Sumber : Gambar 1.2 Pantai Pangandaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

FILM DOKUMENTER Pangandaran, Bersih, Menarik,dan Menawan. DOCUMENTARY FILM Pangandaran, Bersih, Menarik,dan Menawan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tabel Jumlah Tangkapan Hiu di Dunia

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,


BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

Gambar 1.1 Indikator Sosial Budaya Tahun 2012

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pada LS dan BT.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

II. METODE PERANCANGAN

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB V PASCA PRODUKSI

BAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran

PERANCANGAN FILM FEATURE DINOYO HERITAGE ARTIKEL. Oleh : Wendy Goerid Ernanta NIM

LAPORAN EDITING TEASER KAMPUNG SENI 2015

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI Teknis Produksi

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

Ketentuan Penulisan. Skripsi/Kajian Komunikasi

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan tentang implementasi karya atau penerapan. perancangan karya pada proses pembuatan karya.

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK DAN IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan semakin luas bidang aplikasinya. Dalam dunia modern ini, baru dalam meningkatkan interaksi atau komunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. film pendek yang berisi himbuan-himbauan atau larangan-larangan yang. menggunakan konsep visual yang berbentuk film.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III TEKNIK PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini.

BAB V EVALUASI. 5.1 Editing dan Mixing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

II METODE PERANCANGAN

BAB VI TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ABSTRAK...

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

BAB III LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil

BAB I PENDAHULUAN. pemberi informasi melalui berbagai media seperti cetak, elektronik dan internet. Salah

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Topik yang dipilih oleh penulis adalah editing dalam pasca produksi. tayangan drama dokumenter Seniman Kulit Telur.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

METODE PERANCANGAN. A. Orisinalitas

KONTRAK PERKULIAHAN. Kode MK/SKS. : Sunarno, S.Kar., M.Sn. Nur Rokhim, M.Sn.

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Editing And Mixing Shooting

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK PROMOSI BUDAYA TRADISIONAL PERESEAN LOMBOK MELALUI FILM DOKUMENTER. Oleh David Chrisnanto NRP

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sejak tahun 1978, pemerintah terus berusaha untuk memajukan dan

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Offline Editing 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia perhotelan di negara Indonesia diawali dengan dibukanya Hotel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kian meningkat pesat setiap

BAB IV KONSEP DESAIN DAN TEKNIS PRODUKSI. cerita dan konsep yang dipadukan dengan elemen audio visual dan

KAMPUNG SENI ISI LAPORAN PENYUNTINGAN DIGITAL VIDEO TRAILER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III KONSEP PERANCANGAN

JUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku Mari Membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB V PASCA PRODUKSI

BAB IV PEMBAHASAN. :Diandra Anti-Aging & Aesthetic Clinic. :Production (Videographer) :Ruko Plaza Graha Family Blok D-8,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat obyek pariwisata itu berada akan mendapatkan pemasukan dari pendapatan setiap obyek pariwisata. Menurut Soekadijo pariwisata adalah : Segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Semua kegiatan pembangunan hotel, pemugaran cagar budaya, pembuatan pusat rekreasi, penyelenggaraan pekan pariwisata, penyediaan angkutan dan sebagainya semua itu dapat disebut kegiatan pariwisata sepanjang dengan kegiatan-kegiatan itu semua dapat diharapkan para wisatawan akan datang (Soekadijo, 1997: 2) Pengembangan dan pendayagunaan pariwisata secara optimal mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sehingga penanganan yang baik sangat diperlukan dalam upaya pengembangan obyek-obyek wisata di Indonesia. Ada banyak tempat wisata terutama wisata alam di Indonesia dan tersebar di beberapa daerah. Misalnya Bali, Raja Ampat, Pulau Lombok dan lain-lain. Salah satu tempat wisata yang terkenal di Jawa Barat adalah Pantai Pangandaran. Gambar 1.1 Pantai Pangandaran Sumber : http://static.initempatwisata.com Gambar 1.2 Pantai Pangandaran 1

