BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman tentang perilaku konsumen dapat memberikan penjelasan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat pelayanan kesehatan (DepKes RI, 2002). paling tepat dan murah (Triyanto & Sanusi, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Sakit (illness) berbeda dengan penyakit (disease). Sakit berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar, setiap perusahaan berusaha menarik perhatian konsumen melalui. pemberian informasi tentang produk yang ditawarkan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia dihadapkan pada berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN OBAT DI APOTEK KELURAHAN WONOKARTO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal. Kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan Republik

BAB I LATAR BELAKANG. suatu usaha dalam pemilihan dan penggunaan obat obatan oleh individu UKDW

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

Gambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru

ANALISIS IKLAN OBAT BEBAS DAN OBAT BEBAS TERBATAS PADA ENAM MEDIA CETAK YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA PERIODE BULAN FEBRUARI-APRIL 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suksesnya sistem kesehatan adalah pelaksanaan pelayanan kefarmasian (Hermawati, kepada pasien yang membutuhkan (Menkes RI, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kinerja produk atau hasil yang pasien rasakan dengan harapannya. Dengan

Sri Hariati Dongge,S.Farm,Apt,MPH Dinas Kesehatan Kab. Konawe Sulawesi Tenggara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengobatan sendiri (swamedikasi) merupakan bagian dari upaya

LAMPIRAN. Hasil wawancara dengan Ibu Meilani Susanto selaku pimpinan harian CV.Angsoka.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Globalisasi membawa dampak yang sangat besar bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pasar yang begitu pesat telah mendorong

BAB I. Kesehatan merupakan hal yang penting di dalam kehidupan. Seseorang. yang merasa sakit akan melakukan upaya demi memperoleh kesehatannya

BAB I PENDAHULUAN. produk yang nantinya akan digemari oleh calon pelanggan. Banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang aktivitas sehari-hari. Kesehatan adalah kondisi yang terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan

SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN

BAB VI PENUTUP. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah : kepada oknum Dokter maupun Apoteker yang memang tidak mengindahkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membeli dan menggunakan produk untuk memenuhi kebutuhan. Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan. Salah satu aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Periode Zaman Penjajahan sampai Perang Kemerdekaaan Tonggak sejarah. asisten apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pengelolaan kesehata n dalam SKN

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dalam dunia bisnis dibidang telekomunikasi (Akbar, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran. Untuk tetap mendapatkan simpati dari konsumen, produsen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERSEPSI KUALITAS JASA PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN DI RSU SARAS HUSADA PURWOREJO. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan suatu indikator yang menggambarkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Karena dengan seiring berjalannya waktu, terdapat beragam produk dipasaran,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar rumah sakit baik lokal, nasional, maupun regional. kebutuhan, tuntutan dan kepuasan pelanggan.

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pelayanan kefarmasiaan saat ini telah berubah orientasinya dari

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sarana pelayanan kefarmasian oleh apoteker (Menkes, RI., 2014). tenaga teknis kefarmasian (Presiden, RI., 2009).

Kebijakan Obat Nasional, Daftar Obat Esensial Nasional, Perundangan Obat. Tri Widyawati_Wakidi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. sering terjadi pada penggunaan antibiotik, baik dengan menggunakan resep

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN) yang menjamin

BAB I PENDAHULUAN. multi level marketing. Saat ini terdapat lebih dari seratus perusahaan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Periode zaman penjajahan sampai perang kemerdekaaan tonggak sejarah. apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. khasiat sebagai obat. Bahkan, sekitar 300 spesies dimanfaatkan sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)

PENGARUH FAKTOR MOTIVASI, PERSEPSI DAN PEMBELAJARAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT PARACETAMOL GENERIK DI KECAMATAN BABADAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan. pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. di kota Sragen telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku perpindahan merek atau brand switching yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terbatas pada pelayanannya saja (Kuncoro,2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar

BAB I PENDAHULUAN. perbekalan kesehatan adalah pelayanan obat dan perbekalan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Self Medication menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Karateristik Masyarakat Yang Melakukan Swamedikasi Di Beberapa Toko Obat Di Kota Makassar. Program Studi Diploma III Farmasi Yamasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PADA MINIMARKET GALAXY DI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP SWAMEDIKASI BATUK DI APOTEK PANASEA BANJARMASIN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis dewasa ini semakin ketat, hal ini terjadi akibat adanya globalisasi dan perdagangan bebas. Perusahaan dituntut untuk memenangkan persaingan dengan cara mendapatkan pelanggan yang sudah dimiliki agar terus loyal. Guna mendukung hal tersebut, perusahaan harus mampu memahami dan mempelajari tentang perilaku konsumen. Pemahaman tentang perilaku konsumen dapat memberikan penjelasan tentang apa yang menjadi kebutuhan konsumen, alasan konsumen dalam memutuskan pembelian serta manfaat apa yang didapatkan konsumen pasca pembelian. Melalui pemahaman perilaku konsumen inilah suatu produk dipandang berbeda dari produk pesaingnya oleh konsumen. Faktor internal, faktor eksternal dan faktor situasional sangat mempengaruhi konsumen terhadap produk yang ditawarkan (Mulyadi Nitisusastro, 2012, h.64). Tidak jarang konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk karena pengaruh faktor internal, faktor eksternal ataupun faktor situasional. Pada penelitian ini faktor yang akan dikaji adalah faktor internal atau yang biasa disebut dengan faktor psikologis. Faktor psikologis konsumen diantaranya motivasi, persepsi dan pembelajaran. Pengaruh faktor psikologis memiliki peranan penting dalam pengambilan keputusan

