BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

METODE. Waktu dan Tempat

BAB III METODE I II III BKK1 U1 U2 U3 BKH2 U1 U2 U3 BKK3 U1 U2 U3 BKH4 U1 U2 U3 BKK5 U1 U2 U3 BKH6 U1 U2 U3 BKHKK7 U1 U2 U3 BKHKK8 U1 U2 U3

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen di bidang Ilmu Teknologi pangan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen di Bidang Teknologi Pangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Produksi Kelanting MT,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III MATERI DAN METODE. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging kelinci, daging

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengolahan nugget dan pengujian organoleptik dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1 kg beras dicuci 3 kali dimasak dengan 2 liter air selama 25 menit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

METODE. Bahan dan Alat

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

Jurnal Pangan dan Gizi Vol 03 No. 05 Tahun 2012

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

III.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014

BAB III METODE PENELITIAN

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA PADA PEMBUATAN MAKANAN TRADISIONAL EMPEK-EMPEK PALEMBANG BERBAHAN BAKU DAGING, KULIT DAN TULANG IKAN GABUS

MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Air dengan Metode Gravimetri

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai Aplikasi Asap Cair dalam Pembuatan Fillet Belut

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental. Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laboratorium Kimia Gizi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang untuk menguji sifat kimia nugget keong sawah, Laboratorium Ilmu Pangan Universitas Katolik (UNIKA) SOEGIJAPRANATA untuk menguji sifat fisik dan Laboratorium Teknologi Pangan UNIMUS digunakan untuk menguji sifat organoleptik nugget keong sawah. Waktu penelitian dimulai pada bulan Oktober 2010 sampai Maret 2011 yang meliputi penyusunan proposal, penelitian, pengolahan data dan penyusunan laporan. B. Bahan dan Alat Bahan untuk pembuatan nugget keong sawah adalah pati temu ireng, telur, dan bumbu. Bahan kimia yang digunakan untuk uji sifat kimia nugget keong sawah adalah klorofom, etanol, selenium, H 2 SO 4 pekat, aquades, NaOH 40%, HCl 0,1 N, asam borat, indikator PP dan indikator BTB (Bromthymolblue). Bahan uji organoleptik adalah nugget keong sawah dengan 7 level perlakukan variasi penambahan bahan pengisi pati temu ireng. Peralatan yang digunakan untuk membuat nugget keong sawah yaitu timbangan, baskom, pisau, telenan, food processor, cetakan, alat pengukus, kompor, dan peralatan untuk menggoreng. Alat untuk uji kekenyalan dengan Tekstur Analyser, merek Llyod Instrument model FG/BA1 01/2679 (Ball Probes). Alat uji untuk kadar protein terdiri dari pemanas Kjedahl lengkap yang dihubungkan dengan pengisap uap melalui aspirator, labu Kjedahl ukuran 30ml/50ml, alat destilasi lengkap dengan Erlenmeyer berpenampung berukuran 125ml, buret 25ml/50ml. Alat untuk uji kadar air yaitu oven, desikator, cawan porselen, timbangan. Alat untuk uji lemak yaitu soxhlet, alat 13

14 kondensor dan labu lemak, desikator, dan oven. Alat uji organoleptik terdiri dari formulir uji organoleptik, bolpoin, piring kecil, sendok dan gelas. C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Tujuan penelitian pendahuluan yaitu untuk mengetahui perlakuan terbaik secara organoleptik melalui optimasi konsentrasi pati temu ireng sebagai bahan pengisi dan perlakuan pendahuluan untuk mengekstraksi pati temu ireng agar rasa pahit temu ireng hilang serta mengurangi aroma amis daging keong sawah. Prosedur penelitian pendahuluan ini adalah sebagai berikut : a. Persiapan Bahan Baku 1. Perlakuan pendahuluan untuk mengurangi aroma amis keong sawah Menghilangkan aroma amis daging keong sawah dengan perebusan daging keong selama 15 menit ditambah rempah rempah (daun salam, daun sereh, kunyit, daun jeruk wangi, dan jahe) kemudian direndam dengan asam cuka selama 15 menit berdasarkan percobaan yang telah dicobakan pada penelitian (Erawaty, 2001). 2. Ekstraksi pati temu ireng Proses pembuatan pati temu ireng dimulai dengan pengupasan temu ireng, kemudian temu ireng dicuci sampai bersih. Penghancuran temu ireng diparut dengan parutan kelapa, kemudian dilakukan pemerasan sari temu ireng. Perendaman sari temu ireng selama 7 hari berdasarkan penelitian Purnama (2004). Setiap hari air rendaman diganti agar rasa pahit temu ireng hilang. Jika air rendaman sudah berwarna jernih, dilakukan penirisan pati temu ireng. Penjemuran pati temu ireng dilakukan selama 2 hari dengan sinar matahari.

