Karakterisasi Panasbumi di Sumber Air Panas dengan Menggunakan Metode Geomagnet (Studi Kasus: Sumber Air Panas Panggo Kabupaten Sinjai)

dokumen-dokumen yang mirip
Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin SARI BACAAN

IDENTIFIKASI POLA SEBARAN INTRUSI BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI SUNGAI JENELATA KABUPATEN GOWA

Kata kunci : Metode geomagnet, Mineral Sulfida, Foward Modeling, Disseminated.

PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 66 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran... 69

Survei Polarisasi Terimbas (IP) Dan Geomagnet Daerah Parit Tebu Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka-Belitung

Identifikasi Keberadaan Heat Source Menggunakan Metode Geomagnetik Pada Daerah Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah

V. HASIL DAN INTERPRETASI. panas bumi daerah penelitian, kemudian data yang diperoleh diolah dengan

BAB 2 TATANAN GEOLOGI

SURVEY GEOMAGNET DI DAERAH PANAS BUMI SONGA-WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, MALUKU UTARA. Eddy Sumardi, Timor Situmorang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data dipusatkan di kawasan Gunung Peben Pulau Belitung. Untuk

PENYELIDIKAN MAGNET DAERAH PANAS BUMI AKESAHU PULAU TIDORE, PROVINSI MALUKU UTARA. Oleh Liliek Rihardiana Rosli

Potensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN

STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

Kata kunci: Metode geomagnetik, bendungan Karangkates (Lahor-Sutami), jenis batuan

PEMODELAN 2D RESERVOAR GEOTERMAL MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA KASIMBAR BARAT ABSTRAK ABSTRACT

IDENTIFIKASI JALUR SESAR MINOR GRINDULU BERDASARKAN DATA ANOMALI MEDAN MAGNET

Teori Dasar GAYA MAGNETIK. Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1. dan m 2

Teori Dasar GAYA MAGNETIK : (F) Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1.

ANALISIS DATA INVERSI 2-DIMENSI DAN 3-DIMENSI UNTUK KARAKTERISASI NILAI RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DI SEKITAR SUMBER AIR PANAS KAMPALA

PENGARUH WAKTU LOOPING TERHADAP NILAI KOREKSI HARIAN DAN ANOMALI MAGNETIK TOTAL PADA PENGOLAHAN DATA GEOMAGNET STUDI KASUS : DAERAH KARANG SAMBUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai

Unnes Physics Journal

Jurnal Einstein 3 (1) (2015): 1-8. Jurnal Einstein. Available online

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

SURVEY GEOLISTRIK DI DAERAH PANAS BUMI KAMPALA KABUPATEN SINJAI SULAWESI SELATAN

BAB 4 PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

3. HASIL PENYELIDIKAN

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK PADA DAERAH MATA AIR PANAS JATIKURUNG KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI ZONA MINERALISASI EMAS MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA SILIWANGA KECAMATAN LORE PEORE KABUPATEN POSO

BAB 3 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Emas Dengan Menggunakan Metode Magnetik Di Papandayan Garut Jawa Barat

PENERAPAN METODA GEOMAGNET DALAM PENDUGAAN POTENSI LATERIT BIJIH BESI DI PANGALASIANG DONGGALA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS DIWAK-DEREKAN BERDASARKAN DATA MAGNETIK

Manifestasi Panas Bumi Gradien Geothermal Eksplorasi Panas Bumi Analisis Geologi

3. HASIL PENYELIDIKAN

Pengolahan awal metode magnetik

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

PENYELIDIKAN GEOMAGNETIK MENGGUNAKAN TRANSFORMASI PSEUDOGRAVITY PADA ANOMALI MAGNETIK DI KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur Bujur

ANALISIS DISTRIBUSI ANOMALI MEDAN MAGNET TOTAL DI AREA MANIFESTASI PANASBUMI TULEHU

BAB I PENDAHULUAN. uap yang terbentuk di dalam reservoir bumi melalui pemanasan air bawah

