Perancangan Modular Booth Untuk Produk Makanan dan Minuman

dokumen-dokumen yang mirip
Perancangan Indoor Shape-Changing Fashion Pop-Up Store dengan Sistem Knockdown

Perancangan Modular Indoor Booth untuk Produk Pakaian, Sepatu dan Makanan

Perancangan Mebel Multifungsi untuk Apartemen SOHO di Surabaya

Perancangan Modular Indoor Booth untuk Produk Pakaian, Sepatu dan Makanan

Perancangan Functional Minimalism Compact Booth Untuk Display Pakaian dan Footwear

Perancangan Produk Portable untuk Make-up Artist

Perancangan Mebel Multifungsi Untuk Dormitory Mahasiswa Desain

Perancangan Mebel Multifungsi Untuk Fasilitas Display di Toko Power Tools & Bahan Bangunan Paku Waja Sidoarjo

BAB II URAIAN TEORITIS. Display Dalam Meningkatkan Minat Beli Konsumen Pada Batik Kemukten.

MEBEL sebagai sarana pemenuhan kebutuhan manusia

Perancangan Furniture Fungsional Home Office Untuk Desainer Interior

Perancangan Fasilitas Duduk Publik untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Antar Mahasiswa Universitas Kristen Petra Surabaya

Perancangan Small Private Space pada Ruang Interior Perpustakaan Universitas Kristen Petra

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia saat ini belum juga menunjukkan

Perancangan Walk-In Closet pada Apartemen Tipe Studio untuk Wanita Karir Lajang

Perancangan Flexible Exhibition Stand dengan Material Cardboard

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. karna beberapa faktor yang mendukung dalam pemakaian bahan plywood tersendiri yaitu :

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MODULAR OFFICE FURNITURE X-LAIRE BIDANG KEGIATAN : PKM-KARSA CIPTA

Kajian dan Perancangan Mebel Fleksibel pada Retail Sepatu dan Tas Bergaya Modern

Perancangan Interior Galeri Batik Semar di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri kreatif saat ini telah memasuki era yang sangat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

Portable Walk-in Closet Pada Interior Small Living Space

5. Memungkinkan mendapat efek nilai dekoratif yang lebih luas. 6. Mampu menahan paku dan sekrup lebih baik.

COMMERCIAL SELLING STAND UNTUK PAMERAN DI LAHAN YANG SEMPIT (STUDI KASUS PASAR BARU TRADE CENTER BANDUNG)

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

Portable Walk-in Closet Pada Interior Small Living Space

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN PRAKATA ABSTRACT ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1

Perancangan Interior Perpustakaan Umum di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. konsumen itu untuk mempromosikan produk perusahaan.

Kreasi Produk Multifungsi Berbahan Kayu Bekas Peti Kemas sebagai Bidang Usaha Baru

BAB II METODE PERANCANGAN

Desain Interior Gedung Pertemuan Barunawati sebagai Museum Pelabuhan Tanjung Perak dengan Suasana Modern Kepelabuhanan

DESAIN INTERIOR I PERANCANGAN RUANG PENJUALAN D W I R E T N O S A., M. S N

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Studi 1. Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. dari bisnis retail tradisional menuju bisnis retail modern. Perkembangan bisnis

ABSTRACT. Keywords : design, display, eclectic, furniture, retail, vintage.

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

OLEH: SALLY SANADA

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Perancangan Perabot Modular Pameran Karya Mahasiswa Program Studi Desain Interior Universitas Kristen Petra Di Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu industri yang paling dinamis saat ini, pemilik

BAB I PENDAHULUAN. pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang

Desain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo

Perancangan Mebel Lipat untuk Booth pada Bazar dan Temporary Market

BAB 6. Figure 6. 1 Denah Opened-Gallery. sumber: Analisis Penulis, 2016 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB II METODOLOGI A. ORISINALITAS. ( Gambar 1) (Sumber: gambar-tenda.blogspot.co)

Perancangan Interior Boutique U.S. House of Design di Surabaya

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang terjadi seiring dengan berkembangnya teknologi. real time dengan pelanggan melalui website untuk menyediakan secara spesifik

