BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sirih Merah. (Duryatmo 2005). Oleh karena itu, menurut Candra (2010) dalam Sudewo (2005),

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. tanaman yang bersifat tak terbalikkan (irreversible) Bertambah besar ataupun

Pengaruh Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktifitas. banyak populasi jasad mikro (fungi) dalam tanah (Lubis, 2008).

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Unsur Hara Makro pada Serasah Daun Bambu. Unsur Hara Makro C N-total P 2 O 5 K 2 O Organik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah (Allium ascalonium L.) merupakan tanaman

Nur Rahmah Fithriyah

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

TINJAUAN PUSTAKA. ordo tanah yang lain. Inceptisol adalah tanah yang belum matang (immature)

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam yang digunakan berpengaruh terhadap berat spesifik daun (Lampiran 2) dan tidak berpengaruh terhadap luas daun, jumlah daun dan tinggi bibit gaharu. Berdasarkan skala warna daun (Lampiran 3) perlakuan media tanam yang digunakan memberikan warna yang berbeda-beda. 4.1.1 Pertambahan Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam tidak memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman gaharu. Rata-rata pertambahan tinggi tanaman bibit gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.) disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Pengaruh Media Tanam terhadap Rata-Rata Tinggi Bibit Gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.). Perlakuan Rata-rata Pertambahan Tinggi (cm) K0= Tanah PMK + Pasir (Kontrol) 16.4 K1= Tanah PMK + Sekam padi 18.4 K2= Tanah PMK + Serbuk kayu 16.4 K3= Tanah PMK + Serbuk kelapa 17 K4= Tanah PMK + Humus 18.2 4.1.2 Jumlah Daun Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam juga tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah daun. Rata-rata jumlah daun tanaman bibit gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.) disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Pengaruh Media Tanam terhadap Rata-Rata Jumlah Daun Bibit Gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.). Perlakuan Rata-rata Jumlah Daun (helai) K0= Tanah PMK + Pasir (Kontrol) 11.4 K1= Tanah PMK + Sekam padi 13 K2= Tanah PMK + Serbuk kayu 12.4 K3= Tanah PMK + Serbuk kelapa 14.2 K4= Tanah PMK + Humus 16.6 4.1.3 Luas Daun Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam tidak memberikan pengaruh terhadap luas daun. Rata-rata luas daun bibit gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.) disajikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Pengaruh Media Tanam terhadap Rata-Rata Luas Daun Bibit Gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.) Perlakuan Rata-rata Luas Daun (cm 2 ) K0= Tanah PMK + Pasir (Kontrol) 8.65 K1= Tanah PMK + Sekam padi 7.34 K2= Tanah PMK + Serbuk kayu 7.60 K3= Tanah PMK + Serbuk kelapa 8.11 K4= Tanah PMK + Humus 7.58 4.1.4 Warna Daun Berdasarkan skala warna daun (Lampiran 3) menunjukkan bahwa media tanam memberikan warna yang berbeda-beda. Skala warna daun yang berada di dalam tabel di bawah merupakan skala dominan dari 3 daun yang dianalisis. Skala yang diperoleh oleh daun bibit gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.) disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Pengaruh Media Tanam terhadap Warna Daun Bibit Gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.) Ulangan Perlakuan K0 K1 K2 K3 K4 1 4 3 3 4 2 2 3 4 4 3 4 3 9 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 5 3 4 3 4 3 Keterangan : 2 = Hijau muda kekuningan 3 = Hijau rumput 4 = Hijau jeruk limau 9 = Hijau daun 4.1.5 Berat Spesifik Daun Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam memberikan pengaruh terhadap berat spesifik daun gaharu (Lampiran 3). Perlakuan dengan media tanam serbuk kayu (K2) dengan rata-rata berat kering 0,020 g berbeda nyata dengan perlakuan media tanam kontrol (K0), media tanam sekam padi (K1), serbuk kelapa (K3) dan perlakuan media tanam humus (K4). Rata-rata berat kering daun tanaman bibit gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.) disajikan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Pengaruh Media Tanam terhadap Rata-Rata Berat Daun Spesifik Bibit Gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.) Perlakuan Rata-rata berat kering spesifik (g) K0= Tanah PMK + Pasir (Kontrol) 0.038 a K1= Tanah PMK + Sekam padi 0.032 a K2= Tanah PMK + Serbuk kayu 0.020 b K3= Tanah PMK + Serbuk kelapa 0.034 a K4= Tanah PMK + Humus 0.036 a Keterangan :Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan Multi Range Test (DMRT) pada taraf nyata 5%..

