BAB II KAJIAN PUSTAKA. pelabuhan, fasilitas pelabuhan atau untuk menangkap pasir. buatan). Pemecah gelombang ini mempunyai beberapa keuntungan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Diketahui data data lapangan sebagai berikut :

BAB VI PERENCANAAN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. gelombang laut, maka harus dilengkapi dengan bangunan tanggul. diatas tadi dengan menggunakan pemilihan lapis lindung berupa

BAB V RENCANA PENANGANAN

BAB VI PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PANTAI

STABILITAS STRUKTUR PELINDUNG PANTAI AKIBAT PEMANASAN GLOBAL

ANALISIS STABILITAS BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG BATU BRONJONG

BAB VII PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PELINDUNG PANTAI

BAB II STUDI PUSTAKA

PEMODELAN BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG SISI MIRING DENGAN VARIASI PELINDUNG LAPISAN INTI PADA UJI LABORATORIUM DUA DIMENSI ABSTRAK

Erosi, revretment, breakwater, rubble mound.

ANALISIS STABILITAS STRUKTUR BREAKWATER MENGGUNAKAN BATU BRONJONG DI SERANG BANTEN ABSTRAK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PEMECAH GELOMBANG PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP

TUGAS AKHIR EVALUASI DAN REVIEW DESIGN MENGGUNAKAN HUDSON THEORY PEKERJAAN BREAKWATER DI PANTAI KARTINI JEPARA. Riyadh Hidayatul Khaq

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Banten. Sumber-sumber gempa di Banten terdapat pada zona subduksi pada pertemuan

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

2.6. Pengaruh Pemecah Gelombang Sejajar Pantai / Krib (Offshore Breakwater) terhadap Perubahan Bentuk Garis Pantai Pada Pantai Pasir Buatan...

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang melandasi setiap

DESAIN STRUKTUR PELINDUNG PANTAI TIPE GROIN DI PANTAI CIWADAS KABUPATEN KARAWANG

ESTIMASI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN GROIN UNTUK MENGATASI EROSI PADA KAWASAN PESISIR PANTAI UTARA TELUK BAGUALA AMBON. Tirza Jesica Kakisina * Abstract

BAB 4 HASIL ANALISA PENGARUH GEMPA TERHADAP KONSTRUKSI LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL WOVEN

BAB I PENDAHULUAN. langsung berada dibawah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Aceh.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

DESAIN DAN PERHITUNGAN STABILITAS BREAKWATER

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN INFRASTRUKTUR REKLAMASI PANTAI MARINA SEMARANG ( DESIGN OF THE RECLAMATION INFRASTRUCTURE OF THE MARINA BAY IN SEMARANG )

STUDI KESTABILAN BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG SISI MIRING DENGAN PENEMPATAN GEOTUBE PADA LAPISAN INTI ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFEKTIVITAS BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG DENGAN VARIASI BATU PELINDUNG DOLOS DAN TETRAPOD PADA KONDISI TENGGELAM ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

LEMBAR PENGESAHAN. Disusun oleh : DHANANG SAMATHA PUTRA L2A DWI RETNO ANGGRAENI L2A Disetujui pada : Hari : Tanggal : November 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi pada Proyek Detail Desain Bendung D.I.

PERENCANAAN REVETMENT MENGGUNAKAN TUMPUKAN BRONJONG DI PANTAI MEDEWI JEMBRANA

BAB V PERENCANAAN DAM PENGENDALI SEDIMEN

BAB X PENUTUP KESIMPULAN

PERENCANAAN SEAWALL ( TEMBOK LAUT ) DAN BREAK WATER ( PEMECAH GELOMBANG ) UNTUK PENGAMAN PANTAI TUBAN. Suyatno

BAB VII PERENCANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN

DAFTAR ISI. i ii iii. ix xii xiv xvii xviii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STABILITAS DINDING PENAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB VI PERENCANAAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI)

PERENCANAAN PEMECAH GELOMBANG PELABUHAN TNI AL PONDOK DAYUNG JAKARTA UTARA

ANALISIS STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (STUDI KASUS: SEKITAR AREAL PT. TRAKINDO, DESA MAUMBI, KABUPATEN MINAHASA UTARA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada makalah ini adalah penjelasan mengenai bangunan pantai dan beberapa contohnya.

