KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Populasi dan Sampel Lokasi dan Waktu Penelitian Tehnik Sampling

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

V. SIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

a. Pengorganisasian masyarakat, peningkatan kesadaran masyarakat, peningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya, penggalangan kemitraan,

I. PENDAHULUAN. dan keberlangsungan hidup organisasi karena budaya terkait dengan nilai-nilai

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iding Tarsidi, 2013

I. PENDAHULUAN. Perkembangan industri dan organisasi bisnis yang semakin maju membuat. iklim persaingan bisnis semakin ketat. Untuk terus bertumpu

2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Le

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

MATRIKS RENSTRA DINSISNAKERTRANS KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

VIII. EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Profil. Yayasan Swiss untuk Kerja Sama Teknis

2. Upaya strategis Lembaga Pendidikan Swasta dalam menggali sumbersumber

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

X. KESIMPULAN DAN SARAN. identifikasi kemiskinan dan program strategi pemberdayaan masyarakat miskin

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

TELAAHAN PENINGKATAN KAPASITAS PENYULUHAN PERIKANAN: TUGAS PUSAT ATAU TUGAS DAERAH?

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

BAB II PROGRAM KERJA. Dinas Tenaga Kerja merupakan instansi teknis yang melaksanakan salah

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh data empirik

PENDAHULUAN Latar Belakang

RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING. #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor

BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB I PENDAHULUAN. sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Indonesian Student s Association in Japan 在日インドネシア留学生協会 Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdapat dua kolom nilai yang berbeda, yakni skor rata-rata subyek dari kategori level leader

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN BAGI LANJUT USIA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis,

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

PPL BLOK WAKTU. Universitas Pendidikan Indonesia

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

BAB I PENDAHULUAN. (UAS). Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam. emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru lebih

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA

BAB I PENDAHULUAN. desentralistik. Dari sisi desentralistik, Undang-Undang Nomor : 32 Tahun 2004

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BAB I PENDAHULUAN. sedikitnya hambatan-hambatan yang akan muncul. yang berkaitan dengan down-sizing, restrukturisasi dan persaingan global

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kab. Minahasa Selatan MISI TUJUAN SASARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN

BAB 13 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan memegang peranan sangat penting. Sumber daya manusia

Pendidikan & Promosi Kesehatan

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

Mata Kuliah Manajemen Pelatihan dan Pengembangan

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 058 TAHUN 2017 TENTANG TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PUSAT KAJIAN ADMINISTRASI INTERNASIONAL LAN (2009)

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

Sekolah Dasar seseorang dikembangkan untuk menguasai berbagai

STRATEGI UMUM DAN STRATEGI IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

KAJIAN KEBIJAKAN AKSELERASI PEMBANGUNAN PERTANIAN WILAYAH TERTINGGAL MELALUI PENINGKATAN KAPASITAS PETANI

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

VI. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN PETERNAKAN

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan sangat penting apabila berbicara tentang kualitas

PENGARUH KOMUNIKASI GURU DAN PARTISIPASI GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 2 KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

Transkripsi:

57 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya merupakan sebuah proses untuk meningkatkan kapasitas dan peningkatan kemampuan yang ada pada masyarakat baik dilihat dari aspek pengetahuan, sikap mental dan keterampilan dengan maksud agar masyarakat tersebut dapat menentukan alternatif-alternatif pilihan dalam memecahkan persoalan hidupnya. Dalam konsep pemberdayaan tersebut terdapat upaya peningkatan kekuatan (daya) yang dimiliki masyarakat agar masyarakat tersebut mempunyai kekuatan untuk maju dan berkembang, memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan, dan mampu mengakses berbagai layanan publik. Khusus terkait dengan pemberdayaan keluarga miskin di wilayah Kota Jakarta Utara, proses pemberdayaan tersebut harus dilakukan kegiatan secara terprogram dan terfokus untuk lebih meningkatkan kemampuan keluarga untuk memecahkan permasalahan-permasalahan hidupnya, baik ekonomi maupun sosial. Pola pemberdayaan keluarga miskin yang perlu untuk diperkuat adalah melalui penguatan, baik ekonomi maupun sosial. Setiap keluarga miskin melalui kepala keluarganya perlu diberikan pengetahuan yang kuat tentang pengelolaan. Keterlibatan kepala keluarga miskin dalam - tersebut diharapkan agar anggota (terdiri dari kepala keluarga miskin) diharapkan dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan dan sikapnya sehingga mampu meningkatkan aktivitas yang lebih produktif. Bagi keluarga miskin, keberdayaan keluarga menjadi titik lemah yang perlu untuk diperbaiki. Media untuk meningkatkan keberdayaan keluarga ke arah yang lebih positif tidak lain adalah melalui program pemberdayaan. Upaya dalam mengubah perilaku dalam mencari nafkah melalui merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dengan memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan agar seseorang mampu melakukan usaha ekonomi produktif. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui berbagai pelatihan, penyuluhan, dan pendampingan, serta berbagai bentuk

