BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh Jus Noni terhadap Jumlah Total Leukosit. kontrol mempunyai rata-rata 4,7x10 3 /mm 3, sedangkan pada kelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kesakitan dan angka kematian yang tinggi. 1. mematikan namun dapat dihindari. Berdasarkan laporan World Health

EFEK FLUVASTATIN TERHADAP ALKALI FOSFATASE SERUM PADA TIKUS WISTAR YANG TERPAPAR ASAP ROKOK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan terhadap superoxide yang diubah menjadi hydrogen peroxide. Superoxide

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru

JUS NONI UNTUK MENURUNKAN JUMLAH LEUKOSIT DAN NEUTROFIL SEBAGAI INDIKATOR INFLAMASI PADA PAPARAN ASAP ROKOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merokok telah diketahui dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah satu gaya hidup masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada pasien penyakit ginjal kronis. Keluhan pruritus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik karbohidrat, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tembakau merupakan salah satu komuditas perkebunan dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. respon terhadap stres adalah hippocampus. Hippocampus merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media massa (Rochmayani, 2008). Menurut World Health

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB VI PEMBAHASAN. Analisis jumlah limfosit T CD4+ pada penelitian ini dijadikan baseline yang juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Transplantasi ginjal merupakan pilihan pengobatan untuk pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. vulgaris disertai dengan suatu variasi pleomorfik dari lesi, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penyandang diabetes cukup besar untuk tahun-tahun

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dismutase Oral (SOD) terhadap kadar Glicated Albumin (GA) dan high sentitif c-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perokok pasif atau second hand smoke (SHS) istilah pada orang lain bukan

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kista. Tempat predileksinya antara lain pada daerah wajah, dada bagian atas, dan punggung.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebiasaan merokok berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan dan

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronik ( PPOK ) adalah penyakit paru kronik

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 300 juta. Jumlah tertinggi penderita diabetes mellitus terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang. membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERBEDAAN NEUTROPHIL LYMPHOCYTE RATIO PADA SUBJEK BUKAN PEROKOK, PEROKOK RINGAN DAN PEROKOK SEDANG- BERAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury / AKI) memiliki insidensi yang terus meningkat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. SURAT PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR SINGKATAN...

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

serta terlibat dalam metabolisme energi dan sintesis protein (Wester, 1987; Saris et al., 2000). Dalam studi epidemiologi besar, menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Kejadian ulkus lambung berkisar antara 5% - 10% dari total populasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. imunitas, gangguan sensasi kornea, riwayat operasi kornea, abnormalitas

BAB I PENDAHULUAN. hanya dari segi medis namun juga psikososial, sedangkan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada pasien gagal ginjal terminal (GGT). Keluhan pruritus yang

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lunak dan tulang penyangga gigi dengan prevalensi dan intensitas yang masih

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun dan saat ini Indonesia merupakan negara nomor 3 (tiga) dengan jumlah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan sindroma klinik akibat respon yang berlebihan dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Hormon testosteron merupakan bagian penting dalam. kesehatan pria. Testosteron memiliki fungsi utama dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dan akhirnya mengalami proses penuaan. Jumlah penduduk lanjut usia di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bahwa prevalensi alergi terus meningkat mencapai 30-40% populasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengambil kebijakan di bidang kesehatan. Beberapa dekade belakangan ini,

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Radikal bebas merupakan molekul yang terbentuk akibat kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia menurut World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

ABSTRAK. PERBANDINGAN KADAR HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN (hs-crp) PADA PEROKOK AKTIF BERAT, PEROKOK AKTIF RINGAN, DAN NONPEROKOK

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR FIBRINOGEN PLASMA PADA PEROKOK AKTIF RINGAN DAN BERAT DENGAN NON PEROKOK

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EFEK FLUVASTATIN TERHADAP SELISIH JUMLAH LEUKOSIT, NEUTROFIL, DAN ALKALI FOSFATASE SERUM PADA TIKUS WISTAR SEBELUM DAN SESUDAH PAPARAN ASAP ROKOK

