Bab III Analisis Lingkungan TI

dokumen-dokumen yang mirip
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: Yogyakarta, 20 Juni 2009

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

AUDIT SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 PADA WEBSITE UNIVERSITAS PERADABAN

Bab IV Rekomendasi IT Governance

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA)

BAB V HASIL RANCANGAN MODEL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI

BAB III METODE PENELITIAN. Audit Subject, Audit Objective, Preaudit Planning, Audit Procedure & Steps For

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN JASA KAPAL PADA PT. PELABUHAN INDONESIA II

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY.

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI Pengukuran Tingkat Kematangan/Maturity Model

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab III Kondisi Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia

KUESIONER. Nama Responden. Bagian/Jabatan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

Bab IV Usulan Model Pengelolaan Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

TUGAS AKHIR. Diajukan Oleh : FARIZA AYU NURDIANI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aktivitas penunjang yang cukup penting pada PT sebagai

LAMPIRAN I. Kuisioner I : Management Awareness

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut telah ditentukan pada RACI Chart.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perguruan Tinggi (PT) merupakan institusi yang memberikan pelayanan

DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT)

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI. yang akan penulis evaluasi antara lain : cadang pada PT. Mercindo Autorama

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI CHAPTER 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Hasil Pelaksanaan Audit Sistem Informasi

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

PENGUKURAN MANAJEMEN SUMBER DAYA TI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COBIT PADA PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Fakultas Ilmu Budaya (FIB) adalah salah satu dari 12 fakultas yang ada

REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE

pelaksanaan aktifitas dan fungsi pengolahan data pada Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) di STMIK Catur Sakti Kendari. Untuk mengoptimalkan

APPENDIX A. Sumber dan Tujuan. Data. Arus Data. Proses Transformasi. Penyimpanan Data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGUKURAN KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI PADA SISTEM INFORMASI AKADEMIK JURUSAN DI UNIVERSITAS GUNADARMA DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.

EVALUASI MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI MENGGUNAKAN INDEKS KEAMANAN INFORMASI (KAMI) PADA KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAAN NEGARA JAWA TIMUR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian dan Laporan Audit

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

EVALUASI MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI MENGGUNAKAN INDEKS KEAMANAN INFORMASI (KAMI) PADA KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAAN NEGARA JAWA TIMUR

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

LAMPIRAN. Lampiran 1. A. Hasil Kuesioner Prioritas TI JUMLAH. Sangat Perlu. Tidak Perlu Perlu

Oleh: Nurhayani Amik Sigma Palembang Abstrak

ABSTRACT KATA PENGANTAR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


Standar Internasional ISO 27001

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA DIGILIB UNIVERSITAS XYZ MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.0

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT LI

Pengukuran Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh Menggunakan Framework Cobit 4.1 Dengan Pola Sinkronus

PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0

PEMBUATAN MODEL TATA KELOLA IT UNTUK PROSES AKADEMIK MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS : UNIVERSITAS XYZ)

SIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Simpulan

Strategi Penerapan SPMI : Dari Mental Turun Ke TI

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

Bussiness Continuity Management Sistem Informasi Akademik: Proses, Kendala, Risiko dan Rekomendasi

1. Pendahuluan Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi

Kesepakatan Tingkat Layanan Service Level Agreement (SLA)

LAMPIRAN A Kuesioner I : Management Awareness

DOKUMEN KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV RANCANGAN MODEL

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam

PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI. Kuesioner yang dibuat mencakup 15 bagian dari IT Risk Management yang. 6. Rencana Kontingensi/Pemulihan Bencana

BAB 3 METODE PENELITIAN

Tingkat Kematangan Teknologi Informasi Menggunakan Framework COBIT pada Layanan Teknologi Informasi (Studi Kasus : STIE MDP)

BAB I PENDAHULUAN. Berikut adalah pokok pokok rumusan masalah change management pada aplikasi inventory di TPK Koja :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit

Internal Audit Charter

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. organisasi semakin menyadari manfaat potensial yang dihasilkan oleh Information

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Muhammad Rajab Fachrizal Program Studi Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Transkripsi:

31 Bab III Analisis Lingkungan TI Pada bagian ini akan dibahas sekilas mengenai UNIKOM meliputi visi, misi, tujuan, analisis TI secara umum dan pengendalian TI yang ada di lingkungan UNIKOM saat ini. Selain itu juga akan dibahas mengenai perhitungan skala prioritas untuk masing-masing control process pada domain DS dan ME. III.1 Profil UNIKOM Profil mengenai Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) dan UNIKOM Center secara rinci meliputi visi, misi, tujuan, struktur organisasi dari UNIKOM terdapat di lampiran A. III.2 Analisis TI di Lingkungan UNIKOM Pada dasarnya TI yang digunakan di UNIKOM terbagi ke dalam dua kelompok yaitu kelompok pertama berupa TI internal yang digunakan dalam institusi yang meliputi mahasiswa, dosen, staf administrasi dan dosen. Kelompok yang ke dua yaitu TI eksternal merupakan TI yang digunakan oleh masyarakat dan stakeholder yang berada di luar institusi yang membutuhkan informasi mengenai institusi tersebut. Kelompok TI tersebut mendukung jalannya proses bisnis institusi maupun meningkatkan informasi yang dihasilkan. TI internal UNIKOM terdiri dari : 1. Sistem informasi kepegawaian, merupakan sistem informasi (SI) yang berkaitan dengan staf pengajar, staf administrasi serta pejabat struktural internal. Dokumen yang ada di sistem informasi kepegawaian yaitu daftar staf pengajar, staf administrasi, struktur organisasai, Daftar Penilaian Prestasi Pegawai (DP3) dan daftar kehadiran staf karyawan di lingkungan UNIKOM. 2. Sistem informasi keuangan, meliputi sistem informasi yang berkaitan dengan keuangan institusi meliputi biaya perkuliahan mahasiswa dan penggajian para karyawan yang ada di lingkungan institusi. Dokumen yang terdapat pada

