PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI 1 SINJAI TIMUR Reski. P Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar sosiologi di SMAN 1 Sinjai Timur. Jenis penelitian ini adalah dekskriptif kuantitatif dengan pendekatan korelasi product moment dan regresi linear berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 1 Sinjai Timur dan sampelnya adalah yaitu 44 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan gaya belajar melihat terhadap hasil belajar sosiologi di SMAN 1 Sinjai Timur dengan pencapaian koefisien korelasi 0.375 berada pada ketegori rendah dengan uji t diperoleh nilai thitung>ttabel (2.620>2.016). Pada variabel gaya belajar mendengar diperoleh koefisien korelasi 0.746 berada pada kategori kuat dilanjutkan uji t diperoleh nilai thitung>ttabel (7.250>2.016) sehingga ada pengaruh yang positif dan signifikan gaya belajar mendengar terhadap hasil belajar sosiologi di SMAN 1 Sinjai Timur. Untuk gaya belajar bergerak terhadap hasil belajar sosiologi diperoleh koefisien korelasi 0.662 berada pada kategori kuat. Uji t diperoleh thitung>ttabel (5.722>2.016) sehingga ada pengaruh yang positif dan signifikan gaya belajar bergerak terhadap hasil belajar sosiologi di SMAN 1 Sinjai Timur. Ada pengaruh yang positif dan signifikan gaya belajar terhadap hasil belajar sosiologi di SMAN 1 Sinjai Timur dimana nilai Rsquare 0.647 berada pada kategori kuat & dilakukan uji F di peroleh nilai Fhitung>Ftabel (24.410>2.838). Kata Kunci : Gaya Belajar, Hasil Belajar Sosiologi ABSTRACT This research aims to determine the influence of learning style to outcomes of sociology learning in SMAN 1 East Sinjai. This research is a quantitative dekskriptif with correlation and multiple linear regression approach. The population in this research all students of SMAN 1 East Sinjai and the sample is 44 students. Have influence positive and significant between visual learning style in the outcomes of sociology learning at SMAN 1 East Sinjai with a correlation coefficient 0.375 at the low category obtained by t test tcount > ttable (2.620>2.016). In the auditorial learning style variables the correlation coefficient 0.746 in t test was strong category, tcount > ttable (7.250>2.016) so have positive and significant influence of auditorial learning style in the outcomes of sociology learning at SMAN 1 Sinjai East. For kinesteik learning style in the outcomes of sociology learning have correlation coefficient 0.662 in strong category. T test obtained thitung>ttable (5.722>2.016) so have positive and significant influence kinesteik to outcomes of sociology learning at SMAN 1 Sinjai East. There is a positive and significant influence learning styles to outcomes of sociology learning at SMAN 1 East Sinjai Rsquare 0.647 where the value in strong category and F test obtained value F>F (24.410>2.838). Keyword: Learning Styles, outcomes of sociology PENDAHULUAN Mata pelajaran sosiologi yang merupakan salah satu ilmu penggerak sosial, yang mempunyai kajian utama masyarakat dan siswa sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri Reski P 73
sehingga mempunyai fungsi vital untuk dipelajari menuntut pencapaian yang maksimal di dalam hasil belajarnya. Gagne (Susilo, 2009: 27), bahwa hasil belajar adalah a) Informasi Verbal yaitu Kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran dilihat dari hasilnya, dan faktor yang juga menentukan hasil dari belajar adalah bagaimana proses dalam pembelajaran itu sendiri. Salah satu proses pembelajaran berkenaan dengan bagaimana siswa menyerap dan menerima kemudian mengolah informasi yang didapatkannya itulah yang disebut gaya belajar. Secara umum, Krishnawati (2010: 10) gaya belajar merupakan perpaduan dari tiga bentuk kecenderungan dalam memproses informasi yakni melalui indra penglihatan, pendengaran atau melalui tangan atau tubuh. De Porter (2000: 112) gaya belajar ada tiga yaitu gaya belajar melihat (visual), gaya belajar mendengar (audiotorik) dan gaya belajar bergerak (kinestetik). Susilo (2009: 110) Gaya Belajar Melihat menggunakan indera penglihatannya untuk membantunya belajar dimana kecenderungannya adalah perhatian ketika melihat guru berbicara, ketika diberi petunjuk, berbicara di depan kelompok, mendengar orang berbicara, ekspresi dalam mengungkapkan sesuatu, pencernaan terhadap informasi, ketertarikan terhadap peragaan. Susilo (2009: 112) Gaya Belajar Mendengar adalah memanfaatkan kemampuan pendengaran untuk mempemudah proses belajar adapun indikatornya dari kecenderungan gaya belajar ini yaitu Kemampuan mengingat, kemampuan menangkap sesuatu dari media, kemampuan berkomunikasi, ketertarikan membaca, kemampuan mengarang atau menulis, perhatian kepada hal baru di sekitar dan Susilo (2009: 108) gaya belajar bergerak adalah orang yang biasanya menggunakan fisiknya untuk mempermudah proses belajar sebagai alat belajar yang optimal adapun kecenderungan gaya belajar ini adalah ketertarikan menyentuh, keaktifan, suka mengerjakan sesuatu dengan tangan, penggunaan objek nyata sebagai alat bantu, koordinasi tubuh. Walaupun masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modalitas atau gaya belajar (mendengar, melihat, bergerak) pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu diantara ketiganya. Teori ini menunjukkan bahwa walaupun seorang siswa mempunyai modalitas atau gaya belajar yang berbeda, akan tetapi pada dasarnya semua siswa mempunyai dari ke tiga modalitas (gaya belajar) tersebut, baik gaya belajar melihat (visual), gaya belajar mendengar (auditorial) maupun gaya belajar bergerak (kinestetik). Suatu penelitian yang mendukung teori diatas dilakukan oleh Michael Grinder (De Porter, 2000: 112) telah mengajarkan gaya-gaya belajar dan mengajar kepada banyak instruktur. Ia mencatat bahwa dalam setiap kelompok yang terdiri dari 30 orang murid, sekitar 22 orang mampu belajar secara cukup efektif dengan cara visual (melihat), auditori (mendengar), dan kinesteik (bergerak) sehingga mereka tidak membutuhkan perhatian khusus. Merujuk dari teori dan penelitian tersebut terungkap bahwa setiap orang yang mampu belajar dengan ketiga gaya belajar tersebut (melihat, mendengar, dan bergerak) mempunyai efektifitas pemahaman yang baik, sehingga apabila seorang siswa baik dalam ke tiga modalitas atau gaya belajar yang dimilikinya maka hasil belajarnya juga akan tinggi. Siswa yang hanya cenderung dalam satu gaya belajar saja maka akan kesulitan dalam menangkap informasi yang didapat dikelas apabila guru tidak sesuai dengan yang dia harapkan dalam menyampaikan materi pelajaran kecuali dengan perhatian khusus Perhatian khusus yang dimaksudkan sebab tidak bisa dipungkiri pada dasarnya setiap individu tercipta dari perbedaan dan keunikan masing-masing termasuk juga dalam gaya belajarnya. Implikasi dari hal itu setiap siswa perlu kebebasan di dalam menggunakan gaya belajar mereka masing-masing. Sebab gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan situasi-situasi antar pribadi (De Porter, 2000: 110). Penulis menemukan suatu realita yang menjadi kesalahan penafsiran seorang guru ketika mulai memandang sebelah mata anak didiknya yang dianggap kurang berprestasi di kelas atau di cap bodoh, padahal mereka tidak menyadari bahwa setiap individu itu diciptakan sebagai makhluk pembelajar dengan keunikan preferensi gaya belajar mereka sendiri, mereka hendaknya di dorong untuk belajar sesuai dengan cara mereka sendiri. Reski P 74