4.2 Pembahasan 4.2.1 Pertambahan Tinggi Tanaman Berdasarkan Tabel 4.1, media tanam tidak memberikan pengaruh terhadap pertambahan tinggi tanaman gaharu. Hal ini diduga karena waktu penelitian yang hanya 3 bulan relatife singkat sehingga pertambahan tinggi dari tumbuhan gaharu itu sendiri tidak terlalu terlihat, mengingat tanaman gaharu merupakan jenis tanaman berkayu yang kaya akan lignin dan merupakan tumbuhan menahun yang tumbuh hingga usia 10 tahunan. Umur bibit yang hanya baru sekita 3 minggu diduga belum begitu mampu memperlihatkan perubahan secara signifikat. Oleh karena itu dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat melihat pertumbuhan yang optimal. Tanah PMK termasuk jenis tanah yang miskin akan unsur hara. Selain itu tanah PMK juga merupakan jenis tanah yang didominasi oleh mineral liat mempunyai daya pegang air yang rendah, hal ini menyebakan terganggunya perkembangan perakaran sehingga akar tanaman tidak dapat menembus lapisan tanah bawah, menyerap hara dan memanfaaatkan air. Akibatnya hasil tanaman rendah dan pertumbuhan tanaman juga tidak terlalu berkembang. Kesulitan dalam menyerap hara akan menyebabkan tumbuhan kekurangan unsur hara. Menurut Primantoro (1996:143), unsur hara N (Nitrogen) berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman terutama batang, cabang dan daun. Kurangnya penambahan pupuk juga diduga menjadi penyebab tinggi tanaman tidak terlalu terpengaruhi. Unsur N berfungsi merangsang pertunasan dan menambah tinggi tanaman (Jumin, 1989:135). Dijelaskan oleh Hakim dkk, (1986:54) selain unsur hara makro, hara mikro juga mempunyai peranan dalam mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman, dan mempelancar

serapan hara-hara makro bagi tanaman. Ditambahkan Buckman dan Brady (1982:80) unsur hara N, dan Fe sangat dibutuhkan untuk pembentukan klorofil dan sintesa protein yang dikandung dalam khloroplas dan merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman seperti menambah tinggi tanaman. Maka dengan meningkatnya fotosintesis akan meningkatkan pertumbuhan dan perpanjangan sel, sehingga pertumbuhan tinggi tanaman yang terbentuk semakin tinggi.rata-rata pertambahan tinggi tanaman pada setiap bibit dapat dilihat pada gambar berikut : 19 18.5 Rata-rata tinggi (cm) 18 17.5 17 16.5 16 15.5 15 k0 k1 k2 k3 k4 Perlakuan media tanam Gambar 4.1: Grafik Rata-rata Pengaruh Media Tanam Terhadap Pertambahan Tinggi Bibit Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lam.) K0= tanah PMK + pasir, K1= tanah PMK + sekam padi, K2= tanah PMK + serbuk kayu, K3= tanah PMK + serbuk sabuk kelapa, K4= tanah PMK + humus. 4.2.2 Jumlah Daun Berdasarkan Tabel 4.2, perlakuan media tanam tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah daun bibit gaharu. Hal ini dikarenakan media yang digunakan belum mencukupi komposisi yang tepat untuk media tanam gaharu sehingga waktu yang digunakan untuk pengamatan belum terlalu optimal untuk melihat perubahan jumlah daun dari bibit gaharu. Namun terlepas dari itu, media tanam yang digunakan memiliki kemampuan menyerap dan

menahan air dengan baik. Anonim (2008:4) menyatakan serbuk sabut kelapa mampu meyerap dan menyimpan air dengan kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur hara seperti Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Kalium (K), Natrium (Na), dan Posfor (P). Sementara itu humus merupakan jenis tanah yang kaya akan bahan organik. Humus sangat membantu dalam proses penggemburan tanah dan memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi sehingga bisa menyimpan unsur hara. Daya serap humus juga cukup tinggi, 80-90% dari bobotnya sehingga media tetap lembab (Riyanti, 2009:17). Rata-rata jumlah daun bibit gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.) dari setiap perlakuan dapat dilihat pada Gambar 4.2. Rata-rata jumlah daun (helai) 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 K0 K1 K2 K3 K4 Perlakuan media tanam Gambar 4.2: Grafik Rata-rata Pengaruh Media Tanam Terhadap Jumlah Daun Bibit Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lam.) K0= tanah PMK + pasir, K1= tanah PMK + sekam padi, K2= tanah PMK + serbuk kayu, K3= tanah PMK + serbuk sabuk kelapa, K4= tanah PMK + humus. 4.2.3 Luas Daun Sama hal nya dengan tinggi dan jumlah daun, Tabel 4.3 juga menunjukkan bahwa perlakuan media tanam tidak memberikan pengaruh terhadap luas daun bibit gaharu. Hal ini diduga karena bentuk dan ukuran daun dari gaharu yang memang relatife kecil dan tipis,

