Session 1 Konsep Tegangan. Mekanika Teknik III

dokumen-dokumen yang mirip
TEGANGAN DAN REGANGAN GESER. Tegangan Normal : Intensitas gaya yang bekerja dalam arah yang tegak lurus permukaan bahan

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Mesin CNC turning

Kuliah ke-6. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

Macam-macam Tegangan dan Lambangnya

Tujuan Pembelajaran:

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Kolom. Pertemuan 14, 15

I. TEGANGAN NORMAL DAN TEGANGAN GESER

BAB 2 SAMBUNGAN (JOINT ) 2.1. Sambungan Keling (Rivet)

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

X. TEGANGAN GESER Pengertian Tegangan Geser Prinsip Tegangan Geser. [Tegangan Geser]

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi

Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN

I. Perencanaan batang tarik

SAMBUNGAN DALAM STRUKTUR BAJA

Sambungan diperlukan jika

Pertemuan V,VI III. Gaya Geser dan Momen Lentur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

Gaya. Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Prinsip Statika Keseimbangan (Meriam& Kraige, 1986)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran

Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Batang Tarik Pertemuan - 2

PEGAS. Keberadaan pegas dalam suatu system mekanik, dapat memiliki fungsi yang berbeda-beda. Beberapa fungsi pegas adalah:

STRUKTUR STATIS TERTENTU PORTAL DAN PELENGKUNG

l l Bab 2 Sifat Bahan, Batang yang Menerima Beban Axial

BAB I STRUKTUR STATIS TAK TENTU

300 mm 900 mm. ΣF = 0 : Rv 20 kn + 10 kn 40 kn = 0 Rv = 50 kn. δ = P L / A E. Maka δ akan berbeda untuk P, L, A, atau E yang berbeda.

Kuliah ke-2. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEiMD. Combined Stresses and Mohr's Circle MOTT

III. BATANG TARIK. A. Elemen Batang Tarik Batang tarik adalah elemen batang pada struktur yang menerima gaya aksial tarik murni.

P ndahuluan alat sambung

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol

PUNTIRAN. A. pengertian

II. KAJIAN PUSTAKA. gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap sumbunya. Apabila


d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

Program Studi Teknik Mesin S1

SAMBUNGAN LAS 6.1 PERHITUNGAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS Sambungan Tumpu ( Butt Joint ).

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

Session 2 tegangan & regangan pada beban aksial. Mekanika Teknik III

Pertemuan I,II,III I. Tegangan dan Regangan

BAB III ANALISIS STRUKTUR

BAB II LANDASAN TEORI

MEKANIKA BAHAN (Analisis Struktur III)

6. EVALUASI KEKUATAN KOMPONEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SAMBUNGAN ULIR. Dimana : σ = Tegangan tarik yang terjadi (N/mm 2 ) σa = Tegangan tarik ijin (N/mm 2 ) τa = Tegangan geser ijin (N/mm 2 ) W = Beban (N)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

V. BATANG TEKAN. I. Gaya tekan kritis. column), maka serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14

Kuliah 8 : Tegangan Normal Eksentris

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 4

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN...

BAB I TEGANGAN DAN REGANGAN

Komponen Struktur Tarik

Resume Mekanika Struktur I

Jenis Jenis Beban. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Bab II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tegangan Dalam Balok

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

ANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN WINCH PADA SALUTE GUN 75 mm WINCH SYSTEM

DISPLACEMENT PADA BATANG PRISMATIS DENGAN LUAS PENAMPANG BERVARIASI. Mekanika Kekuatan bahan 2 nd and 3 rd session

VII. KOLOM Definisi Kolom Rumus Euler untuk Kolom. P n. [Kolom]

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

PEMBEBANAN PADA BAUT SAMBUNGAN MENARA PEMANCAR TELEKOMUNIKASI DI PASIR JAYA- BOGOR

harus memberikan keamanan dan menyediakan cadangan kekuatan yang kemampuan terhadap kemungkinan kelebihan beban (overload) atau kekurangan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

RANCANG BANGUN MESIN PRESS SERBUK KAYU (RANGKA)

GAYA GESER, MOMEN LENTUR, DAN TEGANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Kolom Beton Bertulang terhadap Kombinasi Lentur dan Beban Aksial. Struktur Beton 1

BAB 4 Tegangan dan Regangan pada Balok akibat Lentur, Gaya Normal dan Geser

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG BAGIAN PERHITUNGAN RANGKA

TULANGAN GESER. tegangan yang terjadi

Semoga Tidak Mengantuk!!!