SURVEI GEOFISIKA TERPADU (AUDIO MAGNETOTELURIK DAN GAYA BERAT) DAERAH PANAS BUMI MALINGPING KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

PENDUGAAN POSISI DAPUR MAGMA GUNUNGAPI INELIKA, FLORES, NUSA TENGGARA TIMUR BERDASARKAN SURVEI MAGNETIK

Identifikasi Sesar di Perairan Misool, Papua Barat dengan Menggunakan Metode Magnetik Nur Novita Sari a, Okto Ivansyah b, Joko Sampurno a*

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI RESERVOAR DAERAH PANASBUMI DENGAN METODE GEOMAGNETIK DAERAH BLAWAN KECAMATAN SEMPOL KABUPATEN BONDOWOSO

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH MANIFESTASI PANASBUMI GEDONG SONGO GUNUNG UNGARAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PARIANGAN, KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT

PENENTUAN BATAS KONTAK BATUAN GUNUNG PENDUL DAN GUNUNG SEMANGU, BAYAT, KLATEN MENGGUNAKAN METODA MAGNETIK

PENYELIDIKAN GEOMAGNETIK DI DAERAH PANAS BUMI KANAN TEDONG DI DESA PINCARA KECAMATAN MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

TEORI DASAR. batuan, yaitu kandungan magnetiknya sehingga efektifitas metode ini bergantung

SURVEI POLARISASI TERIMBAS (IP) DAN GEOMAGNET DAERAH TELUK SANTONG UTARA, KECAMATAN PLAMPANG KABUPATEN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

SURVEI MAGNETOTELURIK DAERAH PANAS BUMI MARANA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH. Oleh: Asep Sugianto 1) dan Suwahyadi 2)

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INTERPRETASI GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DAERAH POTENSI MATA AIR PANAS KALIULO KABUPATEN SEMARANG BERDASARKAN DATA GEOMAGNET MENGGUNAKAN MODEL 2-D & 3-D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triantara Nugraha, 2015

PENYELIDIKAN GEOFISIKA DI DAERAH GUNUNG RAWAN, KECAMATAN SEKAYAM, KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB IV STUDI KHUSUS GEOKIMIA TANAH DAERAH KAWAH TIMBANG DAN SEKITARNYA

MODEL SISTEM PANAS BUMI BERDASARKAN DATA GRAVITY PADA DAERAH SONGA - WAYAUA, PULAU BACAN, MALUKU UTARA

Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Vetran Republik Indonesia

MENGIDENTIFIKASI POTENSI HIDROKARBON DI KEPULAUAN ARU SELATAN, PAPUA BARAT MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET. Tri Nurhidayah, Muhammad Hamzah, Maria

Pengaruh Pola Kontur Hasil Kontinuasi Atas Pada Data Geomagnetik Intepretasi Reduksi Kutub

Journal of Creativity Students

MONITORING GUNUNG API DENGAN METODE MAGNETIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Interpretasi Kualitatif Anomali Magnetik di Daerah Semburan Gas

SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIC (AMT) DAERAH PANAS BUMI DOLOK MARAWA, KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA

Interpretasi Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Panas Bumi Parang Tritis Kabupaten Bantul DIY Dengan Metode Magnetik

PEMODELAN INVERSI ANOMALI MAGNETIK 3D DAERAH MATA AIR PANAS DIWAK DAN DEREKAN

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik

ESTIMASI ZONA BIJIH BESI DI DAERAH LAMPUNG MENGGUNAKAN PEMODELAN MAGNETIK

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

SURVEI GEOFISIKA TERPADU AUDIO MAGNETOTELIK DAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI KALOY KABUPATEN ACEH TAMIANG, PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH MANIFESTASI EMAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK DI DAERAH GARUT JAWA BARAT

Kata kunci: anomali magnet, filter, sesar, intrusi

SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI LILI-SEPPORAKI, KABU- PATEN POLEWALI MANDAR, PROVINSI SULAWESI BARAT. Muhammad Kholid, Harapan Marpaung

