AGROTECHNO Volume 1, Nomor 1, April 2016, hal

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG BERAS DENGAN UBI JALAR UNGU TERHADAP KARAKTERISTIK KLEPON YANG DIHASILKAN

Keyword : potato, wheat, characterics, flakes

FORMULASI CAMPURAN TEPUNG SAGU BARUK (Arenga microcarpa) DAN UBI JALAR KUNING (Ipomoea batatas) DALAM PEMBUATAN BOLU GULUNG

ABSTRAK. Kata kunci : puree labu kuning, tapioka, bika ambon.

PENGARUH RASIO LABU KUNING (Cucurbita moschata) DENGAN TEPUNG BERAS TERHADAP KARAKTERISTIK KUE OMBUS-OMBUS SKRIPSI

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

PENGARUH PERBANDINGAN PISANG RAJA DAN TERIGU TERHADAP KARAKTERISTIK KUE KUKUS SKRIPSI. Oleh : RIA RUMINDO PURBA NIM :

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

ARTIKEL ILMIAH TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS YANG DIFORMULASI SEBAGIAN DENGAN TEPUNG SUKUN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 30 November Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. labu ukur, gelas ukur, labu erlenmeyer, alat UV-Vis Auto UV-2600,

SUBTITUSI TEPUNG UBI JALAR DALAM PEMBUATAN BOLU GULUNG SWEET POTATO FLOUR SUBSTITUTION OF ROLL CAKE

FORMULASI BISKUIT KELAPA PARUT KERING DENGAN PERLAKUAN PENYANGRAIAN DAN TANPA PENYANGRAIAN

METODE. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

OLEH : GLADYS AMANDA WIJAYA

PENGARUH PERBANDINGAN TERIGU DAN TEPUNG KELADI TERHADAP KARAKTERSTIK MIE BASAH

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

PEMANFAATAN TEPUNG LABU KUNING (CUCURBITA MOSCHATA) SEBAGAI SUMBER KAROTEN DALAM PEMBUATAN MIE BASAH

SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal

PEMBUATAN KUE BOLU DARI TEPUNG PISANG SEBAGAI SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN PENGAYAAN TEPUNG KEDELAI

PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PAI SUSU BERBAHAN BAKU TEPUNG UBIJALAR TERFERMENTASI

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG KETAN DENGAN LABU KUNING (Cucurbita moschata) TERHADAP KARAKTERISTIK KLEPON

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

PENGARUH TEPUNG KOMPOSIT JAGUNG (Zea mays l), KACANG HIJAU DAN UBI JALAR KUNING TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS

PENGARUH PENAMBAHAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas Var. Ayamurasaki) TERHADAP KARAKTERISTIK SUMPING S K R I P S I

ABSTRAK. Kata kunci: terigu, puree labu kuning, kue lumpur

PENGARUH RASIO TEPUNG KOMAK DENGAN TEPUNG TERIGU DAN PENGGUNAAN PUTIH TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK BROWNIES YANG DIHASILKAN

PENGARUH PERBANDINGAN PUREE LABU KUNING (Cucurbita moschata ex. Poir) DAN TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK BIKA AMBON

POTENSI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.), TEPUNG TEMPE DAN TEPUNG UDANG REBON DALAM PEMBUATAN KUKIS

PENGGUNAAN BUAH LABU KUNING SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PEWARNA ALAMI PADA PRODUK MIE BASAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

KARAKTERISTIK SNACK BARS BERBAHAN DASAR TEPUNG KACANG HIJAU DAN PISANG LOKAL SKRIPSI. Oleh MUHAMMAD DHANY ISMAIL

PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG (Zea mays L.) DALAM PEMBUATAN COOKIES. ABSTRACT

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DAN JENIS PENSTABIL DALAM PEMBUATAN COOKIES UBI JALAR

Utilization of Cassava Peel Flour for Producing Sago Instant Noodle.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PEMBUATAN ROTI MANIS DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR KUNING

Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. ABSTRACT

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

PENGARUH RASIO TEPUNG KETAN DENGAN TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata) TERHADAP KARAKTERISTIK DODOL S K R I P S I

PEMBUATAN SPONGE CAKE BEBAS GLUTEN DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID

Padang, Maret Putri Lina Oktaviani

Disusun Oleh. Devie Triyanaa J FAKULTAS

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III.