Perancangan Kursi Makan Lipat pada Ruang Makan Apartemen Minimalis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR TEKNIK TEKSTIL TAPESTRI PADA PERANCANGAN LAMPU HIAS DI RUMAH MAKAN LOMBOK ABANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4 LANGKAH MEWUJUDKAN DAPUR BARU. Panduan Perencanaan

BAB 3. Metode Perancangan

Perancangan Interior Boutique U.S. House of Design di Surabaya

APARTEMEN. LU 74 m 2

JURNAL INTRA Vol. 5, No. 2, (2017) Perancangan Interior Perpustakaan Fasilitas Multimedia di Surabaya

EKSPLORASI STRUKTUR DAN KOMBINASI MATERIAL PRODUK FURNITUR ROTAN

BAB V PENUTUP. 1. Variabel store exterior, general interior, dan interior display berpengaruh. pembelian pada Uda Espresso Cafe Payakumbuh.

Perancangan Modular Furniture untuk Food Truck Penjual Makanan Indonesia

Kewirausahaan II. Menjalankan Usaha ( Bagian 4 ) Disain / Renovasi / Eksterior / Interior Studi Kasus : Restoran. Rizal, S.ST., MM.

PUSAT PAMERAN DAN KONVENSI DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR FUTURISTIK

PENERAPAN UKIRAN MADURA PADA INTERIOR GALERI BATIK DI BANGKALAN PLAZA MADURA

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1.1. Pola Tata Ruang Kota Surabaya Gambar 1.2. Peta Lokasi Rumah Susun Gambar 1.3. Peta Lokasi Perumahan...

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pemasaran Ritel. Sessi

Perancangan Mebel Fleksibel pada May May Salon Tunjungan Plaza Surabaya

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR PUSTAKA DAFTAR BAGAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah 2

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Redesign Interior Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

JURNAL INTRA Vol. 4, No. 2, (2016) Perancangan Mebel Knockdown yang User- Friendly untuk Ruang Tamu

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

Erwin Wijaya 1, Novi 2, Christina Wirawan 3 Abstrak

TUGAS AKHIR DESAIN PRODUK DESAIN KICHEN SET UNTUK DAPUR DENGAN LUASAN 4 5 M² PADA BANGUNAN SETARA RUMAH TIPE 36

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

PENGANTAR BRIFING DESAIN BOOTH ISLAND

BAB I PENDAHULUAN. perluasan pasar produk dari perusahaan Indonesia, sementara di sisi lain, keadaan

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

ABSTRAK PROMOSI DAN PERANCANGAN KEMASAN MAKANAN TRADISIONAL BORONDONG UNTUK WARGA LOKAL DAN WISATAWAN DI KOTA BANDUNG

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEPATU WEDGES DENGAN INSPIRASI BENTUK HEWAN

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTA

Transkripsi:

JURNAL INTRA Vol. 4, No. 2, (2016) 515-523 515 Perancangan Modular Booth Untuk Produk Makanan dan Minuman Stephanie Widodo, I Gusti Ngurah Ardana, Sherly de Yong Program Studi Desain Interior, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: stephanie.widodo_94@yahoo.com ; ardanahome@yahoo.com; sherly_de_yong@petra.ac.id Abstrak Pameran adalah salah satu strategi yang efektif bagi pengusaha makanan dan minuman untuk mempromosikan dan memasarkan produk. Berdasarkan survei, pameran umumnya berlangsung dalam waktu singkat dengan luas area yang telah ditentukan antara 2000 x 2000 mm, 2000 x 2400 mm, atau 2000 x 3000 mm. Terbatasnya waktu dan tempat membuat sebagian pengusaha kurang memperhatikan interior booth. Oleh sebab itu, dibutuhkan desain untuk memecahkan masalah melalui lima metode perancangan milik Kembel yang terdiri dari empathize (langkah mencari permasalahan), define (proses perumusan masalah), ideate (langkah perancangan untuk menjawab permasalahan), prototype (proses perwujudan hasil rancangan), dan test (menilai hasil rancangan dalam menjawab permasalahan). Solusi desain tersebut adalah rancangan booth dengan sistem modular melalui konstruksi lipat dan knockdown. Tujuan perancangan adalah agar pengusaha dapat melakukan kegiatan pameran semaksimal mungkin baik dalam perakitan serta pembongkaran yang praktis dan memudahkan pengguna dan desain booth yang artistik yang dapat diubah sesuai keinginan agar dapat menarik perhatian pengunjung. Kata Kunci Knockdown, Konstruksi Lipat, Makanan dan minuman, Pameran, Stan Abstract Exhibition is an effective way for food and beverage entrepreneurs to promote and market theirs products. Base on a survey, an exhibition generally takes place for a short time with a predetermined area between 2000 x 2000 mm, 2000 x 2400 mm, or 2000 x 3000 mm. These limited time and space make some entrepreneurs pay less attention to interior booth. Therefore, a design is needed to solve the problem through Kembel five methods which comprise emphatize (the step to look for problems), define (the process of formulating the problems), ideate (the steps of designing to solve the problems), prototype (the process of realizing result of the design), and test (assessing the design results in solving the problems). The design solution is to design a modular booth system through folding and knockdown construction. The purpose of the design is to enable entrepreneurs to conduct an exhibition maximally both in the assembly and disassembly for praticial and easier use, and artistic booth design that can be changed as desired to attract visitors. S I. PENDAHULUAN eorang pengusaha, khususnya yang bergerak dibidang makanan dan minuman dituntut untuk semakin kreatif serta progresif dalam mempromosikan dan menjual produknya. Secara faktual, kegiatan pameran, bazar, ataupun sejenisnya merupakan salah satu strategi yang efektif bagi para pengusaha karena dengan adanya kegiatan tersebut, pengusaha dapat mempromosikan produk dagangannya kepada masyarakat serta dapat secara langsung mengamati reaksi konsumen yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menyusun strategi penjualan agar semakin berkembang dikemudian hari. Pameran, bazar, atau sejenisnya adalah pasar yang diselenggarakan dalam jangka waktu yang singkat. Umumnya, kegiatan yang sedang menjadi tren di kota besar sering diadakan secara teratur dan diselenggarakan menjelang akhir pekan atau pada hari-hari tertentu yang dianggap menguntungkan bagi pengelola atau organisasi yang sudah berpengalaman dibidang tersebut. Mengikuti kegiatan pameran sejenis ini menjadi tantangan yang harus dihadapi karena waktu dan ukuran area yang disediakan terbatas sehingga dibutuhkan solusi khusus. Solusi tersebut berupa rancangan interior yang tepat, berbentuk booth sebagai alat bantu pajang produk serta sekaligus sebagai pembatas area pada acara tersebut. Tujuan perancangan ini adalah untuk menghasilkan booth yang efektif bagi kegiatan pameran dengan desain booth yang mudah dalam perakitan dan ringkas pada saat pembongkaran serta menciptakan booth yang bisa beradaptasi terhadap kondisi ruangan yang memiliki luas beragam II. METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan sebagai pedoman dalam perancangan modular booth untuk produk makanan dan minuman adalah metode milik Kembel. Keyword Knockdown, Folding Construction, Food and Beverage, Exhibition, Booth

