ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. di Nigeria (79%), Kongo (74%), Afganistan (54%), dan Bangladesh (51%) (WHO,

BAB I PENDAHULUAN. muda). Diantaranya adalah keguguran,persalinan premature, BBLR, kelainan

BAB 1 PENDAHULUAN. orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan (Luthfiyah,

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan Tentang Aborsi 35

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. and Development (ICPD) di Kairo (1994), adalah tentang seksual dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGANSIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN USIA DINI DI DESA CIWARENG KECAMATAN BABAKAN CIKAO KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2011

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengingat jumlah penduduk usia remaja

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA NEGERI 1 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2017

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan secara formal di hadapan penghulu/kepala agama tertentu, para saksi

BAB I PENDAHULUAN. sengaja maupun tidak sengaja (Pudiastuti, 2011). Berbagai bentuk. penyimpangan perilaku seksual remaja cenderung mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baik secara biologis, psikologis maupun secara sosial. Batasan usia

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI DI DESA GOGODALEM, KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG

Elip Pitalux Fiatin, Ihda Mauliyah, Priyoto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

BAB 1 PENDAHULUAN. individu mulai mengembangkan ciri-ciri abstrak dan konsep diri menjadi

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

GAMBARAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI KONDOM PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI LOKALISASI SUKOSARI KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG.

BAB 1 PENDAHULUAN. (usia tahun) berjumlah sekitar 43 juta jiwa atau 19,61 persen dari jumlah

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IKTERUS FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

Oleh : Yeni Rosyeni dan Isti Dariah Stikes A. Yani Cimahi

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PIJAT PERINEUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. (tetapi tidak dengan anak laki-laki) yang masih muda. Usia muda menurut

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Menunjukkan AKI yang sangat signifikan

Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi 2016

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja tertinggi berada pada kawasan Asia Pasifik dengan 432 juta (12-17 tahun)

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan pada remaja adalah masalah serius dan sedang berkembang

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menuju masyarakat modern, yang mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG KONSUMSI KALSIUM SELAMA KEHAMILAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN BANTAR GERBANG BEKASI TAHUN 2011 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) merupakan suatu

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS DI SMK KESEHATAN JURUSAN FARMASI KABUPATEN KONAWE TAHUN 2017

Eka Sofiyatul Luthfiyah Zebua ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI KB PRIA DI LINGKUNGAN XVIII KELURAHAN TERJUN MEDAN MARELAN

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2010), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BAB I PENDAHULUAN. kelompok umur tahun dengan total jiwa, jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. dari 33 menjadi 29 aborsi per wanita berusia tahun. Di Asia

Yusnidar 1*) ABSTRAK. 1. Pendahuluan

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi merupakan salah satu topik penting di bidang

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKEM SLEMAN TAHUN 2015

HUBUNGAN KEHAMILAN USIA DINI DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PARADISE TAHUN 2015

KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

Kata Kunci : Pengetahuan,Kesehatan Reproduksi, Perilaku, Personal Hygiene

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Transkripsi:

ABSTRAK Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Bone Tahun 2015 Yunita 1, Esse Puji Pawenrusi 1, Hamzah Tasa 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar, Indonesia 2 Rumah Sakit Islam Faisal Makassar, Indonesia Kehamilan pada masa remaja mempunyai resiko medis yang cukup tinggi, karena pada masa remaja ini, alat reproduksi belum cukup matang untuk melakukan fungsinya. Rahim (uterus) baru siap melakukan fungsinya setelah umur 20 tahun. Menurut WHO tahun 2012, menunjukkan bahwa sebanyak 16 juta kelahiran terjadi pada ibu yang berusia 15-19 tahun. Komplikasi dari kehamilan dan persalinan merupakan penyebab utama kematian anak perempuan berusia 15-19 tahun di negara-negara berkembang. risiko terjadinya kematian ibu dan kematian bayi yang baru lahir 50% lebih tinggi dilahirkan oleh ibu di bawah usia 20 tahun dibandingkan pada ibu yang hamil di usia 20 tahun ke atas. Berdasarkan Riskesdas tahun 2010, angka perkawinan usia dini (15-19 tahun) masih tinggi, yakni 46,7%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang kehamilan usia dini di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif. Banyak populasi yaitu 75 orang, dengan tehnik pengambilan sampel Accidental Sampling. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 55 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 48 (87,3 %) remaja putri dan responden yang memiliki sikap baik yaitu sebanyak 48 (87,3 %) remaja putri. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa sebagian besar remaja putri memiliki pengetahuan dan sikap yang baik mengenai kehamilan usia dini. Disarankan agar remaja putri lebih menambah wawasan tentang organ reproduksi wanita dan risiko kehamilan usia dini agar dapat mencegah terjadinya kehamilan usia dini. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Remaja, Kehamilan Usia Dini. Pendahuluan Remaja mempunyai sifat yang unik, salah satunya adalah sifat ingin meniru sesuatu hal yang dilihat, kepada keadaan, serta lingkungan di sekitarnya. Di samping itu, remaja mempunyai kebutuhan akan kesehatan seksual, di mana pemenuhan kebutuhan kesehatan seksual tersebut sangat bervariasi.