PENGARUH PENAMBAHAN LABU KUNING (Cucurbita moschata) DAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L) TERHADAP KECEPATAN LELEH ES KRIM YANG DIHASILKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI PEMANFAATAN TEPUNG BIJI NANGKA DAN TEPUNG AMPAS KELAPA SEBAGAI SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DALAM PEMBUATAN MI BASAH

ABSTRAK. Kata Kunci : terigu, buah lindur, donat

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

KAJIAN VARIETAS DAN BAGIAN DAGING UMBI UBI UNGU DALAM RANGKA PENYEDIAAN TEPUNG UBI UNGU SEHAT TERMODIFIKASI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TINGGI SERAT DARI AMPAS BENGKUANG DAN AMPAS JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK KUE KERING

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI ABSTRACT ABSTRAK

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BONGGOL. PISANG ( Musa paradisiaca ) TERHADAP DAYA SERAP AIR DAN DAYA TERIMA BROWNIES

METODE. Waktu dan Tempat

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di

PENGARUH PERBANDINGAN BERAS DAN PASTA UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas var Ayamurasaki) TERHADAP KARAKTERISTIK NASI SEHAT SKRIPSI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai

PENGARUH PERBANDINGAN TERIGU DAN TEPUNG BEKATUL BERAS MERAH TERHADAP KARAKTERISTIK BISKUIT SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

PEMBUATAN CAKE TANPA GLUTEN DAN TELUR DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID

111. BAHAN DAN METODE

EVALUASI MUTU KUKIS BERBAHAN TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomea batatas L.), TEPUNG TEMPE DAN TEPUNG UDANG REBON (Acetes erythraeus)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

PENAMBAHAN TEPUNG BIJI CEMPEDAK DALAM PEMBUATAN ROTI TAWAR

BAB III METODE PENELITIAN

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

FORMULASI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomea batatas blackie) DAN TERIGU TERHADAP SIFAT KIMIA DAN SENSORIS BOLU GULUNG

PENGARUH LAMA PENGERINGAN KENTANG DAN PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG KENTANG TERHADAP MUTU COOKIES KENTANG

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG AMPAS TAHU TERHADAP KADAR PROTEIN DAN DAYA TERIMA BROWNIES KUKUS

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG AMPAS TAHU DENGAN TERIGU TERHADAP KARAKTERISTIK FLAKES SKRIPSI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisikokimia Kadar Air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL TELUR DENGAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN ORGANOLEPTIK CAKE BERAS SKRIPSI

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

Mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 2,3,4

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DENGAN VARIASI PROSES PENGERINGAN

III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Alat yang

SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG UBI JLAR UBI JALAR KUNING SEBAGAI UPAYA KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DI KAWASAN PENYANGGA PERTAMBANGAN BAUKSIT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

Transkripsi:

Kajian perbandingan tepung Ubi Jalar Kuning (Ipomoea batatas L) dan Tepung Terigu terhadap Karakteristik Bolu Kukus Study of Ratio of Orange-Fleshed Sweet Potato (Ipomoea batatas L) and Wheat Flour on Steamed-Sponge-Cake s Characteristics Putu Ari Sandhi Wipradnyadewi 1, AAGN Anom Jambe 1, GAK Diah Puspawati 1, P. Timur Ina 1, N.M. Yusa, N.L. Ari Yusasrini 1 Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fak. Teknologi Pertanian UNUD ptarisandhiw@yahoo.com Info Artikel Diserahkan: 25 Februari 2016 Diterima dengan revisi: 25 Maret 2016 Disetujui: 14 April 2016 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa ubi jalar kuning (Ipomeas batatas L) dapat dimanfaatkan dalam pembuatan bolu kukus, mengetahui pengaruh perbandingan ubi jalar kuning kukus dengan terhadap karakteristik bolu kukus serta mengetahui persentase perbandingan ubi jalar kuning kukus dengan yang tepat sehingga dihasilkan bolu kukus dengan karakteristik terbaik. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan perbandingan ubi jalar kuning kukus dengan dengan level 0% : 100 %, 10% : 90%, 20% : 80%, 30% :70%, 40% : 60%. Persentase berdasarkan jumlah berat dan ubi jalar kuning kukus. Seluruh perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 15 unit percobaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam, apabila terdapat pengaruh pada perlakuan maka dilanjutkan analisis dengan Uji Duncan s. Parameter yang dianalisis dalam penelitian ini antara lain kadar air, daya kembang, dan uji sensoris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 80% dan 20% ubi jalar kuning kukus menghasilkan bolu kukus dengan karakteristik terbaik dengan kriteria kadar air 35,77 %, daya kembang 85,71 %, warna putih kekuningan, tekstur biasa, aroma agak suka, rasa agak suka, dan penerimaan keseluruhan agak suka. Kata kunci: pemanfaatan, ubi jalar kuning, bolu kukus Abstract The purpouses of the research were to find that orange-fleshed sweet potatoes (Ipomeas batatas L) could be utilized as one of the ingredient on steamed-sponge-cake making process, to observe the influences of the orange-fleshed sweet potatoes and wheat flour ratio on steamed-sponge-cake characteristics and to determine the best precentage of the mixture of those materials to obtain bolu kukus with the best characteristics. experiment design applied on the research was Completely Randomized Design (CRD) with the percentage ratio of the orange-fleshed sweet potatoe and wheat flour were 0% : 100 %, 10% : 90%, 20% : 80%, 30% :70%, 40% : 60% (weight basis). each of the treatments was repeated three times, those resulted in 15 experiment units. the varian of results were analyzed with ANOVA, and Duncan's test were applied further on the data showed significant effect. the analyzed parameters were moisture content, expandibility, and sensoric of the cake. the results showed that 80% of wheat flour and 20% of steamed orange-fleshed sweet potato resulted the best steamed sponge cake characteristics with its moisture content, expandibility and sensoric parameter were 35.77%, 85,71% and yellowish white, rather like on its aroma and taste, and the whole aceptance, respectively. Keywords: utilization, orange-fleshed sweet potatoes, steamed-sponge-cake PENDAHULUAN Bolu adalah kue berbahan dasar tepung umumnya dan tanpa melalui proses fermentasi. Kue bolu dan cake umumnya dimatangkan dengan cara dipanggang di dalam oven, namun ada pula bolu yang dimatangkan dengan dikukus, misalnya bolu kukus dan brownies kukus (Anon., 2007). Terigu merupakan bahan utama dalam pembuatan bolu 32