JURNAL INTRA Vol. 4, No. 2, (2016) 515-523 516 Gambar 1. Metode perancangan Sumber : Kembel Metode milik Kembel terdiri dari lima tahapan, yakni (1) empathize sebagai langkah mencari permasalahan, (2) define sebagai proses perumusan masalah, (3) ideate sebagai langkah perancangan untuk menjawab permasalahan, (4) prototype adalah proses perwujudan hasil rancangan, dan (5) test untuk menilai hasil rancangan dalam menjawab permasalahan. Namun dalam perancangan ini penulis membatasi tahapan metode sampai pada tahap ke tiga, yaitu ideate. A. Empathize Tahap pertama dari proses perancangan adalah mengidentifikasi latar belakang masalah yang berkaitan dengan booth, kondisi area pameran, sampai kebutuhan dari masing-masing tipe makanan (snack, makanan utama, dessert, minuman). Pengumpulan data-data literatur yang berkaitan dengan topik-topik perancangan juga dilakukan pada tahap pertama ini. B. Define Pada tahap define, perancang akan menjabarkan hasil identifikasi masalah dengan bantuan literatur sebagai pedoman perancangan serta sebagai alat bantu untuk merumuskan masalah. Hasil identifikasi dan literatur tersebut dijabarkan dalam bentuk programming sehingga dari data-data tersebut bisa memberikan kesimpulan terkait masalah dan kebutuhan apa saja yang akan digunakan sebagai pedoman perancangan nantinya. C. Ideate Tahap ideasi adalah tahap dimana perancangan akan menghasilkan sebuah desain sebagai solusi dan jawaban terhadap permasalah yang ada. Ideasi dalam perancangan adalah merumuskan dan menuangkan ide-ide desain sebagai konsep perancangan. Konsep tersebut akan dilanjutkan dengan sketsa-sketsa desain yang akan terus dikembangkan sebanyak mungkin kemudian dipilih yang terbaik dan yang paling menjawab permasalahan sebelumnya. A. Booth III. KAJIAN PUSTAKA Booth merupakan sebuah ruang yang terletak di dalam ruang. Secara umum, booth digunakan untuk kepentingan bisnis atau pameran dengan waktu dan area yang terbatas. Booth memiliki sifat sebagai pemenuhan (complaying), berkomunikasi (communicating), nyaman (comforting). Booth terdiri dari beberapa jenis dalam pameran, yaitu (1) display booth, yang terbuat dari frame aluminium dengan latar yang dapat diganti dan (2) modular booth, yang menggunakan komponen terpisah sehingga dapat dipasang-dibongkar secara mudah, cepat, serta menghemat biaya dan waktu [1]. Perancangan booth yang baik harus dapat memenuhi sepuluh kategori dalam desain, yaitu (1) booth memiliki tingkat kegunaan atau fungsi yang tinggi, (2) aman, (3) produk berumur panjang atau tidak cepat usang, (4) booth harus ergonomis, (5) memiliki kemampuan yang mandiri dari segi konstruksi maupun bentuk, (6) booth dapat sesuai dengan kondisi lingkungan, (7) haruslah ramah lingkungan, (8) cara kerja mudah dimengerti, (9) kuaitas desain tinggi, dan (10) dapat menstimulasi perasaan [3]. B. Display Display merupakan salah satu bagian terpenting dalam keseharian operational market karena display memiliki fungsi sebagai tempat untuk memajang produk yang akan dijual [2]. Pentingnya sebuah display tentu memiliki tujuan, yaitu sebagai attention dan interest customer yang akan menimbulkan desire dan action pada customer sehingga timbul keinginan untuk memiliki barang-barang yang sedang dipamerkan [3]. Penempatan display sebaiknya dilokasi terbuka atau dapat dibatasi dengan dinding partisi yang tidak terlalu tinggi. Dalam penempatannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menata produk, yaitu dengan menganalisa karakteristik produk sebelum menatanya dalam rak display atau memperhatikan terlebih dahulu lokasi pameran dengan lingkungan untuk menjadi pusat perhatian pengunjung. Jenis display secara umum terbagi menjadi enam macam, yaitu (1) open display, display yang bersifat terbuka, (2) island display, display yang posisinya terletak ditengah-tengah toko, (3) wall display, display yang diletakkan pada sisi dinding, (4) accent display, display yang diperuntukkan untuk barang terbaru dan untuk menonjolkan barang yang dapat menarik perhatian konsumen, (5) close display, jenis display ini tertutup sehingga tidak dapat disentuh atau diganggu pengunjung, dan (6) special display, dirancang khusus untuk produk yang tidak dapat disentuh, dipegang, selain dari pegawai toko [2]. IV. KONSEP DESAIN Pada tahapan ketiga yaitu idea, konsep desain dirancang sebagai pedoman dalam perancangan booth modular. Konsep perancangan yaitu berdasarkan kebutuhan serta fakta nyata yang digabungkan secara bersama untuk menghasilkan sebuah solusi untuk perancangan. Berikut mind map konsep desain:

JURNAL INTRA Vol. 4, No. 2, (2016) 515-523 517 1) Papan Backdrop1 Mebel dengan bentuk berupa papan yang dapat berubah mengikuti kebutuhan fasilitas penggunanya atau berdasarkan luas area yang tersedia. Gambar 3. Bentuk papan ukuran 200 x 200 cm Gambar 2. Mind map konsep Kesimpulannya adalah dibutuhkannya sebuah booth pameran yang terdiri dari modul-modul berupa perabot yang disesuaikan dengan kebutuhan dan aktivitas masing-masing. Solusi tersebut muncul karena pameran dan sejenisnya memiliki tujuan utama, yaitu untuk memperkenalkan, mempromosikan, serta memasarkan produk. Terkait bidang makanan dan minuman, berdasarkan hasil analisa adalah produk makanan dan minuman terbagi menjadi tiga jenis, yaitu produk telah siap untuk disajikan, produk membutuhkan persiapan sebelum disajikan, dan produk memiliki proses kombinasi, yaitu siap saji dan membutuhkan persiapan. Maka dari itu, konsep desain dibuat berdasarkan dari tujuan dan kebutuhan sehingga dapat menghasilkan solusi yang tepat bagi perancangan booth modular yang khusus untuk produk makanan dan minuman, yaitu menciptakan rancangan booth melalui lebar modul dengan ukuran 50cm menggunakan sistem knockdown dan lipat. Transformasi desain adalah tahapan selanjutnya dari konsep desain yang masih termasuk ke dalam tahap idea. Transformasi desain terbagi menjadi tiga rancangan yang masing-masing transformasi terdiri dari beberapa modul, berikut sketsa masing-masing transformasi desain: Gambar 4. Adaptable di berbagai ruangan 2) Meja dengan Signage dan Area Display 1 Desain 2 terinspirasi dari bentuk geometri yaitu kotak dengan kombinasi bentuk segitiga. Mebel dirancang agar mampu beradaptasi menyesuaikan kebutuhan pengguna dimana bentuk mebel dapat berubah menjadi meja kotak biasa hingga dapat diperluas menjadi ukuran meja yang lebar dan lapang. Selain meja, ditambahkan papan signage dan papan display sebagai aksesoris agar terlihat lebih menarik. Gambar 5. Desain 2 V. TRANSFORMASI DESAIN Transformasi desain terbagi menjadi tiga rancangan yang masing-masing transformasi terdiri dari beberapa modul, berikut sketsa masing-masing transformasi desain: A. Transformasi Desain 1 Transformasi desain pertama adalah desain khusus modular booth untuk produk makanan yang telah siap saji. Desain booth terdiri dari tiga komponen pembentuk, yaitu: Gambar 6. Desain Papan Signage

JURNAL INTRA Vol. 4, No. 2, (2016) 515-523 518 Gambar 7. Desain Papan Display. Gambar 10. Evolusi 2 Mebel dalam bentuk yang sama seperti nomor 1, tetapi tanpa menggunakan atap dan pencahayaan. Gambar 8. Desain 2 Secara Keseluruhan 3) Desain Cabinet Full Set 1 Desain mebel ke tiga di desain dengan menggabungkan komponen penting dalam pameran, yaitu signage, meja, lighting, storage. Mebel di desain dengan kemampuan yang dapat berubah-ubah menyesuaikan kebutuhan pengguna. Mebel dapat dibentuk menjadi meja dengan tambahan dinding sebagai partisi atau signage. Mebel juga diliengkapi dengan lampu dibagian atap mebel sebagai pencahayaan agar terlihat lebih menarik. Gambar 11. Evolusi 3 Meja pada mebel desain 3 terdapat 2 buah dengan lebar ukuran masing-masing 30cm. meja tersebut dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Gambar 9. Evolusi 1 Mebel dalam bentuk yang sama seperti nomor 1, tetapi dengan tambahan aksesoris papan dalam bentuk display, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mendisplay produk atau untuk menyimpan produk maupun kebutuhan Gambar 12. Evolusi 4 Meja didesain agar dapat berubah menjadi desk buffet, yaitu meja sebagai media untuk menyusun beberapa jenis makanan.