32 sistem keuangan yaitu slip gaji karyawan, tanda bukti pembayaran kuliah dan administrasi mahasiswa. 3. Sistem informasi akademik, dimana sistem informasi ini berkaitan dengan akademik mahasiswa. Sistem Informasi Akademik (SIA) UNIKOM merupakan sebuah sistem yang dikembangkan untuk melakukan manajemen terhadap jalannya suatu proses administrasi dan operasional UNIKOM. Dokumen yang terdapat pada sistem informasi akademik mahasiswa yaitu formulir pendaftaran calon mahasiswa baru, formulir registrasi ulang, formulir rencana studi, kartu studi mahasiswa, kartu hasil studi mahasiswa, formulir pendaftaran skripsi/tugas akhir, transkrip nilai dan ijazah. Layanan akademik di UNIKOM dilakukan oleh suatu Biro Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) yang terdapat di tingkat universitas dan masingmasing jurusan. Pada saat ini untuk mendukung BAAK dalam menjalankan tugas utamanya UNIKOM sudah memfasilitasi BAAK dengan suatu sistem informasi akademik mahasiswa yang didalamnya terdapat informasi mengenai biodata mahasiswa, mata kuliah yang diambil mahasiswa bersangkutan pada semester yang sedang berjalan. Pengembangan dan pengelolaan software dapat dilakukan sejalan dengan kebutuhan akan sistem administrasi yang cepat, tepat, akurat dan kompleks sifatnya untuk mengimbangi sistem operasional manual yang ada di UNIKOM. Sedangkan pengguna sistem informasi akademik ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu pengguna internal dan pengguna eksternal. a. Pengguna Internal Secara garis besar pengguna Informasi di UNIKOM adalah sebagai berikut: 1. Rektorat, dalam hal ini diwakili oleh rektor, menggunakan sistem informasi agar Pimpinan Rektorat dapat mengetahui hal-hal yang bersifat khusus yang terjadi di lingkungan UNIKOM. Contoh informasi yang diharapkan rektor adalah informasi dosen yang sering melakukan penelitian, informasi dosen yang memiliki kompentensi

33 dalam suatu bidang ilmu, informasi pendidikan terakhir dosen, informasi siswa berprestasi, misalnya yang mempunyai nilai terbaik di suatu matakuliah atau jurusan. 2. Biro Akademik, merupakan sebuah departemen yang mengatur jalannya proses administrasi di lingkungan kampus sehari-hari, contoh informasi yang diperlukan diantaranya data nilai seluruh jurusan, jumlah siswa seluruh jurusan, dosen di seluruh jurusan, alumni. 3. Jurusan, merupakan departemen yang hubungannya paling dekat dengan proses operasional sehari-hari, dalam operasinya jurusan akan membutuhkan informasi diantaranya dosen yang sedang mengajar pada hari dan jam tertentu disuatu ruangan, kelas yang sedang belajar, jumlah peserta suatu matakuliah, nama-nama dosen pengajar suatu matakuliah, alumni. 4. Dosen, merupakan bagian utama jalannya sebuah perkuliahan, ada beberapa hal penting yang diperlukan dosen dari sebuah sistem informasi diantaranya informasi jadwal mengajar, informasi daftar mahasiswa yang diajar, informasi kurikulum/silabus dari suatu matakuliah. 5. Mahasiswa, merupakan obyek dari sistem ini, ada beberapa informasi yang diperlukan mahasiswa dari sistem informasi, diantaranya adalah daftar nama dosen, daftar matakuliah, daftar nilai yang telah diambil. b. Pengguna Eksternal Selain lembaga-lembaga internal ada juga lembaga-lembaga lain diluar lingkungan kampus yang memerlukan informasi, diantaranya dalah: 1. Lembaga terkait, misalnya kopertis atau dikti memerlukan informasi mengenai biodata siswa, daftar nilai siswa, daftar dosen, dll. 2. Orang tua, orang tua siswa atau masyarakat umum memerlukan informasi mengenai jumlah mahasiswa yang aktif, prestasi yang dicapai oleh siswa, dosen, ataupun lembaga, kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan kampus, kerjasama yang telah dibina lembaga, dll.

34 Gambar III.1 Skema pengguna Sistem Informasi Akademik UNIKOM Sedangkan TI eksternal UNIKOM telah menyediakan fasilitas teknologi online yang dapat dimanfaatkan untuk proses-proses akademik antara lain pendaftaran mahasiswa baru secara online, nilai perkuliahan online, digital library, bursa kerja secara onlline, informasi mengenai institusi. Fasilitas online yang ada di institusi secara rinci dapat dilihat di lampiran A. Sumber daya yang tersedia pada umumnya sudah dapat menggunakan TI yang ada serta dapat mengolah data yang dibutuhkan sehingga dapat dihasilkan SI yang berguna untuk semua tingkatan manajemen. Sumber daya yang perlu dikelola oleh institusi yaitu : 1. Informasi : informasi diperoleh dari hasil pengelolaan data. Data yang ada berkaitan dengan layanan akademik dapat digunakan oleh seluruh bagian yang terkait dalam institusi tersebut. Data tersebut diperoleh baik dari dalam maupun dari luar institusi. Data yang telah diperoleh tersebut belum diolah secara maksimal karena belum terdapat suatu manajemen formal yang mengatur bagaimana sebaiknya pengelolaan data tersebut. Hal ini terkait belum terhubungnya sistem jaringan antar bagian kerja yang ada, tidak terkecuali biro layanan akademik di tingkat universitas dan tingkat jurusan,

35 sehingga data-data dari masing-masing bagian kerja tidak diperbaharui dari komputer pusat. 2. Infrastruktur : infrastruktur meliputi fasilitas maupun teknologi yang ada di institusi sebagai pendukung dalam melakukan fungsi bisnis utamanya. Insitusi menyediakan beberapa fasilitas yang dapat digunakan oleh semua bagian, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan dari para penggunanya, sehingga sering terjadi keterlambatan informasi yang dibutuhkan. Sedangkan teknologi yang digunakan pada umumnya sudah mengikuti perkembangan teknologi saat ini. Teknologi yang digunakan sudah mempunyai standar baku mengenai penggunaan TI dan standarisasi mengenai kapan teknologi yang baru dapat diimplementasikan pada institusi tersebut serta sejauh mana penggunaan TI yang baru dapat membantu pihak pihak terkait dalam memperoleh informasi yang berkualitas. 3. Sistem aplikasi : sistem aplikasi yang ada sudah memiliki standar operasi atau prosedur yang baku dalam penggunaannya. Namun yang menjadi kendala adalah sistem aplikasi yang ada belum terintegrasi secara menyeluruh, karena masih adanya pandangan dimana masing-masing bagian kerja hanya menangani sistem informasi yang berkaitan dengan bagian kerjanya saja serta belum terhubungnya sistem jaringan antar bagian kerja, sehingga data-data dari masing-masing bagian kerja tidak diperbaharui dari komputer pusat. 4. Manusia : sumber daya manusia pada institusi sebagian besar dapat memahami dan menggunakan aplikasi-aplikasi yang ada serta teknologi yang tersedia, dikarenakan setiap terdapat penggunaan TI yang baru, maka pihak institusi akan mengadakan pelatihan terhadap penggunaan TI tersebut, tetapi penjadwalan tentang pelaksanaan pelatihan belum terstruktur dengan baik sehingga masih ada beberapa staf yang belum memahami tahap tahap dalam menyelesaikan suatu permasalahan. III.3 Analisis Pengendalian TI Pengendalian TI merupakan suatu pernyataan maksud yang ingin dicapai dengan mengimplementasikan prosedur pengendalian dalam kegiatan TI institusi. Dalam penelitian ini analisis pengendalian TI yang ada di UNIKOM saat ini dilakukan

