BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Pengambilan Data Mikrohabitat Belalang pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tanaman yang banyak ditanam masyarakat yaitu tanaman jagung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu komunitas atau ekosistem tertentu (Indriyanto, 2006). Relung ekologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berkembang baik secara optimal. Ruang atau tempat yang dimaksud diatas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Parameter. (cm) (hari) 1 6 0, , , Jumlah = 27 0, Rata-rata = 9 0,

VI. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN UMUM. 6.1 Pembahasan Umum. Berdasarkan hasil penelitian perkembangan Ostrinia furnacalis di Desa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

BAB 4 KELANGSUNGAN HIDUP ORGANISME (MATERI IPA TERPADU KELAS IX) Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

TINJAUAN PUSTAKA Botani

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

BAB I PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (monoecious) yaitu letak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. C. Rancangan Penelitian dan Analisis Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda merupakan tanaman herba aquatic yang termasuk dalam keluarga

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kacang Hijau secara Umum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk fase vegetatif dan paruh kedua untuk fase generatif. Jagung memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

I. PENDAHULUAN. Indonesia di pasaran dunia. Kopi robusta (Coffea robusta) adalah jenis kopi

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Provinsi Gorontalo memiliki wilayah seluas ha. Sekitar

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

H. Sudarsono: Hama belalang kembara (Locusta migratoria manilensis) di Provinsi Lampung 53

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi populasi dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik meliputi makanan,

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

PEMANGKASAN KOPI. Disusun Oleh : Khasril Atrisiandy, SP NIP : Penyuluh Pertama

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 7. CIRI KHUSUS HEWAN DAN TUMBUHANLATIHAN SOAL BAB 7

TATA CARA PENELITIAN

Makalah. Tanaman Buah dalam Pot. Tabulampot

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

IX. THE STRATEGY OF PLANT MANAGEMENT Acquaah, George Horticulture. Principles and Practices. Chapter 5

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

MODUL MATA PELAJARAN IPA

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah diperkirakan masuk ke Indonesia antara tahun Namun

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.3

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

Lampiran 1. Analisis Ragam Peubah Tinggi Tanaman Tebu Sumber Keragaman. db JK KT F Hitung Pr > F

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengamatan penunjang ditujukan untuk menganalisis faktor-faktor eksternal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

TINJAUAN PUSTAKA Botani

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Pengambilan Data Mikrohabitat Belalang pada Tanaman Jagung. Lokasi penelitian Mikrohabitat hama belalang pada tanaman jagung dilakukan di Desa Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Secara Geografis lokasi penelitian terletak pada titik Koordinat N 00.50.25.0 dan E 122.54.51.5. Di desa ini umumnya para masyarakat melakukan aktifitas berkebun. Salah satu jenis tanaman yang banyak ditanam masyarakat yaitu tanaman jagung. lokasi pengambilan data mikrohabitat hama belalang ini dilakukan di lahan perkebunan masyarakat, dengan luas 20m x 10m yang dengan jumlah bedeng 30 dan ditanami ± 3 biji jagung tiap bedeng, tanaman jagung ini ditanam tepatnya disamping rumah penduduk dengan lahan yang terbuka dan cukup luas. Lahan ini memang sudah beberapa kali ditanami jagung tapi dengan keadaan lahan yang cukup luas dan terbuka tidak menutup kemungkinan terserangnya belalang, karena belalang sangat suka dengan tanaman jagung, jika kondisi lingkungan tempat mereka sangat mendukung untuk kebutuhan makan dan perkembangan belalang, dan bisa saja belalang akan merusak seluruh tanaman dengan jumlah populasi belalang yang tinggi. 4.1.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian Mikrohabitat belalang pada tanaman jagung selama fase vegetatif dan generatif di Desa Moluo Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, dapat diamati jumlah belalang pada saat jagung berumur 6 hari

