no Nawabari Riron, Taishukan Shoten. Kridalaksana, Harimurti (1989) Introduction to Word Formation and Word Classes in Indonesian, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Masuoka, Takeshi (1991) Modality no Bunpou, Kuroshioshuppan. Nihongokijutsubunpokennkyukai (2003) Gendainihongobunpo 4 dai 8 bu Modariti, Kuroshiosuppan. Stevens, A. M. dan Schmidgall-Tellings, A. Ed (2010) A Comprehensive Indonesian-English Dictionary (2nd edition), Ohio Unversity Press. 348

Wouk, Fay (2001) Solidality in Indonesian Conversation: The Discourse Marker ya Journal of Pragmatics 33: pp 171-191. 349