15 b. Pembuatan nugget keong Persentasi penambahan bahan pengisi tepung pati temu ireng yaitu 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, 35%, 40%, 45%, 50%, 55%, 60%, 65%, dan 70% dari bahan baku daging keong sawah halus. Penelitian pendahuluan ini mengacu pada penelitian Pengaruh Bahan Pengikat, Waktu Pengorengan, dan Daya Simpan Terhadap Sifat Fisik dan Organoleptik Produk Nugget Ikan Sapu- Sapu (Erawaty, 2001). Hasil penelitian pendahuluan diambil 7 level perlakuan terbaik yaitu 0%, 20%, 25%, 30%, 35%, 40%, dan 45% berdasarkan sifat organoleptik yang diamati oleh 15 panelis agak terlatih yaitu mahasiswa DIII Gizi dan S1 Teknologi pangan. 2. Penelitian Utama Prosedur penelitian utama dilakukan berdasarkan dari hasil penelitian pendahuluan yaitu sebagai berikut : a. Persiapan bahan baku : 1. Daging keong diberi perlakuan awal dengan perebusan selama 15 menit ditambah rempah-rempah (daun salam, daun sereh, kunyit, daun jeruk wangi, dan jahe) kemudian dilanjutkan dengan perendaman pada larutan cuka selama 15 menit untuk menghilangkan bau amis dan lendir pada daging keong. 2. Pati temu ireng dibuat berdasarkan penelitian pendahuluan. b. Pembuatan nugget keong Perbandingan daging keong halus dan pati temu ireng berdasarkan penelitian pendahuluan yaitu 7 level perlakuan terbaik. Keong sawah yang telah disiapkan dihaluskan dengan ditambahkan air es, bahan tambahan dan bahan pengisi pati temu ireng sesuai dengan konsentrasi yang ditentukan berdasarkan perlakuan terbaik dari penelitian pendahuluan. Adapun perbandingan daging keong dan pati temu ireng dengan 7 level perlakuan terbaik dapat dilihat pada Tabel 4.

16 Tabel 4. Formulasi perbandingan bahan nugget keong sawah Bahan Baku Bahan Tambahan Keong (%) Pati (%) Telur 5% K 100 P 0 Garam 3% K 80 P 20 Merica 5% K 75 P 25 Bawang Bombay 8% K 70 P 30 Bawang Putih 8% K 65 P 35 Gula Putih 5% K 60 P 40 Penyedap Rasa 3% K 55 P 45 Air es 10% Bahan tambahan lain seperti bumbu ditambahkan dengan proporsi yang sama untuk semua level perlakuan. Perebusan keong sawah mentah selama 60 menit sampai matang dengan ditandai katup cangkang mudah lepas. Cangkang dan daging keong sawah dipisahkan kemudian dicuci sampai bersih. Daging keong sawah ditimbang sesuai perbandingan komposisi pembuatan nugget keong sawah dan bahan pengisi pati temu ireng, kemudian digiling sampai halus selama 15 menit. Pengukusan nugget keong sawah dilakukan dengan panci yang telah didesain selama 45 menit. Pemotongan nugget atau pencetakan dilakukan setelah nugget didinginkan pada suhu ruang selama 10 menit hal ini bertujuan agar saat pemotongan atau pencetakan nugget keong sawah tidak lengket. Nugget keong sawah yang sudah dipotong dilumuri adonan perekat dan dibalut dengan tepung roti, selanjutnya disimpan pada suhu 0-3ºC selama 15 menit supaya adonan perekat dan tepung roti lebih merekat dan memberikan tekstur yang lebih padat. Proses penggorengan nugget keong sawah selama 3 menit dengan suhu 180ºC. Nugget keong sawah yang sudah digoreng kemudian diuji kekenyalan, kadar protein, kadar air, kadar lemak dan organoleptik. Adapun proses pembuatan nugget keong sawah dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut :

17 Keong sawah Perebusan keong (100ºC, 60 menit) Bumbu (garam 3%, merica 5%,b.putih 8%,b.bombai 8%, gula putih5%, penyedap 3%), air es 10%, telur 5% (% dihitung dari adonan nugget) Bahan pengisi pati temu ireng (0%,20%,25%,30%,35%,40%, dan 45%) Pengupasan keong Penggilingan daging Homogenisasi Pendinginan 20ºC cangkang Pengukusan 45 menit, suhu 65ºC Tapioka : Air 1: 1 Rata-rata = T.Roti 10gr/potong Pencetakan nugget (5cmx2cmx1,5cm) Battering dan breading Penyimpanan dingin 0-3ºC, 15 menit Penggorengan pada suhu 180 ºC, 3 menit (Deep Fying) Nugget goreng Gambar 1.Diagram alir proses pembuatan nugget keong c. Analisis Sifat Fisik Kekenyalan Nugget (Marsudi, Fevri. 2003) Pengamatan karakter fisik dilakukan terhadap kekenyalan dengan tekstur analyser, merek Llyod Instrument (Ball Probes) model FG/BA1 01/2679. Cara pengujiannya yaitu sampel diletakkan di food

18 base table, kemudian ditekan dengan bola penekan (ball probe). Pengujian dilakukan 3 kali untuk mendapatkan angka yang konstan. d. Prosedur Pengujian Kadar Protein Metode Mikro Kjedahl (Sudarmadji, 1989) 1. Destruksi Sampel ditimbang 0,05gr, kemudian masukkan ke dalam labu destruksi yang bersih dan kering, ditambahkan katalisator selenium 0,5 gr ditambah 2 ml H 2 SO 4 pekat kemudian dipanaskan dalam ruangan asam dengan kemiringan 45º sampai warna jernih (tidak ada karbon) lalu dinginkan. 2. Destilasi Hasil destruksi ditambah dengan aquades sedikit demi sedikit sambil dimasukkan ke dalam labu destilasi, penambahan aquades ± ½ labu destilat. Selanjutnya ditambahkan 10 ml NaOH 40% dan indikator PP 3 tetes, kemudian ditutup dan dipanaskan. Hasil sulingan ditampung dalam Erlenmeyer yang berisi asam borat (H 3 BO 3 ) 2 % yang ditambahkan indikator BTB (warna biru). Destilat dihentikan setelah berubah menjadi warna biru dengan volume ± 15 ml, sebelumnya cairan yang keluar dari ujung destilator dites dengan kertas saring yang telah ditetesi indikator PP, kemudian tetesi dengan cairan yang keluar dari ujung destilator. Apabila kertas saring tidak berubah warna, maka destilasi dihentikan. Cairan yang keluar tersebut menunjukan ph netral, maka destilasi telah selesai. 3. Titrasi Hasil destilat dititrasi dengan HCl 0,1 N dan titik akhir titrasi ditandai dengan destilat berubah warna kuning. Blangko juga dikerjakan dengan cara yang sama. Kadar N (%) = (ml HCl bahan ml Blangko) x N HCl x 14,007 x 100 mg sampel

19 Kadar protein = Kadar N x F Keterangan : F = Faktor konversi protein keong sawah (8,34) e. Prosedur Pengujian Kadar Air (Sudarmadji, 1989) Bahan yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 2 gr, kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselen yang telah diketahui beratnya. Bahan dikeringkan dalam oven pada suhu 100 105 ºC selama 3 5 jam, selanjutnya didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Selanjutnya bahan dikeringkan lagi dalam oven selama 30 menit, didinginkan dalam desikator dan kemudian ditimbang. Perlakukan ini diulangi sampai tercapai berat konstan (selisih penimbangan berturutturut kurang dari 0,2 mg). Perhitungan kadar air bahan dilakukan sebagai berikut : W2 Kadar air (%) = X 100 % W1 Keterangan : W2 = kehilangan berat, W1 = berat bahan awal (berat sampel) f. Pengujian Kadar Lemak (Apriyantono, 1989) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ektraksi Soxhlet dikeringkan dalam oven. Kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang hingga bobot tetap. Sebanyak lima gram sampel dibungkus dengan kertas saring, kemudian ditutup dengan kapas wool yang bebas lemak. Kertas saring yang berisi sampel tersebut dimasukkan dalam alat ektraksi soxhlet, kemudian dipasang alat kondensor diatasnya dan labu lemak di bawahnya. Pelarut lemak (diethyleter) dituangkan ke dalam labu lemak secukupnya (2 kali putaran) sesuai dengan ukuran yang digunakan. Selanjutnya dilakukan refluks minimum lima jam sampai pelarut yang turun kembali ke labu lemak berwarna jernih. Pelarut yang