58 bantuan modal usaha maupun bantuan sarana prasarana usaha kepada sasaran. Dengan kata lain, semua program pemberdayaan diarahkan agar keluarga miskin yang menjadi sasaran menjadi lebih berdaya. Secara skematis, kerangka berpikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. Intervensi Pemberdayaan Oleh Pemerintah Pendekatan Perorangan Pengetahuan (Knowledge) Keterampilan (Skill) Keberdayaan Keluarga Miskin Meningkat: Pendekatan Sikap Mental (Attitude) Peningkatan Pendapatan Keluarga Intervensi Pemberdayaan Oleh Swasta, NGO, PT Dll Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian Pemberdayaan keluarga miskin melalui pendekatan diarahkan kepada kemampuan di dalam memberdayakan keluarga miskin tersebut. Maksudnya adalah dengan adanya eksistensi yang diikuti oleh tiap-tiap kepala keluarga atau anggota keluarganya mampu tercipta sebuah perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental khususnya pola peningkatan keberdayaan keluarga. dalam hal ini merupakan sebuah kekuatan bagi keluarga miskin yang akan membantu memecahkan masalah masalah yang berhubungan dengan pola perubahan khususnya dalam beradaptasi, pencapaian tujuan, berintegrasi dan memiliki sistem nilai yang baik. Keberdayaan keluarga dalam keluarga miskin sangat diperlukan agar tiap - tiap

59 keluarga miskin tersebut dapat memiliki akses yang kuat dalam hal akses informasi, akses ekonomi, akses pelayanan publik, akses pasar serta akses akses lainnya. Dengan demikian dengan adanya keberdayaan keluarga bagi keluarga miskin tersebut, pada akhirnya akan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Tingkat kesejahteraan keluarga sebagai peubah tidak bebas (Y2) sangat ditentukan oleh peubah keberdayaan keluarga (Y1). Peubah keberdayaan keluarga tersebut sangat ditentukan oleh beberapa peubah bebas yang mempengaruhi antara lain:karakteristik individu (X1), karakteristik (X2), lingkungan keluarga (X3), lingkungan sosial (X4), dan intervensi pemberdayaan (X5). Secara skematis keterkaitan antar peubah dalam mendesain model pemberdayaan keluarga melalui pendekatan di dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di Kota Jakarta Utara dan Kota Bekasi, dapat dilihat pada Gambar 3. X1 Karakteristik Individu: X1.1. Pendidikan formal X1.2.Pendidikan non- Formal X1.3. Usia X1.4.Jumlah Tanggungan Keluarga X5 Intervensi Pemberdayaan: X5.1.Ketepatan Proses X5.2.Tingkat Kewenangan X5.3.Dukungan Fasilitasi X2 Karakteristik : X2.1. Kepemimpinan X2.2. Kedinamisan X2.3.Intensitas Komunikasi Antar X3 Sumber Daya Keluarga: X3.1. Dukungan Sumber Daya Fisik X3.2.Dukungan Sumber Daya Non Fisik Y1 Keberdayaan Keluarga: Y1.1. Tingkat Adaptasi Y1.2.Tingkat Pencapaian Tujuan Y1.3. Tingkat Integrasi Y1.4.Tingkat latensi X4 Lingkungan Sosial: X4.1.Dampak Negatif Kebijakan X4.2.Ketersediaan Sumberdaya ekonomi X4.3.Ketersediaan Sumberdaya Sosial X4.4.Peran Media Massa X4.5.Dukungan Jaringan Usaha X4.6. Peluang Kemitraan X4.7. Pengaruh Kultural Y2 Tingkat Kesejahteraan Keluarga: Y2.1.Tingkat Pendapatan Y2.2. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Y2.3. Pemenuhan Kebutuhan Sekunder Y2.4. Pemenuhan Kebutuhan Tertier Y2.5. Kesinambungan Usaha Y2.6. Ketepatan Pengelolaan Keuangan Gambar 3. Keterkaitan antar peubah yang berpengaruh terhadap keberdayaan keluarga miskin dalam meningkatkan kesejahteraannya