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah terjadinya diskontinuitas kulit akibat trauma baik trauma

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit seperti kanker paru dan tumor ganas lainnya, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), dan kardiovaskular. 1 World Health Organization (WHO, 2008) menyatakan bahwa angka kematian akibat asap rokok 5,4 million/tahun dapat meningkat sampai 8 million/tahun dengan jumlah perokok mencapai 1,3 billion orang pada tahun 2030. 2 Paparan asap rokok aktif atau pasif merupakan faktor risiko utama untuk penyakit aterosklerosis 3 dan mengakibatkan ketidakseimbangan oksidan-antioksidan sistemik yang dilihat dari peningkatan kadar reactive oxygen species (ROS) dan menurunnya jumlah antioksidan dalam plasma. 4-8 Paparan asap rokok 2 batang/hari selama 4 minggu meningkatkan kadar lipid peroksida (malondialdehida) serta menurunkan kadar antioksidan tubuh, yaitu superoxyde dismutase (SOD) dan glutathione peroxidase (GSH) pada tikus Wistar. 9 Jumlah leukosit dan jumlah neutrofil yang merupakan petanda inflamasi sistemik kronik meningkat pada perokok apabila dibandingkan dengan yang tidak merokok. 7 Ekstrak asap rokok juga dilaporkan meningkatkan kadar sitokin proinflamasi, yaitu IL-6, TNF-α, dan CRP. 10 1

Neutrofil dapat ditemukan dalam keadaan berbeda, yaitu quiescent, primed, atau activated. Neutrofil yang tanpa disertai adanya infeksi bersifat quiescent. Stimulus berupa infeksi pertama kali dalam darah mengakibatkan neutrofil menjadi primed. Inflamasi kronik mengakibatkan neutrofil dalam keadaan activated yang akan mensekresikan radikal reactive oxygen species (ROS ) dan enzim alkalifosfatase (ALP). 11 Penelitian terdahulu melaporkan bahwa kadar ALP plasma memiliki korelasi positif dengan jumlah neutrofil darah perifer pada tikus wistar yang diinduksi dengan GCSF. 12 Kadar ALP meningkat pada infeksi bakteria berkaitan dengan GCSF, 13 dan kadar enzim myeloperoxidase (MPO) plasma berkorelasi positif dengan kadar ALP. 14 Statin merupakan obat antikolesterol yang juga memiliki efek antiinflamasi dengan menghambat sekresi enzim myeloperoxidase (MPO) yang disekresikan oleh activated neutrofil. 15 Statin mampu menurunkan kadar sitokin proinflamasi TNF-α, IL-1, dan IL-6, jumlah total leukosit dan neutrofil pada tikus sepsis 16 serta jumlah total leukosit perifer pada penderita aterosklerosis. 17 Pemberian fluvastatin 5 mg/kgbb/hari menurunkan derajat jejas aterosklerosis pada mencit yang diberi diet tinggi lemak dan pemberian fluvastatin 10 mg/kgbb/hari menurunkan oksidasi LDL pada kelinci yang diberi ekstrak asap rokok intravena. 17 Namun, statin juga dapat memiliki efek pro-inflamasi. Statin meningkatkan kadar sitokin transforming growth factor-beta ( TGF-β ). 18 TGFβ dengan IL-6 menginduksi diferensiasi naive T cells menjadi limfosit Th17 yang 2

mengakibatkan aktivasi netrofil. 19 Penelitian ini akan menganalisis pengaruh statin dosis bertingkat terhadap selisih jumlah total leukosit, neutrofil, serta kadar alkali fosfatase dengan sebelum dan sesudah paparan asap rokok. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: Apakah selisih jumlah total leukosit, jumlah neutrofil, dan kadar ALP pada tikus Wistar sebelum dan sesudah paparan asap rokok 2 batang/hari selama 4 minggu pada kelompok yang diberi fluvastatin dosis bertingkat lebih kecil dibandingkan kelompok yang tidak diberi fluvastatin? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Membuktikan bahwa selisih jumlah total leukosit, jumlah neutrofil, dan kadar ALP pada tikus Wistar sebelum dan sesudah paparan asap rokok 2 batang/hari selama 4 minggu pada kelompok yang diberi fluvastatin dosis bertingkat lebih kecil dibandingkan kelompok yang tidak diberi fluvastatin. 1.3.2. Tujuan khusus: 1. Menganalisis selisih jumlah total leukosit, jumlah neutrofil, dan kadar ALP pada tikus Wistar sebelum dan sesudah paparan asap rokok 2 batang/hari selama 4 minggu pada kelompok yang diberi fluvastatin 5 mg/kgbb/hari dibandingkan kelompok kontrol dan kelompok fluvastatin 10 mg/kgbb/hari. 3