Sumber : http://static.initempatwisata.com Gambar 1.3 Pantai Pangandaran Sumber : http://static.initempatwisata.com Pantai pangandaran ini menempati posisi pertama untuk kategori tempat wisata pantai terbaik di Jawa Barat. Pantai pangandaran selalu dijadikan pilihan utama saat libur tiba, terbukti dengan selalu penuhnya pantai tersebut pada saat hari libur. (www.pariwsata-info.com diakses pada tanggal 29 Juli 2016 pukul 19.00 WIB) Pangandaran memang selalu dijadikan tujuan wisata utama untuk para wisatawan di Jawa Barat. Bahkan setiap tahun selalu terjadi peningkatan jumlah pengunjung di pantai Pangandaran ini. Seperti yang diberitakan di website fokusjabar, bahwa ada peningkatan pengunjung pantai Pangandaran dari tahun 2015 ke tahun 2016. 2

Gambar 1.4 Suasana Pantai Pangandaran Sumber : http://static.initempatwisata.com Pada tahun 2016 ini pengunjung dari pantai ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Kepala Dinas Pariwisata, Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kabupaten Pangandaran, Muhlis mengatakan, pada tahun 2015 lalu jumlah pengunjung mencapai 100 ribu. Namun untuk tahun baru 2016 ini terjadi peningkatan mencapai 145 ribu pengunjung. (http://fokusjabar.com diakses pada tanggal 29 Juli 2016 pukul 20.20 WIB) Berdasarkan informasi di atas maka jumlah pengunjung di Pangandaran ini cukup tinggi. Tingginya jumlah pengunjung pantai Pangandaran ini menimbulkan masalah tersendiri bagi Dinas Pariwisata setempat. Masalah utama yang disorot oleh pemerintah adalah masalah kebersihan lingkungan di pantai Pangandaran itu sendiri. Sampah menjadi persoalan yang belum terpecahkan di Kabupaten Pangandaran, terutama di objek wisata pantai. Soalnya, belum ada instansi yang bertanggung jawab terkait pengelolaan sampah di pinggir pantai. Akibatnya, sampah kerap berserakan setiap libur tiba. (http://www.pikiran-rakyat.com diakses pada tanggal 29 Juli 2016 pukul 19.15 WIB) 3

Gambar 1.5 Keadaan pantai Pangandaran yang berserakan sampah Sumber : www.pikiran-rakyat.com Gambar 1.6 Seseorang Memungut Sampah Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com Banyaknya sampah yang berserakan tentu saja akan mengurangi keindahan dari pantai Pangandaran. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran diri dari para wisatawan maupun Dinas Pariwisata dalam menangani masalah sampah ini. Wisatawan harus peduli dengan lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan. Dinas Pariwisata juga harus bisa menyediakan sarana, seperti tempat sampah yang diletakkan di tempat yang mudah dijangkau, petugas kebersihan di sekitar pantai, dan juga mobil pengangkut sampah. Selain sampah yang berasal dari para wisatawan, hotel-hotel dan pabrik di sekitar pantai juga ikut menyumbang limbah yang mereka hasilkan sehingga 4

menambah masalah yang harus dihadapi oleh Dinas Pariwisataan. Limbah yang dihasilkan oleh hotel biasanya dibuang ke sungai, dari sungai limbah tersebut mengalir ke pantai sehingga akan mengotori pantai. Salah satu permasalahan yang masih jadi PR untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran adalah permasalahan limbah yang dihasilkan oleh perhotelan yang berada di kawasan obyek wisata pantai Pangandaran. (http://www.harapanrakyatonline.com diakses pada tanggal 29 Juli 2016 puku 19.30) Nampaknya, belum ada kesadaran dari para pemilik-pemilik hotel tentang kepedulian terhadap lingkungan. Masih banyak hotel-hotel di sekitar pantai yang membuang sampah ke pantai sehingga membuat banyak sampah di sekitar pinggir pantai. Maka dari itu perlu adanya sosialisasi Dinas Pariwisata kepada para pemilik-pemilik hotel tentang kesadaran pada lingkungan. Selain itu Dinas Pariwisata juga harus menyediakan sarana pembuangan sampah seperti tempat sampah, petugas kebersihan, dan truk pengangkut sampah. Menurut Yoeti (2002) pada bukunya berhasilnya suatu tempat pariwisata sangat tergantung pada 3A, yaitu atraksi, amenitas, aksesibilitas. Adapun penjelasan tentang atraksi, amenitas, dan aksesibilitas yaitu atraksi merupakan daya tarik dari suatu objek pariwisata yang meliputi apa yang bisa kita lihat atau apa yang bisa kita lakukan di suatu objek wisata. Amenitas yaitu fasilitas yang tersedia di suatu objek wisata seperti rumah makan, toilet, hotel dll. Aksesibilitas yaitu akses yang ditempuh menuju suatu objek wisata. Berdasarkan data-data di atas penulis membuat karya akhir berupa film dokumenter Pangandaran Bersih, Menarik, dan Menawan. pada film ini penulis ingin mengetahui apakah yang menyebabkan masalah kebersihan ini sulit teratasi. Apakah karena kurangnya kesadaran dari wisatawan dan para pengusaha atau karena belum memadainya sarana yang disediakan Dinas Pariwisataan Kabupaten Pangandaran dan apakah sampah yang berserakan di objek wisata Pantai Pangandaran akan berdampak pada atraksi objek wisata Pantai Pangandaran itu sendiri. 5