PERENCANAAN BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG PADA PANTAI KUWARU, DUSUN KUWARU, DESA PONCOSARI, KECAMATAN SRANDAKAN, KABUPATEN BANTUL

Vol.15 No.2. Agustus 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kebutuhan untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada baik sarana dan

BAB VI PERENCANAAN CHECK DAM

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR

Avin Silaban NRP: Pembimbing: Olga Catherina Pattipawaej, Ph.D. ABSTRAK. FK 2 untuk guling, FK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II STUDI PUSTAKA

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

D3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN BAB II DASAR TEORI

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

VI. TEKANAN TANAH. Contoh. Dalam keadaan dinding penahan tanah menerima tekanan berupa tekanan Hidrostatis, misal air pada kolam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk

Untuk tanah terkonsolidasi normal, hubungan untuk K o (Jaky, 1944) :

TURAP REKAYASA PONDASI II 2013/2014

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB VIII PERENCANAAN PONDASI SUMURAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN BORED PILE SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 3. Metodologi. Sebelum membahas lebih lanjut penggunaan single tube dalam aplikasi

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

TEKANAN TANAH LATERAL

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

DINDING PENAHAN TANAH ( Retaining Wall )

ANALISA GRAVITY WALL DAN CANTILIVER WALL DITINJAU DARI SEGI EKONOMIS TERHADAP TINGGI YANG VARIATIF

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENGAMANANAN PANTAI DARI BAHAYA ABRASI DI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK

Bab III Metode Penelitian

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN

BAB III LANDASAN TEORI. Bangunan Gedung SNI pasal

Suatu kriteria yang dipakai Perancang sebagai pedoman untuk merancang

ANALISA STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING WALL) AKIBAT BEBAN DINAMIS DENGAN SIMULASI NUMERIK ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI. batu yang berfungsi untuk tanggul penahan longsor. Langkah perencanaan yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2.1 Batasan Pantai (Triatmodjo B, 1999)

Perencanaan Stabilitas Lapis Lindung Tertapond Pada Pemecah Gelombang Di Pantai Glagah Kulon Progo

ANALISIS STABILITAS STRUKTUR PELINDUNG PANTAI BATU BRONJONG DI PANTAI BENGKULU ABSTRAK

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

BAB VI USULAN ALTERNATIF

III - 1 BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

4 BAB VIII STABILITAS LERENG

ANALISIS DIMENSI DAN KESTABILAN PEMECAH GELOMBANG PELABUHAN PERIKANAN LAMPULO BANDA ACEH

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Bangunan tanggul pemecah gelombang secara umum dapat diartikan suatu bangunan yang bertujuan melindungi pantai, kolam pelabuhan, fasilitas pelabuhan atau untuk menangkap pasir. Dalam merencanakan atau mendisain sebuah struktur bangunan tanggul pemecah gelombang (breakwater) dapat menggunakan metode yang efisien, misal menggunakan Rubble Mound Breakwater yaitu suatu pemecah gelombang yang dibuat dari tumpukan batu (batu alam ataupun buatan). Pemecah gelombang ini mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya : a. mudah diperbaiki. b. harga relatif murah apabila batu alam tersedia di dekat lokasi pembangunan. c. tidak menuntut persyaratan yang berat pada tanah dasar (fondasi). (teknik pantai, 1986). Metode ini juga didukung oleh teori Revetment dari tumpukan batu pecah yaitu bangunan dibuat dalam beberapa lapis. Lapis terluar merupakan lapis pelindung yang terbuat dari batu dengan ukuran besar yang direncanakan mampu menahan serangan gelombang. Lapis di II - 1