kukus disamping bahan tambahan lainnya. Terigu merupakan salah satu jenis bahan baku non lokal yang terbuat dari gandum. Terigu mengandung protein gluten, yang mampu membentuk adonan yang kuat kenyal dan memiliki daya kembang yang baik (Anon., 1983). Ubi jalar kuning merupakan jenis ubi jalar yang warna daging umbinya kuning, kuning muda atau putih kekuning-kuningan. Keunggulan dari ubi jalar kuning ini adalah mengandung betakaroten yang tinggi (Juanda dan Cahyono, (2000) dalam Mulyadi dkk. (2014) ). Betakaroten berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mengurangi serta mencegah resiko penyakit jantung dan kanker. Pemanfaatan ubi jalar kuning yang merupakan komoditas lokal pada pembuatan bolu kukus diharapkan menambah nilai gizi bolu kukus yang dihasilkan karena kandungan gizi ubi jalar kuning yang cukup lengkap terutama kandungan karotennya tinggi yang tidak dimiliki oleh. Penambahan ubi jalar kuning juga memberikan warna bolu kukus lebih menarik karena di dalam ubi jalar kuning terdapat warna alami karotenoid yang berwarna kuning atau orange. Oleh karena itu, untuk mendapatkan komposisi bolu kukus yang terbaik dari kandungan gizi dan uji sensoris dengan memanfaatkan ubi jalar kuning maka perlu dilakukan penelitian tentang pemanfaatan ubi jalar kuning (Ipomoea batatas L) kukus sebagai perbandingan dengan terhadap karakteristik bolu kukus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa ubi jalar kuning dapat dimanfaatkan dalam pembuatan bolu kukus, mengetahui pengaruh perbandingan ubi jalar kuning kukus dengan terhadap karakteristik bolu kukus serta mengetahui persentase perbandingan ubi jalar kuning kukus dengan yang tepat sehingga dihasilkan bolu kukus dengan karakteristik terbaik. METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Pangan dan Laboratorium Pengolahan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Tabel 1. Formulasi bahan baku dalam pembuatan bolu kukus Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ubi jalar kuning, cap Segitiga biru, telur, pengembang sp, gula pasir dan air soda. Bahan kimia yang digunakan untuk analisis adalah aseton, n-hexan, Na 2 SO 4 dan aquadest. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan, mixer, cetakan bolu kukus, sendok, pisau, panci, timbangan analitik, lumpang, erlenmeyer, labu ukur, labu pemisah, oven, spektrometri, batang pengaduk, cawan poselin, tabung reaksi, centrifuse, ayakan, eksikator dan aluminium foil. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan sebagai berikut: T0 = 0 % ubi jalar kuning kukus dengan 100 % T1 = 10 % ubi jalar kuning kukus dengan 90 % T2 = 20 % ubi jalar kuning kukus dengan 80 % T3 = 30 % ubi jalar kuning kukus dengan 70 % T4 = 40 % ubi jalar kuning kukus dengan 60 % Persentase berdasarkan jumlah berat dan ubi jalar kuning kukus. Seluruh perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 15 unit percobaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam, apabila terdapat pengaruh pada perlakuan maka akan dilanjutkan analisis dengan Uji Duncan s (Sastrosupadi, 2000). Pelaksanaan Penelitian Proses Pembuatan Bolu Kukus Formulasi bahan baku dalam pembuatan bolu kukus dengan penambahan ubi jalar kuning kukus dapat dilihat pada Tabel 1. Perlakuan T0 T1 T2 T3 T4 Ubi jalar kuning 0 10 20 30 40 Kukus (%) Terigu (%) 100 90 80 70 60 Gula pasir (%) 100 100 100 100 100 Telur (butir) 1 1 1 1 1 33

