BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 bahwa Negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penting dalam setiap hubungan hukum kehidupan masyarakat, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 ayat (3). Hukum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sosial, tidak akan lepas dari apa yang dinamakan dengan tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. hukum diungkapkan dengan sebuah asas hukum yang sangat terkenal dalam ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Negara Indonesia adalah negara hukum. Semua Warga Negara

BAB I PENDAHULUAN. dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang diberikan kewenangan secara

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lainnya karena ingin selalu hidup dalam. kebersamaan dengan sesamanya. Kebersamaannya akan berlangsung baik

BAB I PENDAHULUAN. hukum maupun perbuatan hukum yang terjadi, sudah barang tentu menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. 1. Hal itu

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan perbuatan hukum. Peristiwa hukum pada hekekatnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. bersamaan dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia. Hal ini tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. jabatannya, Notaris berpegang teguh dan menjunjung tinggi martabat

BAB I PENDAHULUAN. hukum menjamin adanya kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tanah yang merupakan kebutuhan pokok bagi manusia akan berhadapan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengatur hidup manusia dalam bermasyarakat. Didalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, pertanahan, kegiatan sosial, pasar modal, dan untuk kepastian

BAB I PENDAHULUAN. Gejolak ekonomi di Negara Republik Indonesia yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. hukum adalah kehendak untuk bersikap adil (recht ist wille zur gerechttigkeit).

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan kekayaan alam yang mempunyai arti sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kegiatannya untuk memenuhi kehidupan sehari-hari tidak

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mempunyai peran paling pokok dalam setiap perbuatan-perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberi pelayanan umum. bukti yang sempurna berkenaan dengan perbuatan hukum di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Belanda yaitu sejak tahun 1908 pada saat Vendu Reglement diumumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. tanah, padahal luas wilayah negara adalah tetap atau terbatas 1.

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang tergabung dalam komunitas tersebut menanggung amanah. yang berat atas kepercayaan yang diembankan kepadanya.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sarana teknologi menjadikan interaksi antar negara dan antara

BAB I PENDAHULUAN. untuk selanjutnya dalam penulisan ini disebut Undang-Undang Jabatan

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah tengah berkembang secara pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kerangka hukum formal yang komprehensif pada 30. September 1999 melalui Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) Undang undang Nomor 2 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang dibuat oleh pihak bank. Salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian Perusahaan Terbatas, hal ini diatur secara tegas dalam Pasal 7 ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) saat ini, membuat masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan akan tanah sebagai sumber kehidupan sehingga dapat dicermati

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan. Kepastian dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia peraturan mengenai notaris dicantumkan dalam Reglement op het

BAB I PENDAHULUAN. usaha dan pemenuhan kebutuhan taraf hidup. Maka dari itu anggota masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban seseorang sebagai subjek hukum dalam masyarakat. 2 Hukum sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berdirinya lembaga-lembaga perekonomian yang menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dan hakikat pembangunan nasional adalah untuk. menciptakan masyarakat yang adil dan makmur, sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. beragamnya jenis musik, terdapat salah satu jenis musik yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam arti hukum, tanah memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk membuat akta otentik dan akta lainnya sesuai dengan undangundang

BAB I PENDAHULUAN. lagi dalam pembuatan akta otentik yang merupakan perbuatan hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut pihak-pihak sebaiknya dituangkan dalam suatu surat yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dengan Rijksblad Kasultanan Nomor 16 Tahun 1918 juncto Nomor 23. Tahun 1925 adalah tanah Sri Sultan sebagai penguasa Kasultanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan jasa notaris, telah dibentuk Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. tertulis untuk berbagai kegiatan ekonomi dan sosial di masyarakat. Notaris

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 15 Januari Dalam Perubahan Undang-Undang Nomor 30

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyerapan dana yang dilakukan bank-bank yang ada di seluruh Indonesia.

alam, retribusi, sumbangan, Bea dan Cukai, laba dari BUMN dan sumber golongan yang terdiri dari pajak langsung dan pajak tidak langsung; (2) pajak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. sebuah keluarga, namun juga berkembang ditengah masyarakat. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Kitab Undang-undang Hukum