36 mengikuti standar COBIT, dimana hanya 2 dari 4 domain pengelolaan yang ada dalam kerangka COBIT yaitu domain deliver and support, monitor and evaluate. Berikut ini analisis pengendalian TI yang ada di UNIKOM saat ini untuk masingmasing domain yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Kepala UNIKOM Center dan Kepala BAAK, maupun hasil dari observasi mengenai pengelolaan TI di UNIKOM : a. Deliver and Support Proses deliver and support yang ideal bagi institusi sebenarnya didasarkan kepada kebutuhan yang terdapat dalam visi, misi, proses bisnis dan rencana strategis institusi sendiri, apakah bisa menyesuaikan dengan kondisi lingkungan internal maupun eksternal yang mempengaruhinya. 1. DS1 Mendefinisikan dan mengelola tingkat layanan Pengadaan perangkat keras dan perangkat lunak dilakukan dengan mengadakan kerjasama dengan beberapa vendor yang menyediakan kebutuhan institusi. Pengadaan ini dilakukan dengan melewati suatu tahap perencanaan yang dikoordinir oleh UNIKOM Center dengan institusi sebagai penyandang dana. Untuk pembuatan perangkat lunak aplikasi yang digunakan dalam pengelolaan data akademik, Institusi menjalin kerja sama dengan UNIKOM Center. Setiap layanan yang akan diberikan dalam setiap kerja sama ini tercakup dalam sebuah Service Level Agreement (SLA), yang merupakan persetujuan antara kedua belah pihak untuk menyajikan layanan tertentu dari vendor, bagi pihak lain yaitu users yang dalam dokumentasi ini dapat dirujuk sebagai client. Secara efektif merupakan proxy contract dimana kedua belah pihak telah menegosiasikan dan menyetujui dokumen komprehensif yang menspesifikasikan terminologi dan kondisi yang mempengaruhi service deliver. Setiap SLA ini setiap akan berakhirnya masa kerja sama selalu di review oleh pihak institusi untuk diputuskannya apakah kerja sama dilakukan kembali atau tidak. Untuk kerja sama dengan UNIKOM Center sebagai penyedia TI untuk kepentingan proses layanan akademik, maka SLA tersebut di review oleh pihak institusi sebagai client dengan

37 UNIKOM Center sebagai pihak vendor setiap akhir semester yang sedang berjalan. 2. DS2 Mengelola layanan pihak ketiga Proses manajemen pihak ketiga yaitu baik pihak internal maupun eksternal dilakukan untuk memastikan pelayanan yang diberikan pihak ketiga memenuhi persyaratan bisnis yaitu pencapaian layanan akademik yang efektif. Hal ini sudah dilakukan institusi dengan menggambarkan peran, tanggung jawab dan ekspektasi dalam persetujuan pihak ketiga dalam SLA. Dengan manajemen yang efektif dari layanan pihak ketiga mengurangi risiko bisnis yang berhubungan dengan ketidak performnya dari pihak ketiga. 3. DS3 Mengelola performansi dan kapasitas Kebutuhan unuk mengelola performansi dan kapasitas sumber daya TI saat ini dilakukan secara periodik, dimana proses ini meliputi memprediksikan performansi masa depan berdasarkan beban kerja yang telah ditentukan dalam SLA. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko dari gangguan layanan akademik yang disebabkan ketidakcukupan atau penurunan performansi dan mengidentifikasi kelebihan kapasitas. 4. DS4 Memastikan layanan bekelanjutan Kebutuhan untuk menyediakan pengembangan kebutuhan layanan TI yang berkelanjutan, rencana perawatan dan pengujian TI, dan rencana pelatihan dilakukan secara periodik. TI yang akan diimplementasikan harus melewati tahap pengujian. Pengujian tersebut dilakukan dengan melakukan uji logika terhadap sistem yang akan diaplikasikan serta disesuaikan dengan SI yang akan digunakan. Semua hal ini meminimalisir kemungkinan dan dampak yang besar dari interupsi layanan TI pada fungsi utama bisnis. 5. DS5 Memastikan keamanan sistem Kebutuhan untuk menjaga integritas informasi dan melindungi aset TI memerlukan proses manajemen keamanan. Pengaturan keamanan penggunaan TI pada layanan akademik yang sifatnya belum terintegrasi antara BAAK di jurusan dengan tingkat universitas maupun dengan bagian

38 kerja yang lain dilakukan dengan penggunaan password login untuk membatasi hak akses users yang diatur oleh UNIKOM Center. Seluruh koneksi jaringan publik dari UNIKOM harus melalui gateway yang telah ditentukan. Gateway yang menghubungkan koneksi jaringan komputer UNIKOM ke jaringan komputer publik dilengkapi dengan firewall. Unit-unit kerja di UNIKOM tidak menggunakan modem terpisah untuk koneksi ke jaringan publik. Selain itu untuk menjaga komputer dan jaringan komputer terhadap serangan virus dan worm sudah menggunakan perangkat lunak antivirus, yang di-update dan digunakan secara berkala di seluruh komputer yang ada di UNIKOM. Dimana users harus melakukan virus scanning, dengan perangkat lunak antivirus yang tersedia, terhadap seluruh file dari media eksternal atau removeable storage (disket, flash disk, dll) dan hasil download sebelum digunakan. Pengawasan dan terhadap implementasi keamanan dilakukan secara proaktif. 6. DS6 Identifikasi dan alokasi biaya Kebutuhan untuk sistem alokasi biaya TI untuk bisnis secara seimbang dan memadai memerlukan pengukuran biaya TI yang akurat serta persetujuan dengan pengguna bisnis pada alokasi yang seimbang. Setiap pembelanjaan rutin dari setiap aktifitas TI dicatat, diproses dan dilaporkan dengan baik. Dukungan anggaran TI dirasakan cukup memadai untuk perencanaan tahunan operasional TI. Penggunaan anggaran selalu diawasi rektorat agar pengeluaran yang dilakukan tidak melebihi anggaran yang ditetapkan. 7. DS7 Mendidik dan melatih users Pendidikan yang efektif bagi semua users sistem TI membutuhkan pelatihan sumber daya yang tepat untuk setiap kelompok users. Sumber daya manusia diatur sesuai dengan kebutuhan dan mengikuti prosedur yang ditentukan oleh institusi. Keadaan saat ini proses pengaturan sumber daya manusia telah dilakukan dengan baik sesuai dengan latar belakang pendidikan dengan posisi penempatan yang ada. Tetapi proses pelatihan terhadap TI yang baru dikembangkan tidak dilakukan secara efektif dan belum terjadwal dengan baik, dimana pelatihan dilakukan jika ada pihak