20 ada di dalam labu lemak didestilasi dan ditampung. Kemudian labu lemak yang berisi hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 105 C. Selanjutnya didinginkan dalam desikator dan dilakukan penimbangan hingga diperoleh bobot tetap. Berat lemak (g) Kadar Lemak = x 100% Berat sampel (g) g. Penilaian Sifat Organoleptik Metode Hedonik (Anonim, 2006) Parameter pengujian organoleptik nugget keong meliputi : rasa, warna, tekstur, dan aroma. Uji organoleptik yang digunakan adalah dengan menggunakan skala numerik untuk menilai sifat produk yang disajikan menggunakan metode uji hedonik. Pengujian organoleptik ini menggunakan 20 panelis dengan kriteria agak terlatih yang diambil dari mahasiswa Program Studi S1 Teknologi Pangan dan D III Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang, yang tergolong panelis agak terlatih. Panelis memberikan tanggapan kesukaan terhadap nugget keong dengan memberikan skor pada lembar penilaian yang tersedia. Kriteria penilaian organoleptik sebagai berikut: Nilai 5 = sangat suka 4 = suka 3 = netral 2 = tidak suka 1 = sangat tidak suka

21 D. Rancangan Penelitian Rancangan percobaan pada penelitian ini adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) faktor tunggal (monofaktor). Perlakuan penambahan pati temu ireng sebanyak 7 (tujuh) level perlakuan. Dengan variabel dependen adalah sifat fisik, kimia, dan organoleptik nugget keong sawah. Sedangkan variasi penambahan bahan pengisi sebagai variabel independen. Masing masing percobaan dilakukan ulangan sebanyak 3 kali, sehingga akan diperoleh satuan (unit) percobaan sebanyak 21 unit percobaan. Pendenahan rancangan penelitian adalah sebagai berikut : Tabel 5. Rancangan penelitian pati temu pengulangan ireng 1 2 3 ( % ) Keterangan : P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 1 U1 P 2 U1 P 3 U1 P 4 U1 P 5 U1 P 6 U1 P 7 U1 P 1 U2 P 2 U2 P 3 U2 P 4 U2 P 5 U2 P 6 U2 P 7 U2 P 1 U3 P 2 U3 P 3 U3 P 4 U3 P 5 U3 P 6 U3 P 7 U3 P 1 U1 = Perlakuan penambahan bahan pengisi ke -1 ulangan 1 P 6 U2 = Perlakuan penambahan bahan pengisi ke -6 ulangan 2 P 4 U3 = Perlakuan penambahan bahan pengisi ke -4 ulangan 3 E. Analisa Data Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang langsung didapat dari hasil analisa kadar protein, kadar air, lemak dan uji organoleptik. a. Data hasil pengukuran kekenyalan, kadar protein, kadar air dan kadar lemak yang diperoleh ditabulasi dan dianalisa kenormalannya. Jika data tidak normal maka diuji dengan non parametrik Mann-Whitney Test dan data normal menggunakan Anova (Analysis Of Varian) dengan program

22 statistik SPSS 14. Dan jika dalam uji Anova menunjukan ada pengaruh dimana p-value < 0,05 maka diuji lanjut LSD. Untuk Anova menggunakan rumus statistik: Yij = µ + αi + eij Dimana : Yij = variabel yang akan diasumsikan berdistribusi normal µ = efek rata-rata yang sebenarnya αi = efek yang sebenarnya dari perlakuan ke i eij = efek yang sebenarnya dari unit eksperimen ke-j yang berasal dari perlakuan ke-i i = (100:0); (80:20); (75:25); (70:30); (65:35); (60:40); (55:45) j = 1, 2, 3 b. Sedangkan data hasil pengujian organoleptik dengan sofware SPSS ditabulasi dan dianalisa dengan uji Friedman, jika ada pengaruh dimana p- value < 0,05 maka diuji lanjut dengan uji Wilcoxon. Analisa Friedman dengan menggunakan rumus: Χ 2 r = 12R - 3 n (k 1) nk (k 1) Dimana : Χ 2 r n k R = nilai uji friedman = banyaknya sampel = banyaknya perlakuan = jumlah rank/peringkat untuk tiap perlakuan dikuadratkan

23 F. Kerangka Penelitian Persiapan bahan dan alat Perendaman 15 menit dengan asam cuka. Penghalusan daging keong 30 menit Keong sawah (Pila ampullacea) Daging Keong halus Bahan tambahan Ekstraksi pati temu ireng Pati temu ireng Temu ireng (Curcuma aeruginosa roxb) Umur temu ireng 1 tahun, lama ekstraksi 3 hari. K100, K80, K75, K70, K65, K60 dan K55 Nugget Pembuatan keong nugget sawah P0, P20, P25, P30, P35, P40 dan P45 Nugget Keong Analisa Kimia Analisa Fisik Pengujian Organoleptik Analisa Data Keterangan : K = Keong P = Pati Angka dibelakang huruf K+P menunjukkan persentase (%)