sampai pada 76 hari disaat pagi dan sore hari pada jam 08.00 dan jam 17.00. Mikrohabitat belalang terdapat pada daun. Pengamatan dilakukan selama fase vegetatif pada saat umur jagung 40 hari dan fase generatif sampai pada umur 76 hari. Untuk mikrohabitat belalang dapat dilihat pada tabel 1 dan 2. Tabel 1. Mikrohabitat Belalang pada Fase Vegetatif Umur Jagung Pada Fase Vegetatif Mikrohabitat Pada Fase Vegetatif Pagi Jam (08.00) Mikrohabitat Belalang Pada Fase Vegetatif Sore Jam (17.00) Batang Daun Buah Batang Daun Buah 6 40 Hari 17 67-7 31 - Rata-Rata 0,425 1,675-0,175 0,775 - Tabel 2. Mikrohabitat Belalang pada Fase Generatif Umur Jagung Pada Fase Generatif Mikrohabitat Belalang Pada Fase Generatif Pagi Jam (08.00) Mikrohabitat Belalang Pada Fase Generatif Sore Jam (17.00) Batang Daun Buah Batang Daun Buah 41 76 Hari 19 174-40 292 - Rata-Rata 0,25 2,29 0,52 3,84

Mikrohabitat Belalang Batang Daun 292 174 17 67 7 31 19 40 Fase Vegetatif pagi Fase Vegetatif Sore Fase Generatif Pagi Fase Generative Sore Gambar 1. Mikrohabitat Belalang Pada Tanaman Jagung 4.2 Pembahasan 4.2.1 Mikrohabitat Belalang Pada Fase Vegetatif Pada Tanaman Jagung Pada Pagi Hari Jam 08.00 Dan Sore Hari Jam 05.00 Pada hasil pengamatan mikrohabitat belalang pada tanaman jagung di desa Moluo Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara terdapat adanya perbedaan mikrohabitat, meskipun dalam satu tumbuhan. Belalang yang menempati mikrohabitat yang berbeda dapat ditemukan pada batang, daun dan buah. Mikrohabitat yang paling banyak disukai belalang pada fase vegetatif terdapat pada bagian daun, dan juga aktif makan pada bagian daun sesuai dengan sifat herbivora

(pemakan tumbuhan), dengan tipe mulut penggigit dan pengunyah (Budiharsanto, 2006) Pada fase vegetatif tanaman mengalami perkembangan akar, daun dan batang baru, saat awal pertumbuhan dan munculnya daun pertama sebelum keluarnya bunga betina pada tanaman jagung (Muhadjir dalam Bahar, 2009). Pada fase ini, daun tanaman masih sangat muda, dan kondisi ini sangat cocok dalam memenuhi kebutuhan makannya, sehingga mikrohabitat belalang terdapat pada bagian daun. pada fase vegetatif pengamatan dilakukan pada pagi hari jam 08.00 pagi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1, pada keseluruhan jumlah belalang 67 ekor pada bagian daun, dan pada batang 17 ekor. Pengamatan juga dilakukan yakni disore hari pada jam 05.00 jumlah belalang pada daun 31 ekor, pada batang 7 ekor. Pada sore hari mikrohabitat belalang juga terdapat pada daun, karena didaun juga terdapat nutrisi untuk kebutuhan makan dan perkembangbiakkannya (Fattah dan Hamkah, 2011) 4.2.2 Mikrohabitat Belalang Pada Fase Generatif Pada Tanaman Jagung Pada Pagi Hari Jam 08.00 Dan Sore Hari Jam 05.00 Pada fase generatif pengamatan juga dilakukan pada pagi dan sore hari pada fase ini jumlah belalang meningkat pada tiap harinya, mikrohabitat belalang pada fase ini, juga terdapat pada bagian daun tanaman jagung. pada pagi hari jam 08.00 jumlah belalang 174 ekor pada daun, pada batang 19 ekor sedangkan pada sore hari jumlah belalang meningkat pada bagian daun 292 dan batang 40 ekor. Hal ini terlihat pada tabel 2. Pada fase generatif terjadi pembentukan dan perkembangan bunga, buah dan biji dan juga diawali dengan munculnya bakal tongkol pada tanaman jagung (Muhadjir dalam Bahar, 2009). Mikrohabitat pada saat fase vegetatif serta generatif