39 tertentu merasa perlu diadakannya suatu pelatihan. Selain itu pelatihan tersebut belum memuaskan bagi pihak pengguna, dikarenakan keterbatasan waktu pelatihan serta tidak adanya buku pedoman (user manual) yang diberikan kepada pengguna. Akibat dari permasalahan ini yaitu masih ada beberapa staf yang belum memahami tahap tahap dalam menyelesaikan suatu permasalahan. 8. DS8 Mengelola help desk dan insiden Respon yang efektif dan periodik terhadap masukan dan permasalahan users TI membutuhkan rancangan dan pelaksanaan yang baik dari help desk dan proses manajemen insiden. Untuk penanganan insiden yang terjadi terhadap penggunaan TI saat ini tidak dilakukan secara rutin, namun dilakukan sewaktuwaktu jika terjadi keluhan dari users. Proses pengelolaan help desk dan insiden ini meliputi tahap registrasi insiden yang terjadi, ekskalasi insiden, analisis pola dan akar penyebab, dan penyelesaian. Semua tahapan ini dilakukan sesuai dengan pelayanan yang telah ditentukan dalam SLA yang sudah disepakati antara pihak institusi dengan rekanan kerjanya, apakah dari UNIKOM Center atau dari pihak eksternal institusi. 9. DS9 Mengelola konfigurasi Menjamin integritas dari konfigurasi perangkat keras dan perangkat lunak membutuhkan pembangunan dan perawatan konfigurasi repository secara komplit dan akurat. Keadaan saat ini konfigurasi tipe data yang digunakan dalam SI layanan akademik sudah mempunyai standar yang sudah baku, sehingga jika ada pertukaran data dari layanan akademik tingkat jurusan ke tingkat universitas tidak diperlukan lagi untuk mengkonversi data tersebut. Manajemen konfigurasi yang efektif memfasilitasi availability system menjadi lebih besar, meminimalkan masalah yang timbul dalam kinerja dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan dengan lebih cepat. 10. DS10 Mengelola permasalahan Penanganan permasalahan yang ada berkaitan dengan TI dilakukan dengan mengklasifikasikan permasalahan apakah permasalahan berhubungan dengan perangkat keras, perangkat lunak atau perangkat lunak pendukung,

40 dampak dari permasalahan tersebut terhadap fungsi bisnis utama, tingkat kepentingan untuk menentukan prioritas penyelesaiannya. Kelompok ini disesuaikan dengan tanggung jawab users dalam organisasi. Untuk penanganan permasalahan tersebut sudah ada prosedur tersendiri yang disepakati pihak institusi, dan dari penyelesaian permasalahan tersebut memungkinkan akan terjadinya perubahan, baik itu perubahan sistem maupun aplikasi yang ditetapkan melalui kebijakan dan keputusan yang dikeluarkan oleh Rektorat. 11. DS11 Mengelola data Proses manajemen data mencakup proses penetapan prosedur yang efektif dalam mengelola media pustaka, backup, recovery data serta disposal media yang memadai. Pada saat ini pengelolaan data yang berhubungan dengan layanan akademik masih dilakukan oleh masing-masing jurusan, dimana hasil akhir data akademik mahasiswa ini nantinya akan disampaikan ke bagian akademik tingkat universitas. Karena sistem yang belum terintegrasi dalam satu jaringan, maka redudansi data maupun pemutakhiran data yang ada di bagian akademik tingkat unversitas tidak bisa secara otomatis ter-update jika pemutakhiran suatu data dilakukan di jurusan. Selain itu backup data dilakukan tidak secara berkala oleh masing-masing jurusan sehingga seringkali terjadi kehilangan data akademik mahasiswa yang dapat merugikan mahasiswa tersebut. 12. DS12 Mengelola lingkungan fisik Perlindungan bagi peralatan komputer dan personelnya memerlukan fasilitas fisik yang di rancang dan dikelola dengan baik. UNIKOM telah mempunyai konsultan khusus untuk menangani permasalahan yang berkaitan dengan hal inventarisasi, sehingga pengelolaan lingkungan fisik lebih terarah dan terkontrol sesuai dengan kebutuhan bisnis saat ini. Keadaan saat ini pemilihan dan perancangan tata letak lingkungan fisik dibuat oleh Rektorat dan melibatkan bagian yang terkait dengan mempertimbangkan regulasi keamanan kerja yang berlaku maupun memperhitungkan risiko yang bisa disebabkan bencana baik oleh manusia maupun alam. Selain itu untuk mengakses ke lingkugan tertentu seperti ke

41 lingkungan layanan akademik maupun penggunaan fasilitas TI yang ada sudah didefinisikan dan diimplementasikan tata tertib, prosedur-prosedur untuk hal tersebut. Selain itu fasilitas, termasuk perlengkapan daya listrik dan komunikasi dikelola selaras dengan persyaratan teknis maupun spesifikasi dari vendor. 13. DS13 Mengelola operasi Pemrosesan data yang lengkap dan akurat memerlukan manajemen yang efektif atas prosedur pemrosesan data dan pemeliharaan perangkat keras. Keadaan saat ini sudah terdapat prosedur bagaimana untuk pengoperasian TI, dimana hal ini menjamin staf dari layanan akademik terbiasa dengan tugas yang berhubungan dengan tugas kesehariannya. Untuk pengawasan penggunaan internet dilakukan dengan pemeriksaan urutan waktu operasi yang tersimpan dalam log operasi. b. Monitor and Evaluate Proses monitor and evaluate perlu dilakukan secara teratur dari waktu ke waktu untuk pemenuhan dan kualitas TI dengan kebutuhan kendali. ME1 Monitor dan mengevaluasi kinerja TI Proses monitor diperlukan untuk memastikan bahwa TI memberikan kontribusi bagi bisnis sesuai dengan arahan dan kebijakan yang sudah ditetapkan. Manajemen TI yang efektif membutuhkan proses monitoring yang meliputi proses pendefinisian bagaimana pelaksanaan monitoring yang relevan dan sistematik, laporan dari pelaksanaan, tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Keadaan saat ini monitoring dan evaluasi terhadap kinerja TI yang ada difokuskan pada layanan TI berkaitan dengan layanan ke publik. Sedangkan kinerja TI untuk layanan internal di unit kerja yang ada tidak dilakukan secara optimal, karena monitor dan evaluasi dilakukan ketika ada keluhan dari unit kerja mengenai layanan TI. ME2 Monitor dan mengevaluasi kontrol internal Rektorat mengenali akan kebutuhan manajemen TI secara regular dan jaminan kontrol. Penilaian kontrol internal TI dilakukan sebagai bagian dari audit keuangan yang merefleksikan kebutuhan akan fungsi layanan informasi.