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kepastian hukum bagi seluruh rakyat Indonesia. tersebut. Sebagai salah satu contoh, dalam hal kepemilikan tanah

ialah sebagai Negara yang berdasarkan pancasila, sila pertamanya ialah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah dan mengalami kemajuan yang cukup pesat adalah. bidang ekonomi. Dalam perekenomian salah satu bidang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. membuat keseimbangan dari kepentingan-kepentingan tersebut dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan masyarakat yang berpengaruh terhadap kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan mempunyai peranan yang sangat penting karena melalui

BAB I PENDAHULUAN. autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana yang telah di atur

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang di Indonesia juga. Dalam rangka memelihara dan meneruskan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup Bangsa Indonesia. Penjelasan umum Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. lelang sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Kedua,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu hak atau

BAB I PENDAHULUAN. robot-robot mekanis yang bergerak dalam tanpa jiwa, karena lekatnya etika pada

BAB I PENDAHULUAN. Notaris sebagai pejabat umum, sekaligus sebuah profesi, posisinya

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa Indonesia. Kasus ini dilatarbelakangi perjanjian pinjam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap interaksi yang dilakukan manusia dengan sesamanya, tidak

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin besar. Kebutuhan yang semakin besar ini tidak akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bukti dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menimbulkan suatu hubungan hukum yang dikategorikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses sosial dan manajemen. Dalam proses itu, individu-individu atau kelompokkelompok

AKTA NOTARIS SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PENYELESAIAN PERKARA PERDATA MISSARIYANI / D ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. maupun hukum tidak tertulis. Hukum yang diberlakukan selanjutnya akan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan dan sebagai sarana peran serta

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan pendapatan perkapita masyarakat dan. meningkatnya kemajuan tersebut, maka semakin di perlukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya. Dana atau permodalan merupakan salah satu inti utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara hukum, pernyataan tersebut diatur

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. Pertumbuhan ini dapat dilihat dari semakin banyaknya bankbank

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari tanah. Manusia. membutuhkan tanah dalam segala macam aspek kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai investasi, mengingat nilainya yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) menentukan secara tegas bahwa negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. suatu kejadian penting dalam suatu masyarakat tertentu, ketika seorang anggota dari

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi hakikat profesinya menuntut agar bukan nafkah hidup itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. pemiliknya kepada pihak lain. Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, membayar pajak merupakan salah satu kewajiban dalam. mewujudkan peran sertanya dalam membiayai pembangunan secara

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum yang bertujuan untuk menjamin kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum yang berlandaskan kepada kebenaran dan keadilan guna melindungi kepentingan dari setiap manusia. Setiap perbuatan yang dilakukan tidak boleh bertentangan dengan peraturan hukum yaitu perundangundangan yang berlaku maka untuk menegakan hukum pemerintah harus mendasar dari peraturan hukum. Untuk mencapai tujuan dari hukum yaitu membagi hak dan kewenangan antara perorangan didalam masyarakat, membagi wewenang dan mengatur cara memecahkan masalah hukum serta memelihara kepastian hukum. 1 Manusia adalah mahluk sosial yang dalam melakukan sesuatu memerlukan orang lain, tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri untuk memenuhi kebutuhanya. Setiap manusia membutuhkan orang lain dalam berinteraksi oleh karenanya dalam bermasyarakat setiap manusia berinteraksi melakukan perbuatan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Segala perbuatan manusia yang secara sengaja dilakukan oleh seseorang untuk menimbulkan hak dan kewajiban dinamakan dengan hubungan hukum. Hubungan hukum ini terdiri dari ikatan-ikatan antara individu dan masyarakat dengan individu itu sendiri, ikatan itu tercermin di hlm 71. 1 Soedikno Mertokusumo, 1999, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta,