Adapun beberapa isu sosial dan klinis yang berkaitan dengan remaja antara lain terdiri atas: 1. Peranan jenis kelamin; 2. Penyakit menular seksual (PMS); 3. Penggunaan KB pada usia remaja; 4. Kurangnya informasi dan konseling mengenai pendidikan seksual; 5. Kehamilan dini pada remaja. Kehamilan bisa menjadi dambaan, tetapi juga dapat menjadi suatu malapetaka apabila kehamilan itu dialami oleh remaja, terutama pada remaja yang belum menikah. Di Amerika Serikat, diperkirakan terjadi 130.000 kelahiran bayi dari hasil hubungan pranikah. Angka tersebut dapat jauh lebih kecil dibandingkan hal yang terjadi sebenarnya. Masalah tersebut ternyata menonjol di berbagai negara Eropa dan Asia. Beberapa alasan mengapa kehamilan remaja dapat menimbulkan risiko adalah karena rahim belum siap mendukung kehamilan, sistem hormonal belum terkoordinasi lancar, dan kematangan psikologis untuk menghadapi proses persalinan yang traumatik dan untuk mengasuh anak/memelihara belum mencukupi. Kehamilan pada masa remaja mempunyai risiko medis yang cukup tinggi, karena pada masa remaja ini, alat reproduksi belum cukup matang untuk melakukan fungsinya. Rahim (uterus) baru siap melakukan fungsinya setelah umur 20 tahun, karena pada usia ini fungsi hormonal melewati masa kerjanya yang maksimal. Rahim pada seorang wanita mulai mengalami kematangan sejak umur 14 tahun yang ditandai dengan dimulainya menstruasi. Pematangan rahim dapat pula dilihat dari perubahan ukuran rahim secara anatomis. Pada seorang wanita, ukuran rahim berubah sejalan dengan umur dan perkembangan hormonal. Pada seorang anak yang berusia kurang 8 tahun, ukuran rahimnya kurang lebih hanya setengah dari panjang vaginanya. Setelah umur 8 tahun, ukuran rahim kurang lebih sama dengan vaginanya. Hal ini berlanjut sampai usianya kurang lebih 14 tahun (masa menstruasi) hingga besar rahimnya lebih besar sedikit dari ukuran vaginanya. Ukuran ini menetap sampai terjadinya kehamilan. Pada usia 14-18 tahun, perkembangan otot-otot rahim belum cukup baik kekuatan dan kontraksinya sehingga jika terjadi kehamilan rahim dapat ruptur (robek). Di samping otot rahim, penyangga rahim juga belum cukup kuat untuk menyangga kehamilan sehingga risiko yang lain dapat juga terjadi yaitu prolapsus uteri (turunnya rahim ke liang vagina) pada saat persalinan. Pada usia 14-19 tahun, sistem hormonal belum stabil. Hal ini dapat dilihat dari siklus menstruasi yang belum teratur. Ketidakteraturan tersebut dapat berdampak jika terjadi kehamilan. Kehamilan menjadi tidak stabil, mudah terjadi perdarahan, dan terjadilah abortus atau kematian janin. Usia kehamilan terlalu dini dari persalinan memperpanjang rentang usia reproduksi aktif. Hal ini dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim di kemudian hari (Kusmiran,2013). World Health Organisation (WHO) tahun 2012, menunjukkan bahwa sebanyak 16 juta kelahiran terjadi pada ibu yang berusia 15-19 tahun atau 11% dari seluruh

