KEANEKARAGAMAN SPESIES INSEKTA PADA TANAMAN RAMBUTAN DI PERKEBUNAN MASYARAKAT GAMPONG MEUNASAH BAK U KECAMATAN LEUPUNG KABUPATEN ACEH BESAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

Inventarisasi Serangga Pada Pohon Tembesu (Fragraea fragrans Roxb) INVENTARISASI SERANGGA PADA POHON TEMBESU (Fragraea fragrans Roxb)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. serangga yang ada di perkebunan jeruk manis semi organik dan anorganik.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman kakao milik masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini. Dalam jumlah,

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat

BAB III METODOLOGI PENELITAN

METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan sampel secara langsung dari lokasi pengamatan.

BAB III METOE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian adalah indeks keanekaragaman (H ) dari Shannon, indeks

BAB I PENDAHULUAN. satu keaneragaman hayati tersebut adalah keanekaragaman spesies serangga.

Keanekaragaman Jenis Serangga Di Berbagai Tipe Lahan Sawah

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. flora dan fauna yang sangat tinggi (mega biodiversity). Hal ini disebabkan karena

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penangkapan serangga malam dilakukan di Kawasan Pinggiran Hutan

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia, termasuk juga keanekaragaman Arthropodanya. 1. Arachnida, Insecta, Crustacea, Diplopoda, Chilopoda dan Onychophora.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus

BAB V PEMBAHASAN. diidentifikasi dengan cara membandingkan ciri-ciri dan dengan menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melebihi 80% dari hewan yang ada di dunia (Grimaldi dan Engel,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dasar atau basic research yang

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Primak et al, tahun 1998 bahwa Indonesia merupakan daerah yang

JURNAL WIWIT SATRIA NIM:

BAB III METODE PENELITIAN. segala cara untuk menetapkan lebih teliti atau seksama dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Gambar 2.1. Peta Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura buah apel (Malus sylvestris (L.) Mill) merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei. Penelitian survei yaitu

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni Juli 2012 dan bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INVENTARISASI INSEKTA PERMUKAAN TANAH DI GAMPONG KRUENG SIMPO KECAMATAN JULI KABUPATEN BIREUEN. Fakhrah 1*) ABSTRAK

SURVEI HEMIPTERA DI SAVANA BEKOL TAMAN NASIONAL BALURAN KABUPATEN SITUBONDO JAWA TIMUR. Oleh. Dwi Cahyono Aji NIM

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PERMUKAAN TANAH DI SEKITAR PERKEBUNAN DESA COT KAREUNG KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yaitu mengadakan kegiatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasll penelitian disajikan dengan memaparkan hasil pengukuran faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, yang merupakan suatu

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan

JENIS-JENIS SERANGGA NOCTURNAL PADA TANAMAN DUKU (Lansium domesticum Corr.) DI DESA SRIGENI LAMA KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan

II. TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI FAMILI SERANGGA DAN DOMINANSINYA PADA TANAMAN TEBU TOLERAN KEKERINGAN DI PG DJATIROTO

KEANEKARGAMAN KUPU-KUPU DIURNAL (SUB ORDO: RHOPALOCERA) DI KOMPLEK GUNUNG BROMO KPH SURAKARTA KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. kelembaban. Perbedaan ph, kelembaban, ukuran pori-pori, dan jenis makanan

Keywords : Insects, Plantation Orange Pamelo, LKS.

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

BAB 2 BAHAN DAN METODA

III. METODE PENELITIAN. Penentuan Titik sampel. Mengukur Sudut Duduk Daun Pemeliharaan Setiap Klon

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 3 Bobot badan, bobot lambung, dan beberapa ukuran tubuh dan diameter lambung cicak

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Perhitungan Indeks Keanekaragaman (H ) dan Indek Dominasi (C)

BAB I PENDAHULUAN. burung,1000 jenis reptil dan amphibi sertainsektakurang lebih 8000 jenis.

