BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah SDN Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung merupakan SD paralel. Kelas IV Semester I Tahun Ajaran 2011/2012 terdiri dari IVA, IVB dan IVC. Kelas IVB dengan jumlah peserta didik 23 orang terdiri atas delapan laki-laki dan 15 perempuan. Semester II jumlah peserta didik kelas IVB bertambah menjadi 34 dikarenakan terjadi penggabungan kelas yang semula tiga kelas (IVA, IVB dan IVC) menjadi dua kelas yaitu IVA dan IVB. Kelas IVB Semester II dengan jumlah peserta didik 33 orang terdiri atas 12 laki-laki dan 22 perempuan. Ada beberapa mata pelajaran yang diajarkan di SDN Tlahap yaitu Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Pkn dan Matematika yang termuat dalam kurikulum. Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi peserta didik. 1 SDN Tlahap menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan. 2 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan juga sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. 1 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal. 65. 2 http,//hifni Rohman,blogspot,com/2011/09/pengertian-ktsp,html (diunduh pada tanggal 24 febuari 2012, pukul 12.30). 1
2 SD Negeri Tlahap mempunyai empat kelompok mata pelajaran yang terdiri dari: agama dan akhlaq mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, estetika jasmani, olah raga, dan kesehatan. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada Sekolah Dasar dilaksanakan melalui muatan dan atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada Sekolah Dasar, dilaksanakan, melalui dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa seni dan budaya,dan pendidikan jasmani. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada Sekolah Dasar dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, ketrampilan/kejuruan dan muatan lokal yang relevan, Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada Sekolah Dasar dilaksanakan memlalui muatan dan.atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan. 3 SD Negeri Tlahap mempunyai empat kelompok mata pelajaran salah satunya ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai tujuan untuk mengenal, menyikapi, mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir, berperilaku ilmiah, kritis, kreatif dan mandiri. 4 Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi salah satunya adalah matematika. Mata pelajaran matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang harus dikuasai setiap manusia, terutama oleh peserta didik. Objek pembelajaran matematika pada dasarnya adalah abstrak. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari jumlah-jumlah yang diketahui melalui proses perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau simbol. 5 2009),hal, 5. 3 Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, (Jakarta: Depdiknas,2009) hal. 2-3. 4 Ibid., hal.3. 5 Wahyudi, Inawati Budiyono, Pemecahan Masalah Matematika,(Salatiga: Widya Sari,
3 Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai sangat memegang peranan penting karena matematika dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik dalam berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif dan efisien. Hasil akhir yang ingin dicapai dari pembelajaran matematika ialah belajar tidak hanya di bidang kognitif saja, tetapi meluas pada bidang psikomotor dan afektif. 6 Pembelajaran matematika di kelas IV pada hakikatnya adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan seseorang (si pelajar) melaksanakan kegiatan belajar matematika, dan proses tersebut berpusat pada guru. Pembelajaran matematika yang efektif perlu komitmen yang sungguh-sungguh untuk mengembangkan pemahamanan peserta didik, karena peserta didik belajar dengan mengkaitkan konsep / pengetahuan terdahulu, guru kelas IV hendaknya memahami apa yang telah peserta didik ketahui sebelumnya. Salah satu tujuan pembelajaran di sekolah dasar adalah memberikan bekal yang cukup bagi peserta didik untuk menghadapi materi-materi matematika pada tingkat pendidikan lanjutan., 7 Tujuan dapat tercapai apabila prinsip pendidikan harus mengacu kepada prinsip-prinsip yang mengarahkan pada proses pembelajaran secara efektif. Tiga prinsip pembelajaran efektif bagi pendidikan antara lain: 1. Pembelajaran memerlukan partisipasi aktif para peserta didik(belajar aktif). Motivasi belajar akan meningkat kalau peserta didik terlibat aktif (mempraktekan) dalam mempelajari 6 Aisyah dalam Wahyudi, Kriswandani, Pengembangan Pembelajaran Matematika SD (Salatiga:Widya Sari, 2010), hal,12. 7 Antonius Cahaya Prihandoko, Memahami Konsep Matematika Secara Benar dan menyajikannya dengan Menarik, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dektorat Jendral Pendidikan Tinggi Dektorat Ketenagaan, 2006), hal, 5.