60 Guna memperjelas kerangka berpikir di atas terdapat beberapa paradigma beberapa konsep utama dalam kerangka berpikir di atas antara lain: (1) Paradigma karakteristik, (2) Paradigma keberdayaan keluarga, (3) Paradigma intervensi pemberdayaan, dan (4) Paradigma sumber daya keluarga: (1) Karakteristik merupakan suatu keadaan suatu dapat menguraikan, mengenali kekuatan-kekuatan yang terdapat dalam yang dapat membuka perilaku dan anggotaanggotanya (tabel 2). Tabel 2. Paradigma Karakteristik No. Indikator tidak berdaya Berdaya 1. Kepemimpinan 1. Pemimpin terlalu membebaskan anggota nya 1. Pemimpin memiliki kemampuan untuk menggerakkan anggota nya 2. Kedinamisan 2. Pemimpin terlalu mengandalkan hubungan yang personal kepada anggota tertentu 3. Pemimpin tidak memiliki informasi yang strategis bagi anggota nya 4. Pemimpin membebaskan anggota untuk mengambil keputusan yang tidak terarah 1. Anggota lebih mementingkan tujuan pribadi 2. Tidak terdapat pembagian tugas yang jelas 2. Pemimpin memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan hubungan interpersonal dengan anggota 3. Pemimpin memiliki kemampuan dalam memberikan informasi yang tepat kepada anggota 4. Pemimpin memiliki kemampuan untuk Memfasilitasi pengambilan keputusan secara tepat 1. Anggota memiliki keinginan yang kuat untuk 2. Terdapat tugas yang jelas dalam

61 Tabel 2. (Lanjutan) No. Indikator tidak berdaya Berdaya 3. Anggota lebih mementingkan tujuan pribadi 3. Anggota memiliki keinginan yang kuat untuk 4. Tidak terdapat pembagian tugas yang jelas 5. Pemimpin apatis terhadap anggota 6. Anggota bekerja sendiri-sendiri 7. Tidak memiliki pola kerja yang jelas antar anggota 8. Suasana kerja tidak kondusif 7. mengembangkan konflik yang merusak 8. Terdapat keinginan yang kuat untuk bekerja secara individual 4. Terdapat tugas yang jelas dalam 5. Pemimpin melakukan pemberdayaan terhadap anggota 6. Anggota memiliki kerja sama yang kuat 7. memiliki pola kerja sama yang konsisten 8. Terdapat suasana kerja yang harmonis dalam 7. Anggota menghindari konflik yang merusak hubungan antar anggota 8. Anggota memiliki komitmen yang kuat untuk memajukan 9. Lebih memfokuskan pada kepentingan masing-masing individu 3. Komunikasi 1. Anggota menerapkan komunikasi yang kaku 2. Kurang ada penghargaan antara anggota terhadap informasi 3. Memiliki tingkat kerja sama yang rendah antar anggota 4. Antar anggota saling tidak peduli antara yang satu dengan yang lain 9. Anggota memiliki komitmen untuk membesarkan 1. Memiliki tingkat intensitas interaksi yang tinggi antar anggota 2. Memiliki tingkat keeratan yang tinggi antar anggota 3. Memiliki tingkat kerja sama yang tinggi antar anggota 4. Memiliki saling pengertian yang tinggi antar anggota

62 (2) Keberdayaan keluarga merupakan kemampuan dari keluarga miskin untuk tetap bertahan hidup hidup, berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan yang terjadi pada lingkungan yang ada di sekitar keluarga sehingga mampu mencari alternatif di dalam memecahkan masalah yang dihadapi (tabel 3). Tabel 3. Paradigma Keberdayaan Keluarga No. Indikator Keluarga Tidak Berdaya Keluarga Berdaya 1. Kemampuan adaptasi 1. Keluarga Tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan 1. Keluarga mampu menyesuaikan dengan lingkungan 2. Kemampuan keluarga 3. Kemampuan berintegrasi 2. Keluarga lebih berorientasi ke masa lampau 3. Keluarga tidak mampu mengelola sumber daya keluarga 1. Keluarga tidak mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi 2. Keluarga tidak mampu bersosialisasi dengan lingkungan sosial 1. Keluarga apatis terhadap aktivitas keluarganya 2.Keluarga tidak memiliki nilai-nilai yang kuat yang dijunjung tinggi keluarga. 2. Keluarga mampu merubah orientasi ke masa kini dan masa depan 3. Keluarga mampu memanfaatkan sumber daya keluarga secara terarah 1. Keluarga mampu mendapatkan penghasilan yang layak 2. Keluarga mampu sosial 1. Keluarga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap aktivitas keluarganya 2.Keluarga memegang teguh nilai-nilai moral yang tinggi. 4. Tingkat Latensi 1. Antar anggota keluarga memiliki sikap saling curiga 2. Saling menjatuhkan antar anggota keluarga 3. Antar anggota keluarga bersikap egois 4. Anggota selalu berpikir stagnan 1. Keluarga memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap anggota keluarga 2. Antar anggota keluarga memiliki persaingan yang sehat untuk maju 3. Antar anggota keluarga memiliki kerja sama yang kuat 4. Anggota keluarga memiliki kesadaran untuk maju.