Pemodelan 2D Reservoar Geotermal Menggunakan Metode Geomagnet Pada Lapangan Panasbumi Mapane Tambu

Pendugaan Zona Endapan Mineral Logam (Emas) di Gunung Bujang, Jambi Berdasarkan Data Induced Polarization (IP)

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. lempeng besar (Eurasia, Hindia-Australia, dan Pasifik) menjadikannya memiliki

Bab IV Sistem Panas Bumi

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electro Magnetic (TDEM) Daerah Panas Bumi Dua Saudara, Provinsi Sulawesi Utara

Transkripsi:

Karakterisasi Panasbumi di Sumber Air Panas dengan Menggunakan Metode Geomagnet (Studi Kasus: Sumber Air Panas Panggo Kabupaten Sinjai) Nurfadhilah Arif, Lantu, Sabrianto Aswad, Maria Program Studi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Unhas dhila.arif@gmail.com Sari Telah dilakukan penelitian dengan mengunakan metode geomagnet di sumber air panas Panggo, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi struktur geologi bawah permukaan daerah penelitian. Daerah penelitian berukuran 100 x 100 m dan dibagi dalam 10 lintasan dengan jarak antar titik ukur 10 m. Proses akuisisi data dengan menggunakan satu alat magnetometer. Pengolahan data dilakukan dengan koreksi diurnal change rate, koreksi harian dan koreksi IGRF serta menggunakan filter upward continuation dan reduce to pole. Pemodelan dilakukan dengan metode forward modeling dengan menggunakan softwaremag2dc. Proses interpretasi data secara kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan interpretasi kuantitatif pada kontur anomali magnetik lokal didapatkan variasi nilai anomali antara-750 nt sampai 300 nt. Sedangkan interpretasi kualitatif menunjukkan adanya batuan gabro dengan nilai suseptibilitas 1 x 10 3 sampai 1.01 x 10 3 SI yang mengintrusi batuan basalt dengan nilai suseptibilitas 0,7 x 10 3 sampai 0.999 x 10 3 SI dalam dalam bentuk dike. Terdapat pula sesar yang dapat meluluskan air panas ke permukaan menjadi manifestasi geothermal. disebabkan adanya proses demagnetisasi oleh proses alterasi mineral hidrotermal, dimana proses tersebut mengubah mineral yang ada menjadi mineral-mineral paramagnetik atau bahkan diamagnetik. Sehingga pemilihan metode geomagnet dipandang sebagai salah satu metode yang tepat dalam studi panas bumi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi struktur geologi bawah permukaan daerah penelitian. Geologi Regional Batuan yang tersingkap di daerah Sulawesi Selatan terdiri dari 5 satuan, yaitu : Satuan Batuan Gunungapi Formasi Carnba, Formasi Walanae, Satuan Intrusi Basal, Satuan Batuan Gunung api Lompobatang dan Endapan aluvial, Rawa, dan. Pantai. Intrusi Basal yang merupakan retasretas yang mengintrusi Formasi Walanae.Sebagian besar dari basal ini bertekstur afanitik.intrusi basal ini di permukaan umumnya telah terkekarkan dan di beberapa tempat telah terubah menjadi batuan ubahan (zona argilik) yang didominasi mineral lempung (smektit, kaolinit, haloisit). Batuan ubahan ini dijumpai di sekitar mata air panas Kampala, mata air panas Panggo, dan Kainpung Buluparia (Sompotan, 2012). Kata kunci :Panggo, Metode Geomagnet, Geothermal, Forward Modeling,Upward Continuation, Mag2DC PENDAHULUAN Terdapat manifestasi panas bumi di daerah Panggo, Desa Kaloling, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan yang tidak berasosiasi dengan daerah vulkanik. Manifestasi tersebut ditandai dengan adanya sumber air panas di beberapa titik dengan suhu rata-rata 61,4 0 C dan ph 8,46. Daerah penelitian panas bumi Panggo secara geografis terletak antara koordinat UTM 120.24122-120.24036 m E dan 5.18272-5.18197 m S. Dalam penelitian ini, digunakan metode geomagnet untuk mempelajari stuktur geologi bawah permukaan daerah panas bumi Panggo. Penelitian ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa tubuh intrusi atau urat hidrotermal kaya akan mineral ferromagnetik. Dimana mineral ferromagnetik tersebut akan kehilangan sifat kemagnetannya bila dipanasi mendekati titik currie. Sehingga batuan di dalam sistem panas bumi pada umumnya memiliki nilai suseptibilitas yang lebih rendah dibanding batuan sekitarnya. Hal ini Gambar 1. Peta Geologi Air Panas Kampala dan Sekitarnya (Tim Geologi Panas Bumi Kampala, 2007) Struktur geologi ditemukan di daerah panas bumi Sinjai terdiri dari struktur sesar dan kekar. Struktur sesar dicirikan oleh adanya deretan mata air panas, cermin sesar, gawir sesar, kemiringan lapisan batuan sedimen dan ciri sesar lainnya. Sesar normal Panggo,berarah timurlaut-baratdaya (NE-SW), dimana blok sesar bagian baratlaut relatif 94