4 hal-hal yang kongkrit, bermakna, dan relevan dalam konteks kehidupannya. 2. Setiap anak belajar dengan cara dan ketepatan yang berbeda anak-anak dapat belajar dengan efektif ketika mereka dalam suasana kelas yang kondusif(conduvice learning community), yaitu suasana yang memberikan rasa aman dan penghargaan, tanpa ancaman, dan memberikan semangat. 3. Prinsip pembelajaran tersebut didukung oleh beberapa hasil riset otak yang mempunyai implikasi terhadap pendidikan. 8 Guru kelas IV harus bisa menilai apakah pembelajaran sudah sesuai atau belum dengan prinsip pembelajaran secara efektif. Guru kelas IV harus menyadari bahwa metode pembelajaran yang baik dan efektif harus mampu menyesuaikan dengan materi atau kondisi peserta didik sehingga dapat terjadi suatu pembaruan dalam proses pembelajaran dan menghasilkan pembelajaran yang bermakna. Metode pembelajaran yang baik bukan hanya mengembangkan aspek kognitif atau akademik saja, tetapi juga pada aspek afektif dan psikomotorik. Pembelajaran matematika di SD Negeri Tlahap kelas IVB selama ini dilakukan guru dengan menggunakan metode konvensional ceramah. Metode tersebut berpusat pada guru (teacher center), sedangkan yang seharusnya berpusat pada peserta didik. Metode ini mempunyai kelebihan yaitu guru dapat mengawasi peserta didik dengan cermat lagi, tetapi pembelajaran lebih didominasi dan terfokus pada guru, sehingga partisipasi peserta didik di dalam kelas menjadi berkurang serta peserta didik cenderung menjadi tidak aktif yang berdampak pada hasil belajar peserta didik. Ketepatan pemilihan metode sangat berpengaruh terhadap hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik. Hasil pembelajaran adalah semua efek 8 http://panda.student.umm.ac.id/2011/08/01/72/, (diunduh pada 24 februari 2012 pukul 13.30).
5 yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda. 9 Upaya perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan peserta didik secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah yang kompleks. Peserta didik bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting: hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan individu dan perkembangan ketrampilan sosial. 10 Pembelajaran kooperatif mendorong peserta didik untuk mengerjakan tugas yang sama secara bersama-sama dengan peserta didik yang lain dalam kelompok belajarnya. Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa variasi. Salah satunya tipe pembelajaran kooperatif adalah NHT (Numbered Heads Together). Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mengetahui pola interaksipeserta didik dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. 11 9 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,2008), hal. 16. 10 Ibrahim dalam Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hal.39. 11 Trianto, Model-model pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstriktivistik Konsep, landasan teoritis- Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hal.62.
6 NHT pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen tahun 1993, untuk melibatkan lebih banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran. Empat fase sebagai sintaks NHT: a. Fase 1: Penomoran b. Fase 2: Mengajukan pertanyaan c. Fase 3: Berpikir bersama d. Fase 4: Menjawab. 12 Proses pembelajaran yang terjadi di kelas lebih banyak menekankan pada peserta didik, yakni mempelajari materi pelajaran serta berkerjasama dalam menyelesaikan masalah. 1.2. Identifikasi Masalah Proses belajar mengajar harus didukung dengan adanya metode pembelajaran yang berkualitas. Pemilihan metode pembelajaran yang sesuai harus dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar. Motivasi sebagai dorongan untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan agar tetap hidup. 13 Guru seharusnya dapat memilih metode pembelajaran yang menyenangkan dan penuh motivasi dalam proses pembelajaran, terutama pembelajaran matematika. Motivasi tersebut dapat membuat peserta didik tertarik pada pelajaran matematika yang selama ini mereka takuti. Hal itu juga akan membuat peserta didik dengan cepat menguasai dan memahami pelajaran matematika. Metode yang diterapkan oleh guru kelas IVB pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat, sampai saat ini hal.3.3. 12 Ibid, hal. 63. 13 Hull Dalam Suciati, Belajar dan Pembelajaran 2, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007),
7 masih menggunakan metode konvensional ceramah. Metode konvensional ceramah sering membuat peserta didik cepat bosan. Hal ini dapat dilihat dari perilaku peserta didik di dalam kelas. Peneliti menemukan gejala-gejala saat melakukan observasi di kelas IVB. Berdasarkan observasi ditemukan gejalagejala sebagai berikut: 1. Dua peserta didik yang duduk paling belakang tidur, dua menundukkan kepala, empat peserta didik asyik bercerita sendiri saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Mereka melakukan aktivitas yang lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran yang sedang diterangkan oleh guru. 2. Guru memberikan 10 soal mengenai menjumlahkan bilangan bulat diketahui tujuh peserta didik menggunakan tangan mereka untuk menghitung dalam menyelesaikan soal menjumlahkan bilangan bulat kurang dari 500. Dua peserta didik lama saat menyalin soal matematika yang di tulis oleh guru. 3. Guru memberikan pertanyaan mengenai menjumlahkan bilangan bulat, enam peserta didik tidak menjawab pertanyaan dari guru tersebut. 4. Lima peserta didik yang enggan digabung dengan peserta didik yang lain pada saat pembagian kelompok. Mereka tidak mau digabung dengan alasan ada anak yang sering nakal. 5. Peserta didik laki-laki enggan digabung dengan peserta didik perempuan saat pembentukan kelompok,. 6. Peserta didik yang pintar tidak mau bila digabung dengan temannya yang dianggap tidak pandai di kelasnya.
