BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini di PAUD Delima Kecamatan Bongomeme Kabupaten

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan salah satu TK yang berada di Kabupaten Gorontalo, di mana proses pembelajarannya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. TK ini berada di tengah-tengah Kota Gorontalo dan telah banyak menamatkan anak

BAB III METODE PENELITIAN. Karakter penelitian ini adalah anak kelompok B dengan jumlah anak 16 orang,

BAB III. Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di PAUD Kalimas Kecamatan Dulupi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hal yang sangat penting dilakukan oleh peneliti. Untuk itu yang menjadi latar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Botubilotahu,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan di SDN 71 Kota Timur Kota Gorontalo. Kelas yang dikenai tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT BERMAIN BALOK PADA KELOMPOK B DI TK KEMBANG JAYA OMU

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

JURNAL. Oleh: MUIN DWI ASTUTI NPM P. Dibimbing oleh : 1. DEMA YULIANTO, M.Psi. 2. ANIK LESTARININGRUM, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi anak usia dini merupakan suatu kemutlakan yang perlu dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI AP 5 SMK Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo dijadikan sebagai tempat penelitian tindakan kelas

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 18 Pulubala Kabupaten Gorontalo.

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i. LEMBAR PERNYATAAN... ii. HAK CIPTA... iii. KATA MUTIARA... iv. ABSTRAK... v. KATA PENGANTAR...

Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

PERMAINAN ULAR TANGGA DAPAT MENGEMBANGKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI III KARANGANYAR KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB I PENDAHULUAN. orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD) Negeri I Telaga Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KARYA ILMIAH PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI BERMAIN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI PADA PAUD ANAK INDONESIA OLEH :

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PERMAINAN PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A DI TK KREATIF ZAID BIN TSABIT NGLEGOK BLITAR

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 57

BAB III METODE PENELITIAN. 001 Sawah Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar yang berjumlah 22

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang peningkatan pemahaman siswa tentang materi peristiwa proklamasi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu siswa kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat sebanyak 23 siswa

PENINGKATAN KREATIFITAS ANAK MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA JIMBUNG III KALIKOTES KLATEN 2012 / 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Apel Kelurahan Dutulanaa Kecamatan Limboto

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo. Penelitian dilaksanakan karena kemampuan anak kelompok B belum

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini berfokus pada peserta didik SD Negeri 1 Bhakti Negara Kabupaten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini terfokus pada peserta didik SD Negeri 1 Gedong Tataan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

PENERAPAN KEGIATAN MEMBENTUK BENDA GEOMETRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B KB AISYIYAH WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Menggunakan Metode SAS Dengan Bantuan Kartu Kalimat di Kelas I SDN Tampanombo

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN 25 Limboto

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berusaha merefleksikan secara kritis dan kolaboratif pendekatan pembelajaran

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS DAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN ORIGAMI PADA ANAK KELOMPOK B BA AISYIYAH NGALAS II

BAB III METODE PENELITIAN. Va SD Negeri 06 Metro Barat semester II tahun pelajaran 2009/2010. Jumlah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING PADA ANAK KB

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN PERMAINAN BALOK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL KAUSAR

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau class room action research sebagai cara untuk

BAB III METODE PENELITIAN. (d) teknik analisis data, (e) prosedur penelitian. Berikut adalah penjelasan secara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data kualitatif dilakukan melalui observasi dan evaluasi dalam pelaksanaan

2014/2015. Disusun oleh : A

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang A Wahid Hasyim, 2014 Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Motivasi Siswa Dalam Aktivitas Pembelajaran Renang

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan (Januari s/d Maret 2013). Waktu. semester II tahun pelajaran 2012/2013.

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE PALU UTARA

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

BAB III METODE PENELITIAN. kinerja sehingga hasil belajar siswa meningkat (dalam Wardhani. 2009:1.3)..