JURNAL INTRA Vol. 4, No. 2, (2016) 515-523 519 2) Meja Multifungsi Pemasaran produk makanan dan minuman melalui pameran dan sejenisnya memiliki pertimbangan khusus terkait proses pencucian peralatan dapur pada saat melakukan aktivitas memasak. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah rancangan desain yang mewadahi area untuk mencuci. Gambar 13. Meja sebagai desk buffet Konstruksi meja menggunakan konstruksi mati dengan tujuan agar meja dapat berfungsi sebagai packaging pada saat mebel sedang tidak digunakan. Gambar 6.17. Meja untuk area mencuci Gambar 6.14. Meja sekaligus sebagai packaging B. Transformasi Desain 2 Transformasi desain kedua adalah desain modular booth untuk produk makanan dan minuman yang membutuhkan proses sebelum disajikan kepada konsumen. Desain booth terdiri dari empat modul, yaitu: Gambar 6.18. Meja mencuci dapat berubah menjadi meja sebagai area persiapan 1) Meja Kompor Desain meja dirancang khusus untuk digunakan saat memasak. Meja ini memiliki ukuran yang lebih rendah dibanding meja persiapan, yaitu dengan ketinggian 600 mm. Meja di desain menggunakan sistem konstruksi lipat. Gambar 6.19. Meja dapat dilipat menjadi ukuran yang lebih kecil Gaambar 6.15. Bentuk Desain Meja Memasak 3) Cabinet Full Set 2 Bentuk desain yang dirancang sama seperti desain cabinet full set 1 pada transformasi 1 namun dengan perbedaan dibagian atap. Pada desain ini, atap di rancang secara penuh dengan tambahan tiang modul yang memiliki ukuran 500mm per modulnya. Modul tersebut sesuai dengan kelipatan area yang sering digunakan oleh tenan pameran, sehingga atap dapat menyesuaikan ukuran ruangan yang disediakan. Gambar 6.16. Perubahan bentuk meja

JURNAL INTRA Vol. 4, No. 2, (2016) 515-523 520 Gambar 6.23. Desain 1 secara keseluruhan Gambar 6.20. Bentuk desain mebel 3 4) Papan Dekorasi Perancangan papan ini lebih bertujuan sebagai elemen dekorasi namun tetap memiliki fungsinya pada saat diperlukan, yaitu sebagai alas meja untuk menyajikan makanan kepada pembeli. 2) Meja Multifungsi Perancangan meja multifungsi menerapkan 2 aspek, yaitu sebagai meja persiapan dengan ketinggian 700mm yang memiliki kemampuan berubah menjadi meja display melalui alas meja. Alas meja dapat diatur ketinggiannya sesuai dengan kebutuhan pengguna. Gambar 6.21. Bentuk papan sebagai elemen dekorasi Gambar 6.24. Meja persiapan dengan alas bagian meja yang memiliki kemampuan untuk berubah-rubah menjadi meja untuk mendisplay produk. Gambar 6.22. Evolusi papan dekorasi menjadi alas meja dengan melipat sebagian papan kayu yang berada dibagian atas. C. Transformasi Desain 3 Transformasi desain ketiga adalah desain khusus modular booth untuk produk makanan dengan proses kombinasi. Proses kombinasi adalah proses penyajian kepada konsumen dalam bentuk siap saji dan membutuhkan persiapan terlebih dahulu. Desain booth terdiri dari tiga modul, yaitu: 3) Papan Backdrop 2 Desain papan backdrop 2 tidak jauh berbeda dengan desain papan backdrop 1 pada transformasi 1. Desain ini dirancang dengan memikirkan aspek elemen ruang yaitu dinding. Dinding yang di desain dirancang agar dapat berfungsi menjadi beberapa komponen, yaitu sebagai meja, signage, dan papan display produk. 1) Meja dengan Signage dan Area Display 2 Pada desain ini memiliki persamaan bentuk desain dengan meja signage dan area display pada transformasi 1, namun memiliki dimensi yang berbeda, yaitu meja dengan ketinggian 600mm untuk digunakan sebagai area memasak. Gambar 6.25. Desain papan sebagai dinding yang bisa berfungsi juga sebagai signage, meja, dan papan display.

