BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Percobaan Percobaan proses demineralisasi untuk menghilangkan ionion positif dan negatif air PDAM laboratorium TPA menggunakan tangki penukar ion dengan parameter yang diukur yaitu ph, TDS, Ca-hardness, total hardness, turbiditas, M-alkalinitas, dan P-alkalinitas serta membandingkan hasil analisa tersebut dengan SNI nomor 7268 tahun 2009 dan LENNTECH Water Treatment Asolution. Tabel IV.1 Hasil analisa air PDAM Laboratorium TPA Parameter Demineralisas i Kation Anion ph 6,25 6,52 6,24 Total Dissolved Solid 1,365 1,141 1,414 Ca-Hardness 30,027 40,036 50,045 Total Hardness 6 ml 75 ml 70 ml P-Alkaliniti 0 0 0 M-Alkaliniti 584,64 524,16 413,28 Turbiditas 7,77 NTU 7,75 NTU 3,84 NTU Tabel IV.2 Paramete r Perbandingan parameter air demineralisai, air kation, dan air anion dengan SNI nomor 7268 tahun 2009 dan Standart LENNTECH, Water Treatment Asolutions. Demi n Katio n Anio n SNI ph 6,25 6,52 6,24 7,0-9,0 Standar t LENNTE CH Ket sesuai TDS 1,365 1,141 1,41 1000 Min 100
(mg/liter) 4 Ca Hardness (mg CaCO 3 /l) Total Hardness (mg CaCO 3 /l) P- alkalinita s (mg CaCO 3 /l) M- alkalinita s (mg CaCO 3 /l) Turbidita s (NTU) 30,02 7 40,03 6 50,0 45 6 75 70 Maks 1 mg/liter Maks 1 mg/liter 0 0 0 80-600 0 584,6 4 524,1 6 413, 28 100-800 7,77 7,75 3,84 5 NTU Demineralisasi Sesuai sesuai sesuai Sesuai Sesuai sesuai IV.2 Pembahasan Tujuan dari percobaan demineralisasi adalah untuk mengukur kualitas air air Demineralisasi, air Kation, dan air Anion, dengan parameter ph, M-alkalinitas, P-alkalinitas, Total Dissolved Solid (TDS), Ca-Hardness, Turbiditas dan Total Hardness, serta membandingkan hasil analisa tersebut dengan SNI nomor 7268 tahun 2009 dan LENNTECH Water Treatment Asolution. Percobaan ini dilakukan dengan cara mengalirkan air PDAM ke dalam 2 tabung resin. Pertama resin kation terlebih IV-2
dahulu kemudian resin anion. Setelah itu air PDAM yang telah melewati tabung resin dianalisa parameter ph, TDS, Ca hardness, Turbiditas, P-alkalinitas, M-alkalinitas dan Total hardness. Pada analisa ph menggunakan alat ph meter, analisa Total Dissolved Solid (TDS) menggunakan alat konduktometer, analisa Turbiditas menggunakan alat Turbidimeter, analisa total hardness menggunakan metode analisa volumetrik, yaitu dengan titrasi EDTA. M-alkalinitas dan P-alkalinitas menggunakan metode analisa volumetrik dengan titrasi H 2 SO 4. Untuk Ca Hardness menggunakan metode analisa volumetrik yaitu dengan titrasi EDTA. (websisni. bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/unduh/10222). Dari hasil percobaan pada sampel dapat diperoleh hasil analisa sebagai berikut: Analisa ph Menurut Narita, Lelono, dan Arifin (2010) menyatakan ph meter adalah alat untuk mengukur tingkat keasaman dan kebasa-an air minum. Keasaman dalam larutan itu dinyatakan sebagai kadar ion hydrogen disingkat dengan [H + ], atau sebagai ph yang artinya log [H + ]. Tingkat keasaman/kebasaan dari suatu zat, ditentukan berdasarkan keberadaan jumlah ion hidrogen dan ion hodroksida dalam larutan. Dapat dinyatakan dengan persamaan: ph = - log [H + ]poh = - log [OH - ] ph = 14 poh Dengan kata lain ph merupakan ukuran kekuatan suatu asam. ph suatu larutan dapat ditera dengan beberapa cara antara lain dengan jalan menitrasi larutan dengan asam dengan indikator atau yang lebih teliti lagi dengan ph meter. Pengukur IV-3