8 7. 10 peserta didik bergabung dengan peserta didik yang lain dikarenakan sumber belajar yang terbatas di kelas IVB. 8. Dua peserta didik yang sering melihat ke arah pintu sambil melamun. Satu peserta didik yang duduk di baris no dua dari depan suka sekali menengok ke belakang pada saat disuruh mengerjakan soal. 9. Peserta didik yang egois atau pendapatnya harus dipakai dalam berdiskusi kelompok tanpa mendengarkan pendapat teman dalam kelompoknya. 10. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IVB ditemukan hasil belajar peserta didik mata pelajaran matematika dengan KKM 63 dari 33 peserta didik kelas IV B yang tuntas sebanyak 33,33% yaitu ada 21 peserta didik yang tidak tuntas KKM. Nilai mereka adalah 30, 60, 50, 40, 45, 60, 30, 50, 40, 40, 40, 20, 15, 30, 55, 50, 40, 50, 55, 40, dan 50. Gejala permasalahan menunjukkan bahwa aktivitas dan keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran matematika masih rendah. Penggunaan metode konvensional ceramah membuat pelajaran lebih didominasi oleh guru, sehingga peserta didik tidak aktif dan minat mengikuti pelajaran matematika tergolong rendah. Proses belajar mengajar seharusnya terjadi interaksi dua arah, antara guru dengan murid begitu juga sebaliknya, terutama pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat yang mengutamakan berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif dan efisien. Gejala permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya juga merupakan dari gejala model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together). Peserta didik apabila digabung dalam kelompok diketahui lima peserta didik yang
9 enggan digabung dengan peserta didik yang lain. Terdapat dua peserta didik selalu nakal bahkan sering menjaili teman dalam kelompoknya sendiri. Pembagian kelompok terdapat lima peserta didik dalam kelompok, ada satu peserta didik tidak bekerja hanya diam dan melihat temannya saat mengerjakan soal. Peserta didik yang pintar tidak mau bila digabung dengan temannya yang dianggap tidak pandai di kelasnya karena akan memperlambat pengerjaan soal dalam kelompoknya. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ( Numbered Heads Together) sebagai salah satu alternatif guru untuk mengatasi gejala-gejala saat proses belajar mengajar yang terjadi di kelas IVB. Peserta didik dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe NHT( Numbered Heads Together) juga memungkinkan memberikan dampak yang positif pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat. Peserta didik dapat berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif dan efisien juga berkerjasama dalam kelompok. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan pemasalahan yang telah diuraikan, dapat dirumuskan masalah yang menjadi fokus dalam Penalitian Tindakan Kelas (PTK) ini, apakah dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together ) dapat meningkatkan ketrampilan sosial, pengakuan adanya keragaman, dan hasil belajar akademik peserta didik kompetensi dasar menjumlahkan
10 bilangan bulat pada mata pelajaran matematika di kelas IVB SD Negeri Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung semester II tahun pelajaran 2011/2012? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan penggunaan metode kooperatif tipe NHT ( Numbered Heads Together) dalam meningkatkan ketrampilan sosial, pengakuan adanya keragaman, dan hasil belajar akademik peserta didik kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat pada mata pelajaran matematika kelas IV dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik SD Negeri Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung. 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Peserta didik Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan ketrampilan sosial, pengakuan adanya keragaman, dan hasil belajar akademik peserta didik. 2. Guru Penelitian ini sangat berguna bagi guru untuk menciptakan metode pembelajaran yang tepat dan efektif dalam penyampaian materinya khususnya dengan menggunakan metode kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan hasil belajar akademik peserta didik. 3. Penulis
11 Penelitian ini sebagai bahan untuk menambah pengetahuan serta pengalaman bagi penulis. 4. Sekolah Sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar untuk keseluruhan mata pelajaran pada umumnya.