BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sarana transportasi yang memadai, maka pergerakan ekonomi antar wilayah suatu

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh dalam kegiatan-kegiatan seperti perekonomian, pengiriman barang atau jasa,

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk membedakan secara fisik maupun non fisik dengan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, yang dapat digunakan oleh siapa saja dengan cara membayar atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan kota lainnya baik yang berada dalam satu wilayah administrasi propinsi

BAB I PENDAHULUAN. ini. Oleh karena itulah membangun kepercayaan konsumen dan citra perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien. Didalam bidang transportasi khususnya

BAB I. Pendahuluan. pesat di berbagai negara, salah satunya Indonesia. Indonesia merupakan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjabarkan pendahuluan penelitian. Pendahuluan berisi latar

BAB I PENDAHULUAN. antarprovinsi baik yang kecil maupun yang besar sangat ketat. Pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. ada dalam menghadapi persaingan antar perusahaan sejenis dalam memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. besar. Bisnis pengolahan makanan sangat potensial mengingat kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sewa. Bus antarkota dalam provinsi (AKDP) adalah klasifikasi perjalanan bus

PENGARUH KOMUNITAS MEREK ONLINE DALAM MEMAKSIMALKAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PERUSAHAAN JASA OTOBIS NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. eceran terus berkembang seiring dengan keinginan dan selera pelanggan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan gaya hidup yang terjadi pada masyarakat Indonesia khususnya di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era Globalisasi ini jumlah penduduk di Indonesia semakin bertambah,

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

Pusat pembangunan sekaligus pusat pertumbuhan ekonomi nasional telah berkembang begitu pesat terutama pada industri restoran. Data di atas menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat tren jumlah penumpang yang menurun, fluktuasi harga bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

BAB I PENDAHULUAN. itu, baik secara individual, maupun secara sosial. Transportasi mempermudah. manusia melakukan mobilisasi untuk aktivitasnya.

I. PENDAHULUAN. sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan urat nadi pembangunan nasional untuk. melancarakan arus manusia, barang maupun informasi sebagai penunjang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki wilayah yang cukup luas dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat ini perkembangan sektor jasa telah mengalami peningkatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Perusahaan Visi dan Misi Perusahan Visi

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan arus globalisasi yang semakin terbuka lebar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat dibandingkan pada dekade sebelumnya. Perkembangan yang terjadi pada

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini memberikan perubahan yang sangat signifikan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. udara, angkutan rel, dan jasa penunjang angkutan. Perkembangan bidang

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan kualitas dari produk yang akan ditawarkan. Kualitas produk menjadi hal

JUMLAH ANGKUTAN UMUM BIS AKAP, AKDP DAN ANGKUTAN PARIWISATA KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas manusia sudah dimulai sejak jaman dahulu, dimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. identitas, informasi yang akhirnya digunakan sebagai alat pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemain baru dalam industri bisnis. Kotler dan Keller (2009) mengatakan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

harus dikeluarkan pun biasanya lebih besar.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah anggota komunitas Naked Wolves Indonesia. No. Komunitas Jumlah Anggota

PENGARUH PELAYANAN, HARGA DAN LOKASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN INDO JAYA RENT DI SEMARANG. SUPRIYANTO¹Dr.Ir.Rudy Tjahyono,MM²Dwi Nurul Izzhari,MMT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bisnis kuliner adalah salah satu bisnis yang memiliki peluang besar dan

TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini, Indonesia sudah memasuki era globalisasi sehingga persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perusahaan. Untuk dapat mengahadapi tingkat persaingan yang ketat, untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan yang semakin cerdas, sadar harga, dan banyak menuntut. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan ekonomi Indonesia salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Oleh Candra Sumaryadi NIM Kelompok D. Untuk memenuhi syarat nilai dari mata kuliah Pancasila

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Pengguna Internet di 6 negara

Gambar 1.1 Logo UNKL347

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Komunitas

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

DESAIN PENETAPAN TARIF BUS PATAS AC JURUSAN SURAKARTA JOGJAKARTA (Studi Kasus P.O. Suharno)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang inovatif baik bergerak dalam bidang barang ataupun jasa. Dimana kinerja. saing, baik di pasar lokal maupun pasar global.