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian PerSyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini ALIMATUL FADLIYAH

Artikel Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PG-PAUD.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan berasal dari istilah action research. Jadi penelitian

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini di PAUD Delima Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo dengan jumlah siswa 20 orang. Peneliti adalah guru kelas Kelompok B dan menjadi mitra kerja adalah penyelengggara PAUD Delima. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Sebelumnya peneliti melakukan observasi awal terhadap subjek penelitian untuk memperoleh data awal penelitian. Pada observasi awal, peneliti melihat terhadap gejala rendahnya kemampuan motorik halus anak. Hasil observasi yang dilakukan tersebut selanjutnya menjadi data awal yang menjadi dasar dipilihnya masalah dalam penelitian ini. 4.1 Observasi Awal Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa terdapat 7 orang (35 %) dari 20 anak yang sudah memiliki kemampuan motorik halus. Hal ini menunjukkan hal tersebut adalah sebagai berikut. a. Pada saat kegiatan motorik halus melalui permainan tetris suasana kelas dalam keadaan ribut, dan anak kurang mengerti cara memainkan alat tetris. b. Pada waktu kegiatan motorik halus, anak belum terampil memegang alat tetris. c. Masih ada anak yang belum terampil menggunakan jari jari tangan dalam memainkan tetris. Lebih jelas pengamatan observasi dapat dilihat pada tabel berikut ini. TABEL I HASIL PENGAMATAN OBSERVASI AWAL

NO ASPEK YANG DIAMATI Keterampilan Memegang KRITERIA 8 40 % 9 60 % Keterampilan Menggunakan Jari 7 35 % 10 65 % jari tangan Keterampilan dalam cara memainkan 6 30 % 11 70 % alat elektronik RATA RATA 7 35 % 13 65 % Tabel I di atas menunjukkan bahwa kemampuan keterampilan motorik halus anak kelompok B di PAUD Delima Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo sangat minim dan belum optimal, mencermati temuan tersebut akan dipersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam pelaksanaan Siklus I yaitu yang akan mengacu pada rencana kegiatan harian dan lembar observasi. 4.2 Siklus I Pada pengamatan Siklus I kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah dengan mengacu pada rencana pembelajaran sesuai tindakan yang dipilih, yakni anak memainkan permainan tetris dengan permainan mobil balap. Dari hasil pengamatan yang diperoleh 12 orang () dari 20 anak yang sudah menghampiri hasil maksimal. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL 2 HASIL PENGAMATAN KEGIATAN SIKLUS I

NO ASPEK YANG DIAMATI Keterampilan Memegang KRITERIA 13 55 % 7 45 % Keterampilan Menggunakan Jari 12 8 jari tangan Keterampilan dalam cara memainkan 11 45 % 9 55 % alat elektronik RATA RATA 10 10 Dari tabel 2 di atas dapat dilihat hal hal sebagai berikut : a. Sebagian anak sudah terampil memegang tetris b. Sebagian anak lainnya belum terampil menggunakan jari jari dalam memainkan tetris c. Suasana kelas masih dalam keadaan ribut pada saat bermain tetris Dari hasil refleksi bersama terungkap bahwa masih ada beberapa aspek dan kriteria yang perlu ditingkatkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran ini yakni : 1) Keterampilan motorik halus yang baik harus dilakukan secara berkesinambungan. 2) Latihan keterampilan motorik halus menggunakan tetris, dapat menggunakan permainan permainan yang lebih menarik 3) Pemilihan alat dan tempat untuk bermain dengan tetris disesuaikan dengan kondisi siswa atau jumlah siswa. 4.3 Siklus II Pada siklus ke dua digunakan fasilitas tetris yang yang permainannya lebih menarik sepert permainan pesawat tempur, sehingga siswa termotivasi untuk melakukan gerakan motorik