63 (3) Intervensi pemberdayaan merupakan Intervensi pemberdayaan adalah pelaksanaan program pemberdayaan yang dilakukan oleh lembaga lembaga formal baik oleh pihak pemerintah, swasta, NGO (Non Goverment Organization), perguruan tinggi dengan tujuan untuk merubah pengetahuan, sikap dan keterampilan anggota keluarga miskin sehingga mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh keluarga (tabel 4). Tabel 4. Paradigma Intervensi Pemberdayaan No. Indikator Intervensi Memperdayakan Intervensi Pemberdayaan 1. Ketepatan proses 1. Kegiatan yang tidak mengarah kepada pengelolaan sumber daya ekonomi 1. Serangkaian kegiatan pengelolaan sumber daya ekonomi 2. Kegiatan yang diarahkan kepada kepentingan konsumtif 3. Modal usaha bercampur baur dengan kegiatan konsumtif keluarga 4. Jaringan usaha yang sangat terbatas 5. Kemampuan pengelolaan organisasi yang sangat terbatas 2. Tingkat kewenangan 1. Keluarga sangat bergantung kepada pihak lain 2. Keluarga menjadi tidak teratur dengan program yang dijalankan 2. Mengembangkan kegiatan pengelolaan usaha 3. Pengelolaan pengembangan modal usaha 4. Pengelolaan pengembangan jaringan usaha 5. Keahlian pengelolaan organisasi 1. Keluarga mampu memahami kegiatan pemberdayaan 2. Keluarga secara mendiri menjalankan program pemberdayaan 3. Dukungan fasilitasi 1. Tidak memiliki dukungan usaha yang memadai dari pihak luar 2. Tidak berhubungan dengan pihak luar 1. Terdapat dukungan usaha dari pihak luar 2. Terdapat frekuensi yang tinggi khususnya dana stimulus dari pihak luar (4) Sumber daya keluarga merupakan sejumlah sumber daya yang ada dalam keluarga yang sangat berpengaruh terhadap segala aktivitas keluarga, baik yang berhubungan dengan aktivitas di dalam keluarga miskin ataupun yang terkait dengan aktivitas di luar keluarga miskin itu sendiri (tabel 5).

64 Tabel 5. Paradigma Sumber Daya Keluarga No. Indikator Sumber Daya Keluarga yang Tidak Potensial 1. Dukungan sumber 1. Kondisi rumah yang daya fisik sangat kumuh 2. Tiap-tiap kamar diisi oleh banyak orang 2. Dukungan sumber daya non fisik 3. Luas tanah rumah yang sempit 4. Posisi rumah yang terpencil jauh dari akses fasilitas umum 1. Antar anggota keluarga memiliki tingkat konflik yang tinggi 2. Antar anggota keluarga terlalu egois 3. Terdapat persaingan yang tidak sehat dengan keluarga lain 4. Antar keluarga saling mendominasi antara yang satu dengan yang lain 5. Anggota keluarga tidak peduli terhadap pendidikan Sumber Daya Keluarga yang Potensial 1. Memiliki rumah yang serasi 2. Masing-masing anggota keluarga memiliki kamar sendiri 3. Memiliki tanah rumah yang luas 4. Posisi rumah yang strategis 1. Memiliki rasa saling percaya antar anggota keluarga 2. Terdapat komunikasi yang intensif antar anggota keluarga 3. Terdapat komunikasi yang intensif dengan keluarga lain 4. Antar anggota keluarga terdapat keserasian koordinasi 5. Anggota keluarga memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pendidikan Hipotesis Untuk menjawab masalah penelitian ini, dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: (1) Karakteristik dan intervensi pemberdayaan berpengaruh secara nyata terhadap keberdayaan keluarga. (2) Karakteristik individu, sumber daya keluarga, dan lingkungan sosial berpengaruh secara nyata terhadap keberdayaan keluarga. (3) Keberdayaan keluarga berpengaruh secara nyata terhadap tingkat kesejahteraan keluarga.