ph tingkat asam dan basa air minum ini bekerja secara digital, ph air disebut asam bila kurang dari 7,pH air disebut basa (alkaline) bila lebih dari 7 dan ph air disebut netral bila ph sama dengan 7, caranya adalah dengan kalibrasi alat. Dari percobaan yang telah dilakukan, berdasarkan Tabel IV.1 didapatkan bahwa ph dari air demineralisasi, air kation, dan air anion dari air PDAM Laboratorium Teknologi Pengolahan Air D3 Teknik Kimia adalah 6,25; 6,52; dan 6,24. Hal ini tidak sesuai dengan literature yang menyebutkan bahwa nilai ph untuk pengisi air ketel menurut SNI Nomor 7268 tahun 2009 sebesar 7.0-9.0 dan menurut Standart LENNTECH, Water Treatment Asolutions ph yang diijinkan adalah lebih dari 8,5. Ketidaksesuaian ini dapat disebabkan karena alat ph meter yang sudah tidak stabil dan tidak sterilnya alat. Untuk menaikkan ph agar sesuai dengan yang ada maka diperlukan injeksi basa (websisni. bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/unduh/10222). Analisa Kesadahan Kasadahan didefinisikan sebagai kemampuan air dalam mengkomsumsi sejumlah sabun secara berlebihan. Umumnnya mineral di air didominasi oleh ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Pada prinsipnya kesadahan terbagi menjadi 2 jenis yaitu kesadahan karbonat dan non karbonat. Kesadahan karbonat disebabkan adanya ion-ion HCO3- dan CO 32, sementara kesadahan non karbonat oleh ionion Cl 2- dan SO 4- (utama) (Untirta,2011) Berdasarkan Tabel IV.1 nilai total hardness CaCO 3 dari air demineralisasi, air kation, dan air anion yang didapat sebesar IV-4
60.054 mg CaCO 3 /liter; 750.675 mg CaCO 3 /liter; 700,63 mg CaCO 3 /liter. Hal ini tidak sesuai dengan literature yang menyebutkan bahwa nilai total hardness menurut SNI nomor 7268 tahun 2009, kesadahan total CaCO 3 yang diijinkan adalah maks 1 mg/liter dan menurut Standart LENNTECH, Water Treatment Asolutions nilai total hardness yang diijinkan adalah maks 0,5 mg/l. Ketidaksesuaian ini dikarenakan kerja demin plant kurang maksimal, kemampuan resin menurun, dan kekurang telitian dalam titrasi. Agar dapat sesuai dengan, dapat dilakukan pelunakan, distilasi, ataupun pengolahan internal (websisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/un duh/10222). Dari Tabel IV.1 didapatkan bahwa nilai Ca-Hardness dari air demineralisasi, air kation dan air anion yang didapat sebesar 30,027 mg CaCO 3 /liter; 40,036 mg CaCO 3 /liter; 50,045 mg CaCO 3 /liter. Hal ini tidak sesuai dengan literature yang menyebutkan bahwa nilai untuk Ca Hardness menurut SNI nomor 7268 tahun 2009 kesadahan total yang diijinkan adalah maksimal 1 mg/liter dan menurut Standart LENNTECH, Water Treatment Asolutions nilai Ca hardness yang diijinkan adalah maksimal 0,5 mg/l. Ketidaksesuaian ini dikarenakan kerja demin plant kurang maksimal, kemampuan resin menurun, dan kekurang telitian dalam titrasi. Agar dapat sesuai dengan, dapat dilakukan pelunakan, distilasi, ataupun pengolahan internal (websisni. bsn. go. id/index. php?/sni_main/sni/unduh/10222). Analisa TDS IV-5
Konduktivitas dapat digunakan sebagai pengetesan untuk menentukan jumlah TDS (Total Dissolve Solid) dalam air. Penentuan TDS pada air ketel dengan menggunakan konduktivitas juga sangat membantu dalam pengaturan rate blowdown suatu ketel di pabrik. Zat padat (TDS) yang berlebihan akan bisa menyebabkan berbagai macam problema, yaitu kerak dan carryover. Terjadinya carryover disebabkan antara lain oleh : 1. Konsentrasi zat padat yang berlebihan, termasuk silika dan adanya minyak/zat dalam air boiler. 