SMA Negeri 1 Sinjai Timur merupakan salah satu sekolah unggulan di Kabupaten Sinjai Timur dengan kategori rintisan SSN berkomitmen untuk menciptakan siswa yang berkualitas dimana siswa dibina melalui kegiatan akademik yang sistematis, terencana, dan terukur. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti, terungkap bahwa di SMA 1 Sinjai Timur khususnya kelas X dan XI IPS dalam pelajaran sosiologi tingkat pemahaman siswa sangat bervariasi yang secara langsung akan berdampak pada pencapaian hasil belajar siswa yang berbeda pula, masih nampak ada beberapa siswa mempunyai hasil belajar yang rendah dan ada pula yang tinggi padahal jika diperhatikan dalam beberapa kali pertemuan saat pembelajaran berlangsung guru sosiologi menjelaskan pelajaran dengan sangat baik dan menyenangkan, dengan metode ceramah di selipkan candaan di dalamnya terkadang juga menggunakan model-model pembelajaran seperti NHT. Berkaitan dengan letak sekolah yang cukup jauh dengan keramaian merupakan tempat yang ideal bagi proses belajar mengajar yang secara teori dapat sangat mendukung proses belajar mengajar dan bagi pencapaian hasil belajar yang baik bagi para peseta didik sebab akan memudahkan peserta didik dalam berkonsentrasi menerima pelajaran dari pendidik karena tidak terganggu dengan suara-suara ribut kendaraan bermotor ataupun mesin-mesin pabrik. namun pada kenyataanya masih saja terdapat siswa yang mempunyai hasil belajar sosiologi yang rendah walaupun semua telah memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Penelitian mengenai pengaruh gaya terhadap hasil belajar sosiologi dimaksudkan. untuk mengetahui pengaruh Gaya Belajar melihat, gaya belajar mendengar dan gaya belajar bergerak serta pengaruh ketiga gaya belajar secara serempak terhadap Hasil belajar Sosiologi Siswa di SMA Negeri 1 Sinjai Timur. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif menggunakan pendekatan korelasional dan regresi linear berganda. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sinjai Timur, Jl. Persatuan Raya Tondong, Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Sinjai Timur kelas X dan kelas XI jurusan IPS yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 296 orang. Dengan berbagai pertimbangan, maka sampel yang diambil sebanyak 15% dari 296 siswa yaitu 44,4 di bulatkan menjadi 44. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu angket dan dokumentasi. Dalam penelitian ini analisis data menggunakan bantuan software SPSS (Statistical product and service solution) 20.0 for windows. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil korelasi product moment dperoleh hasil korelasi gaya belajar melihat (X1) dengan hasil belajar sosiologi siswa (Y) sebesar 0.375. Hasil korelasi tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara gaya belajar melihat (X1) terhadap dengan hasil belajar sosiologi siswa berada pada kategori rendah ini di lihat dari tabel interpretasi r dan mempunyai arah hubungan yang positif. Pengujian hipotesis secara parsial antara variabel gaya belajar melihat (X1) dengan hasil belajar sosiologi (Y). Variabel gaya belajar melihat (X1) memiliki nilai t hitung sebesar 2.620, ttabel sebesar 2.016.. Hasil ini memperlihatkan bahwa thitung > ttabel (2.620 > 2.016). Pengujian ini menunjukkan Ho di tolak sehingga ada pengaruh positif dan signifikan gaya belajar melihat terhadap hasil belajar sosiologi siswa di SMA Negeri 1 Sinjai Timur. Korelasi antara gaya belajar mendengar (X2) terhadap dengan hasil belajar sosiologi siswa (Y) sebesar 0.746. Angka tersebut menunjukkan bahwa antara gaya belajar mendengar terhadap hasil belajar sosiologi berada pada kategori kuat dan mempunyai hubungan yang positif. Pengujian hipotesis secara parsial antara variabel gaya belajar mendengar (X2) dengan hasil belajar sosiologi (Y). Variabel gaya belajar mendengar (X2) memiliki nilai thitung sebesar 7.250, ttabel sebesar 2.016. Hasil ini memperlihatkan bahwa thitung > ttabel (7.250 > 2.016). Pengujian ini menunjukkan Ho di tolak Ha diterima sehingga Reski P 75