Maria Magdalena Tambunan 1*, Mena Uly 2, Hasanuddin 2 ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau

BAB 2 BAHAN DAN METODA

TINJAUAN PUSTAKA. I. Ekologi Tanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) baik di daerah tropis (15 LU - 15 LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah Brazil dan

III. METODE KERJA. A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan

BAB IV HASIL PENELITIAN. mempunyai luas wilayah kurang lebih 318 Km 2 atau Ha. Batas-batas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi

Transkripsi:

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi, Volume 1, Issue 1, Agustus 2016, hal 71-77 KEANEKARAGAMAN SPESIES INSEKTA PADA TANAMAN RAMBUTAN DI PERKEBUNAN MASYARAKAT GAMPONG MEUNASAH BAK U KECAMATAN LEUPUNG KABUPATEN ACEH BESAR Imilyana Kurniawati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Darussalam-Banda Aceh Email: Imilyana.Kurniawati@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang Keanekaragaman Spesies Insekta Pada Tanaman Rambutan Di Perkebunan Masyarakat Gampong Meunasah Bak U Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar telah dilaksanakan pada bulan Desember 2015 s.d April 2016. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui keanekaragaman spesies insekta Pada Tanaman Rambutan Di Perkebunan Masyarakat Gampong Meunasah Bak U Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar. Metode penelitian digunakan adalah survey. Pengumpulan data dilakukan pada 3 stasiun, dan penentuan titik pengamatan secara Purposive Sampling. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan menggunakan rumus keanekaragaman. Hasil penelitian nilai indeks keseluruhan keanekaragaman spesies insekta adalah H =2,76 (kategori sedang). Kata kunci :Keanekaragaman Spesies Insekta, Tanaman Rambutan

PENDAHULUAN Insekta merupakan salah satu kelas dari Arthropoda yang memiliki tubuh terbagi menjadi caput, thorax dan abdomen. Pada caput terdapat sepasang antena, sedangkan pada thorax terdapat tiga pasang extremitas namun pada hewan dewasa terdapat satu atau dua pasang sayap. Insekta memiliki jumlah spesies yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah spesies hewan-hewan lain dan masih beribu spesies yang belum ditemukan (Radiopoetro, 1990:335). Putra (1994) dalam Pelawi (2010:2) menyatakan bahwa insekta dapat dijumpai di semua daerah di atas permukaan bumi, terutama di darat, laut maupun di udara. Jenis makanan insekta bermacam-macam, ada insekta sebagai pemakan tumbuhan, insekta ataupun hewan lainnya, bahkan ada insekta mengisap darah manusia dan mamalia. Insekta hidup sebagai suatu keluarga besar di dalam sebuah kehidupan sosial yang rumit, seperti yang dilakukan oleh lebah, semut dan rayap yang hidup di dalam sebuah koloni. Peranan insekta dalam kehidupan diantaranya adalah sebagai penyerbuk dan sebagai penularan penyakit. Insekta yang menguntungkan dapat berperan sebagai penyerbuk. Salah satu faktor kehadiran insekta pada tumbuhan, dipengaruhi oleh tumbuhan yang sedang berbunga. Banyak spesies insekta yang membutuhkan nektar (madu bunga), serbuk sari ( pollen) dan lainnya yang disediakan oleh tumbuhan untuk kebutuhan makanan para insekta. Kehadiran insekta juga dipengaruhi oleh warna bunga, tipe bunga, dan bentuk bunga yang secara keseluruhan akan mempengaruhi kehadiran insekta pada suatu bunga. Tanaman Rambutan ( Nephelium sp.) merupakan tanaman buah hortikultural berupa pohon yang tergolong ke dalam famili Sapindaceae, merupakan tanaman asli Indonesia. Buah rambutan sebagai buah tropis dalam perdagangan internasional yang dikelompokkan sebagai buah yang bersifat eksotik. Tanaman Rambutan juga salah satu tanaman yang mempunyai prospek agribisnis yang cerah di masa yang mendatang. Tanaman rambutan asal Indonesia sudah memasuki pasar internasional, seperti Inggris, Belanda, Perancis, Belgia, Thailand, dan negara-negara di Asia Barat dan Asia Tenggara (Duchlun dkk, 2006:02). Rambutan merupakan tanaman buah yang penting di Indonesia, buahnya bisa dikalengkan maupun dikonsumsi segar. Gampong Meunasah Bak U Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar, memiliki berbagai kebun buah-buahan. Kawasan Gampong tersebut banyak ditanami berbagai pohon terutama durian, manggis, rambutan dan langsat. Kebun ini hidup berbagai hewan diantaranya adalah kelas insekta. RUMUSAN MASALAH Bagaimana keanekaragaman spesies insekta pada Tanaman Rambutan Di Perkebunan Masyarakat Gampong Meunasah Bak U Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar?

TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui keanekaragaman spesies insekta pada Tanaman Rambutan Di Perkebunan Masyarakat Gampong Meunasah Bak U Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Perkebunan Masyarakat Gampong Meunasah Bak U Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif (mengukur dengan alat dan menghitung dengan menggunakan rumus) dan jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan masalah yang dihadapi dengan menggambarkan setiap aspeknya sebagaimana adanya (Nawawi, 2005:129). Metode yang digunakan adalah metode survey dengan teknik purposive sampling dengan menentukan beberapa titik pengamatan pada Tanaman Rambutan yang telah ditentukan. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut pingset, kamera cannon 8 MP, Mikroskop tereo, botol sampel, alcohol, kertas label, buku identifikasi, alat tulis menulis, kertas lalat, insect net, hygro meter, light meter, GPS dan madu. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dilakukan Di Perkebunan Masyarakat Gampong Meunasah Bak U Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini dibagi menjadi 3 stasiun dengan penentuan titik pengamatan secara Purposive Sampling. Perkebunan rambutan tersebut memiliki luas kebun sekitar 750 m 2 dengan jumlah tanaman rambutan yang ditanam sebanyak 100 pohon. Pada ketiga stasiun memiliki umur tanam yang sama dengan tingkat kesuburan yang berbeda. Pada stasiun I terdapat 33 pohon dengan letak stasiun yang berhadapan dengan jalan besar Banda Aceh-Calang, sedangkan bagian kanan berdampingan dengan kebun masyarakat. Pada stasiun II terdapat 33 pohon dengan letak stasiun bagian kiri berdampingan dengan hutan sedangkan bagian kanan berdampingan dengan kebun masyarakat. Pada stasiun III terdapat 34 pohon dengan letak stasiun bagian kiri berdampingan dengan hutan, bagian kanan berdampingan dengan kebun masyarakat dan bagian belakang berdampingan dengan sawah. Pada stasiun I dan II diwakili oleh 13 sampel, sedangkan pada stasiun III diwakili oleh 13 sampel. Pada bagian batang dioleskan madu sebagai perangkap untuk insekta yang menyukai manis seperti semut. Sedangkan insect net digunakan untuk menangkap insekta yang terbang. Pada saat pengambilan data dilakukan pada pagi hari pukul 09.00 WIB s.d 11.00 WIB dan pada siang hari 14.00 WIB s.d 16.00 WIB. Insekta yang tidak terbang diambil dengan menggunakan pinset dan Insekta yang telah tertangkap dimasukkan ke dalam botol sampel yang berisi larutan alkohol 70%. Insekta yang telah