2 konsumen, khususnya bila ada keterlibatan yang tinggi dan resiko yang dirasakan atas produk atau jasa yang memiliki fasilitas publik. Keadaan yang sering terjadi salah satunya adalah pengaruh faktor psikologis konsumen dalam memutuskan pembelian produk yang berhubungan dengan kesehatan. Pengaruh faktor psikologis dalam pembelian produk kesehatan disini meliputi motivasi atau alasan (dorongan konsumen) ingin membeli, persepsi atau bagaimana gambaran (pengetahuan konsumen) terhadap produk yang akan dibeli serta pembelajaran atau manfaat (pengalaman) yang dirasakan konsumen setelah membeli produk kesehatan. Obat merupakan produk kesehatan yang sangat erat dengan konsumen. Alasan pembelian obat selalu didasari dari dorongan dalam diri konsumen. Selanjutnya keputusan pembelian obat juga selalu dipengaruhi oleh faktor psikologis. Pemilihan obat yang tepat dan penjelasan yang benar, lengkap dan tidak menyesatkan sangat diharapkan untuk menghindari efek yang tidak diinginkan dan peningkatan kerasionalan penggunaan obat. Dorongan konsumen membeli obat didasari keadaan sakit atau masalah kesehatan yang dideritanya maupun orang lain. Konsumen biasanya akan pergi ke apotek untuk membeli obat yang dibutuhkan dengan tujuan melakukan Self-Medication atau membeli obat dengan menggunakan resep dari dokter atau pihak medis yang menanganinya. Self-Medication atau swamedikasi atau biasa juga disebut pengobatan sendiri merupakan

3 tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat dikonsumsi tanpa pengawasan dokter. Self-Medication dipilih karena alasan mengurangi biaya pengobatan ke dokter dan menganggap penyakit yang dirasakan hanya penyakit ringan. Sebelum memutuskan untuk membeli obat, pengetahuan tentang informasi obat sangat penting bagi konsumen untuk meminimalkan penyalahgunaan obat-obatan yang beredar bebas dipasaran serta membantu konsumen untuk mengenal lebih dalam obat-obat yang akan dikonsumsinya. Semakin banyaknya informasi atau pengetahuan konsumen tentang obatobatan, maka akan semakin membantu mereka melakukan Self-Medication berulang terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Salah satu nama obat yang sering dibeli untuk Self-Medication adalah Paracetamol. Obat ini merupakan obat yang paling laku dan paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Setiap kali menderita demam, Paracetamol sudah pasti akan menjadi obat yang paling dicari untuk menurunkan panas badan. Di dalam dunia medis Paracetamol biasa disebut sebagai Seleb-Drug atau selebritisnya obat karena paling dikenal oleh masyarakat. Paracetamol beredaran dipasaran dalam berbagai sediaan diantaranya tablet, kaplet, chew-tab, drops, eliksir dan suspensi drops yang dikemas khusus untuk bayi dan anak-anak. Paracetamol yang memiliki sinonim Acetaminofen ini merupakan obat generik (Departemen Kesehatan RI, 1979, h.37). Selain itu, Paracetamol ini juga memiliki nama paten atau

4 nama dagang yang tidak asing lagi bagi masyarakat. Diantaranya Sanmol, Pamol, Panadol, Tempra, Termorex dan sebagainya. Namun dalam penelitian ini Paracetamol yang akan dikaji lebih mendalam adalah Paracetamol generik. Istilah obat generik bagi sebagian masyarakat memang tidak asing lagi, bahkan mereka sering menjumpai saat melakukan pengobatan di puskesmas dan rumah sakit, dan juga secara bebas bisa dibeli di apotek tanpa pengawasan langsung dari dokter. Menurut Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (2008), penggunaan obat generik merupakan salah satu program Pemerintah dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat karena memberikan solusi sehat secara murah. Selain itu, bagi masyarakat yang sering melakukan Self-Medication pasti paham betul dengan obat yang satu ini. Dari pengetahuan konsumen tentang obat Paracetamol generik serta pengalaman konsumen pasca pembelian atau penggunaan, biasanya akan menimbulkan proses perubahan perilaku yang relatif permanen dan akan diterapkan pada masa yang akan datang jika menghadapi situasi yang sama. Situasi yang terjadi disini adalah kondisi masalah kesehatan atau menderita sakit baik yang dialami konsumen langsung maupun orang lain. Karena Paracetamol generik ini merupakan obat yang paling laku dan paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat serta sebutannya sebagai Seleb-Drug, menunjukan bahwa obat ini mempunyai keunikan tersendiri sehingga dikenal oleh masyarakat. Hal inilah yang menjadi alasan peneliti ingin mengetahui apa yang mempengaruhi konsumen memutuskan membeli