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman, perusahaan dituntut untuk bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

BAD 1 PENDAHULUAN. Bisnis jasa merupak:an bisnis yang berpengaruh di dunia modern,

BAB I PENDAHULUAN. ke suatu negara untuk mengekspansi pasarnya. Di Indonesia, sudah terdapat

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perlunya penerapan strategi pelayanan perusahaan yang tepat. Perkembangan dunia yang

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBERIAN SURAT IZIN KERJA (SIK) DI TERMINAL BUS KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis terutama dalam bidang transportasi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak pada sektor industri jasa. Perusahaan yang ingin memaksimumkan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peranan transportasi di dalam kehidupan merupakan hal yang paling penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini merupakan era dimana teknologi semakin maju dan. berkembang pesat. Pertumbuhan manusia yang terus bertambah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perdagangan saat ini yang semakin ketat. Apalagi di era

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan saat ini mengalami kenaikan yang cukup pesat. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini bisnis jasa pengiriman barang merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran dan rumah makan tumbuh subur. Perkembangan bisnis kuliner di. tajam, Indonesia menjadi pasar yang potensial.

BAB I PENDAHULUAN. multi level marketing. Saat ini terdapat lebih dari seratus perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis. baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa jika pada suatu kota yang besar terdapat banyak pelaku-pelaku industri

BAB I PENDAHULUAN. seorang pelanggan yang sudah ada (Kotler, 2006). Loyalitas menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

I. PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dan sosial. Keadaan geogarafis Indonesia yang berbentuk

KOMPLEK PERUM DAMRI TERPADU DI SEMARANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam mendukung sektor perekonomian, transportasi merupakan salah satu sarana yang dinilai sangat penting bagi perkembangan ekonomi di berbagai negara, tidak terkecuali di Indonesia. Perkembangan ekonomi juga dinilai merupakan salah satu pendukung dalam tumbuhnya bisnis transportasi, termasuk di dalamnya bidang transportasi darat. Salah satu bentuk bisnis transportasi darat yang semakin berkembang adalah bisnis transportasi angkutan umum otobis. Perusahaan Otobis (PO) adalah suatu bentuk perusahaan jasa transportasi yang menggunakan moda transportasi bis sebagai sarana usahanya. Selain menawarkan jasa pengangkutan orang dari satu daerah ke daerah lain, dalam perkembangannya beberapa Perusahaan Otobis juga menawarkan jasa angkutan barang dari dan ke daerah yang dilalui oleh jalur trayeknya. Permintaan pasar yang semakin meningkat terkait kebutuhan mobilisasi,serta sarana dan prasarana seperti jalan dan jembatan yang semakin baik, menambah geliat pertumbuhan bisnis transportasi ini. Kebijakan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 80/PMK.03/2012 tentang Jasa Umum di Darat dan Jasa Angkutan Umum Air untuk menghapuskan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) untuk angkutan umum, juga dirasa sebagai angin segar bagi pelaku industri ini. Berbagai faktor pendukung yang muncul tersebut memberikan stimulus kepada para investor dan pebisnis untuk mencoba peruntungannya di bisnis bidang transportasi ini. Menurut data dari Dinas Perhubungan, jumlah perusahaan otobis selalu meningkat di setiap tahunnya. 1

Tabel 1.1 Data jumlah perusahaan bus antar provinsi (menurut provinsi) Provinsi Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 Jawa Barat Perusahaan 115 116 116 117 118 Jawa Tengah Perusahaan 134 138 141 141 147 Jawa Timur Perusahaan 64 63 64 65 69 Bali Perusahaan 10 11 12 13 14 Sumber: Buku Statistik Perhubungan Transportation Statistic 2012 Banyak hal yang mungkin terjadi bila terdapat banyak perusahaan serupa yang tumbuh salah satunya adalah adanya persaingan antar perusahaan untuk menggaet dan mempertahankan konsumennya. Ketatnya persaingan antar perusahaan, memaksa setiap perusahaan untuk maksimal dalam mengelola produk dan mengelola pelanggan dengan tujuan meraih keunggulan kompetitif dari para pesaingnya. Sebagian konsumen yang telah menjadikan merek atau brand perusahaan menjadi pilihan utamanya, merasa bahwa merek tersebut telah menjadi identitas dan minat dari konsumen tersebut. Beberapa konsumen seperti ini yang kemudian membangun sebuah komunitas. Salah satu pengertian komunitas menurut Iriantara (2007, 21) adalah Kelompok manusia yang bisa saja tinggal di berbagai lokasi berbeda atau mungkin juga berjauhan jaraknya, namun dipersatukan minat dan kepentingan yang sama. Komunitas ini berfungsi sebagai sarana untuk saling mendukung, saling mengikat, memberikan informasi, adanya rasa memiliki serta menjadi identitas sosial. Dewasa ini, seiring dengan banyaknya perusahaan yang tumbuh, semakin banyak pula komunitas- komunitas yang berkembang. Menurut Muniz and O Guinn dalam jurnal Jae Wook Him (2008:410), Komunitas yang terikat atas brand memfasilitasi komunitas untuk melakukan kegiatan dengan membawa brand tersebut, sehingga terdapat prestis atau rasa kebersamaan yang dirasakan oleh tiap anggotanya yang selanjutnya disebut brand communities. 2