2 dalam hak dan kewajiban. 2 Cicero seorang pakar filsafat hukum romawi dan juga seorang senator romawi termasyur melukiskan ketidak terpisahan hukum dan masyarakat melalui perkataan dalilnya yang terkenal yakni ubi societas ibi ius yang artinya dimana ada masyarakat di situ ada hukum. 3 Perbuatan hukum adalah tindakan yang oleh hukum diberi akibat hukum berdasar anggapan bahwa subyek hukum yang melakukan memang menghendaki timbulnya akibat hukum yang bersangkutan. 4 Perbuatan hukum dibagi menjadi perbuatan hukum sepihak dan perbuatan hukum dua pihak. Perbuatan hukum sepihak adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu pihak saja yang hanya menimbulkan hak dan kewajiban pada satu pihak saja contohnya pembuatan surat wasiat sedangkan perbuatan hukum dua pihak adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua pihak dan menimbulkan hak dan kewajiban bagi kedua pihak contohnya perjanjian pinjam meminjam, hutang piutang dan lainnya. Dalam melakukan perbuatan hukum setiap orang menghendaki adanya suatu kepastian terhadap perbuatan yang dilakukannya agar ketika timbul sengketa kemudian hari terhadap perbuatan tersebut dapat diselesaikan. Salah satu peraturan hukum yang digunakan sebagai alat bukti dalam hubungan hukum diatur dalam Undang-Undang Jabatan Notaris. Undang-Undang Jabatan Notaris mengatur mengenai peran notaris dalam membuat suatu alat bukti tertulis yang bersifat otentik mengenai keadaan peristiwa atau perbuatan hukum yang timbul di masyarakat guna menjamin ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat. Kebutuhan 2 Soedikno Mertokusumo,Op.Cit, hlm 40. 3 A Ridwan Halim, 2007, Pengantar Hukum Indonesia Dalam Tanya Jawab, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm 3. 4 Achmad Ali, 2008, Menguak Realitas Hukum, Kencana, Jakarta, hlm 5.

3 masyarakat terhadap kepastian hukum yang diingini masyarakat untuk menjamin peristiwa yang dialaminya agar tidak timbul sengketa pada kemudian hari. Notaris adalah pejabat umum yang memiliki tugas dan wewenang membuat akta otentik. Akta yang dibuatkan oleh notaris menimbulkan alat pembuktian tertulis dan mempunyai sifat otentik, akta yang dibuat oleh notaris bermanfaat untuk menolong masyarakat sebagai alat pembuktian tertulis. Lembaga notariat ini merupakan lembaga kemasyarakatan yang timbul dari kebutuhan dalam masyarakat berkenaan dengan hubungan hukum keperdataan antara sesama individu yang menghendaki suatu alat bukti diantara mereka. 5 Notaris dalam melaksanakan jabatannya selaku pejabat umum mengemban amanat yang berasal dari dua sumber yaitu membuat akta otentik dalam hal adanya permintaan dari masyarakat sebagai klien untuk membuat alat bukti bagi perbuatan yang mereka lakukan serta membuat akta otentik sebagai perintah atau amanat dari undang-undang. Kedua kemungkinan tersebut mewajibkan notaris untuk melakukan tugas dan wewenangnya dalam pembuatan akta otentik seperti halnya yang disebutkan dalam Pasal 1 juncto Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Akta otentik memberi kepastian hukum terhadap suatu perbuatan menerangkan mengenai hak dan kewajiban dari masing-masing pihak yang diharapkan dapat menghindari timbulnya sengketa walaupun sengketa tidak dapat terhindarkan namun dalam proses penyelesaian sengketa maka alat bukti tertulis otentik merupakan alat bukti terkuat dan sempurna yang tidak perlu untuk Jakarta, hlm 1. 5 Chairunnisa Said Selenggang, 2008, Profesi Notaris Sebagai Pejabat Umum Di Indonesia,