1.2 Fokus Permasalahan Dalam film dokumenter Pangandaran Bersih, Menarik,dan Menawan ini, penulis memfokuskan pada bagaimana keadaan objek pariwisata Pantai Pangandaran. Tetapi lebih menitik beratkan pada masalah kebersihan dan penanggulangan kebersihan di objek wisata Pantai Pangandaran dan atraksi dari objek wisata Pantai Pangandaran oleh Dinas Pariwisata Pantai Pangandaran. 1.2.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana upaya Dinas Pariwisata dalam menanggulangi maslah kebersihan yang terjadi di Pantai Pangandaran? 2. Apakah sampah yang berserakan di objek wisata Pantai Pangandaran akan berdampak pada atraksi objek wisata Pantai Pangandaran? 1.3 Tujuan Tujuan dari film ini adalah untuk mengetahui penyebab dari masalah kebersihan, dan memberikan solusi kepada Dinas Pariwisata dalam menanggulangi masalah kebersihan tersebut. 1.4 Manfaat a. Aspek teoretis Manfaat teoretis dari proyek akhir ini adalah agar menambah pengetahuan dalam pengembangan teori sinematografi yang berkaitan dengan ilmu komunikasi khususnya produksi film. 6

b. Aspek Praktis Adapun manfaat praktis dari proyek akhir ini adalah : 1. Untuk Dinas Pariwisata Dapat memberikan informasi tentang bagaimana cara memerikan melakukan penanggulangan masalah yang ada di pantai Pangandaran, terutama masalah kebersihan. 2. Untuk wisatawan Dapat memberikan informasi tentang bagaimana cara menjaga dan merawat tempat wisata dengan baik. 1.5 Konsep Perencanaan Karya Akhir Dalam pembuatan film dokumenter ini, penulis membagi proyek menjadi 3 bagian: pra produksi, produksi, pasca produksi. 1.5.1 Draft Konsep Pra Produksi 1. Alur Pembuatan Karya: a. Pra Produksi Pada tahap pra produksi, penulis mencari data-data terkait objek dan subjek serta melakukan survei langsung ke lokasi dimana subjek berada. Selagi survei dilakukan, kegiatan berikutnya penulis adalah membuat naskah. Pembuatan naskah ini dilakukan langsung di lapangan. Dengan harapan, naskah yang ditulis sesuai dengan realitas yang terjadi di lapangan. Setelah itu, penulis menentukan jadwaljadwal shooting yang termasuk ke dalam timeline produksi. b. Produksi Dalam tahap produksi, penulis melakukan pengambilan gambar di lapangan. Yang baik terdiri dari kebutuhan audio serta visual. Kegiatan yang dilakukan di lapangan untuk pemenuhan kebutuhan audio serta visual yaitu dengan cara mengunjungi objek dari film, melakukan 7