kelahiran di dunia yang mayoritas (95%) terjadi di negara sedang berkembang. Di Amerika Latin dan Karibia, 29% wanita muda menikah saat mereka berusia 18 tahun. Prevalensi tertinggi kasus pernikahan usia dini tercatat di Nigeria (79%), Kongo (74%), Afganistan (54%), dan Bangladesh (51%) (BkkbN, 2014). Komplikasi dari kehamilan dan persalinan merupakan penyebab utama kematian anak perempuan berusia 15-19 tahun di negara-negara berkembang. Dari 16 juta remaja perempuan yang melahirkan setiap tahun diperkirakan 90% sudah menikah dan 50.000 diantaranya telah meninggal. Selain itu risiko terjadinya kematian ibu dan kematian bayi yang baru lahir 50% lebih tinggi dilahirkan oleh ibu di bawah usia 20 tahun dibandingkan pada ibu yang hamil di usia 20 tahun ke atas. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, angka perkawinan usia dini (15-19 tahun) masih tinggi, yakni 46,7%. Di kelompok usia 10-14 tahun pun angka perkawinan mencapai 5%. Hal itu di perkuat oleh data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, menunjukkan angka kelahiran pada usia 15-19 tahun ialah 48 per 1000 kelahiran. Data SDKI tahun 2012 juga memperlihatkan angka kematian ibu (AKI) masih 359 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi 32 per 1000 kelahiran hidup. Tahun 2013 ada 5.019 ibu yang meninggal karena kehamilan dan persalinan. Adapun jumlah bayi yang meninggal berdasarkan estimasi SDKI 2012 mencapai 160.681 anak (BkkbN, 2014). Hasil penelitian Dariah (2010) dalam Sri Yuniarti, menyebutkan tingkat pengetahuan remaja sangat berpengaruh terhadap sikap atau perilaku remaja baik positif ataupun negatif terhadap kehamilan usia dini, terbukti dari hasil penelitian didapatkan berdasarkan pengetahuan remaja putri di Puskesmas Cipageran tahun 2010 yang termasuk dalam kategori pengetahuan kurang mempunyai sikap negatif (mendukung) tentang kehamilan remaja sebanyak 19 orang (86,4%), sedangkan yang termasuk dalam kategori pengetahuan baik mempunyai sikap positif (tidak mendukung) tentang kehamilan remaja sebanyak 16 orang (69,6%). Hasil penelitian Arsih (2009) dalam Sri Yuniarti, melaporkan bahwa para remaja tidak memiliki pengetahuan khusus dan komprehensip mengenai kehamilan usia dini dan dampaknya. Sikap negatif remaja (mendukung) terhadap kehamilan usia dini disebabkan karena pengetahuan yang kurang disebabkan informasi yang didapatkan tidak akurat serta tidak terpapar informasi mengenai kehamilan usia dini dan dampaknya. Data remaja putri yang berusia 14-19 tahun di Desa Swadaya Bone adalah sebanyak 75 orang remaja putri. Dari 75 orang tersebut ada sebagian yang masih melanjutkan sekolah, ada yang sudah menikah, dan adapun beberapa yang putus sekolah akibat hamil. Data kasus kehamilan usia dini di Puskesmas Desa Swadaya

Bone terdapat 15 kasus kehamilan usia dini akibat kurangnya pengetahuan, diantaranya adalah tercatat pada bulan Januari- Desember 2014, usia < 20 tahun adalah 10 bayi lahir dengan BBLR, 4 kejadian abortus, dan 1 ibu mengalami perdarahan. Bahan dan Metode Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan fenomena, dimana peneliti hanya ingin mengetahui keadaan suatu fenomena yang terjadi. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi dan waktu merupakan rencana tentang tempat dan jadwal penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian. 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan tanggal 20 Maret 3 April 2015. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja putri yang berumur 14-19 tahun di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone. Populasi penelitian ini berjumlah 75 orang remaja putri. Berdasarkan dari beberapa data diatas sehingga mendasari peneliti untuk melakukan penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik Accidental Sampling yaitu tehnik pengambilan sampel dimana cara pengambilan sampel dilakukan secara kebetulan bertemu pada saat penelitian. Jumlah sampel yang didapat adalah 55 responden. Pengambilan sampel dilakukan di Desa Swadaya Bone. Pengumpulan Data 1. Data Primer Data yang dikumpulkan dari subjek penelitian dengan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, seperti umur, pendidikan, status perkawinan, dan status kehamilan. 2. Data Sekunder Data yang didapat dari Kepala Desa dan Puskesmas, yaitu jumlah remaja putri usia 14-19 tahun dan kasus kehamilan usia dini di Desa Swadaya Bone. Hasil Hasil penelitian ini diuraikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan disertai narasi sebagai penjelasan tabel, yang secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut : 1. Data Karakteristik Umum Responden a. Umur