bergerak turun. Sesar ini memotong baatuan sedimen dan retas basalt (Eko dkk. 2007). Panas Bumi Panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung didalam air panas, uap air dan batuan bersama mineralikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanyatidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panasbumidan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Sistem panas bumi mencakup sistem hidrothermalyang merupakan sistem tata air, proses pemanasandan kondisi sistem dimana air yang terpanasiterkumpul.sehingga sistem panas bumi mempunyaipersyaratan seperti harus tersedia fluida, batuan pemanas, reservoir dan batuan penutup. Saptadji (2002) mengklasifikasikan manifestasi panas bumi sebagai berikut : 1. Tanah Panas (Warm Ground) yaitu adanya sumber daya panasbumi di bawah permukaan dapat ditunjukkan antara lain dari adanya tanah yang mempunyai temperatur lebih tinggi dari temperatur tanah di sekitarnya. 2. Tanah Beruap (Steaming Ground) merupakan jenis manifestasi dimana uap panas (steam) keluar dari permukaan tanah. 3. Kolam air panas merupakan salah satu petunjuk adanya sumber daya panasbumi di bawah permukaan. Kolam air panas ini terbentuk karena adanya aliran air panas dari bawah permukaan melalui rekahan-rekahan batuan. 4. Kolam lumpur panas (Mud Pool). Kenampakannya sedikit mengandung uap dan gas CO2, tidak terkondensasi, umumnya fluida berasal dari kondensasi uap. Penambahan cairan lumpur menyebabkan gas CO2 keluar. Metode Geomagnet Gaya Magnet yang ditumbulkan oleh dua kutub yang terpisah dengan jarak r dan muatannya masing-masing m 1 dan m 2 diberikan oleh : (2.1) Dimana : μ = permeabilitas magnetik yang menunjukkan sifat suatu medium F = gaya magnetik r = vektor satuan berarah dari m 1 ke m 2 m = muatan kutub magnetik kuat medan magnet dapat dinyatakan sebagai : (2.2) m 1 dianggap sebagai kutub intrumen pengukuran yang digunakan. m 2 kutub magnet yang diukur. Momen dipol dapat dinyatakan sebagai : (2.3) M = momen dipol magnetik dalam bentuk scalar = momen dipol magnetik dalam bentuk vektor (Arham, 2006). Kerapatan arus magnet yaitu jumlah arus dalam satu satuan daerah yang juga disebut induksi magnet dinyatakan dengan B. (2.4) Medan magnet yang terukur oleh alat magnetometer adalah medan magnet induksi, termasuk efek magnetisasi yang diberikan oleh persamaan (Darwis, 2001) : = μ 0 ( + ) (2.5) Dimana : M = momen dipol magnetik dalam satuan skalar μ 0 = permeabilitas dalam ruang vakum (μ 0 =1 (Telford, dkk,1990)). Dalam kemagnetan dikenal suatu sifat dasar yaitu kerentanan magnet (suseptibilitas magnet) yang disimbolkan κ. dalam ruang hampa κ = 0. Intensitas magnetisasinya dapat ditulis sebagai berikut (Untung, 2001) : = κ (2.6) Jadi suseptibilitas magnet adalah suatu ukuran besar kecilnya suatu intensitas magnet. Suatu benda yang mudah terimbang oleh medan magnet luar memiliki suseptibilitas magnet tinggi. Dengan demikian, jika dihubungkan dengan persamaan (2.6), persamaannya (2.5) menjadi : Forward Modeling = μ 0 (1 + κ). (2.7) Forward modeling disebut juga permodelan tidak langsung. Permodelan ini betujuan untuk memberi gambaran secara matematik geometri benda penyebab anomali. Pada umumnya berupa suatu poligon yaitu suatu benda dengn sudut banyak. Pengukuran geomagnet mengukur medan magnet total, yaitu besaran medan magnet bumi ditambah dengan medan yang beranomali. Kemagnetan imbasan selalu sejajar dengan medan magnet bumi. Upward Continuation Kontinuitas ke atas dilakukan dengan mentransformasikan medan potensial yang diukur di permukaan tertentu ke medan potensial pada permukaan lainnya yang jauh dari sumber. Tranformasi ini memperlemah anomali-anomali 95