42 Dalam proses ini sudah dilakukan penilaian risiko proses TI dalam kerangka kerja kontrol TI. Kegiatan penilaian penerapan kendali internal IT tidak dilakukan secara berkala. Kendali internal IT belum seluruhnya didokumentasikan dan dikomunikasikan ke berbagai pihak terkait ME3 Memastikan pada persyaratan eksternal Keadaan saat ini sudah ada kesadaran dari pihak Rektorat akan kepatuhan dan kebutuhan pada regulasi maupun kontrak yang berdampak pada organisasi dan kebutuhan tersebut dikomunikasikan. Prosedur ketaatan pada persyaratan eksternal seperti regulasi financial dikembangkan dan diikuti dari tahun ke tahun. ME4 Menyediakan tata kelola TI Proses ini meliputi pendefinisian struktur organisai, proses, kepemimpinan, peran dan tanggung jawab organisasi untuk menjamin investasi TI selaras dengan strategi dan tujuan organisasi. Rektorat sudah menyadari akan perlunya tata kelola TI. Aktivitas tata kelola TI dan indikator kerja sedang dalam tahap pengembangan. Proses-proses, alat dan ukuran untuk mengukur tata kelola masih terbatas dan tidak digunakan secara penuh karena adanya kekurangan keahlian pada fungsionalitasnya. Namun manajemen hanya merespon secara aktif jika ada insiden yang menyebabkan kerugian maupun hal yang dapat menurunkan reputasi organisasi di publik. III.4 Hasil Perhitungan Skala Prioritas Penentuan tingkat kepentingan yang diutamakan dalam pemilihan control process yang ada dalam domain DS dan ME, maka terlebih dahulu dilakukan perhitungan skala prioritas untuk mendapatkan hasil dari skala prioritas terendah sampai dengan prioritas tertinggi. Dari hasil perhitungan ini nantinya dibuatkan KGI, KPI dan pemetaan maturity level serta rekomendasi yang diusulkan hanya untuk skala prioritas tertinggi. Langkah-langkah dalam pembuatan skala prioritas tersebut sebagai berikut ini : 1. Membuat kuesioner yang membandingkan control process yang terdapat pada domain DS dan ME, dimana skala pembanding yang digunakan dari skala 1

43 sampai dengan 9. Kuesioner ini diisi oleh pihak kepala UNIKOM Center sebagai pihak yang berkompeten dalam pengadaan dan pengelolaan TI di UNIKOM dan kepala BAAK sebagai penanggung jawab dalam aktivitas layanan akademik di UNIKOM (hasil kuesioner terdapat di lampiran B). 2. Dari hasil kuesioner tersebut kemudian dibuat ke dalam matriks perbandingan rata-rata dengan perhitungan nilai perbandingan antar control process berdasarkan dari nilai bobot yang di dapat dalam kuesioner. 3. Langkah selanjutnya yaitu menghitung nilai eigen value. 4. Dari penghitungan skala prioritas dan eigen value tersebut dilakukan pengukuran konsistensi jawaban masing-masing domain. 5. Dari nilai eigen value tersebut nantinya dipilih nilai eigen value tertinggi untuk mencari nilai untuk mendapatkan eigen value dari masing-masing control process. Berdasarkan langkah-langkah pembuatan skala prioritas tersebut, maka didapatkan hasil perhitungan masing-masing control process pada domain DS dan ME sebagai berikut : 1. Deliver and Support Pada domain ini terdapat 13 control process yang nantinya akan dipilih untuk di buatkan rekomendasi IT Governance, dimana pemilihan ini berdasarkan nilai skala prioritas tertinggi menggunakan metode AHP. Nilai perbandingan dari masing-masing control process diperoleh matriks perbandingan rata-rata untuk ke 2 responden. Matriks rata-rata dari hasil kuesioner perbandingan antar control process menurut penilaian responden pertama dalam hal ini Kepala UNIKOM Center terdapat pada tabel III.1. Tabel III.1 Matriks perbandingan rata-rata domain DS menurut penilaian responden pertama DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 DS8 DS9 DS10 DS11 DS12 DS13 DS1 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 3,00 0, 33 1,00 1,00 DS2 1,00 1,00 3,00 3,00 0,33 1,00 0,33 1,00 3,00 0,33 0,33 1,00 1,00 DS3 1,00 0,33 1,00 3,00 0,33 0,33 0,33 1,00 3,00 1,00 0,33 1,00 1,00

44 Tabel III.1 Matriks perbandingan rata-rata domain DS menurut penilaian responden pertama (lanjutan) DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 DS8 DS9 DS10 DS11 DS12 DS13 DS4 1,00 0,33 0,33 1,00 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 1,00 0,33 1,00 1,00 DS5 1,00 3,03 3,03 3,03 1,00 3,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 DS6 1,00 1,00 3,03 3,03 0,33 1,00 0,33 3,00 3,00 3,00 0,33 1,00 1,00 DS7 1,00 3,03 3,03 3,03 1,00 3,03 1,00 3,00 3,00 3,00 1,00 1,00 1,00 DS8 1,00 1,00 1,00 3,03 1,00 0,33 0,33 1,00 3,00 3,00 0,33 1,00 1,00 DS9 1,00 0,33 0,33 3,03 1,00 0,33 0,33 0,33 1,00 3,00 0,33 1,00 1,00 DS10 0,33 3,03 1,00 1,00 1,00 0,33 0,33 0,33 0,33 1,00 0,33 1,00 1,00 DS11 3,03 3,03 3,03 3,03 1,00 3,03 1,00 3,03 3,03 3,03 1,00 3,00 5.00 DS12 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,33 1,00 0,33 DS13 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,20 1,00 1,00 Total 14.36 19.12 21,79 29.18 10,32 15.72 8.32 17.03 23,69 24.36 6.17 15.00 16.33 Dari matriks rata rata tersebut nantinya akan dihitung skala prioritas yang digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan yang paling utama, sehingga akan diperoleh control process yang menjadi pertimbangan utama untuk dibuatkan rekomendasi IT Governance. Untuk menghitung prioritas dari masingmasing control process dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata jumlah baris yang didapat dari hasil penjumlahan antar kolom. Matriks bobot untuk domain DS dari penilaian responden pertama terdapat pada tabel III.2. Tabel III.2 Matriks bobot domain DS menurut penilaian responden pertama DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 DS8 DS9 DS10 DS11 DS12 DS13 Jumlah Baris Bobot (eigein value) DS1 0,07 0,05 0,05 0,03 0,10 0,06 0,12 0,06 0,04 0,12 0,05 0,07 0,06 0,89 0,07 DS2 0,07 0,05 0,14 0,10 0,03 0,06 0,04 0,06 0,13 0,01 0,05 0,07 0,06 0,88 0,07 DS3 0,07 0,02 0,05 0,10 0,03 0,02 0,04 0,06 0,13 0,04 0,05 0,07 0,06 0,74 0,06 DS4 0,07 0,02 0,02 0,03 0,03 0,02 0,04 0,02 0,01 0,04 0,05 0,07 0,06 0,48 0,04 DS5 0,07 0,16 0,14 0,10 0,10 0,19 0,12 0,06 0,04 0,04 0,16 0,07 0,06 1,31 0,10 DS6 0,07 0,05 0,14 0,10 0,03 0,06 0,04 0,18 0,13 0,12 0,05 0,07 0,06 1,11 0,09 DS7 0,07 0,16 0,14 0,10 0,10 0,19 0,12 0,18 0,13 0,12 0,16 0,07 0,06 1,60 0,12 DS8 0,07 0,05 0,05 0,10 0,10 0,02 0,04 0,06 0,13 0,12 0,05 0,07 0,06 0,92 0,07 DS9 0,07 0,02 0,02 0,10 0,10 0,02 0,04 0,02 0,04 0,12 0,05 0,07 0,06 0,73 0,06 DS10 0,02 0,16 0,05 0,03 0,10 0,02 0,04 0,02 0,01 0,04 0,05 0,07 0,06 0,68 0,05 DS11 0,21 0,16 0,14 0,10 0,10 0,19 0,12 0,18 0,13 0,12 0,16 0,20 0,31 2,12 0,16 DS12 0,07 0,05 0,05 0,03 0,10 0,06 0,12 0,06 0,04 0,04 0,05 0,07 0,02 0,77 0,06 DS13 0,07 0,05 0,05 0,03 0,10 0,06 0,12 0,06 0,04 0,04 0,03 0,07 0,06 0,79 0,06 Dari matriks prioritas dan matriks bobot tersebut diukur konsistensi rasio, dimana hal ini menunjukkan jawaban yang diberikan kedua responden dapat