4 dibuktikan kembali sehingga dapat memberikan suatu kepastian terhadap perbuatan hukum. Dengan dibuatnya alat bukti tertulis berupa akta otentik maka akan jelas diatur mengenai hak dan kewajiban seseorang dalam hubungan hukum serta diharapkan dapat memperkecil terjadinya sengketa hukum antara para subjek hukum dalam hubungan hukum. 6 Salah satu perbuatan yang memerlukan kepastian adalah penarikan undian berhadiah. Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 tahun 1954 tentang undian berhadiah mengharuskan setiap penarikan undian berhadiah harus telah mendapatkan izin terlebih dahulu sebelum dilangsungkan guna memberi kepastian hukum kepada masyarakat. Keputusan Menteri Sosial Nomor 73/HUK/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Izin Penyelengaraan Undian mengharuskan penarikan undian berhadiah dibuat dengan alat bukti tertulis yang berdasarkan kepada peraturan perundang-undangan guna memberi kepastian terhadap suatu peristiwa penarikan undian berhadiah dan dibuat oleh pejabat umum yaitu notaris. Undian berhadiah merupakan salah satu bagian dari strategi pemasaran dari perusahaan/badan hukum yang memiliki kepentingan untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan yaitu dapat menarik minat konsumen untuk mendapatkan barang/jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yaitu dengan memasarkan penjualan (sales promotion). Marketing penjualan adalah cara memasarkan yang digunakan untuk meningkatkan penjualan melalui kupon yang diperoleh dengan suatu syarat tertentu yang dikaitkan dengan pemasaran barang/jasa tertentu atau hadiah yang di dapat secara langsung. 6 Sutjipto, Analisis Putusan MK RI Perkara Nomor 009/PUU-III/2005 Dalam Perspektif Praktisi Mengenai Wadah Tunggal Perkumpulan Notaris, Jurnal Konstitusi Volume 2 Nomor 3 (November 2005), hlm 71.

5 Dalam prakteknya pemasaran penjualan dilakukan dengan beberapa cara yaitu: a. konsumen seperti pengunaan kupon, sampel produk, hadiah atau bentuk hadiah; b. promosi dagang yaitu berupa bantuan peralatan atau intensif; dan c. promosi wiraniaga melalui konteks penjualan; Undian berhadiah ini juga diharapkan dapat mendorong minat peserta untuk berkompetisi semaksimal mungkin karena dengan adanya hadiah yang besar menjadikan persaingan lebih ketat untuk memenangkan hadiah tersebut. Saat ini perusahaan lebih memilih dengan cara pemasaran konsumen yaitu promosi melalui undian. Undian berhadiah dinilai mampu menarik minat masyarakat untuk memilih mengunakan produk barang/jasa yang ditawarkan sehingga undian berhadiah menjadi pilihan utama dari berbagai perusahaan untuk memasarkan produknya sehingga apa yang menjadi tujuan dari pihak penyelengara undian berhadiah untuk mencapai target/ tujuan yang diinginkan. Banyaknya lembaga keuangan di Kota Yogyakarta berakibat menjadikan adanya persaingan yang ketat antara perbankan untuk memasarkan produk/jasa bidang keuangan berakibat adanya strategi-strategi yang digunakan perbankan untuk dapat menarik konsumen menjadi nasabah dari perbankan. Salah satu cara yang dianggap mampu untuk memasarkan produknya oleh perbankan adalah dengan mengadakan undian gratis berhadiah kepada nasabah yang menabung pada bank tersebut dengan beberapa kriteria tabungan. Kota Yogyakarta merupakan kota yang memiliki banyak lembaga perbankan yang melakukan banyak pegundian berhadiah. Melihat fenomena pada bank-bank

6 yang ada di Yogyakarta maka peneliti menjadi tertarik untuk meneliti mengingat dalam prakteknya penarikan undian berhadiah memerlukan peran notaris yang sangat penting sebagai pejabat umum yang membuatkan berita acara undian berhadiah guna kepastian hukum dari penarikan undian berhadiah. Sepanjang tahun banyak perbankan yang mengunakan undian berhadiah sebagai media menarik konsumen menabung pada bank tersebut dengan memberikan kesempatan memperoleh hadiah yang cukup menarik melalui proses undian. Pemenang undian menabung/investasikan uangnya untuk memperoleh kesempatan yang lebih besar memperoleh hadiah-hadiah yang menarik yang ditawarkan oleh perbankan. Prakteknya ada kekhawatiran dari masyarakat akan adanya pembohongan publik dalam penarikan undian berhadiah. Banyaknya ditemui penarikan undian yang sifatnya palsu dan digunakan oleh orang-orang tertentu untuk menipu masyarakat sehingga perlunya peran pemerintah agar tujuan dari undian berhadiah menjadi tepat sasaran dan tidak digunakan sebagai media kejahatan/penipuan. Untuk menghindari hal tersebut dan menjamin suatu peristiwa itu dilakukan dengan benar maka peran notaris sanggat dibutuhkan untuk memberi kepastian hukum dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap undian berhadiah. Penarikan undian harusnya memberikan kepastian agar tidak ada masyarakat/pihak lainnya yang merasa dirugikan terhadap penarikan undian. Notaris haruslah memberikan konsultasi kepada penyelengara undian agar benar-benar memahami pentingnya izin undian sehingga terhadap pelaksanaan undian ini sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan masyarakat tidak menjadi sasaran penipuan dari undian berhadiah dan tujuan dari diadakan undian ini sendiri dapat tercapai.