pagi dan sore hari terdapat pada bagian daun, jika dilihat dari jumlah belalang, lebih banyak terdapat pada daun, pada sore hari, pada saat tanaman jagung memasuki fase generatif telur-telur belalang telah menetas dan berkembang, karena pada saat penelitian pada fase vegetatif kondisi lingkungan selalu hujan, mengakibatkan tumbuhan tumbuh, dan telur-telur dari belalang menetas dan tumbuhan ini menjadi makanan bagi belalang sehingga dapat berkembang menjadi dewasa (Surtikanti, 2008). Pada sore hari belalang dewasa ini akan bertelur kembali, pada lahan-lahan yang kosong dan berpasir dan makan tanaman yang dihinggapinya (Adnan, 2009) 4.2.3 Kepadatan Populasi Belalang Pada Tanaman Jagung Pada Fase Vegetatif pada pagi dan sore hari Perkembangan populasi hama belalang pada tanaman jagung pada fase vegetatif dan generatif selama penelitian berlangsung dapat dilihat jumlah belalang yang meningkat. Pada fase vegetatif di pagi hari, pada fase vegetatif ini, telur-telur belalang menetas, dengan kondisi lingkungan pada suhu 29 C, dan intensitas cahaya 1,12 mw/cm, dengan kelembaban kering 29 C serta kelembaban basa 28 C, kepadatan jumlah belalang selama fase vegetatif 1 individu dalam luas daerah pada seluruh bagian daun, dan batang, dengan suhu yang 29 C merupakan suhu yang optimal bagi serangga untuk berkembang. Selain itu pada sore hari, pada fase vegetatif, selalu turun hujan, hujan yang turun mengakibatkan tumbuhan tumbuh tetapi, kondisi lingkungan ini kurang baik untuk aktivitas belalang, karena perubahan curah hujan dapat menyebabkan beberapa populasi meningkat, sementara populasipopulasi lainnya menurun, selain itu Jika air yang terlalu berlebihan, akan berakibat

kurang baik untuk perkembangbiakkan dan pertumbuhan belalang (Budiharsanto, 2006). Selain itu, intensitas cahaya yang rendah 0,10 mw/cm dapat menghambat aktivitas belalang, karena hujan lebat dan kurangnya cahaya matahari merupakan faktor pembatas pertumbuhan belalang (Surtikanti, 2008). 4.2.4 Kepadatan Populasi Belalang Pada Tanaman Jagung Pada Fase Generatif pada pagi dan sore hari Pada fase generatif, jumlah belalang dipagi hari meningkat, pada saat fase generatif ini jumlah belalang meningkat belalang berkembang menjadi belalang dewasa, dan bermigrasi dalam populasi besar yang menyerang tanaman secara cepat (Surtikanti, 2008). Hal ini disebabkan karena pada saat tanaman jagung masuk pada fase vegetatif kondisi lingkungan selalu turun hujan, yang mengakibatkan telur-telur belalang menetas, dan berkembang menjadi belalang dewasa. Dengan kepadatan jumlah pupulasi belalang meningkat dari jumlah populasi 1 ekor pada fase vegetatif meningkat menjadi 3 ekor dalam luas area dengan suhu 29 C, dan kelembaban yang rendah 27 C dan intensitas cahaya 1,15 mw/cm, dalam kondisi suhu yang tinggi dan kelembaban yang rendah, akan memacu perkembangan belalang (Surtikanti, 2008). Ketika populasi belalang yang sudah cukup tinggi, dan kondisi lingkungan sangat mendukung maka belalang akan membentuk fase gregarius yaitu, ketika kelompokkelompok kecil belalang telah bergabung menjadi kelompok besar, maka akan merusak tanaman secara total, hal ini merupakan proses transformasi dari belalang. Proses transformasi belalang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kepadatan populasi (Sudarsono, 2003).