halus. Pada siklus ke dua ini guru melakukan pendekatan secara face to face (bertatap muka atau lebih dekat dengan siswa secara satu persatu) untuk melihat secara langsung tingkat keterampilan mereka dalam motorik halus. Dari pelaksanaan siklus II terjadi peningkatan yang sangat signifikan dalam keterampilan motorik halus. Dalam konteks ini terdapat 17 orang (85 %) yang dikategorikan sudah memiliki keterampilan motorik halus dan hanya 3 orang (15 %) yang dikategorikan belum memiliki keterampilan motorik halus. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL 3 HASIL PENGAMATAN SIKLUS II NO ASPEK YANG DIAMATI Keterampilan Memegang KRITERIA 18 90 % 2 10% Keterampilan Menggunakan Jari 17 85 % 3 15 % jari tangan Keterampilan dalam cara memainkan 16 80 % 4 20 % alat elektronik RATA RATA 17 85 % 3 15 %

4.2 Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan motorik halus anak telah mengalami peningkatan yang signifikan. Dari kegiatan observasi awal menunjukkan bahwa hanya 7 orang atau sebanyak (35 %) dari 20 anak kelompok B PAUD Delima Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo yang memiliki keterampilan motorik halus. Pada siklus pertama mengalami peningkatan lagi menjadi () yakni sebanyak 10 orang dari 20 anak yang terdapat di kelompok B di PAUD Delima Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan motorik halus anak melalui permainan tetris yang dilakukan baik secara individual maupun klasikal. Namun demikian hasil yang dicapai melalui siklus I ini belum maksimal. Sehingga dipandang perlu untuk melanjutkan pada siklus yang ke II. Pada pelaksanaan siklus II persentase siswa yang memiliki keterampilan motorik halus meningkat menjadi 85% yakni sebanyak 17 orang dari 20 siswa yang terdapat di kelompok B di PAUD Delima Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Hal ini menunjukkan bahwa hanya terdapat 5 anak saja yang belum memiliki keterampilan motorik halus. Berdasarkan hasil penelitian tindakan pada siklus II, jelaslah bahwa penggunaan metode dan alat ini dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak di kelompok B di PAUD Delima Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Dalam konteks ini permainan permainan yang menarik yang ditampilkan guru dapat digunakan untuk merangsang anak secara spontan melakukan gerakan motorik halus. Dalam proses ini guru dapat mengarahkan anak jika dalam pelaksanaannya anak belum lancar memainkan tetris.

Sementara itu untuk lebih mempermantap hasil yang dicapai melalui permainan tetris dalam meningkatkan keterampilan motorik halus anak, perlu digunakan fasilitas penunjang yang lebih canggih dan menarik minat anak. Hal ini dimaksudkan agar anak termotivasi dan lebih cepat dalam melakukan keterampilan motorik halus karena manggunakan fasilitas yang canggih yang hanya sering dilihat anak dalam kehidupannya, maka anak akan merasa senang bila memegangnya secara langsung. Dengan demikian terjadi kolaborasi yang baik antara pembelajaran keterampilan motorik halus dengan permainan tetris. Peningkatan yang diharapkan telah terpenuhi, hal ini dapat dilihat pada tabel 4 dimana pada observasi awal hanya 7 orang (35 %) dari 20 anak yang belum mampu atau belum memiliki keterampilan motorik halus, pada siklus I mengalami peningkatan yaitu menjadi 10 anak atau (50 %) dan siklus II sudah mencapai atau mengalami peningkatan 17 orang (85 %) dari 20 anak yang memiliki keterampilan motorik halus melalui permainan tetris. TABEL 4 GAMBARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B PAUD DELIMA NO PELAKSANAAN HASIL CAPAIAN Observasi Awal 7 35 % 13 65 % Siklus I 10 10 Siklus II 17 85 % 3 15 % Berdasarkan uraian secara keseluruhan jelaslah bahwa permainan tetris dapat meningkatkan keterampilan motorik halus terkait dengan temuan ini maka dipandang perlu

untuk menjadikan permainan tetris sebagai suatu permainan dan alat untuk melatih keterampilan motorik halus anak.