sebagai fungsi panjang gelombang.konsep dasar kontinuitas ke atas berasal dari identitas ketiga teorema Green. Teorema ini menjelaskan bahwa apabila suatu fungsi adalah harmonik, kontinyu, dan mempunyai turunan yang kontinyu di sepanjang daerah R, maka nilai pada suatu titik P di dalam daerah R dapat dinyatakan dengan persamaan 2.10 : Prosedur penelitian meliputi tahap akuisisi, pengolahan data (processing), dan intepretasi.pengolahan data dilakukan dengan koreksi diurnal change rate, koreksi harian dan koreksi IGRF serta menggunakan filter upward continuation dan reduce to pole. Pemodelan dilakukan dengan metode forward modeling dengan menggunakan softwaremag2dc. Interpretasi data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. ( ) ( ) dengan S menunjukkan permukaan daerah R, n menunjukkan arah normal ke luar, dan r adalah jarak dari titik P ke suatu titik pada permukaan S. Persamaan (2) menjelaskan prinsip dasar dari kontinuasi ke atas, yaitu bahwa suatu medan potensial dapat dihitung pada setiap titik di dalam suatu daerah berdasarkan sifat medan pada permukaan yang melingkupi daerah tersebut. (Yudianto, dkk, 2014). Reduce To Pole Reduksi ke kutub adalah salah satu filter pengolahan data magnetik untuk menghilangkan pengaruh sudut inklinasi magnetik. Filter tersebut diperlukan karena sifat dipole magnetik menyulitkan interpretasi data lapangan yang umumnya masih berpola asimetrik. Pada dasarnya reduksi ke kutub mencoba mentransformasikan medan magnet di suatu tempat menjadi medan magnet di kutub utara magnetik. METODE PENELITIAN Secara administratif, daerah penelitian Panas Bumi Panggo di Desa Kaloling Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis, terletak antara koordinat UTM 120.24122-120.24036 m E dan 5.18272-5.18197 m S. Luas daerah penelitian berukuran 100 x 100 m. Daerah ini dibagi dalam 10 lintasan dengan jarak antar titik ukur 10 m. Gambar 3.Bagan Alir Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Geologi Hasil pengamatan geologi daerah penelitian menunjukkan bahwa wilayah penelitian berada pada intrusi batuan beku dan melalui sesar Panggo.Hal ini dibuktikan oleh adanya singkapan basalt dan gabro. Lokasi Penelitian Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu magnetometer dengan tipe G5 Magnetometer. Gambar 4.Topografi daerah penelitian. Interpretasi Kuantitatif 96