bawahnya terdiri dari tumpukan batu dengan ukuran lebih kecil. Bangunan ini merupakan konstruksi fleksibel yang dapat mengikuti penurunan atau konsolidasi tanah dasar. Kerusakan yang terjadi, seperti longsornya batu pelindung, mudah diperbaiki dengan menambah batu tersebut. Oleh karena itu diperlukan persediaan batu pelindung di dekat lokasi bangunan. (fadly soetrisno institute, 2010). Setelah perencanan atau disain struktur bangunan selesai dibuat dengan metode yang diplih yang dirasa sudah efisien, selanjutnya adalah penerapan langsung dilapangan (proses pekerjaan struktur bangunan). Adapun kadang terjadi kendala pada proses pembangunan atau kerusakan yang terjadi setelah selesai dari pelaksanaan pembangunan struktur. Pada laporan tugas akhir ini kebetulan kendala yang dihadapi adalah problem yang terjadi setelah selesai pekerjaan terjadi kerusakan, yaitu bergesernya blok beton sebagai lapis pelindung pada bangunan yang disebabkan oleh pukulan gelombang Melihat kejadian tentang rujukan teori dasar perencanaan struktur breakwater, stabilitas bangunan dan solusi jika terjadi kerusakan struktur bangunan. untuk mengatasi masalah kerusakan (keruntuhan) pada bangunan ada beberapa teori: 1. Membangun kembali bentuk breakwater Proses keruntuhan akibat pukulan gelombang umumnya diawali dari bergesernya batu pelindung pada tempat kritis, yaitu lokasi yang II - 2

paling tidak stabil. Keseimbangan bentuk yang baru akan secara otomatis terbentuk akibat gravitasi dengan bergesernya batu-batu di sekelilingnya. Bila pukulan gelombang semakin keras, sejumlah batu akhirnya akan menggelinding ke bawah, dan puncak breakwater mengalami penurunan. Pukulan-pukulan gelombang selanjutnya dapat meruntuhkan material yang berada di puncak breakwater, dan bahkan mengupas lapis pelindungnya. Kalau lapisan pelindung sudah terkoyak, lapisan inti yang dibuat dari batu yang lebih kecil akan semakin mudah dihancurkan gelombang. Pengatasan kerusakan seperti itu dilakukan dengan membangun kembali bentuk breakwaternya. Kali ini, lapis pelindungnya harus yang benar-benar kuat menahan pukulan gelombang di tempat itu. Faktor lain yang harus diperhatikan ialah kestabilan lapis pelindung terhadap getaran, karena setiap terjadi getaran yang kuat, formasi batu-batuan akan mengalami perubahan baik kecil (tidak berbahaya) maupun besar yang membahayakan kestabilan bentuk breakwaternya (IAS-Breakwater, 2012). 2. Memperbaiki stabilitas lapis pelindung Batuan yang dipakai (rubble mound) dan juga batu berbentuk kubus mempunyai bidang vertikal yang menerima impact sangat besar, yang membahas tekanan dinamik pada bidang vertikal, hal ini akan mempercepat umur batu. Dalam arti kata lain bahwa kubus adalah batu pelindung yang sangat tidak baik. Kasus ini banyak ditemui seperti di Pelabuhan Gunaksa Bali (baru) yang hilang terkena gelombang pada saat dipasang (IAS-Breakwater, 2012). II - 3

3. Perencanaan kembali struktur bangunan Dengan menggunakan rumusan rumusan yang sudah ada, direncanakan kembali struktur bangunan yang lebih stabil dari perencanaan yang pertama untuk armor (jenis pelindung). 2. 2 Review Design Breakwater Pemecah gelombang adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah perairan dari gangguan gelombang. Ada 2 tipe pemecah gelombang yaitu pemecah gelombang sambung pantai untuk perlindungan perairan pelabuhan dan pemecah gelombang lepas pantai yang digunakan untuk perlindungan pantai terhadap erosi. (Triatmodjo, 224,1999). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pemecah gelombang adalah stabilitas batu lapis pelindung, dimensi, dan runup gelombang. Untuk pemecah gelombang sisi miring, berat butir pelindung dihitung dengan menggunakan Hudson Theory. Hudson Theory adalah : suatu formula atau rumusan yang dipergunakan untuk menghitung/mendesign struktur breakwater. Adapun langkah langkah perhitungan breakwater dapat dijelaskan sebagai berikut : 2.2.1 Elevasi Puncak Breakwater Kemiringan sisi breakwater direncanakan 1 : 2 Panjang gelombang :...(persamaan 1) II - 4