45 dipertanggungjawabkan. Tabel III.3 merupakan hasil perhitungan rasio konsistensi dari responden pertama. Tabel III.3 Responden 1 untuk perhitungan Rasio Konsistensi (CR) penentuan domain DS DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 DS8 DS9 DS10 DS11 DS12 DS13 Jumlah Baris DS1 0,07 0,07 0,06 0,04 0,10 0,09 0,12 0,07 0,06 0,16 0,05 0,06 0,06 0,99 DS2 0,07 0,07 0,17 0,11 0,03 0,09 0,04 0,07 0,17 0,02 0,05 0,06 0,06 1,01 DS3 0,07 0,02 0,06 0,11 0,03 0,03 0,04 0,07 0,17 0,05 0,05 0,06 0,06 0,83 DS4 0,07 0,02 0,02 0,04 0,03 0,03 0,04 0,02 0,02 0,05 0,05 0,06 0,06 0,52 DS5 0,07 0,20 0,17 0,11 0,10 0,26 0,12 0,07 0,06 0,05 0,16 0,06 0,06 1,50 DS6 0,07 0,07 0,17 0,11 0,03 0,09 0,04 0,21 0,17 0,16 0,05 0,06 0,06 1,29 DS7 0,07 0,20 0,17 0,11 0,10 0,26 0,12 0,21 0,17 0,16 0,16 0,06 0,06 1,86 DS8 0,07 0,07 0,06 0,11 0,10 0,03 0,04 0,07 0,17 0,16 0,05 0,06 0,06 1,04 DS9 0,07 0,02 0,02 0,11 0,10 0,03 0,04 0,02 0,06 0,16 0,05 0,06 0,06 0,80 DS10 0,02 0,20 0,06 0,04 0,10 0,03 0,04 0,02 0,02 0,05 0,05 0,06 0,06 0,76 DS11 0,21 0,20 0,17 0,11 0,10 0,26 0,12 0,21 0,17 0,16 0,16 0,18 0,30 2,36 DS12 0,07 0,07 0,06 0,04 0,10 0,09 0,12 0,07 0,06 0,05 0,05 0,06 0,02 0,85 DS13 0,07 0,07 0,06 0,04 0,10 0,09 0,12 0,07 0,06 0,05 0,03 0,06 0,06 0,87 Responden 1 untuk perhitungan eigen value maksimum (λmaks) penentuan domain DS. 0,99 0,07 14.56 1,01 0,07 14.90 0,83 0,06 14.58 0,52 0,04 13,83 1,50 0,10 14.86 1,29 0,09 15.14 1,86 : 0,12 = 15.13 1,04 0,07 14.76 0,80 0,06 14.27 0,76 0,05 14.59 2,36 0,16 14.48 0,85 0,06 14.45 0,87 : 0,06 = 14.40 λmaks=(14.56+14.90+14.58+13,83+14.86+15.14+15.13+14.76+14.27+14.59+ 14.48+14.45+14.40)/13 =14.61 Responden 1 untuk indeks konsistensi (Consistency Index) yang dilambangkan CI CI = (λmaks-n)/(n-1) = (14.61-13)/(13-1) = 0,13 Responden 1 untuk rasio konsistensi ( Consistency Rasio) yang dilambangkan CR CR = CI/RI = 0,13/1,56 = 0,09 0,10.