7 B. RUMUSAN MASALAH. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana peran notaris dalam pembuatan berita acara undian berhadiah pada perbankan di Kota Yogyakarta? 2. Bagaimana konsekuensi hukum terhadap akta berita acara undian berhadiah yang dibuat oleh notaris apabila syarat-syarat dalam pembuatannya tidak terpenuhi? C. KEASLIAN PENELITIAN Berdasarkan hasil penelusuran yang telah dilakukan pada Perpustakaan Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, penulis menemukan adanya 2 penelitian yang mengkaji tentang undian berhadiah yaitu: PERANAN NOTARIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK UNDIAN BERHADIAH dengan rumusan masalah sebagai berikut: 7 1. Bagaimana kedudukan hukum berita acara penarikan undian yang dibuat notaris dalam pelaksanaan pemungutan pajak undian berhadiah? 2. bagaimana upaya notaris agar pemenang undian dapat memenuhi kewajiban sebagai wajib pajak? Tulisan tersebut mempunyai perbedaan dengan tulisan penulis, perbedaannya yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Syahrinah Syamsul menitik-beratkan kepada pelaksanaan pemungutan pajak undian berhadiah dan upaya notaris agar pemenang memenuhi kewajiban sebagai wajib pajak. 7 Syahrinah Syamsul, 2010, Peranan Notaris Terhadap Pelaksanaan Pemungutan Pajak Undian Berhadiah, Thesis, Fakultas Hukum Gadjah Mada.

8 PERANAN NOTARIS DALAM PELAKSANAAN UNDIAN BERHADIAH DI KOTA MAKASAR dengan rumusan masalah sebagai berikut: 8 1. Apa peranan notaris dalam pelaksanaan undian berhadiah yang diselengarakan oleh Bank Rakyat Indonesia di Kota Makasar? 2. Bagaimana bentuk pembebanan pajak undian berhadiah yang dilaksanakan oleh Bank Rakyat Indonesia di Kota Makasar? Tulisan tersebut juga berbeda dengan tulisan penulis, perbedaannya yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Asyurah menitik-beratkan kepada bentuk pembebanan pajak undian berhadiah yang dilaksanakan oleh Bank Rakyat Indonesia di Kota Makasar sedangkan penulis menitik beratkan peran notaris dalam penarikan undian berhadiah dan konsekuensi hukum terhadap akta apabila syaratsyarat pembuatan akta tidak terpenuhi. D. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas maka adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui peran notaris dalam pembuatan berita acara undian berhadiah pada perbankan di Kota Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui konsekuensi hukum terhadap akta berita acara undian berhadiah yang dibuat oleh notaris apabila syarat-syarat pembuatannya tidak terpenuhi. 8 Muhamad Asyurah, 2010, Peranan Notaris Dalam Pelaksanaan Undian Berhadiah di Kota Makasar, Thesis, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

9 E. MANFAAT PENELITIAN. Hasil Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat meberikan kontribusi yang baik dan bermanfaat, baik dari segi teoritis maupun dari segi praktis yang akan peneliti uraikan sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran, ide bagi pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum kenotariatan pada khususnya yaitu berkaitan mengenai penarikan undian berhadiah di Kota Yogyakarta. 2. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan dan memberikan informasi yang berguna serta sebagai referensi atau bahan masukan bagi praktisi, notaris dan kalangan perbankan yang akan mengadakan penarikan undian berhadiah.