Umur responden bervariasi rentang antara 14 19 tahun, variasi tersebut dapat dilihat pada tabel 1, sebagai berikut : Tabel 1 Distribusi Responden Menurut Umur di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2015 Umur (tahun) n % 14 9 16,4 15 4 7,3 16 7 12,7 17 13 23,6 18 7 12,7 19 15 27,3 Tabel 1 menunjukkan bahwa distribusi responden yang paling banyak adalah pada umur 19 tahun yaitu sebanyak 15 orang (27,3 %), sedangkan responden yang paling sedikit adalah pada umur 15 tahun yaitu sebanyak 4 orang (7,3%). b. Pendidikan Terakhir Distribusi responden pada penelitian ini menurut pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel 2, sebagai berikut : Tabel 2 Distribusi Responden Menurut Pendidikan Terakhir di Desa Swadaya Bone Tahun 2015 Pendidikan Terakhir n % Tidak Sekolah 2 3,6 SMP 17 30,9 SMA 36 65,5 Tabel 2 menunjukkan bahwa distribusi responden menurut pendidikan terakhir yang paling banyak adalah SMA yaitu sebanyak 36 orang (65,5 %), sedangkan pendidikan terakhir responden yang paling sedikit adalah tidak sekolah yaitu sebanyak 2 orang (3,6 %). c. Pekerjaan Distribusi responden pada penelitian ini menurut pekerjaan dapat dilihat pada tabel 3, sebagai berikut :

Tabel 3 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2015 Pekerjaan n % Pelajar 43 78,2 Ibu Rumah Tangga 7 12,7 Tidak bekerja 5 9,1 Tabel 3 menunjukkan bahwa distribusi responden menurut pekerjaan yang paling banyak adalah pelajar yaitu sebanyak 43 orang (78,2 %), sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang tidak bekerja yaitu sebanyak 5 orang (9,1 %). d. Status Perkawinan Distribusi responden pada penelitian ini menurut status perkawinan dapat dilihat pada tabel 4, sebagai berikut : Tabel 4 Distribusi Responden Menurut Status Perkawinan di Desa Swadaya Bone Tahun 2015 Status Perkawinan n % Kawin 7 12,7 Belum Kawin 48 87,3 Tabel 4 menunjukkan bahwa distribusi responden menurut status perkawinan yang paling banyak adalah belum kawin yaitu sebanyak 48 orang (87,3 %), sedangkan responden yang sudah kawin sebanyak 7 orang (12,7 %). e. Status Kehamilan Distribusi responden pada penelitian ini menurut status kehamilan dapat dilihat pada tabel 5, sebagai berikut : Tabel 5 Distribusi Responden Menurut Status Kehamilan di Desa Swadaya Bone Tahun 2015 Status Kehamilan n % Hamil 3 5,5 Tidak Hamil 52 94,5

Tabel 5 menunjukkan bahwa distribusi responden menurut status kehamilan yang paling banyak adalah tidak hamil yaitu sebanyak 52 orang (94,5 %), sedangkan responden yang hamil sebanyak 3 orang (5,5 %). 2. Deskripsi Variabel yang Diteliti a. Pengetahuan Distribusi frekuensi pengetahuan remaja putri tentang kehamilan usia dini di Desa Swadaya Bone dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 6 Distribusi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini di Desa Swadaya Bone Tahun 2015 Pengetahuan n % Kurang 7 12,7 Cukup 48 87,3 Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup tentang kehamilan usia dini yaitu sebanyak 48 orang (87,3 %). b. Sikap Distribusi frekuensi sikap remaja putri tentang kehamilan usia dini di Desa Swadaya Bone dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 7 Distribusi Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini di Desa Swadaya Bone Tahun 2015 Sikap n % Kurang 7 12,7 Baik 48 87,3 Tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri memiliki sikap yang baik tentang kehamilan usia dini yaitu sebanyak 48 orang (87,3 %). 3. Distribusi Karakteristik Dengan Variabel a. Distribusi pendidikan berdasarkan pengetahuan Tabel 8 Distribusi Pendidikan Remaja Putri Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri di Desa Swadaya Bone Tahun 2015 Pengetahuan Pendidikan Kurang Cukup Jumlah n % n % n % Tidak Sekolah 0 0 2 100,0 2 100,0 SMP 3 17,6 14 82,4 17 100,0 SMA 4 11,1 32 88,9 36 100,0