Selain brand community yang bersifat offline, perkembangan teknologi khususnya Web 2.0 mendukung proses komunikasi antara pihak perusahaan dengan consumer semakin komunikatif. Hampir semua perusahaan atau merek sekarang telah mempunyai brand communities, baik berbentuk offline maupun online tidak terkecuali perusahaan jasa transportasi otobis. Hampir semua perusahaan otobis, baik perusahaan bis Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), maupun perusahaan otobis pariwisata mempunyai brand communities masing-masing. Didukung dengan kecanggihan teknologi saat ini, mendorong tumbuh pesatnya online brand communities. Adapun salah satu komunitas merek online dari salah satu Perusahaan Otobis (PO), adalah komunitas APBN (Anak-anak Pembela Barisan Nusantara). Disadur dari profil komunitas ini di grup Facebook, APBN adalah komunitas penggemar, penikmat dan pemerhati segala sesuatu yang berkenaan dengan PO. Nusantara. APBN merupakan komunitas yang didirikan oleh sekumpulan orang yang concern dan memiliki visi dan misi untuk ikut mendukung dan memajukan PO. Nusantara. Didirikan pada tahun 2007 dan diakui serta resmi dibawah naungan PO. Nusantara pada tanggal 16 Februari 2013 dalam acara Great Mission APBN di kantor pusat PO. Nusantara. Komunitas APBN ini adalah komunitas online, dimana komunikasi yang intensif banyak terjadi di grup Facebook. Facebook merupakan salah satu social media yang terdapat pada media internet. Jumlah anggota komunitas APBN di media Facebook tercatat sebanyak 15.047 akun. (Diakses pada grup Facebook APBN pada tanggal 19 Mei 2014). Gambar 1.1 Logo APBN (Anak-anak Pembela Barisan Nusantara) Sumber: http://apbnu3tara.wordpress.com/ 3

Kemudian, PO. Nusantara sebagai objek peminatan dari komunitas APBN ini adalah salah satu Perusahaan Otobis (PO) yang terletak di daerah Kudus, Jawa Tengah. Didirikan pada tahun 1968 oleh Bapak Yonatan Budianto, perusahaan otobis ini pada awalnya fokus melayani trayek Semarang Kudus Lasem, hingga pada tahun 1990-an, PO. Nusantara mengembangkan pelayanan jasa transportasinya lebih jauh lagi. Dewasa ini, PO. Nusantara telah memiliki berbagai trayek dari dan menuju kota-kota besar di pulau jawa dan sumatera, seperti Semarang, Jogjakarta, Surabaya, Malang, Purwokerto, Jakarta, Bandung, Bogor, Tegal, Cirebon, Palembang. Pada bulan oktober tahun 2013, PO. Nusantara mendapatkan peringkat pertama dalam kategori perusahaan otobis AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) terbaik versi www.bismania.com. Adapun PO. Symphonie sebagai anak perusahaan otobis Nusantara yang melayani jasa pariwisata juga mendapatkan peringkat pertama di bidang bis pariwisata. Tabel 1.2. Daftar peringkat bis AKAP terbaik versi www.bismania.com bulan oktober 2013 Peringkat Perusahaan Otobis 1 Nusantara 2 Pahala Kencana 3 Rosalia Indah 4 Harapan Jaya 5 Budiman Sumber: www.bismania.com Sebagai komunitas merek dari PO. Nusantara, APBN telah melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan erat dengan PO. Nusantara ini. Salah satu kegiatan yang telah dilaksanakan adalah kegiatan Great Mission APBN dan PO. Nusantara, yakni sebuah acara yang dibuat sebagai wadah silaturahmi, baik antar anggota APBN maupun dengan pihak manajemen PO. Nusantara. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2013 ini dihadiri oleh para penggemar PO. Nusantara dari berbagai kalangan profesi maupun domisili. Tidak hanya sekedar berkumpul, para peserta juga diberikan kesempatan untuk mencoba mengendarai bis, dan berkesempatan melakukan city tour dengan menggunakan armada bis PO. 4