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

Panjang Penyaluran, Sambungan Lewatan dan Penjangkaran Tulangan

PROPOSAL TUGAS AKHIR DAFTAR ISI

BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:

BAB III LANDASAN TEORI. Bangunan Gedung SNI pasal

Struktur Beton. Ir. H. Armeyn, MT. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang

BAB IV ANALISA DESAIN MEKANIK CRUISE CONTROL

Transkripsi:

Session 1 Konsep Tegangan Mekanika Teknik III

Review Statika Struktur didesain untuk menerima beban sebesar 30 kn Struktur tersebut terdiri atas rod dan boom, dihubungkan dengan sendi (tidak ada momen) pada tumpuan dan sambungan antar batang. Lakukan analisis statik untuk menentukan reaksi tumpuan dan gaya dalam pada setiap batangnya.

Struktur tersebut kemudian dilepaskan dari kedua tumpuannya dan digantikan dengan vektor gaya pada tumpuan tersebut ersamaan kondisi kesetimbangan statik M F C F y y C 0 40kN 0 + C y 0 30kN ( 0.6m) ( 30kN)( 0.8m) + C 40kN y + C y 30kN 0 Besaran y dan C y tidak dapat diselesaikan menggunakan persamaan kesetimbangan tersebut

Setiap komponen harus memenuhi persamaan kesetimbangan statik erhatikan diagram badan-bebas (free-body diagram) pada bagian boom. M y B 0 0 y ( 0.8m) Substitusikan hasil tersebut pada persamaan sebelumnya, diperoleh : C y 30kN Hasilnya : 40 kn ; C 40 kn ; C y 30 kn Gaya-gaya pada reaksi tersebut diarahkan ke setiap batang

Boom dan rod merupakan 2 elemen gaya, yakni batang tersebut hanya menerima dua buah gaya saja yang bekerja pada setiap ujung batangnya. gar setimbang, gaya-gaya tersebut harus sejajar dengan sebuah sumbu diantara titik-titik bekerjanya gaya, memiliki besaran yang sama, namun dengan arah yang berlawanan Titik-titik tersebut haruslah memenuhi kondisi kesetimbangan statik yangn dapat dinyatakan dalam bentuk segitiga gaya sebagai berikut : F 4 F F B B B 0 F 5 BC 40kN 30kN 3 F BC 50kN

Dapatkan struktur tersebut menahan gaya sebesar 30 kn? Dari analisis statik diperoleh : F B 40 kn (desak / tekan) F BC 50 kn (tarik) ada setiap potongan penampang, di sepanjang batang BC gaya dalamnya sebesar 50 kn, dengan intensitas gaya atau tegangannya sebesar : σ BC 50 10 314 10 3-6 N m 2 159 Ma Dari sifat bahan baja, tegangan izinnya sebesar σ all 165 Ma Kesimpulannya : Batang BC cukup mampu menahan gaya 50 kn

Desain sebuah struktur membutuhkan pemilihan bahan-bahan dan dimensi penampang yang sesuai agar memenuhi persyaratan kemampu-layanan Dengan alasan-alasan biaya, berat, ketersediaan dan lain sebagainya, pilihan telah ditetapkan untuk membuat bagian rod dari bahan aluminum (σ all 100 Ma). Berapakah diameter yang sesuai untuk rod tersebut? σ 2 d π 4 d all 4 π σ 6 2 ( 10 m ) 2 2.52 10 m 25.2mm 4 500 all π 50 10 100 10 3 6 N 500 10 a 6 m 2 Maka dapat digunakan diameter rod 26 mm atau lebih

Tipe-tipe tegangan Mekanika Teknik III

Resultan gaya-gaya internal untuk elemen yang dibebani secara aksial adalah normal terhadap potongan penampang tegak lurus terhadap sumbu batang Intensitas gaya pada penampang tersebut dinyatakan sebagai tegangan normal (normal stress) σ lim 0 F σ ave Tegangan normal pada suatu titik tertentu bisa jadi tidak sama dengan tegangan reratanya, namun resultan distribusi tegangannya harus memenuhi : σ ave df σ d Detil distribusi tegangannya merupakan statik-tak-tentu, dan tidak dapat dicari hanya dengan statika semata

Distribusi tegangan yang merata pada sebuah penampang menyatakan bahwa garis aksi resultan gaya-gaya dalam melewati pusat berat penampang. Distribusi tegangan yang merata hanya mungkin terjadi bila beban-beban terpusat pada ujung penampang elemen bekerja pada pusat berat penampang. Hal ini dinyatakan sebagai pembebanan terpusat (centric loading) Bila elemen dengan dua buah gaya dibebani secara eksentris (eccentrically loaded), maka resultan distribusi tegangan pada penampang menghasilkan gaya aksial dan momen Distribusi tegangan pada elemen-elemen yang terbebani secara eksentris tidak berbentuk merata ataupun simetris.