wawancara kepada narasumber, serta pengumpulan data-data pendukung lainnya agar karya yang dihasilkan lebih akurat. Teknik pengambilan gambar yang dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan teknik pengembilan gambar handheld. Penulis menggunakan teknik ini dikarenakan oleh keterbatasan waktu, alat, serta sumberdaya manusia. Selain karena keterbatasan tersebut, apabila dengan teknik ini dapat dibungkus dengan kreativitas, maka dapat menghadirkan kesan yang lebih nyata kepada penonton. c. Pasca Produksi Dalam memproduksi film dokumenter ini, penulis menggunakan kamera DSLR dengan beberapa lensa pendukung diantaranya, lensa 18-55mm, dan lensa fix 50mm untuk keperluan pengambilan gambar. Penggunaan kamera DSLR, atas pertimbangan penyimpanan data yang dihasilkan oleh kamera lebih mudah diakses dan ringan, kamera DSLR menggunakan media penyimpanan data dengan System Digital Card atau SD Card. Penggunaan DSLR dengan media penyimpanan MMC dan CF akan menghasilkan data dalam format digital video, dan dalam format.mov. Data dengan format.mov ini data dapat langsung digunakan pada software editing seperti Adobe Premiere Pro dan Adobe After Effect, sehingga penulis tidak perlu lagi melakukan proses convert data untuk melakukan proses editing. Lalu proses editing akan masuk pada beberapa tahap yang terbagi atas keperluan gambar dan suara yaitu, Offline Editing, Music Scoring, Online Editing, Color Grading dan Mastering. Offline editing Dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara kasar hasil gambar yang diinginkan. Dalam pembuatan film dokumenter ini, offline editing yang dilakukan adalah memilih shot gambar yang baik, kemudian mengatur letak posisinya untuk menciptakan keterpaduan dan kesinambungan dalam gambar yang akan diedit sehingga menciptakan sebuah cerita yang kontinuiti dengan gambar yang dinamis. 8

Online Editing Dalam sebuah film fungsi online editing ialah salah satu proses akhir dimana penulis akan memasukkan ilustrasi, narasi, efek, koreksi warna, dan lain-lain sehingga hasil dari online editing bisa langsung menjadi sebuah film yang utuh. Music Scoring Proses ini dilakukan karena berfungsi untuk menciptakan irama yang struktural dan merangsang tanggapan emosional yang bertujuan memperjelas dan memperkuat makna gambar visual. 1.5.2 Data Khalayak Sasaran i. Demografis 1) Usia : 25 40 tahun 2) Pekerjaan : Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran dan wisatawan 3) Jenis Kelamin : Pria dan wanita ii. Psikografis Secara psikografis, target audience film dokumenter Pantai Pangandaran adalah anggota-anggota dari Dinas Pariwisataan Kabupaten Pangandaran, Pemilik hotel, dan wisatawan pantai Pangandaran. Target Dokumenter ini ditunjukan untuk dewasa. 1.5.3 Tujuan Media yang digunakan Media yang akan digunakan untuk mempublikasikan karya adalah youtube. Youtube digunakan penulis karena dapat diakses oleh siapa saja dan dimana saja, sehingga mudah untuk ditonton oleh masyarakat luas. 1.5.4 Cara Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada skripsi karya akhir ini, dilakukan dengan beberapa cara yaitu: a. Pengambilan gambar di lokasi secara langsung 9

b. Pengumpulan data seperti : berkas data audio dan visual baik berupa Data Digital maupun data mentah c. Interview dengan subbjek yang berkaitan dengan film d. Pengumpulan bukti otentik berupa apa saja yang berkaitan dengan film 1.5.5 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan produksi program film Pangandaran Bersih, Menarik, dan Menawan ini akan mengambil lokasi di Kabupaten Pangandaran. Serta pengerjaan karya akhir ini diperkirakan akan berlangsung mulai dari bulan Juli 2016 hingga Oktober 2016. Berikut tabel perkiraan waktu tersebut : Tabel 1.1 Perencanaan Waktu Pengerjaan Film Dokumenter Pangandaran Bersih, Menarik, dan Menawan Waktu KEGIATAN Juli 2016 Agustus 2016 September 2016 Oktober 2016 Mencari topik pembahasan Mengumpulkan keseluruhan informasi melalui riset Menyusun proposal Seminar proposal Pengumpulan data melalui observasi 10

Analisis data Editing Sidang Skripsi Karya Akhir Sumber : Hasil Olahan Penulis 1.5 Skema Rancangan Proyek Bagan 1.1 Skema Rancangan Proyek Menyiapkan Topik Pembahasan Membuat sebuah film dokumenter yang berkaitan dengan realitas di Pantai Pangandaran Pra Produksi Merumuskan ide, menentukan ide, pencarian data, survey subjek dan objek, menyusun outline film, membuat timeline produksi Ayawaila (2008:35-81) Produksi Pengambilan gambar (visual) & pengambilan suara (audio) Ayawaila (2008:97-127) Pasca Produksi Offline editing, online editing, music scoring, mastering Ayawaila (2008:131-168) Film Dokumenter Pangandaran Bersih, Menarik, dan Menawan Sumber: Hasil Olahan Penulis 11