Bilangan Irribaren didapatkan :.(persamaan 2) Untuk lapis lindung dengan kontruksi dari batu pecah (quarry stone); pada Ir = 3.305 didapatkan nilai Run-up sesuai dengan grafik Run-up Gelombang (Bambang Triatmodjo, 1996). Gambar 2.1. Grafik Run up Gelombang Ru/ H = (angka hasil dari grafik) Didapatkan elevasi Puncak pemecah gelombang dengan tinggi kebebasan 0.5 m, yaitu : Elevasi = HWL + Ru + 0.5 Tinggi breakwater : H breakwater = Elv breakwater Elv dasar laut II - 5

2.2.2 Berat Butir Lapis Lindung Koefisien Stabilitas : Didapat dari Tabel 2.1. Koefisien Stabilitas KD untuk Berbagai Jenis Butir yaitu : Catatan : n : Jumlah susunan butir batu dalam lapisan pelindung *1 : Penggunaan n = 1 tidak disarankan untuk kondisi gelombang pecah *2 : Sampai ada ketentuan lebih lanjut tentang nilai KD, penggunaan KD dibatasi pada kemiringan 1:1,5 sampai 1:3 *3 : Batu ditempatkan dengan sumbu panjangnya tegak lurus permukaan bangunan Rumus yang dipakai :.(persamaan 3) W = Berat batu pelindung (ton) (γr) = Berat jenis (t/m3) H = Tinggi gelombang rencana (m) θ = Sudut kemiringan sisi pemecah gelombang KD = Koefisien Stabilitas yang tergantung pada bentuk batu pelindung, kekasaran permukaan batu, ketajaman sisi sisinya, ikatan antar butir dan keadaan pecahnya gelombang II - 6

2.2.3 Lebar Puncak Rumus yang dipakai :.(persamaan 4) B n KΔ W (γr) = Lebar Puncak Breakwater = 3 (minimum) = Koefisien Lapis = Berat butir lapis pelindung (ton) = Berat Jenis 2.2.4 Tebal Lapis Pelindung.(persamaan 5) t n KΔ W (γr) = Tebal lapis dinding = 2 (minimum) = Koefisien Lapis = Berat butir lapis pelindung (ton) = Berat Jenis 2.2.5 Lebar Kaki B = 3 x t.(persamaan 6) B t = Lebar kaki = Tebal lapis dinding 2.2.6 Tebal Kaki T = 2 x t.(persamaan 7) T = Tebal kaki t = Tebal lapis dinding II - 7

2.3 Stabilitas Pemecah Gelombang (Breakwater) Gaya-gaya yang bekerja pada breakwater adalah : a. Akibat Beban Sendiri Breakwater Menghitung berat sendiri break water : W = A. K.(persamaan 8) W = Berat sendiri breakwater A = Luas penampang breakwater (γ) = Berat jenis (t/m3) b. Akibat Beban Gempa Koefisien gempa diambil yang terkecil dari koefisien gempa = 0,3. Berat sendiri breakwater dikalikan koefisien gempa. c. Akibat Angin Fw = W. A. K.(persamaan 9) W = Tekanan angin = c.v² c = Koef. Angin v = Kec. Angin A = Luas penampang breakwater K = 1,3 (factor keamanan) Jadi, Total Gaya Vertical : Σ V = Akibat Berat Sendiri Breakwater Total Gaya Horizontal : Σ H = Akibat Beban Gempa + Beban Angin II - 8

Untuk kontrol Stabilitas Breakwater adalah : 2.3.1 Stabilitas Terhadap Geser Syarat : V. tan H 1,5 2.3.2 Stabilitas Terhadap Guling M lawan guling Syarat : M guling > 2 M guling : H. ( H/2 ) M lawan guling : V. ( B/2 ) 2.3.3 Stabilitas Terhadap Eksentrisitas Syarat : e < ē ē : 1/6. B e : 2 B - x Χ : M lawan guling V M guling 2.3.4. Stabilitas Terhadap Daya Dukung Tanah 12 : F V M pasir W F : B. 1m M : V. W : 1/6. 1. B² II - 9