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi, Volume 1, Issue 1, Agustus 2016, hal 71-77 tertangkap dibawa ke Laboratorium FKIP Unsyiah untuk diamati menggunakan mikroskop dan diidentifikasi dengan menggunakan buku pedoman indentifikasi Insekta. ANALISIS DATA Untuk menghitung indeks keanekaragaman Spesies Insekta di perkebunan masyarakat pada tanaman rambutan, digunakan rumus Shannon-Weiner (H ) (Kramadibrata, 1999:142) dengan rumus: H = - ρi Ln ρi Keterangan: H = Indeks keanekaragaman spesies Ρi = perbandingan jumlah individu suatu jenis dengan spesies Pi = ni/n ni = jumlah individu spesies ke-i HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Keanekaragaman Spesies Insekta Indeks Keanekaragaman insekta pada Tanaman Rambutan di Perkebunan Masyarakat Gampong Meunasah Bak U Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar ditampilkan pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Indeks Keanekaragaman Insekta pada Stasiun Pengamatan. Stasiun P engamatan H Keterangan Stasiun 1 2,57 Sedang Stasiun 2 2,76 Sedang Stasiun 3 2,64 Sedang Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa keanekaragaman spesies insekta pada Tanaman Rambutan di Perkebunan Masyarakat Gampong Meunasah Bak U Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar berada pada semua kategori sedang, indeks keanekaragaman tertinggi berada pada pengamatan stasiun 2 yaitu sebesar 2,76 sedangkan indeks keanekaragaman insekta terendah terdapat pada pengamatan stasiun 1 yaitu sebesar 2,57. Spesies Insekta yang ditemukan Pada Tanaman Rambutan Di Perkebunan Masyarakat Gampong Meunasah Bak U Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar, disajikan pada Tabel 2 berikut.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi, Volume 1, Issue 1, Agustus 2016, hal 71-77 Tabel 2 Spesies Insekta yang Ditemukan Pada Tanaman Rambutan Di Perkebunan Masyarakat Gampong Meunasah Bak U Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar Ordo Famili Spesies Jumlah (Individu) Mantodea Mantidae Stagmomentis carolina 58 Acrididae Valanga nigricormis 53 Orthoptera Tettigonidae Eucono cephalus sp 70 Gryllidae Gryllus assimilis 28 Odonata Aeschidae Anax imperator 54 Hymenoptera Eumenidae Delta campaniforme 71 Formicidae Dolichoderus thoracicus 67 Lepidoptera Nymphalidae Danaus petilia 39 Noctuidae Spodoptera litura 17 Diptera Calyphoridae Lucilia sericata 48 Homoptera Buprestidae Agrilus lacustris 45 Coleoptera Passalidae Odontotaenius floridanus 20 Tenebrionidae Chalcopteroides sp 63 Cerambycidae Batocera hercules 42 Hemiptera Alydidae Leptocorisa acuta 36 Reduviidae Arilus cristatus 54 Pentatomidae Brochymena quadripustulata 50 Total 815 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa spesies insekta pada tanaman Rambutan di Perkebunan Masyarakat Gampong Meunasah Bak U Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar ditemukan 17 spesies insekta yang termasuk ke dalam 17 famili dari 9 ordo. Jumlah individu masingmasing spesies berkisar 17-71 individu. Kondisi Abiotik Kawasan Penelitian Kondisi abiotik Di Gampong Meunasah Bak U Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar memiliki kondisi abiotik lingkungan yang sesuai untuk berbagai spesies insekta pada Tanaman Rambutan. Baik insekta pada Tanaman Rambutan yang hidup dipermukaan tanah maupun insekta yang hidup bebas (terbang). Kondisi abiotik lingkungan dilokasi pe nelitian disajikan pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3 Kondisi Abiotik Lingkungan Di Perkebunan Masyarakat Gampong Meunasah Bak U Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar Komponen Abiotik S1 S2 S3 Ketinggian 20 22 20 Suhu Udara ( C) 28,1 29,6 28,4 Intensitas Cahaya (x10 Lux) 296 280 288 Kelembaban Udara 55 55 55 Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa kondisi lingkungan pada ketiga pengamatan memiliki suhu udara berkisar antara 28,1-29,6 C, kelembaban udara sekitar 55%, sedangkan intensitas cahaya 280-296 Luxx dengan ketiggian dari permukaan laut 20-22 m dpl. PEMBAHASAN Jumlah insekta yang ditemukan pada Tanaman Rambutan di Perkebunan Masyarakat Gampong Meunasah Bak U Kecamatan Leupung Aceh Besar sebanyak 17 spesies insekta yang termasuk kedalam 17 familia dari 9 Ordo. Jumlah individu masing-masing spesies berkisar 17-71 individu dengan total 815 individu. Penelitian dilakukan pada musim hujan pada bulan Desember. Pada saat penelitian dilakukan tanaman rambutan sedang tidak berbunga ataupun berbuah. Seperti pernyataan dari Mahisworo dkk (2002) bahwa Pada waktu musim berbunga tanaman rambutan membutuhkan tiga bulan kering (kemarau). Musim kering yang melebihi empat bulan akan mengakibatkan bunga yang baru terbentuk akan gugur dan apabila menjadi buah akan tumbuh tidak sempurna. Keberadaan insekta yang terdapat dilokasi penelitian dipengaruhi oleh faktor makanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Menurut Borror (1992:72) menyatakan bahwa, Makanan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mempertahankan banyaknya hewan ditempat hidupnya. Insekta yang paling banyak ditemukan pada Tanaman Rambutan yaitu tanaman yang memiliki luas tutupan daun atau cabang yang tinggi. Hal ini yang dapat menyebabkan kepadatan spesies insekta tersebut menjadi lebih tinggi pula. Insekta yang mendominasi Tanaman Rambutan adalah Ordo Coleoptera, Ordo Hemiptera dan Ordo Orthoptera. Ordo Coleoptera yang ditemukan berjumlah 3 spesies dari 3 famili, Ordo Hemiptera ditemukan berjumlah 3 spesies dari 3 famili dan Ordo Orthoptera yang ditemukan berjumlah 3 spesies dari 3 famili. Hal tersebut berkaitan dengan