2. Kenaikan beban yang terlalu cepat dan kurang sempurnanya perencanaan sistem pemisah uap pada boiler. TDS yang berlebihan dapat ditangani dengan menggunakan demin plant atau softener. Pada demin plant terdapat dua bed, bed anion dan bed kation. Sedangkan pada softener plant hanya terdapat bed kation saja. Dari Tabel IV.1 didapatkan bahwa nilai TDS dari air demineralisasi, air kation dan air anion yang didapat sebesar 1,365 mg/liter; 1,141 mg/liter; 1,414 mg/liter. Hal ini tidak sesuai dengan literature yang menyebutkan bahwa nilai TDS menurut SNI nomor 7268 tahun 2009 yang diijinkan adalah maksimal 1000 mg/liter dan menurut Standart LENNTECH, Water Treatment Asolutions nilai Ca hardness yang diijinkan adalah min 100 mg/liter. Ketidaksesuaian ini dikarenakan kerja demin plant kurang maksimal, kemampuan resin menurun, dan kekurang telitian dalam titrasi. Agar dapat sesuai dengan, dapat dilakukan pelunakan, distilasi, ataupun pengolahan internal (websisni. bsn. go. id/index. php?/sni_main/sni/unduh/10222). IV-6
Analisa Alkalinitas (P-alkalinitas dan M-alkalinitas) Menurut Setiadi, Tjandra. (2007) menyatakan Alkalinitas merupakan kapasitas air untuk menetralkan asam. Penyebab alkalinitas adalah bikarbonat (HCO 3- ), karbonat (CO 3 2- ). Alkalinitas air disebabkan oleh adanya senyawa alkalis dalam air. Alkalinitas didefinisikan sebagai ukuran dari kapasitas air untuk menetralkan asam. Alkalinitas dalam air ada tiga jenis yaitu: alkalinitas hidroksida (OH-alkalinity), alkalinitas karbonat (CO3-alkalinity) dan alkalinitas bikarbonat (HCO-alkalinity). Dari Tabel IV.1 didapatkan bahwa nilai P-alkalinitas untuk sampel air demineralisasi, air kation, dan air anion dari PDAM Laboratorium Teknologi Pengolahan Air D3 Teknik Kimia adalah sebesar 0 mg CaCO 3 /L, 0 mg CaCO 3 /L, dan 0 mg CaCO 3 /L dan untuk sampel air sebesar 0 CaCO 3 /L. Hal ini tidak sesuai dengan literature yang menyebutkan bahwa nilai P- alkalinitas menurut SNI nomor 7268 tahun 2009 yang diijinkan adalah maksimal 80-600 mg/liter dan menurut Standart LENNTECH, Water Treatment Asolutions nilai Ca hardness yang diijinkan adalah 0 mg/liter. Ketidaksesuaian ini dikarenakan kerja demin plant kurang maksimal, kemampuan resin menurun, dan kekurang telitian dalam titrasi. Agar dapat sesuai dengan, dapat dilakukan pelunakan, distilasi, ataupun pengolahan internal (websisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/un duh/10222). Dari Tabel IV.1 didapatkan bahwa nilai M-alkalinitas untuk sampel air demineralisasi, air kation dan air anion sebesar 584,64 mg CaCO 3 /L; 524,16 mg CaCO 3 /L; 413,28 mg CaCO 3 /L. Hal ini sesuai dengan literature yang menyebutkan bahwa nilai M-alkalinitas menurut SNI nomor 7268 tahun 2009 yang IV-7
diijinkan adalah antara 100-800 mg/liter (websisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/unduh/10222). Analisa Turbiditas Menurut Julisti, Bertha (2010) menyatakan turbidity atau kekeruhan adalah adanya partikel koloid dan supensi dari suatu bahan pencemar antara lain beberapa bahan organik dan bahan anorgnik dari buangan industri, rumah tangga, budidaya perikanan dan sebagainya yang terkandung dalam perairan. Kekeruhan dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik yang dihasilkan oleh buangan industry. Kekeruhan dapat disebabkan bahan-bahan tersupensi yang yang bervariasi dari ukuran koloidal sampai dispersi kasar, tergantung derajat turbelensinya (Saeni, 1989). Dari Tabel IV.1 didapatkan bahwa nilai turbiditas air demineralisai, air kation, dan air anion adalah 7,77 NTU; 7,75 NTU; dan 3,84 NTU. Hal ini tidak sesuai dengan literature yang menyebutkan bahwa nilai P-alkalinitas menurut SNI nomor 7268 tahun 2009 yang diijinkan adalah 5 NTU. Ketidaksesuaian ini dikarenakan kerja demin plant kurang maksimal, kemampuan resin menurun, dan kekurang telitian dalam titrasi. Agar dapat sesuai dengan dapat dilakukan dengan cara pengendapan (websisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/unduh/10222). IV-8