Nusantara. Selain itu, kegiatan lain yang rutin diselenggarakan setiap tahun adalah relawan tim arus balik APBN. Setiap tahunnya, APBN menawarkan kepada para anggotanya untuk menjadi relawan arus balik yang diselenggarakan setiap musim arus balik lebaran. Para relawan bertugas untuk mengarahkan armada, membantu para penumpang, dan melakukan pengecekan daftar penumpang. Untuk kegiatan relawan arus balik ini bersifat sukarela. Pihak PO. Nusantara dan APBN tidak memberikan imbalan dalam bentuk apapun. Segala informasi mengenai acara acara yang dilaksanakan oleh APBN tersebut diumumkan dan ditawarkan kepada semua anggotanya melalui grup APBN di media sosial Facebook. Kedudukan komunitas merek perlu dipertimbangkan oleh perusahaan. Komunitas yang terbentuk dari loyal costumer, dapat membantu strategi komunikasi pemasaran suatu perusahaan. Konsumen yang merasakan kepuasan dari produk dapat menciptakan loyalitas atau citra yang tinggi pelanggan (Herry & Djaslim, 2010:68). Dalam persaingan yang semakin ketat dan perkembangan era globalisasi, para manajer perusahaan harus terus berupaya untuk mengembangkan kultur budaya yang berorientasi pada pelanggan (costumer centris) (Herry &Djaslim, 2010:66). Dengan maraknya pertumbuhan online brand community dan keunikan dari komunitas merek, serta manfaat yang didapatkan oleh perusahaan dengan adanya komunitas ini mendasari keinginan penulis untuk mengangkat penelitian dengan judul Pengaruh Komunitas Merek Online Dalam Memaksimalkan Strategi Komunikasi Pemasaran Perusahaan Jasa Otobis Nusantara. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang yang telah dipaparkan diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana peran komunitas merek online dalam memaksimalkan strategi komunikasi pemasaran perusahaan otobis Nusantara? 2. Bagaimana pihak perusahaan otobis Nusantara dalam mengelola komunitas merek online APBN tersebut? 5

3. Berapa besar pengaruh komunitas merek APBN dalam memaksimalkan strategi komunikasi pemasaran PO Nusantara? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah: 1. Mengetahui peran komunitas merek dalam memaksimalkan strategi komunikasi pemasaran perusahaan otobis Nusantara. 2. Mengetahui pengelolaan komunitas merek online APBN oleh pihak perusahaan otobis Nusantara. 3. Mengetahui seberapa besar pengaruh komunitas merek APBN dalam memaksimalkan strategi komunikasi pemasaran perusahaan otobis Nusantara. 1.4. Manfaat Penelitian a. Aspek Teoritis Diharapkan, dari penelitian yang dibuat oleh penulis ini dapat menjadi salah satu bahan bagi kajian mengenai komunikasi pemasaran bidang jasa, terutama menyangkut komunitas merek dari perusahaan jasa transportasi. b. Aspek Praktis Dengan penelitian yang dibuat oleh penulis ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan pengetahuan bagi para pelaku usaha dalam menjalankan program komunikasi pemasarannya, khususnya berkenaan dengan komunitas merek dari perusahaan tersebut. 1.5. Tahapan Penelitian Peneliti melakukan beberapa tahapan dalam penelitian yang meliputi : 1. Mencari ide, topik pembahasan, dan objek penelitian yang akan dibuat. 2. Perancangan dan penyusunan proposal skripsi 3. Kajian penelitian terdahulu. 4. Pengumpulan data sekunder berupa informasi, observasi, dan mencari literatur. 6

5. Penyusunan dan melengkapi BAB 1-3 proposal penelitian. 6. Mengumpulkan data primer berupa studi pustaka, wawancara, dan observasi. 7. Melakukan analisis data keabsahan data dengan pengukuran variabel yang telah ditentukan. 8. Membuat kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan. 1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.6.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berlokasi di kantor pusat PO Nusantara, Kecamatan Karanganyar, Kudus, Jawa Tengah dan menggunakan media sosial online grup Facebook APBN (Anak-anak Pembela Barisan Nusantara). 1.6.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei hingga bulan Desember 2014. Waktu pelaksanaan ini dimulai dari persiapan, penelitian lapangan, penyusunan, dan tahap terakhir penelitian sampai sidang dilaksanakan. 7