2. Menganalisis selisih jumlah total leukosit, jumlah neutrofil, dan kadar ALP pada tikus Wistar sebelum dan sesudah paparan asap rokok 2 batang/hari selama 4 minggu pada kelompok yang diberi fluvastatin 10 mg/kgbb/hari dibandingkan kelompok kontrol. 1.4. Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai : 1. Bahan informasi untuk menjelaskan tentang efek fluvastatin terhadap respons inflamasi akibat asap rokok. 2. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang efek fluvastatin pada perokok. 1.5. Orisinalitas Penelitian Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah: Autor Judul Hasil Shahar L, et al. Smoking is associated with Peningkatan jumlah total (2007) 8 epicardial coronary leukosit dan jumlah endothelial dysfunction and neutrofil pada perokok elevated white blood cell count dibandingkan dengan in patients with chest pain and yang tidak merokok. early coronary artery disease. Wannamethee G, et al.(2005) 7 Association between cigarette smoking, pipe/cigar smoking, and smoking cessation, and haemostatic and inflammatory markers for cardiovascular disease. Penghentian merokok dapat mempengaruhi respons inflamasi dengan parameter jumlah total leukosit dan neutrofil absolut yang menurun. 4

Sela S, et al.(2002) 11 The Involvement of Peripheral Polymorphonuclear Leukocytes in the Oxidative Stress and Inflammation among Cigarette Smokers. Garbin U, et al. Cigarette Smoking Blocks the (2009). 20 Protective Expression of Nrf2/ARE Pathway in Peripheral Mononuclear Cells of Young Heavy Smokers Favouring Inflammation. Yoshida O, et Pitavastatin, an HMG-CoA al.(2010). 21 reductase inhibitor, ameliorates endothelial function in chronic smokers. Yamaguchia Y, et al. (2005). 17 Peroxynitrite-mediated oxidative modification of low-density lipoprotein by aqueous extracts of cigarette smoke and the preventive effect of fluvastatin Neutrofil mensekresikan ROS dan enzim alkalifosfatase (ALP) dalam keadaan activated pada perokok. Kadar ALP plasma memiliki korelasi linear dengan jumlah neutrofil darah perifer (p < 0.0001, r = 0.79). Jumlah total leukosit dan neutrofil darah perifer, kadar CRP meningkat pada perokok. Pitavastatin menurunkan kadar lipid peroksida pada perokok dibandingkan dengan kelompok kontrol. fluvastatin 10 mg/kgbb/hari per-oral menurunkan oksidasi LDL pada kelinci yang diberi ekstrak asap rokok intravena. Porreca E,et al. Al(2002). 18 Increased transforming growth factor-beta1 circulating levels and production in human monocytes after 3-hydroxy-3- methyl-glutaryl-coenzyme a reductase inhibition with pravastatin. Pravastatin meningkatkan kadar TGF-β. Berdasarkan hasil penelusuran laporan dari penelitian yang sudah dipublikasi, penelitian tersebut dilakukan berkaitan dengan pengaruh statin 5

terhadap petanda inflamasi sistemik, tetapi tidak ada satupun yang menggunakan paparan asap rokok pada hewan coba yang juga menyebabkan inflamasi kronik akibat peningkatan radikal bebas dalam tubuh. Pitavastatin menurunkan kadar lipid peroksida pada perokok kronis dibandingkan dengan kelompok kontrol, 21 sedangkan fluvastatin pada penelitian ini diberikan sebelum paparan asap rokok. 6