Gaya-gaya dan bekerja secara transversal terhadap elemen B Gaya-gaya dalam yang bersesuaian bekerja pada bidang penampang C dan dinamakan dengan gaya geser (shearing force) Resultan distribusi gaya geser dalam didefinisikan sebagai geser tampang dan besarannya sama dengan beban Tegangan geser reratanya : τ ave Distribusi tegangan geser bervariasi dari nol pada permukaan elemen hingga mencapai nilai maksimum yang bisa jadi lebih besar daripada nilai reratanya Distribusi tegangan geser tidak dapat disumsikan bekerja secara merata

Geser Tunggal Geser Ganda τ ave F τ ave F 2

Baut, paku keling, dan paku pasak menimbulkan tegangan-tegangan pada titik-titik kontak atau muka tumpu (bearing surface) elemenelemen yang terhubung Resultan distribusi gaya pada permukaannya adalah sama dan berlawanan arah terhadap gaya yang diberikan pada paku pasak Rerata intensitas gayanya dinamakan dengan tegangan tumpu (bearing stress) σ b t d

Contoh

Dari elemen-elemen dan alat sambung pada struktur disamping, tentukan tegangantegangan yang terjadi Berdasarkan analisis statik, diperoleh : F B 40 kn (tekan / desak) F BC 50 kn (tarik) erlu diperhatikan tegangan normal maksimum pada batang B dan BC, tegangan geser dan tegangan tumpu pada setiap sambungan sendi

Batang BC (rod) dalam kondisi tertarik dengan gaya aksial 50 kn ada pusat batang, tegangan normal rerata pada potongan penampang melintang lingkarannya ( 31410-6 m 2 ) yakni σ BC +159 Ma. ada bagian ujung rod yang diratakan, luasan potongan melintang terkecilnya terdapat pada pusat berat paku pasaknya : σ BC, end ( 20mm)( 40mm 25mm) 3 50 10 300 10 6 N m 2 300 10 167 Ma Batang B (boom) dalam kondisi terdesak dengan gaya aksial 40 kn dan tegangan normal reratanya sebesar 26.7 Ma. Luasan penampang minimum pada ujung boom tidak tertegangkan sebab boom dalam kondisi terdesak. 6 m 2

Luasan penampang paku pasak pada, B, dan C 2 25mm π r π 491 10 2 3 50 10 N τ C, ave 6 2 491 10 2 Gaya pada paku pasak di C sama dengan gaya yang diberikan oleh batang BC (rod) m 6 m 102Ma 2 aku pasak di dalam kondisi geser ganda dengan jumlah total gaya sama dengan gaya yang diberikan oleh batang B (boom) 20kN τ, ave 6 2 491 10 m 40.7 Ma

Bagilah paku pasak di B menjadi sejumlah potongan untuk menentukan potongan yang menerima gaya geser palinlg besar E G 15kN 25kN (largest) Lakukan evaluasi terhadap tegangan geser reratanya 25kN τ, G B ave 6 2 491 10 m 50.9Ma

Untuk menentukan tegangan tumpu di pada boom B, diperoleh t 30 mm dan d 25 mm, σ b td 40kN ( 30mm)( 25mm) 53.3Ma Untuk menentukan tegangan tumpu di pada bagian pegangan, diperoleh t 2(25 mm) 50 mm dan d 25 mm, σ b td 40kN ( 50mm)( 25mm) 32.0Ma

Tegangan-tegangan akibat pembebanan secara umum

Suatu elemen yang menerima kombinasi pembebanan secara umum dipotong menjadi dua bagian dengan bidang potong melewati Q Distribusi komponen tegangan internalnya dapat didefinisikan sebagai berikut : σ lim 0 F τ y lim 0 V y τ z lim 0 Vz Untuk kesetimbangan, suatu gaya internal yang bernilai sama namun berlawanan arah dan distribusi tegangan harus diberikan pada bagian yang lain dari elemen tersebut

Komponen-komponen tegangannya didefinisikan untuk bidang-bidang potong yang sejajar terhadap sumbu, y dan z. Untuk kesetimbangan, tegangantegangan yang bernilai sama namun berlawanan arah diberikan pada bidang-bidang yang tersembunyi. Kombinasi gaya-gaya yang dihasilkan oleh tegangantegangan harus memenuhi kondisi-kondisi kesetimbangan: F M F y M y F z 0 M z 0 erhatikan momen-momen terhadap sumbu z : M 0 τ y z τ y similarly, ( τ ) a ( τ ) yz y zy y τ τ and τ τ Hasilnya adalah hanya 6 komponen tegangan yang diperlukan untuk mendefinisikan kondisi tegangan yang lengkap a yz zy

Elemen-elemen struktur atau mesinmesin harus didesain sedemikian rupa sehingga tegangan-tegangan yang bekerja lebih kecil daripada kekuatan ultimit bahannya FS Factor of safety FS σ σ u all ultimate stress allowable stress pertimbangan-pertimbangan faktor keselamatan (factor of safety) : Ketidakpastian sifat-sifat bahan Ketidakpastian pembebanan Ketidakpastian analisis Jumlah pembebanan ulang Tipe kegagalan Kebutuhan akan perawatan dan efekefek kerusakan Tingkat kepentingan elemen-elemen terhadap integritas struktur Resiko terhadap nyawa dan kepemilikan engaruhnya terhadap fungsi mesin

End Session 1 Thank you