46 Dari perhitungan tersebut, nilai CR (Consistency Rasio) sebesar 0,09 atau lebih kecil dari 0,10 (10%). Ini berarti penilaian responden 1 untuk domain DS dapat dinyatakan konsisten atau dapat diterima dan dipertanggungjawabkan. Sedangkan matriks rata-rata dari hasil kuesioner perbandingan antar control process menurut penilaian responden kedua dalam hal ini Kepala BAAK UNIKOM terdapat pada tabel III.4. Tabel III.4 Matriks perbandingan rata-rata domain DS menurut penilaian responden kedua DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 DS8 DS9 DS10 DS11 DS12 DS13 DS1 1,00 1,00 1,00 1,00 0,33 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,33 1,00 1,00 DS2 1,00 1,00 1,00 0,33 1,00 0,33 0,33 1,00 1,00 0,33 0,33 1,00 0,33 DS3 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,33 1,00 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 DS4 1,00 3,03 1,00 1,00 1,00 1,00 0,33 1,00 1,00 1,00 0,33 1,00 1,00 DS5 3,03 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 3,00 1,00 1,00 1,00 DS6 1,00 3,03 1,00 1,00 1,00 1,00 0,30 1,00 1,00 1,00 0,33 1,00 0,33 DS7 1,00 3,03 3,03 3,03 1,00 3,33 1,00 3,00 3,00 3,00 1,00 3,00 3,00 DS8 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,33 1,00 0,33 0,33 0,30 1,00 1,00 DS9 1,00 1,00 3,03 1,00 1,00 1,00 0,33 3,03 1,00 0,33 0,33 0,33 0,33 DS10 1,00 3,03 3,03 1,00 0,33 1,00 0,33 3,03 3,03 1,00 0,33 1,00 1,00 DS11 3,03 3,03 3,03 3,03 1,00 3,03 1,00 3,33 3,03 3,03 1,00 3,00 3,00 DS12 1,00 1,00 3,03 1,00 1,00 1,00 0,33 1,00 3,03 1,00 0,33 1,00 1,00 DS13 1,00 3,03 3,03 1,00 1,00 3,03 0,33 1,00 3,03 1,00 0,33 1,00 1,00 Total 17.06 25.18 25.18 16.39 11,66 18.72 6.96 21,39 21,78 16.35 6.28 15.66 14.32 Tabel III.5 Matriks bobot domain DS menurut penilaian responden kedua DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 DS8 DS9 DS10 DS11 DS12 DS13 Jumlah Baris Bobot (eigein value) DS1 0,06 0,04 0,04 0,06 0,03 0,05 0,14 0,05 0,05 0,06 0,05 0,06 0,07 0,76 0,06 DS2 0,06 0,04 0,04 0,02 0,09 0,02 0,05 0,05 0,05 0,02 0,05 0,06 0,02 0,56 0,04 DS3 0,06 0,04 0,04 0,06 0,09 0,05 0,05 0,05 0,02 0,02 0,05 0,02 0,02 0,56 0,04 DS4 0,06 0,12 0,04 0,06 0,09 0,05 0,05 0,05 0,05 0,06 0,05 0,06 0,07 0,81 0,06 DS5 0,18 0,04 0,04 0,06 0,09 0,05 0,14 0,05 0,05 0,18 0,16 0,06 0,07 1,17 0,09 DS6 0,06 0,12 0,04 0,06 0,09 0,05 0,04 0,05 0,05 0,06 0,05 0,06 0,02 0,76 0,06 DS7 0,06 0,12 0,12 0,18 0,09 0,18 0,14 0,14 0,14 0,18 0,16 0,19 0,21 1,91 0,15 DS8 0,06 0,04 0,04 0,06 0,09 0,05 0,05 0,05 0,02 0,02 0,05 0,06 0,07 0,65 0,05 DS9 0,06 0,04 0,12 0,06 0,09 0,05 0,05 0,14 0,05 0,02 0,05 0,02 0,02 0,77 0,06 DS10 0,06 0,12 0,12 0,06 0,03 0,05 0,05 0,14 0,14 0,06 0,05 0,06 0,07 1,02 0,08 DS11 0,18 0,12 0,12 0,18 0,09 0,16 0,14 0,16 0,14 0,19 0,16 0,19 0,21 2,04 0,16 DS12 0,06 0,04 0,12 0,06 0,09 0,05 0,05 0,05 0,14 0,06 0,05 0,06 0,07 0,90 0,07 DS13 0,06 0,12 0,12 0,06 0,09 0,16 0,05 0,05 0,14 0,06 0,05 0,06 0,07 1,09 0,08

47 Tabel III.6 Responden 2 untuk perhitungan Rasio Konsistensi (CR) penentuan domain DS DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 DS8 DS9 DS10 DS11 DS12 DS13 Jumlah Baris DS1 0,06 0,04 0,04 0,06 0,03 0,06 0,15 0,05 0,06 0,08 0,05 0,07 0,08 0,83 DS2 0,06 0,04 0,04 0,02 0,09 0,02 0,05 0,05 0,06 0,03 0,05 0,07 0,03 0,61 DS3 0,06 0,04 0,04 0,06 0,09 0,06 0,05 0,05 0,02 0,03 0,05 0,02 0,03 0,60 DS4 0,06 0,13 0,04 0,06 0,09 0,06 0,05 0,05 0,06 0,08 0,05 0,07 0,08 0,88 DS5 0,18 0,04 0,04 0,06 0,09 0,06 0,15 0,05 0,06 0,24 0,16 0,07 0,08 1,28 DS6 0,06 0,13 0,04 0,06 0,09 0,06 0,04 0,05 0,06 0,08 0,05 0,07 0,03 0,82 DS7 0,06 0,13 0,13 0,19 0,09 0,19 0,15 0,15 0,18 0,24 0,16 0,21 0,25 2,12 DS8 0,06 0,04 0,04 0,06 0,09 0,06 0,05 0,05 0,02 0,03 0,05 0,07 0,08 0,70 DS9 0,06 0,04 0,13 0,06 0,09 0,06 0,05 0,15 0,06 0,03 0,05 0,02 0,03 0,83 DS10 0,06 0,13 0,13 0,06 0,03 0,06 0,05 0,15 0,18 0,08 0,05 0,07 0,08 1,13 DS11 0,18 0,13 0,13 0,19 0,09 0,18 0,15 0,17 0,18 0,24 0,16 0,21 0,25 2,24 DS12 0,06 0,04 0,13 0,06 0,09 0,06 0,05 0,05 0,18 0,08 0,05 0,07 0,08 1,01 DS13 0,06 0,13 0,13 0,06 0,09 0,18 0,05 0,05 0,18 0,08 0,05 0,07 0,08 1,21 Responden 2 untuk perhitungan eigen value maksimum (λmaks) penentuan domain DS. 0,83 0,06 14.19 0,61 0,04 14.07 0,60 0,04 13,86 0,88 : 0,06 = 14.25 1,28 0,09 14.18 0,82 0,06 14.18 2,12 0,15 14.39 0,70 0,05 14.01 0,83 0,06 14.02 1,13 : 0,08 = 14.48 2,24 0,16 14.32 1,01 0,07 14.52 1,21 0,08 14.46 λmaks=(14.19+14.07+13,86+14.25+14.18+14.18+14.39+14.01+14.02+14.48+ 14.32+14.52+14.46)/13 =14.23 Responden 2 untuk indeks konsistensi (Consistency Index) yang dilambangkan CI CI = (λmaks-n)/(n-1) = (14.23-13)/(13-1) = 0,10 Responden 1 untuk rasio konsistensi (Consistency Rasio) yang dilambangkan CR CR = CI/RI = 0,10/1,56 = 0,10 0,07 Dari perhitungan tersebut, nilai CR (Consistency Rasio) sebesar 0,07 atau lebih kecil dari 0,10 (10%). Ini berarti penilaian responden 2 untuk domain DS dapat dinyatakan konsisten atau dapat diterima dan dipertanggung jawabkan.