Jumlah 7 12,7 48 87,3 55 100,0 Tabel 8 menunjukkan bahwa distribusi pendidikan remaja putri berdasarkan pengetahuan remaja putri yang paling banyak yaitu pengetahuan cukup pada kategori pendidikan SMA sebanyak 32 orang (88,9 %) sedangkan pengetahuan kurang pada kategori pendidikan SMA sebanyak 4 orang (11,1 %). b. Distribusi pengetahuan berdasarkan sikap Tabel 9 Distribusi Pengetahuan Remaja Putri Berdasarkan Sikap Remaja Putri di Desa Swadaya Bone Tahun 2015 Sikap Pengetahuan Kurang Baik Jumlah n % n % n % Kurang 5 71,4 2 28,6 7 100,0 Cukup 2 4,2 46 95,8 48 100,0 Jumlah 7 12,7 48 87,3 55 100,0 Tabel 9 menunjukkan bahwa distribusi pengetahuan remaja putri berdasarkan sikap remaja putri yang paling banyak yaitu pengetahuan cukup dan sikap baik sebanyak 46 orang (95,8 %), sedangkan pengetahuan kurang dan sikap kurang sebanyak 5 orang ( 71,4 %). Pembahasan 1. Pengetahuan remaja putri tentang kehamilan usia dini di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone. Berdasarkan dari hasil yang di dapat dari kuesioner dan diolah dalam sistem komputer SPSS maka didapatkan gambaran mengenai pengetahuan remaja putri tentang kehamilan usia dini yaitu dari 55 remaja putri, didapatkan 48 (87,3 %) remaja putri berpengetahuan cukup dan 7 (12,7 %) remaja putri berpengetahuan kurang. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki seseorang antara lain adalah faktor internal maliputi faktor jasmani dan rohani serta faktor eksternal meliputi lingkungan, sosial media, dan pendidikan. Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa distribusi pendidikan remaja putri berdasarkan pengetahuan remaja putri yang paling banyak yaitu pengetahuan cukup pada kategori pendidikan SMA sebanyak 32 (88,9 %) remaja putri sedangkan pengetahuan kurang pada kategori pendidikan SMA sebanyak 4 (11,1 %) remaja putri. Hasil ini didapatkan karena sebagian besar remaja putri dengan tingkat pendidikan SMA, artinya mereka sudah mempunyai banyak ilmu

pengetahuan karena sudah melalui 3 tingkat pendidikan. Pengetahuan responden pada penelitian ini masih ada yang berada pada kategori kurang yaitu sebanyak 7 (12,7 %) remaja putri. Hal ini karena pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja sangatlah minim, informasi yang kurang akurat dan benar tentang kesehatan reproduksi sehingga memaksa remaja untuk melakukan oksplorasi sendiri, baik melalui media (cetak dan elektronik) dan hubungan pertemanan, yang besar kemungkinannya justru salah. Ternyata sebagian besar remaja merasa tidak cukup nyaman curhat dengan orang tuanya, terutama bertanya seputar masalah seks. Oleh karena itu, remaja lebih suka mencari tahu sendiri melalui sesama temannya. Selain itu, pengetahuan tentang akibat pernikahan usia dini dan kesiapan secara fisik merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan pada pasangan yang menikah diusia dini terutama pihak wanitanya. Hal ini berkaitan dengan kehamilan dan proses melahirkan. Secara fisik, tubuh mereka belum siap untuk melahirkan karena tulang panggul meraka masih kecil sehingga membahayakan persalinan. Menurut Kusmiran (2013), pada usia 14-18 tahun, perkembangan otot-otot rahim belum cukup baik kekuatan dan kontraksinya sehingga jika terjadi kehamilan rahim dapat ruptur (robek). Di samping otot rahim, penyangga rahim juga belum cukup kuat untuk menyangga kehamilan sehingga risiko yang lain dapat juga terjadi yaitu prolapsus uteri (turunnya rahim ke liang vagina) pada saat persalinan. Pada usia 14-19 tahun, sistem hormonal belum stabil. Hal ini dapat dilihat dari siklus menstruasi yang belum teratur. Ketidakteraturan tersebut dapat berdampak jika terjadi kehamilan. Kehamilan menjadi tidak stabil, mudah terjadi perdarahan, dan terjadilah abortus atau kematian janin. Usia kehamilan terlalu dini dari persalinan memperpanjang rentang usia reproduksi aktif. Hal ini dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim di kemudian hari. 2. Sikap remaja putri tentang kehamilan usia dini di Desa Swadaya Bone. Berdasarkan dari hasil yang di dapat dari kuesioner dan diolah dalam sistem komputer SPSS maka didapatkan gambaran mengenai sikap remaja putri tentang kehamilan usia dini yaitu 55 remaja putri, didapatkan 48 (87,3 %) remaja putri dengan sikap baik dan 7 (12,7 %) remaja putri dengan sikap kurang. Menurut Notoatmodjo (2007), sikap juga diartikan sebagai respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senangtidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya). Responden dengan sikap yang baik disebabkan karena mereka mengerti tentang kehamilan usia dini dan risiko yang akan disebabkan oleh kehamilan usia dini. Selain karena mereka sudah mendapat pendidikan seksual di sekolah, mereka juga sering melihat di media elektronik dan banyak pengalamanpengalaman yang mereka lihat secara langsung maupun tidak langsung.

Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa distribusi pengetahuan remaja putri berdasarkan sikap remaja putri yang paling banyak yaitu pengetahuan cukup dan sikap baik sebanyak 46 (95,8 %) remaja putri, sedangkan pengetahuan kurang dan sikap kurang sebanyak 5 (71,4 %) remaja putri. Hasil ini didapatkan karena remaja putri dengan pengetahuan cukup membuat mereka banyak tahu tentang kehamilan usia dini, serta risiko kehamilan usia dini. Berdasarkan hasil penelitian Sri Yuniarti (2011), sikap remaja putri tentang kehamilan usia dini masih kurang (negatife). Hal ini berbeda Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang kehamilan usia dini di Desa Swadaya Bone Tahun 2015 dapat disimpulkan bahwa : 1. Pengetahuan cukup mengenai kehamilan usia dini yaitu sebanyak 48 (87,3 %) remaja putri. 2. Sikap baik mengenai kehamilan usia dini yaitu sebanyak 48 (87,3%) remaja putri. Saran 1. Bagi remaja putri diharapkan menambah informasi tentang organ reproduksi wanita dan risiko kehamilan usia dini agar dapat mencegah terjadinya kehamilan usia dini. 2. Bagi Kepala Desa di Desa Swadaya diharapkan meningkatkan kerjasama dengan instansi-instansi kesehatan untuk mengadakan pelatihan tambahan pada penelitian diatas, dikarenakan remaja putri di Desa Swadaya Bone memiliki pengetahuan yang cukup sehingga didapatkan 48 (87,3 %) remaja putri dengan sikap baik. Sikap baik pada remaja putri ini perlu dipertahankan demi masa depan yang lebih baik. Walaupun demikian, remaja putri tetap harus ditumbuhkan kesadaran akan pentingnya informasi tentang kehamilan usia dini dan risiko yang akan disebabkan oleh kehamilan usia dini. Dengan bekal pengetahuan yang cukup, besar kemungkinan seseorang bersikap baik. pengetahuan mengenai kehamilan usia dini. Daftar Pustaka Asfriyanti, dkk 2009. The Journal of Public Health Info Kesehatan Masyarakat Tentang Kehamilan Pranikah, (online), Vol.IX No.I. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. (http://repository.usu.ac.id/bit stream/123456789/33909/4/c hapter%20ii.pdf, diakses 9 Februari 2015) Asfriyanti, dkk 2014. The Journal of Public Health Info Kesehatan Masyarakat Tentang Pernikahan Dini pada Remaja Putri yang Telah Menikah Dini, (online). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. (http://repository.usu.ac.id/bit stream/123456789/34601/5/c

hapter%20i.pdf, diakses 9 Februari 2015) Bartini, Istri. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Normal. Yogyakarta: Nuha Medika. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BkkbN). 2014. Pernikahan Dini Masih Tinggi, (online) (http://www.bkkbn.go.id, diakses 10 Februari 2015) Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Pawenrusi Esse P, dkk. 2015. Pedoman Penulisan Skripsi. Edisi 11. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar. Hidayat, Alimul A. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Kusmiran, Eny. 2013. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika. Manuaba, IBG, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Cetakan I. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.S Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta. Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika. Romauli, S. Vindari, AV. 2011. Kesehatan Reproduksi Buat Mahasiswi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Setiyaningrum, Erna dan Zulfa. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info Media. Yuniarti, Sri, dkk. 2011. Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini di Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta, (online). STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi. (http://stikesayani.ac.id/publi kasi/ejournal/files/2011/201108/20 1108-005.pdf, diakses 9 Februari 2015) Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.