faktor lingkungan, dimana stasiun 1 terletak berhadapan dengan jalan besar Banda Aceh-Calang, letak stasiun 2 bagian kiri berdampingan dengan hutan sedangkan bagian kanan berdampingan dengan kebun masyarakat. Sedangkan stasiun 3 bagian kiri berdampingan dengan hutan, bagian kanan berdampingan dengan kebun masyarakat dan bagian belakang berdampingan dengan sawah. Stasiun tersebut memiliki makanan yang disukai oleh Ordo Coleoptera, Ordo Hemiptera dan Ordo Orthoptera sesuai dengan pernyataan Rochedi (2004:24), bahwa kebanyakan Coleoptera mengkonsumsi material organik seperti serbuk sari, sisa-sisa organ tumbuhan yang mati dan jamur dengan meterial yang diperoleh dari lingkungan dengan cara menguyah. keanekaragaman insekta tertinggi terdapat pada stasiun pengamatan II yaitu 2,76 dan terendah terdapat pada stasiun pengamatan I yaitu 2,57. Hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies insekta masuk dalam kategori sedang. Spesies insekta yang paling banyak ditemukan adalah Delta campaniforme yang berjumlah 71 individu. Hal ini terjadi karena Delta campaniforme menyebar luas pada habitat darat dengan jumlah individu yang melebihi kebanyakan hewan daratan lainnya dan hidupnya berkoloni serta memiliki kebiasaan makan yang beragam dengan makanan yang beragam pula (Borror, 1992). Sedangkan spesies insekta yang paling sedikit ditemukan adalah Spodoptera litura berjumlah 17 individu. KESIMPULAN Hasil penelitian tentang Studi Ekologi Spesies Insekta Pada Tanaman Rambutan Di Perkebunan Masyarakat Gampong Meunasah Bak U Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar maka dapat disimpulkan sebagai berikut tingkat keanekaragaman spesies insekta paling tinggi adalah 2,76 (sedang), dan insekta yang ditemukan sebanyak 17 spesies insekta yang termasuk kedalam 17 familia dari 9 Ordo. Jumlah individu masing-masing spesies berkisar 17-71 individu dengan total 815 individu.

DAFTAR PUSTAKA Borror, J. D. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Duchlun. I. Abd., R. Arinong, dan E. Nilawati. 2006. Analisis Usaha Tani Rambutan ( Nephelium lappecium L.) terhadap Peningkatan Pendapatan Petani. Jurnal Agristem. Vol 2. No. 1. Kramadibrata, I.H. 1999. Ekologi Hewan. Bandung: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung (ITB). Mahisworo, K., Usanto, A.A. 2002. Bertanam Rambutan. Jakarta: Penebar Swadaya. Nawawi. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta: UGM. Pelawi, A. P. 2010. Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga pada Beberapa Ekosistem Di Areal Perkebunan PT. Umbul Mas Wisesa Kabupaten Labuhanbatu. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara. http:// repository. usu. ac. id/ bitstream/123456789/7731/1/10e00324.pdf. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2015 (Online). Radiopoetro. 1996. Zoologi. Jakarta: Erlangga.