ada pengaruh positif dan signifikan gaya belajar mendengar terhadap hasil belajar sosiologi siswa di SMA Negeri 1 Sinjai Timur. Korelasi antara gaya belajar bergerak (X3) terhadap hasil belajar sosiologi siswa sebesar 0,662 berada pada kategori kuat dan mempunyai hubungan yang positif. Pengujian hipotesis secara parsial antara variabel gaya belajar bergerak (X3) dengan hasil belajar sosiologi (Y). Variabel gaya belajar bergerak (X3) memiliki nilai thitung sebesar 5.722, nilai ttabel sebesar 2.016. Hasil ini memperlihatkan bahwa thitung > ttabel (5.722 > 2.016). Pengujian ini menunjukkan Ho di tolak Ha diterima sehingga ada pengaruh positif dan signifikan gaya belajar bergerak terhadap hasil belajar sosiologi siswa di SMA Negeri 1 Sinjai Timur. Berdasarkan hasil perhitungan melalui SPSS), maka diperoleh nilai Fhitung sebesar 24.410 sedangkan nilai Ftabel pada taraf signifikan α= 0,05 (5%) dengan df 1 (3), df 2 (40) diperoleh nilai Ftabel = 2.838. Dari hasil ini menunjukkan bahwa 24.410 > 2.838, maka H1 diterima H0 ditolak artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan gaya belajar terhadap hasil belajar sosiologi siswa di SMA Negeri 1 Sinjai Timur. Berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran sosiologi dilihat dari hasilnya, dan faktor yang juga menentukan hasil dari belajar adalah bagaimana proses dalam pembelajaran sosiologi itu sendiri. Salah satu proses pembelajaran berkenaan dengan bagaimana siswa menyerap dan menerima kemudian mengolah informasi yang didapatkannya itulah yang biasa disebut gaya belajar. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: Gaya belajar melihat mempunyai nilai nilai koefesien korelasi product moment sebesar 0.746, angka tersebut menunjukkan bahwa model ini mempunyai interpretasi kuat. Selain itu dari hasil uji t antara variabel gaya belajar mendengar (X2) dengan hasil belajar sosiologi (Y). Variabel gaya belajar mendengar (X2) memiliki nilai thitung sebesar 7.250, ttabel sebesar 2.016. Hasil ini memperlihatkan bahwa thitung > ttabel (7.250 > 2.016). Pengujian ini menunjukkan Ho di tolak Ha diterima sehingga ada pengaruh positif dan signifikan gaya belajar mendengar terhadap hasil belajar sosiologi siswa di SMA Negeri 1 Sinjai Timur. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh nilai koefisien korelasi antara gaya belajar bergerak (X3) terhadap hasil belajar sosiologi siswa sebesar 0,662 berada pada kategori kuat dan mempunyai hubungan yang positif. Kemudian secara parsial antara variabel gaya belajar bergerak (X3) dengan hasil belajar sosiologi (Y) dimana variabel gaya belajar bergerak (X3) memiliki nilai thitung sebesar 5.722, nilai ttabel sebesar 2.016. Hasil ini memperlihatkan bahwa thitung > ttabel (5.722 > 2.016). Pengujian ini menunjukkan Ho di tolak Ha diterima sehingga ada pengaruh positif dan signifikan gaya belajar bergerak terhadap hasil belajar sosiologi siswa di SMA Negeri 1 Sinjai Timur. Berdasarkan hasil analisa data menunjukkan untuk hasil hipotesis variabel X4 terhadap variabel Y dilakukan uji F kemudian diperoleh nilai Fhitung sebesar 24.410 sedangkan nilai Ftabel pada taraf signifikan α= 0,05 (5%) dengan df 1 (3), df 2 (40) diperoleh nilai Ftabel = 2.838. Dari hasil ini menunjukkan bahwa 24.410 > 2.838, maka H1 diterima H0 ditolak artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan gaya belajar terhadap hasil belajar sosiologi siswa di SMA Negeri 1 Sinjai Timur. Berdasarkan pengujian hipotesis tersebut ditemukan bahwa, jika gaya belajar melihat, gaya belajar mendengar, dan gaya belajar bergerak tinggi maka hasil belajar sosiologi juga meningkat. Sebaliknya, jika gaya belajar melihat, gaya belajar mendengar, dan gaya belajar bergerak rendah, maka hasil belajar sosiologi juga rendah. Hasil penelitian yang diperoleh didukung oleh teori yang telah diuraikan pada bab I dan II. Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan situasi-situasi antar pribadi (De Porter, 2000: 110). Selain itu Prashing( 2007: 43) Kunci keberhasilan dalam belajar dan bekerja ditentukan oleh gaya belajar. De Porter (2010: 112), walaupun masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modalitas (mendengar, melihat, bergerak) pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu diantara ketiganya. Teori ini menunjukkan bahwa walaupun seorang siswa mempunyai modalitas atau gaya belajar yang berbeda, akan tetapi pada dasarnya semua siswa mempunyai dari ke tiga modalitas (gaya belajar) tersebut, baik gaya belajar melihat (visual), gaya belajar mendengar (auditorial) Reski P 76