5 Paracetamol generik, yang terutama berasal dari dalam psikologis konsumen itu sendiri ditengah banyaknya jenis obat lainnya yang khasiatnya hampir sama dengan Paracetamol generik bahkan memiliki harga yang jauh lebih mahal. Faktor yang berasal dari psikologis konsumen meliputi motivasi, persepsi dan pembelajaran dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian. Dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Faktor Motivasi, Persepsi dan Pembelajaran Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Obat Paracetamol Generik di Kecamatan Babadan. Peneliti memilih lokasi di Kecamatan Babadan karena berdasarkan observasi langsung Kecamatan Babadan memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan banyak memiliki tempat pelayanan kesehatan. Serta alasan rasional yang lebih mendorong peneliti melakukan penelitian di Kecamatan Babadan karena banyak masyarakat Kecamatan Babadan yang datang ke apotek dan membeli obat untuk melakukan Self- Medication tanpa pengawasan dari dokter namun mendapat pengarahan langsung dari Apoteker atau Asisten Apoteker yang bertugas di tempat. Dan diharapkan peneliti dapat mengetahui informasi dan pengetahuan dari penelitian mengenai faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli dan menggunakan produk kesehatan.

6 1.2. Perumusan Masalah Masalah yang menjadi dasar penelitian ini adalah adanya pengaruh faktor psikologis dari dalam diri masyarakat Kecamatan Babadan saat akan memutuskan untuk membeli obat Paracetamol Generik. Faktor psikologi yang diantaranya adalah faktor motivasi, persepsi dan pembelajaran ini diduga dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen terhadap produk obat Paracetamol khususnya Paracetamol generik. Motivasi yang mendasari seseorang untuk melakukan keputusan pembelian akan dipengaruhi juga oleh persepsinya terhadap apa yang diinginkan serta pembelajaran yang didapatnya setelah membeli dan menggunakan produk tersebut. Namun dari ketiga faktor pengaruh tersebut, ada faktor yang lebih dominan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap keputusan konsumen dalam membeli paracetamol generik di Kecamatan Babadan? b. Bagaimana pengaruh persepsi terhadap keputusan konsumen dalam membeli paracetamol generik di Kecamatan Babadan? c. Bagaimana pengaruh pembelajaran terhadap keputusan konsumen dalam membeli paracetamol generik di Kecamatan Babadan? d. Pengaruh manakah yang lebih dominan terhadap keputusan konsumen dalam membeli paracetamol generik di Kecamatan Babadan?

7 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian 1. Tujuan individual a. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap keputusan konsumen dalam membeli paracetamol generik di Kecamatan Babadan. b. Untuk mengetahui pengaruh persepsi terhadap keputusan konsumen dalam membeli paracetamol generik di Kecamatan Babadan. c. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran terhadap keputusan konsumen dalam membeli paracetamol generik di Kecamatan Babadan. d. Untuk mengetahui pengaruh manakah yang lebih dominan terhadap keputusan konsumen dalam membeli paracetamol generik di Kecamatan Babadan. 2. Tujuan Fungsional Untuk tambahan referensi mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bidang pemasaran khususnya yang terkait dengan keputusan pembelian, baik untuk para mahasiswa yang membutuhkan bahan acuan untuk penelitian yang sejenis maupun kalangan umum. 3. Tujuan Operasional Untuk dasar acuan menentukan kebijakan dan pengembangan strategi pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan pasar sasaran, baik untuk perusahaan, apotek, toko obat yang menjual obat Paracetamol Generik dalam berbagai sediaan.

8 1.3.2. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pemahaman mengenai manajemen pemasaran yang berhubungan dengan teori perilaku konsumen, manfaat produk serta faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Khususnya faktor pribadi yang meliputi motivasi, persepsi dan pembelajaran konsumen. 2. Bagi Pihak Pemasar Sebagai informasi untuk menentukan kebijakan dan strategi pemasaran usaha dalam meningkatkan volume penjualan melalui perilaku konsumen. 3. Bagi Universitas Muhammadiyah Ponorogo Sebagai bahan kajian ilmu dan menambah referensi dalam hal memahami ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manajemen pemasaran khususnya tentang perilaku konsumen yang berkaitan dengan faktor faktor seperti motivasi, persepsi dan pembelajaran konsumen dalam memutuskan pembelian. 4. Bagi Masyarakat Sebagai informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan pembelian terhadap suatu produk serta dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya bidang pemasaran. Serta sarana informasi bagi masyarakat

9 untuk selalu menggunakan obat-obat generik sebagaimana yang telah diprogramkan oleh Pemerintah RI.