48 2. Monitor and Evaluate Pada domain ini terdapat 4 control process yang nantinya akan dipilih untuk di buatkan rekomendasi IT Governance, dimana pemilihan ini berdasarkan nilai skala prioritas tertinggi menggunakan metode AHP. Nilai perbandingan dari masing-masing control process diperoleh matriks perbandingan rata-rata untuk ke 2 responden. Langkah yang dilakukan dalam pemilihan control process yang akan dibuatkan rekomendasi IT Governance untuk domain ME sama seperti langkah pemilihan control process untuk domain DS yang telah dibahas sebelumnya. Matriks perbandingan rata-rata untuk setiap control process di domain ME yang dihasilkan berdasarkan penilaian dari kedua responden terdapat pada tabel III.7 dan III.10. Tabel III.7 Matriks perbandingan rata-rata domain ME menurut penilaian responden pertama ME1 ME2 ME3 ME4 ME1 1,00 3,00 3,00 3,00 ME2 0,33 1,00 1,00 1,00 ME3 0,33 1,00 1,00 1,00 ME4 0,33 1,00 1,00 1,00 Total 2,00 6.00 6.00 6.00 Dari matriks perbandingan rata rata tersebut, kemudian akan dihitung skala prioritas yang digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan yang paling utama. Berikut matriks bobot untuk masing-masing control process pada domain ME menurut penilian kedua responden. Tabel III.8 Matriks bobot domain ME menurut penilaian responden pertama ME1 ME2 ME3 ME4 Jumlah Baris Bobot (eigein value) ME1 0,50 0,50 0,50 0,50 2,00 0,50 ME2 0,17 0,17 0,17 0,17 0,67 0,17 ME3 0,17 0,17 0,17 0,17 0,67 0,17 ME4 0,17 0,17 0,17 0,17 0,67 0,17

49 Tabel III.9 Responden 1 untuk perhitungan Rasio Konsistensi (CR) penentuan domain ME ME1 ME2 ME3 ME4 Jumlah Baris ME1 0,50 0,50 0,50 0,50 2,00 ME2 0,17 0,17 0,17 0,17 0,66 ME3 0,17 0,17 0,17 0,17 0,67 ME4 0,17 0,17 0,17 0,17 0,67 Responden 1 untuk perhitungan eigen value maksimum (λmaks) penentuan domain ME. 2,00 0,50 4.00 0,66 0,17 4.00 0,67 : 0,17 = 4.00 0,67 0,17 4.00 λmaks=(4.00+4.00+4.00+4.00)/4 = 4.00 Responden 1 untuk indeks konsistensi (Consistency Index) yang dilambangkan CI CI = (λmaks-n)/(n-1) = (4.00-4)/(4-1) = 0,00 Responden 1 untuk rasio konsistensi (Consistency Rasio) yang dilambangkan CR CR = CI/RI = 0/0,9 = 0,00 0,10 Dari perhitungan tersebut, nilai CR (Consistency Rasio) sebesar 0,00 atau lebih kecil dari 0,10 (10%). Ini berarti penilaian responden 1 untuk domain ME dapat dinyatakan konsisten atau dapat diterima dan dipertanggung jawabkan. Tabel III.10 Matriks perbandingan rata-rata domain ME menurut penilaian responden kedua ME1 ME2 ME3 ME4 ME1 1,00 3,00 5.00 3,00 ME2 0,33 1,00 1,00 1,00 ME3 0,20 1,00 1,00 1,00 ME4 0,33 1,00 1,00 1,00 Total 1,86 6.00 8.00 6.00

50 Tabel III.11 Matriks bobot domain ME menurut penilaian responden kedua ME1 ME2 ME3 ME4 Jumlah Baris Bobot (eigein value) ME1 0,54 0,50 0,63 0,50 2,16 0,54 ME2 0,18 0,17 0,13 0,17 0,64 0,16 ME3 0,11 0,17 0,13 0,17 0,57 0,14 ME4 0,18 0,17 0,13 0,17 0,64 0,16 Tabel III.12 Responden 2 untuk perhitungan Rasio Konsistensi (CR) penentuan domain ME ME1 ME2 ME3 ME4 Jumlah Baris ME1 0,54 0,48 0,71 0,48 2,20 ME2 0,18 0,16 0,14 0,16 0,64 ME3 0,11 0,16 0,14 0,16 0,57 ME4 0,18 0,16 0,14 0,16 0,64 Responden 2 untuk perhitungan eigen value maksimum (λmaks) penentuan domain ME. 2,20 0,54 4.07 0,64 0,16 4.02 0,57 : 0,14 = 4.01 0,64 0,16 4.02 λmaks=(4.07+4.02+4.01+4.02)/4 = 4.03 Responden 2 untuk indeks konsistensi (Consistency Index) yang dilambangkan CI CI = (λmaks-n)/(n-1) = (4.03-4)/(4-1) = 0,01 Responden 2 untuk rasio konsistensi (Consistency Rasio) yang dilambangkan CR CR = CI/RI = 0,01/0,9 = 0,02 0,10 Dari perhitungan diatas, nilai CR (Consistency Rasio) sebesar 0,02 atau lebih kecil dari 0,10 (10%). Ini berarti penilaian responden 1 untuk domain ME dapat dinyatakan konsisten atau dapat diterima dan dipertanggung jawabkan.

51 Nilai Rata-Rata Skala Prioritas Domain DS Skala Prioritas 0.18 0.16 0.14 0.12 0.10 0.08 0.06 0.04 0.02 0.00 Rata-rata DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 DS8 DS9 DS10 DS11 DS12 DS13 Gambar III.2 Grafik nilai rata-rata skala prioritas terhadap domain DS menurut kedua responden Rata-rata Tingkat Skala Prioritas Domain ME Skala Prioritas 0.35 0.30 0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 0.00 ME1 ME2 ME3 ME4 Rata-rata Gambar III.3 Grafik nilai rata-rata skala prioritas terhadap domain ME menurut kedua responden Dari perhitungan matriks bobot didapatkan skala prioritas yang menjadi tingkat kepentingan utama dalam menentukan rancangan IT Governance, yaitu domain DS7 (Mengelola Sumber Daya Manusia) dan DS11 (Mengelola Data). Hal ini berdasarkan pada penilaian kedua responden dengan bobot penilaian tertinggi dari control process yang ada di domain DS, dimana berdasarkan penilaian terhadap DS7 menurut responden pertama sebesar 0,12 dan responden kedua sebesar 0,15. Sedangkan penilaian untuk DS11 menurut responden pertama sebesar 0,16 dan responden kedua 0,16. Berdasarkan perhitungan matriks bobot didapatkan bahwa ME1 mempunyai bobot tertinggi dari control process yang lain yaitu penilaian

52 ME1 berdasarkan penilaian responden pertama sebesar 0,5 dan responden kedua sebesar 0,54. Dari matriks bobot tersebut, maka didapatkan skala prioritas yang menjadi tingkat kepentingan utama dalam menentukan rancangan IT Governance yaitu DS7 (Mengelola Sumber Daya Manusia), DS11 (Mengelola Data), ME1 (Monitor dan Evaluasi Kinerja TI). Dengan demikian control process tersebut akan menjadi perhatian utama dalam memperbaiki IT Governance yang ada pada saat ini serta membuat rekomendasi bagi institusi. Selain itu juga penentuan control process tersebut berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi pengendalian TI yang harus dan akan diperbaiki oleh institusi.