maupun gaya belajar bergerak (kinestetik). Merujuk dari teori dan penelitian tersebut terungkap bahwa setiap orang yang mampu belajar dengan ketiga gaya belajar tersebut (melihat, mendengar, dan bergerak) mempunyai efektifitas pemahaman yang baik, sehingga apabila seorang siswa baik dalam ke tiga modalitas atau gaya belajar yang dimilikinya maka hasil belajarnya juga akan tinggi. Siswa yang hanya cenderung dalam satu gaya belajar saja maka akan kesulitan dalam menangkap informasi yang didapat dikelas apabila guru tidak sesuai dengan yang dia harapkan dalam menyampaikan materi pelajaran kecuali mereka diberi perhatian khusus. Hasil penelitian ini juga terlihat bahwa di SMA Negeri 1 Sinjai timur gaya belajar mendengar mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap hasil belajar sosiologi siswa. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian pengaruh gaya belajar sosiologi terhadap hasil belajar sosiologi di SMA Negeri 1 Sinjai Timur, maka dapat disimpulkan bahwa:1) Dari hasil analisis data, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.375. Hasil korelasi gaya belajar melihat (X1) dengan hasil belajar sosiologi siswa sebesar 0.375. Hasil korelasi tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara gaya belajar melihat (X1) terhadap dengan hasil belajar sosiologi siswa berada pada kategori rendah dan mempunyai arah hubungan yang positif. Hasil analisis uji t di peroleh nilai thitung > ttabel (2.620 > 2.016) sehingga ada pengaruh yang positif dan signifikan gaya belajar melihat terhadap hasil belajar sosiologi siswa di SMA Negeri 1 Sinjai Timur. 2) Korelasi antara gaya belajar mendengar (X2) terhadap dengan hasil belajar sosiologi siswa sebesar 0.746. Angka tersebut menunjukkan bahwa antara gaya belajar mendengar terhadap hasil belajar sosiologi berada pada kategori kuat dan mempunyai hubungan yang positif. Hasil analisis uji t di peroleh nilai thitung > ttabel (7.250 > 2.016) sehingga ada pengaruh yang positif dan signifikan gaya belajar mendengar terhadap hasil belajar sosiologi siswa di SMA Negeri 1 Sinjai Timur. 3) Korelasi antara gaya belajar bergerak (X3) terhadap hasil belajar sosiologi siswa sebesar 0.662 berada pada kategori kuat dan mempunyai hubungan yang positif. Hasil analisis uji t di peroleh nilai thitung > ttabel (5.722 > 2.016) sehingga ada pengaruh yang positif dan signifikan gaya belajar bergerak terhadap hasil belajar sosiologi siswa di SMA Negeri 1 Sinjai Timur. 4) Korelasi antara gaya belajar terhadap hasil belajar sosiologi siswa sebesar 0.647 berada pada kategori kuat dan mempunyai hubungan yang positif. Hasil analisis uji F di peroleh nilai Fhitung > Ftabel (24.410 > 2.838) sehingga ada pengaruh yang positif dan signifikan gaya belajar terhadap hasil belajar sosiologi siswa di SMA Negeri 1 Sinjai Timur. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2002. Prosedur penelitian suatu tinjauan prektek. Jakarta: Rineka Cipta. De Porter, Bobby, Mark Reardon & Sarah Singer Nourie. 2000. Quantum teaching mempraktikkan quantum learning di ruang -ruang kelas. Bandung: Kaifa. De Porter, Bobby dan Mike Henacki. 2000. Quantum learning membiasakan belajar nyaman & menyenangkan.. Bandung: Kaifa. Krishnawati, Naniek dan Yeni Suryani. 2010. Bahan dasar untuk pelayanan konseling pada satuan pendidikan menengah ( Jilid III). Jakarta: Grasindo Susilo, Joko. 2009. Sukses dengan Gaya Belajar. Yogyakarta: Pinus. Prashing, Barbara. 2007. The Power of learning styles Memicu anak melejitkan prestasi dengan mengenali gaya belajarnya. Bandung: Kaifa. Reski P 77
Reski P 78