Air soda (ml) 60 60 60 60 60 Pengembang sp (%) 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 Proses Pembuatan Bolu Kukus sebagai berikut. Masukkan gula pasir, telur dan pengembang kue merek SP kedalam wadah kemudian dikocok menggunakan mixer sampai mengembang selama 15 menit. Kemudian ditambahkan dan ubi jalar kuning kukus (dikukus selama 5 menit) yang telah dibuat sesuai perlakuan kedalam adonan diatas selanjutnya dikocok sampai rata dan mengembang selama 15 menit. Selanjutnya ditambahkan air soda 60 ml dan kemudian diaduk sampai tercampur. Adonan kemudian didiamkan selama 10 menit. Adonan yang sudah jadi kemudian dimasukkan ke dalam cetakan kue bolu kukus yang telah dialasi kertas kue. Selanjutnya adonan dikukus dengan suhu 100 o C selama 20 menit dengan kondisi yang benarbenar rapat hingga matang dan mekar. Parameter yang diamati Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah kadar air (Sudarmadji et al., 1997),, daya kembang (Haryadi, 1992) serta uji sensoris (Soekarto, 1985) meliputi warna (uji skor), tekstur (uji skor), rasa (uji hedonik), aroma (uji hedonik) dan penerimaan keseluruhan (uji hedonik) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Obyektif Hasil analisis keragaman bolu kukus dari campuran ubi jalar kuning kukus dan dapat dilihat pada Tabel 2. Kadar air Berdasarkan analisis keragaman kadar air bolu kukus menunjukkan bahwa perlakuan penambahan ubi jalar kuning kukus berpengaruh sangat nyata (P<0,01). Tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata kadar air bolu kukus berkisar antara 31,26 % sampai 37,80 %. Nilai rata-rata kadar air tertinggi pada bolu kukus terdapat pada perlakuan T4 (perbandingan 60% dan 40% ubi jalar kuning kukus) yaitu 37,80 % sedangkan terendah perlakuan T0 (perbandingan 100% dan 0% ubi jalar kuning kukus) yaitu 31,26 %. Semakin meningkat konsentrasi ubi jalar kuning kukus yang ditambahkan maka semakin meningkat kadar air bolu kukus. Peningkatan ini kemungkinan disebabkan karena kandungan air pada ubi jalar kuning yang tinggi yaitu sebesar 68,78 % sedangkan kadar air sebesar 14,5 % (SNI No. 01-3751-1995). Tabel 2. Nilai rata-rata hasil analisis bolu kukus dari campuran ubi jalar kuning kukus dan Kode Sampel Kadar air Daya kembang Warna Tekstur Aroma Rasa Penerimaan Keseluruhan T0 31,26 e 98,41 a 1,73 d 3,87 a 4,07 a 3,60 a 4,07 a T1 33,07 d 92,06 b 2,0 cd 3,53 a 4,13 a 4,13 a 4,07 a T2 35,77 c 85,71 c 2,40 c 3,47 a 3,60 a 4,07 a 3,67 a T3 36,89 b 80,42 d 3,27 b 2,53 b 3,07 ab 3,40 ab 3,53 a T4 37,80 a 76,19 e 4,27 a 1,53 c 2,53 b 2,80 b 2,47 b Keterangan : huruf yang sama dibelakang nilai rata-rata pada kolom yang sama, menunjukkan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) Daya kembang Berdasarkan analisis keragaman daya kembang bolu kukus menunjukkan bahwa perlakuan penambahan ubi jalar kuning kukus berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap daya kembang bolu kukus. Nilai rata-rata daya kembang bolu kukus berkisar antara 76,19 % sampai 98,41 %. Nilai rata-rata daya kembang tertinggi pada bolu kukus terdapat pada perlakuan T0 (perbandingan 100% dan 0% ubi jalar kuning kukus) yaitu 98,41 %. Sedamgkan nilai rata-rata terendah didapatkan pada perlakuan T4 (perbandingan 60% dan 40% ubi jalar kuning kukus) yaitu 76,19 %. Proses pengembangan dalam bolu kukus terjadi dengan menambahkan bahan pembentuk CO 2 yaitu air soda. Gluten yang terdapat pada adonan akan menahan CO 2 sehingga adonan mengalami pengembangan. Tetapi dengan penambahan ubi jalar kuning kukus terjadi penurunan daya kembang pada bolu kukus. Hal ini disebabkan karena jumlah 34

