Analisis Isi Media Judul: MIP No. 279 Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 17/12/2014
Sebaran Media. Frekuensi media yang memberitakan topik MCA terbanyak hari ini adalah Detik.com 27 berita. Media lainnya adalah Okezone.com 21 berita, Viva.co.id 13 berita, AntaraNews.com 11 berita, Inilah.com tujuh (7) berita, Kontan enam (6) berita, Bisnis Indonesia tiga (3) berita, The Jakarta Post dua (2) berita, dan media lainnya.
Sebaran Isu. Isu yang mempunyai frekuensi terbanyak adalah isu kondisi pelemahan rupiah (43 berita). Isu lainnya adalah isu langkah antisipasi pemerintah (21 berita), isu dampak pelemahan rupiah (17 berita), dan isu sebab pelemahan rupiah (16 berita).
Sebaran Media dan Isu. Isu terbanyak adalah isu kondisi pelemahan rupiah (43 berita). Isu tersebut diberitakan oleh Detik.com, Inilah.com, Okezone.com, Viva.co.id, Antaranews.com, Kompas, dan Rakyat Merdeka. Isu lainnya adalah isu langkah antisipasi pemerintah (21 berita). Isu ini diberitakan oleh Detik.com, Okezone.com, Viva.co.id, AntaraNews.com, Jakarta Post, Kontan, Sindo, dan Jakarta Globe.
Sebaran Tendensi. Frekuensi tendensi terbanyak adalah tendensi netral (56,7%). Isu bertendensi negatif sebanyak 27,8% dan positif sebanyak 15,5%.
Sebaran Media dan Tendensi. Media paling banyak memberitakan isu bertendensi netral (56,7%). Isu yang bertendensi negatif (27,8%) diberitakan oleh Okezone.com, Viva.co.id, Detik.com, AntaraNews.com, dan Kontan. Isu bertendensi positif diberitakan oleh Okezone.com, Detik.com, Antaranews.com, Bisnis Indonesia, Kontan, The Jakarta Post, dan Jakarta Globe.
Sebaran Narasumber. Narasumber yang diberitakan terbanyak oleh media massa adalah Sofyan Djlalil 10 berita. Narasumber lainnya adalah Jusuf Kalla sembilan (9) berita, Bambang Brodjonegoro delapan (8) berita, Joko Widodo lima (5) berita, dan Perry Warjiyo lima (5) berita.
CONCLUSION Kesimpulan: Detik.com merupakan media yang memberitakan MCA terbanyak hari ini (27 berita). Isu terbanyak adalah isu kondisi pelemahan rupiah (43 berita). Isu tersebut diberitakan oleh Detik.com, Inilah.com, Okezone.com, Viva.co.id, AntaraNews.com, Kompas, dan Rakyat Merdeka. Tendensi isu didominasi netral (56,7%). Isu bertendensi negatif sebanyak 27,8%, yang diberitakan oleh Okezone.com, Viva.co.id, Detik.com, AntaraNews.com, dan Kontan. Narasumber terbanyak adalah Sofyan Djalil (10 berita).
CONCLUSION Rekomendasi: Duduk perkara isu kondisi pelemahan rupiah adalah sebagai berikut. Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum menyampaikan langkah spesifik menangani pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dalam beberapa hari ini. Jokowi mengatakan, pelemahan mata uang terhadap dolar AS dialami hampir semua negara di dunia. Bank Indonesia (BI), sudah mulai melakukan intervensi untuk meminimalisir risiko fiskal. Presiden menambahkan mulai tahun depan diharapkan dalam jangka yang panjang, pemerintah akan mendorong industri yang berorientasi ekspor untuk memperbaiki neraca perdagangan. Hal itu juga akan otomatis mengurangi permintaan impor. Indonesia perlu memperhatikan faktor lain yang menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah. Hal ini perlu dilakukan karena pelemahan rupiah masih berlanjut pada Selasa (16/12). Tekanan terakhir dipengaruhi oleh kebijakan Rusia menaikkan suku bunga acuan 650 basis poin menjadi 17 persen. Nilai tukar rupiah menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang diterbitkan Bank Indonesia pada Selasa mencapai Rp 12.900 per dollar AS, melemah cukup dalam dibandingkan posisi Senin di level Rp 12.599 per dollar AS. Di pasar spot, nilai tukar rupiah bergerak antara Rp 12.649 dan Rp 12.937 per dollar AS pada perdagangan valuta asing. Menteri Keuangan Bambang PS
Brodjonegoro menjelaskan, peningkatan suku bunga acuan Bank Sentral Rusia menyebabkan keluarnya modal asing dari negara yang sedang bertumbuh seperti Indonesia. Rupiah tidak melemah sendirian. Menurut Bambang, pelemahan adalah fenomena global, tak hanya dialami oleh negara-negara yang sedang tumbuh, tetapi juga negara-negara maju. Mata uang Rusia, rubel, melemah sangat dalam sepanjang tahun ini. Dari Moskow, kantor berita AFP melaporkan, rubel saat ini berada dalam kondisi kritis. Deputi Pertama Kepala Bank Sentral Rusia Sergei Shvetsov mengatakan, pihaknya akan segera mengambil langkah tambahan. Hari Selasa, rubel jatuh hingga 20 persen menjadi 80 rubel per dollar AS dan 100 rubel per euro. Dibandingkan dengan nilai tukar pada awal tahun ini, secara keseluruhan rubel telah kehilangan 60 persen nilainya. Langkah darurat Rusia menaikkan suku bunga gagal menenangkan gejolak. Bahkan, nilai tukar mata uang Rusia itu terhadap dollar AS justru terus merosot. Hal ini tampaknya akan makin memperparah kondisi ekonomi Rusia yang sekarang dalam konfrontasi dengan Barat terkait isu Ukraina. Peningkatan suku bunga Bank Sentral Rusia sebetulnya sudah bisa diprediksi dari awal. Rusia sudah beberapa kali menaikkan suku bunga tahun ini. Hal itu dipengaruhi oleh turunnya harga minyak dunia yang kemarin sekitar 55 dollar AS per barrel. Rusia dengan cadangan minyak 87 miliar barrel adalah salah satu negara yang mengandalkan pendapatan
dari minyak. Sekitar 52 persen pendapatan Rusia dari ekspor minyak dan gas. Penurunan harga minyak mentah menyebabkan pendapatan negara turun hingga sekitar 48 persen.
CONCLUSION Berdasarkan duduk perkara tersebut di atas, maka pemerintah direkomendasikan untuk berhati-hati dalam melakukan intervensi nilai tukar. Sebab hal itu akan menguras devisa negara dengan cepat, mengingat pergerakan nilai tukar telah bersifat global. Justru karena bersifat global tersebut, maka penguatan nilai tukar rupiah tidak dapat dengan hanya melakukan antisipasi Indonesia, melainkan pemerintah perlu mengaktifkan kembali pengendalian terhadap transaksi niali tukar rupiah di dalam negeri, pengendalian transaksi nondeliverable fund (NDF), maupun kerjasa multinasional di bidang penganganan gejolak nilai tukar yang terjadi bersifat global antar negara.