sehingga luas daunnya tidak terlalu terlihat perbedaannya untuk penelitian yang relatife singkat, didukung dengan jenis tumbuhan gaharu ini merupakan tumbuhan menahun yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam waktu yang relative lama, hal ini juga mempengaruhi pertambahan ukuran sel daun maupun batang yang juga tidak terlalu terlihat secara signifikat. Permasalahan yang dihadapi tanah PMK adalah ph yang termasuk masam, tingkat ketersediaan C organic rendah sampai sedang, P sedang sampai tinggi, K basa-basa. Tidak adanya poses pengapuran pada saat inkubasi media tanam yang digunakan diduga menyebabkan ph tanah pada Tanah PMK tidak mengalami kenaikan. Tanah yang dikapur pada saat proses inkubasi berperan untuk meningkatkan ph Tanah. ph tanah yang sesuai akan meningkatnkan laju pertumbuhan tanaman. Secara umum tekstur tanah PMK didominasi oleh liat berpasir. Rendahnya ketersediaan unsur hara dalam tanah PMK menyebabkan rendahnya tingkat kesuburan tanah, hal ini akan menjadi faktor pembatas dari hasil tanaman. Penambahan unsur hara sangat diperlukan, karena zat-zat yang terdapat dalam tanah senantiasa tidak tersedia dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Menurut Soepardi (1986:34) untuk tumbuh dengan baik tanaman memerlukan unsur hara. esensial yaitu; unsur hara makro, hara mikro serta unsur lainya yang dapat meningkatkan populasi mikroorganisme. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas seperti meningkatkan ph tanah, penambahan unsur hara terutama N, P, dan K serta pemberian bahan yang dapat membantu meningkatkan efektivitas biologi tanah yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesuburan tanah Podsolik Merah Kuning sebagai media tumbuh diantaranya melalui pemberian pupuk hayati. Dijelaskan juga oleh Lingga dan Marson (1991:66), apabila tanaman kekurangan unsur hara pertumbuhan tanaman akan terhambat, keadaan daun menjadi kuning pucat. Keadaan

tersebut menyebabkan protein, lemak dan karbohidrat tanaman kurang terbentuk, sehingga dapat mengganggu proses metabolisme, khususnya pembentukan sel-sel baru pada jaringan meristematik tanaman, sehingga pada akhirnya menghambat proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk Hayati didalam tanah akan membantu proses dekomposisi, pada proses ini berbagai unsur hara yang terkandung di dalam tanah akan terlepas secara berangsur angsur, terutama senyawa Nitrogen dan fosfor. Selain itu proses dekomposisi akan memberikan pengaruh positif terhadap keadaan sifat-sifat kimia dan biologi tanah. Bila unsur N cukup tersedia bagi tanaman maka kandungan klorofil pada daun akan meningkat dan proses fotosintesis juga meningkat sehingga asimilat yang dihasilkan lebih banyak, akibatnya pertumbuhan tanaman lebih baik. Kurangnya penambahan bahan organik tertentu seperti pupuk juga menyebabkan luas daun gaharu tidak terlalu mengalami perubahan dalam pertumbuhannya, sehingga berpotensi terjadinya degredasi tanah. Degradasi kesuburan tanah ditandai dengan rendahnya kandungan bahan organik, miskin unsur hara makro dan mikro. Pada kondisi ini sifat fisik, kimia dan biologi tanah adalah buruk. Upaya mengatasi masalah kesuburan tanah, pertama-tama dilakukan dengan cara memberikan bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik tanah, kemudian diikuti dengan perbaikan sifat kimia melalui pemberian pupuk anorganik dalam kondisi yang seimbang (Lingga dan Marson, 2000:51). Pada umumnya bahan organik memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap struktur, daya menahan air, aktivitas mikrobiologi, fauna tanah dan kenaikan nilai kapasitas tukar kation. Bahan organik dapat berasal dari (kompos, kotoran hewan atau pupuk kandang, blotong atau limbah pabrik gula berupa serpihan-serpihan serat dari tanaman tebu). Penambahan pupuk tertentu dapat mensuplai keberadaan Ca dan Mg bagi media tanam yang bermanfaat bagi proses