gluten pada bolu kukus yang semakin menurun dengan bertambahnya jumlah ubi jalar kuning yang ditambahkan dimana jumlah gluten pada protein sedang sebesar 30-33% (Astawan., 2006). Hasil Analisis Uji sensoris Uji Warna Analisis keragaman warna bolu kukus menunjukkan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap warna bolu kukus. Tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata yang diberikan panelis terhadap warna bolu kukus berkisar antara 1,73-4,27 dengan kriteria putih kekuningan sampai kuning. Penilaian tertinggi dihasilkan pada perlakuan T4 (60% dan 40% ubi jalar kuning kukus) yaitu 4,27 (kuning), sedangkan penilaian terendah dihasilkan pada perlakuan T0 (100% dan 0% ubi jalar kuning kukus) yaitu 1,73 (putih kekuningan). Semakin banyak penggunaan ubi jalar kuning kukus, bolu kukus yang dihasilkan akan semakin berwarna kuning. Hal ini disebabkan ubi jalar kuning mengandung pigmen karoten. Uji Tekstur Berdasarkan analisis keragaman menunjukkan kukus berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap tekstur bolu kukus. Tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata yang diberikan panelis terhadap tekstur bolu kukus berkisar antara 1,53-3,87 (agak keras sampai agak empuk). Tekstur bolu kukus dipengaruhi oleh porositas atau banyaknya pori dari produk yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah pori yang dihasilkan maka semakin seragam penampakannya sehingga tekstur bolu kukus yang dihasilkan semakin empuk. Pori ini menunjukkan banyaknya rongga udara yang terdapat pada adonan. Rongga udara berisi gas CO 2 yang tertangkap dan ditahan oleh gluten yang viskoelastis. Adanya penambahan ubi jalar kuning kukus pada bolu kukus maka tekstur yang dihasilkan menjadi keras karena disebabkan jumlah gluten semakin berkurang sehingga pori yang dihasilkan juga berkurang. Uji Aroma Analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan penambahan ubi jalar kuning kukus berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap aroma bolu kukus. Tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata yang diberikan panelis terhadap aroma bolu kukus berkisar antara 2,53-4,13 (biasa sampai agak suka). Penambahan ubi jalar kuning kukus menyebabkan tingkat kesukaan terhadap bolu kukus bertambah. Uji Rasa Berdasarkan analisis keragaman menunjukkan kukus berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap rasa bolu kukus. Tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata yang diberikan panelis terhadap rasa bolu kukus berkisar antara 2,80-4,13 (biasa sampai agak suka). Semakin meningkat penambahan ubi jalar kuning kukus maka semakin disukai oleh panelis, kemungkinan disebabkan oleh rasa manis dari ubi jalar kuning kukus. Penerimaan Keseluruhan Berdasarkan analisis keragaman menunjukkan kukus berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap penerimaan keseluruhan bolu kukus. Tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata yang diberikan panelis terhadap penerimaan keseluruhan bolu kukus berkisar antara 2,47-4,07 (agak tidak suka sampai agak suka). Secara keseluruhan panelis dalam memberikan penilaian terhadap warna, tekstur, aroma dan rasa saling terkait sehingga diperoleh bolu kukus dengan perlakuan 80% dan 20% ubi jalar kuning kukus (T2) memberikan hasil yang masih dapat diterima panelis yaitu agak suka. Hal ini dapat dibuktikan dari uji sensoris oleh panelis terhadap warna, tekstur, aroma dan rasa mendapat yang tanggapan yang baik dari panelis. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Perlakuan penambahan ubi jalar kuning kukus berpengaruh sangat nyata (P>0,01) terhadap kadar air, daya kembang dan warna dan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap tekstur, aroma, rasa dan penerimaan keseluruhan bolu kukus. Semakin meningkat penambahan ubi jalar kuning kukus maka kadar air meningkat, daya kembang menurun, warna semakin kuning, tekstur agak keras, aroma biasa, rasa biasa dan penerimaan keseluruhan agak suka. Penggunaan 80% dan 20% ubi jalar kuning kukus menghasilkan bolu kukus dengan karakteristik terbaik dengan kriteria : kadar air 35,77 %, daya kembang 85,71 %, warna putih kekuningan, tekstur biasa, aroma agak suka, rasa agak suka, dan 35

penerimaan keseluruhan agak suka. Penambahan ubi jalar kuning kukus pada bolu kukus dapat meningkatan kadar beta karoten dari bolu kukus. Saran Untuk menghasilkan bolu kukus yang terbaik dan dapat diterima oleh konsumen dapat digunakan 80% dan 20% ubi jalar kuning kukus. Daftar Pustaka Anonimus. 1983. Pedoman Pembuatan Roti dan Kue. Penerbit Djambatan. Jakarta. Anonimus. 2007. Bolu kukus http://www.kompas.com/widipedia/news/020 7/08/011205.htm Astawan, M. 2006. Membuat Mie dan Bihun. Penebar Swadaya. Bogor. Haryadi, 1992. Fisiko Kimiawi dan Teknologi Bahan Berpati. PAU Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.. Mulyadi, A.F., S. Wijana, I.A. Dewi, W.I. Putri. 2014. Karakteristik Organoleptik Produk Mie Kering Ubi Jalar Kuning (Ipomoea batatas) (Kajian Penambahan Telur dan CMC). Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 15 No. 1 (April 2014) hal : 25-36. Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Soekarto, S.T. 1985. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bharata Karya Aksara. Jakarta. Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Edisi Ke 4. Liberty. Yogyakarta. 36

37