JURNAL INTRA Vol. 4, No. 2, (2016) 515-523 521 2) Ruang seluas 2000 x 2400 mm Gambar 6.26. Tiang penegak sebagai elemen pendukung dinding, meja, dan papan display VI. DESAIN AKHIR A. Booth Khusus Produk Siap Saji Desain booth terdiri dari 3 modul mebel dengan kemampuan adaptasi yang baik terhadap berbagai macam luasan area. Berdasarkan survey lapangan, desain modul dapat digunakan di tiga tipe ruang, yaitu: 1) Ruang seluas 2000 x 3000 mm Gambar 28. Mebel-mebel dapat digunakan di area stan seluas 2000 x 2400mm. 3) Ruang seluas 2000 x 2000 mm Gambar 27. Mebel-mebel dapat digunakan di area stan seluas 2000 x 3000mm. Gambar 29. Mebel-mebel dapat digunakan di area stan seluas 2000 x 2000mm. B. Booth Khusus Produk dengan Proses Persiapan Desain booth untuk produk dengan persiapan terdiri dari tiga tipe mebel. Ketiga bentuk mebel akan dikombinasikan bersamaan pada ruangan stan yang memiliki luas area beragam. Berdasarkan hasil pengamatan luas area stan dilapangan, ketiga tipe mebel dapat diaplikasikan seperti berikut:

JURNAL INTRA Vol. 4, No. 2, (2016) 515-523 522 1) Ruang seluas 2000 x 3000 mm Ketiga tipe mebel dapat menyesuaikan ukuran ruang yang secara umum booth terdiri dari tiga ukuran ruang, yaitu: 1) Ruang seluas 2000 x 3000 mm Mebel-mebel dapat diaplikasikan pada ruang dengan luas 2000 x 3000 mm. Gambar 30. Mebel-mebel dapat digunakan di area stan seluas 2000 x 3000mm. 2) Ruang seluas 2000 x 2400 mm Gambar 33. Layout Booth pada area 2000 x 3000 mm Gambar 31. Mebel-mebel dapat digunakan di area stan seluas 20000 x 2400mm. 3) Ruang seluas 2000 x 2000 mm 2) Ruang seluas 2000 x 2400 mm Gambar 34. Layout Booth pada area 2000 x 2400 mm 3) Ruang seluas 2000 x 2000 mm Gambar 32. Mebel-mebel dapat digunakan di area stan seluas 2000 x 2000 mm. C. Booth Khusus Produk Siap Saji Desain booth khusus produk dengan proses kombinasi terdiri dari tiga tipe mebel yang didesain berdasarkan kebutuhan aktivitas pengguna, yaitu produk telah siap untuk disajikan serta produk membutuhkan proses terlebih dahulu. Gambar 35. Layout Booth pada area 2000 x 2000 mm

JURNAL INTRA Vol. 4, No. 2, (2016) 515-523 523 VII. KESIMPULAN Berdasarkan hasil kajian literatur yang dikomparasikan dengan hasil wawancara dan data lapangan, maka diperoleh rumusan masalah terkait kebutuhan pameran, yaitu perancangan booth yang bersifat modular untuk produk makanan dan minuman. Berdasarkan hasil survey, kebutuhan yang paling penting dalam pameran adalah mudahnya proses perakitan dan pembongkaran booth dengan desain mebel yang dapat adaptable terhadap berbagai macam kondisi ruangan mengingat luas area stan memiliki ukuran yang beragam sesuai dengan ketentuan dari masing-masing tenan. Perancangan tidak hanya memikirkan konstruksi dan ukuran ruang saja, tetapi sebagai seorang desainer, perancangan juga harus dapat membangun image atau brand dari sebuah retail dengan desain yang menarik tanpa mengurangi fungsi dan kebutuhan penggunanya. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis, utamanya kepada Ir. Hedy C. Indrani, M.T., selaku ketua Program Studi Desain Interior Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra, Dr. Drs. I Gusti Ardana M. Erg., selaku dosen pembimbing I, Sherly de Yong, S.Sn., M.T., selaku dosen pembimbing II, Ronald H.I. Sitindjak, S.Sn, M.Sn dan Poppy Firtatwentyna, S.T., selaku Koordinator Tugas Akhir, serta kepada semua pihak yang sudah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis. DAFTAR PUSTAKA [1] Agustin, Lisa. Perancangan Modular Indoor Booth untuk Produk Pakaian, Sepatu, dan Makanan. Surabaya: Universitas Kristen Petra (2014). [2] Widjaja, Fenny. Perancangan Interior Supermarket Golden Sweet di Kendari Sulawesi Tenggara Surabaya: Universitas Kristen Petra (2013). [3] Wagiri, Felicia. Kajian dan Perancangan Mebel Fleksibel pada Retail Sepatu dan Tas Bergaya Modern. Surabaya: Universitas Kristen Petra (2014).