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terutama daun. Peran dari Ca dan Mg dapat mengurangi pengaruh negatif dari Al dan Fe yang ada pada PMK, sehingga tanaman tidak mengalami gangguan pertumbuhan (Rismunandar, 1984:43). Disamping itu hara Ca dan Mg berfungsi untuk pembelahan sel, pembentukan klorofil dan membentuk enzim dan aktivator dalam tanaman. senyawa-senyawa Ca dan Mg biasanya disebut kapur pertanian dan memiliki keuntungan meninggalkan residu yang tidak merugikan dalam tanah. Rata-rata luas daun bibit gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.) dari setiap perlakuan dapat dilihat pada Gambar 4.2. 9 Rata-rata luas daun (cm 2 ) 8.5 8 7.5 7 6.5 K0 K1 K2 K3 K4 Perlakuan media tanam Gambar 4.3: Grafik Rata-rata Pengaruh Media Tanam Terhadap Luas Daun Bibit Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lam.) K0= tanah PMK + pasir, K1= tanah PMK + sekam padi, K2= tanah PMK + serbuk kayu, K3= tanah PMK + serbuk sabuk kelapa, K4= tanah PMK + humus. 4.2.4 Warna Daun Berdasarkan hasil perbandingan mengunakan skala warna daun dari skala 1 hingga 18 memperlihatkan jika rata-rata bibit gaharu yang diberikan perlakuan media tanam K1 berada pada skala 3 dan 4 yaitu berwarna hijau rumput dan hijau jeruk limau. Perlakuan yang diberikan

media tanam K3 juga berada pada skala warna 3 (hijau rumput) dan 4 (hijau jeruk limau). Sedangkan perlakuan yang diberikan media tanam K2 memiliki daun yang berada pada skala 2 (hijau muda kekuningan), 3 (hijau rumput) dan 4 (hijau jeruk limau). Kemudian, perlakuan yang diberikan media tanam campuran humus (K4) juga memiliki daun dengan skala 2 (hijau muda kekuningan), 3 (hijau rumput) dan 4 (hijau jeruk limau). Sementara itu perlakuan kontrol (K0) memiliki daun yang berada pada skala 3 (hijau rumput), 4 (hijau jeruk limau), dan 9 (hijau daun). Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa daun-daun yang tumbuh pada bibit gaharu yang paling banyak mengandung klorofil adalah pada media tanam yang diberikan perlakuan K0 selaku kontrol dengan skala warna 9 dengan warna hijau daun. Unsur hara yang mempengaruhi terbentuknya klorofil adalah nitogen. Nitrogen adalah komponen utama dari berbagai substansi penting di dalam tanaman. Sekitar 40% - 50% kandungan dari protoplasma yang merupakan substansi hidup dari sel tumbuhan terdiri dari senyawa nitrogen. Senyawa nitrogen digunakan oleh tanaman untuk membentuk senyawa penting seperti klorofil (Novizan, 2005:39). Nitrogen mempunyai efek paling cepat dan menonjol. Menurut Tobing, (2009:18), mulamula cenderung meningkatkan pertumbuhan tanaman dan memberikan warna hijau pada daun. Pada semua tanaman, nitrogen merupakan pengatur yang sangat menguasai penggunaan kalium, posfor dan unsur yang lain. kekurangan nitrogen mengakibatkan daun tidak tampak hijau segar, melainkan agak kekuning-kuningan. Jika kekurangan itu berlangsung secara terus-menerus maka daun-daun yang di bawah menjadi kuning sama sekali dan akhirnya gugur.

4.2.5 Berat Spesifik Daun Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa media tanam berpengaruh terhadap berat spesifik daun gaharu. Perlakuan media tanam menggunakan campuran serbuk kayu mentah berbeda nyata terhadap media tanam pasir, serbuk kelapa, humus dan sekam padi (Lampiran 2). Hal ini dikarenakan media tanam yang digunakan memiliki struktur yang cukup halus dan mampu menunjang pertumbuhan bibit gaharu. Penelitian menunjukkan bahwa media tanam campuran PMK dan pasir menghasilkan berat spesifik daun yang lebih tinggi dari perlakuan media lain. Utomo, (2008:18) menyatakan bahwa tanah yang berpasir lebih sedikit mengandung bahan organik dibandingkan dengan tanah yang berstruktur halus. Pasir memiliki kemampuan menyimpan air sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering. Namun, Sifat media pasir yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang sudah dianggap cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah Media tanam sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan tegaknya batang. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media tanam benih, pertumbuhan bibit dan perakaran setek tanaman. Pasir mengandung unsur hara posfor, kalium, kalsium, dan Mg. (Fahmi, 2013:3). Berdasarkan hasil penelitian, perlakuan media tanam humus juga menghasilkan rata-rata berat spesifik daun yang cukup tinggi setelah media tanam pasir. Kandungan bahan organik yang banyak pada tanah humus diduga membuat daun lebih mudah tumbuh dengan baik dan berpengaruh pada berat spesifik daun itu sendiri. Diantara kandungan bahan organik tersebut terdapat kandungan N yang salah satu jenis bahan organik yang bisa memicu tumbuhnya daun pada tumbuhan. Menurut Sutedjo (2010:86) menyatakan bahwa nitrogen berfungsi untuk meningkatkan tanaman dan meningkatkan kualitas tanaman yang menghasilkan daun.

Perlakuan media tanam serbuk sabut kelapa juga menghasilkan rata-rata jumlah daun terbesar dari perlakuan media tanam humus dan pasir. Serbuk kelapa biasa digunakan untuk meningkatkan kapasitas air dan aerasi. Menurut Riyanti (2008:90), Pada umumnya serbuk kelapa mempunyai nutrisi yang rendah tetapi memiliki kemampuan untuk memegang nutrisi yang cukup. Serbuk kelapa tua memiliki kandungan Ca dan N yang cukup. Bahan organik ini juga mendukung tumbuhnya daun pada tumbuhan. Selain kaya akan sumber Ca dan N, serbuk kelapa juga sumber K bagi tanaman yang sangat mendukung dalam proses pertumbuhan suatu tumbuhan. Menurut Yuliani dkk (Riyanti, 2008:93), Sabut kelapa memiliki kandungan mineral yang cukup tinggi dan dapat mengikat dan menyimpan air dengan kuat serta kandungan hemiselulosa, selulosa dan lignin yang cukup banyak pula. Tanah dengan campuran serbuk memberikan pengaruh yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lain. Hal ini diduga karena sifat serbuk kayu yang terlalu ringan dan lebih lama dalam menyerap kandungan air, ditambah dengan sifat PMK yang juga mengandung liat dan mampu menahan air lebih lama, membuat sistem aerasi pada media tanam ini lebih dominan air sehingga laju pertumbuhan tanaman tidak berjalan dengan baik dan kandungan baik organik didalamnya tidak bisa bekerja secara optimal. Kandungan bahan organik ini dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan kualitas tanaman yang menghasilkan daun. Salah satu bahan organik yang berperan penting dalam pembentukan daun adalah N (nitrogen) (Campbell, 2008:373). Selain menambah hara, bahan organik dapat pula memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation, menambah kemampuan tanah menahan air, dan meningkatkan kegiatan biologi tanah. Tanah humus juga mengandung banyak bahan organik tersebut. Pada beberapa tanah masam bahan organik dapat meningkatkan ph tanah (menetralkan

Al dengan membentuk komplek Al organik). Bahan organik juga meningkatkan ketersediaan unsur mikro misalnya melalui khelat unsur mikro dengan bahan organik, kemudian bahan organik tidak menimbulkan polusi lingkungan (Utomo, 2008:21). Menurut Harjadi, (1991: 91), Pertambahan ukuran dan berat kering dari suatu organisme mencerminkan bertambahnya protoplasma, baik ukuran sel maupun jumlahnya. Tanaman yang memiliki berat kering yang tinggi menunjukkan jika tanaman tersebut mengalami laju fotosintesis yang tinggi. Rata-rata berat spedifik daun bibit gaharu (Aquilaria malaccensis Lam.) dari setiap perlakuan dapat dilihat pada Gambar 4.5. 0.04 Rata-rata berat spesifik daun (g) 0.035 0.03 0.025 0.02 0.015 0.01 0.005 0 K0 K1 K2 K3 K4 Perlakuan Media Tanam Gambar 4.5: Grafik Rata-rata Pengaruh Media Tanam Terhadap Berat Spesifik Daun Bibit Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lam.) K0= tanah PMK + pasir, K1= tanah PMK + sekam padi, K2= tanah PMK + serbuk kayu, K3= tanah PMK + serbuk sabuk kelapa, K4= tanah PMK + humus.