Interpretasi kuantitatif bertujuan untuk melokalisasi daerah yang memiliki nilai anomali medan magnet yang bernilai tinggi dan rendah. Gambar 7. Anomali Residual Gambar 5. Peta anomali medan magnet. Pada Gambar 5 memperlihatkan bahwa perbedaan warna tersebut merupakan nilai intensitas magnet yang berkisar antara -900 nt sampai 100 nt. Dalam hal ini dikategorikan, nilai anomali magnet rendah mempunyai nilai antara -900 ntsampai 0 nt dan anomali magnetik tinggi 0 nt sampai 100 nt. Untuk mendapatkan peta anomali regional dan anomali residual maka dilakukan proses filtering dengan menggunakan filter Upward Continuation. Anomali regional pada kontinuasi 100 m. Gambar 8.Peta anomali magnetik setelah direduksi ke kutub. Selain dilakukan filter Upward Continuation, dilakukan pula reduksi ke kutub. Pemodelan struktur bawah permukaan dilakukan pada 4 irisanpenampang melintang. Gambar 6.Anomali Regional Gambar 9.Peta anomali residual yang telah di-slice. 97

Interpretasi Kuantitatif Interpretasi kualitatif dilakukan berdasarkan hasil penafsiran kuantitatif, sehingga dapat menentukan bagianbagian penampang anomali medan magnet yang menarik untuk memodelkan struktur geologi bawah permukaan. Dalam hal ini dibuat 4 slice. Gambar 13.Slice 4. Slice 1 : Gambar 10.Slice 1. Profil anomali medan magnet yang ditunjukkan antara -685 nt sampai 84.7 nt dengan panjang lintasan 113.3 m. Pada lintasan ini terdapat tiga titik anomali yang mengalami penurunan drastis dan menyebabkan nilai suseptibilitas batuan dari model bawah permukaan berbeda dengan batuan yang dominan. Dari model penampang, diperlihatkan adanya intrusi batuan gabro menerobos batuan basalt.dimana salah satu terobosan gabro juga terdapat sesar Panggo (dari informasi geologi).sehingga dapat diinterpretasinya, adanya sesar dan intrusi tersebut lebih memudahkan manifestasi geothermal yang memiliki suhu dan tekanan yang tinggi melaju ke permukaan membentuk sumur air panas. Slice 2 : Gambar 11.Slice 2.. Profil anomali medan magnet yang ditunjukkan antara - 1,71 nt sampai 289.8 nt dengan panjang lintasan 102.5 m. Penampang slice 2 ini sama halnya dengan slice 1, yaitu memiliki tubuh terobosan gabro terhadap batuan basalt. Namun untuk slice 2 ini, pemodelan geologi bawah permukaannya lebih kompleks dikarenakan lebih banyak titik yang terintrusi gabro. Dari penampang tersebut diperlihatkan 5 intrusi gabro dimana salah satu dari intrusi tersebut berorientasi dengan sesar. Intrusi kedua yang berorintasi dengan sesar membentuk sumur air panas yang bersilangan dari slice 1. Sedangkan bagian lainnya meloloskan manifestasi geothermal sebagai sumur air dingin.pada bagian akhir lintasan memperlihatkan adanya peningkatan kurva nilai anomali magnetik yang sangat signifikan.peningkatan nilai anomali tersebut diakibatkan oleh adanya topografi yang curam sehingga tidak memiliki lapisan overburden.hal tersebut menyebabkan batuan beku membentuk singkapan di permukaan. Slice 3 : Gambar 12.Slice 3. Profil anomali medan magnet yang ditunjukkan antara - 39.6 nt sampai 4.38 nt dengan panjang lintasan 101.9 m. Pada lintasan ini hanya menunjukan intrusi gabro pada 98

batuan basalt namun tidak meloloskan air panas ke permukaan. Slice 4 : Profil anomali medan magnet yang ditunjukkan antara - 70.3 nt sampai 13.2 nt dengan panjang lintasan 49.1 m. Pada lintasan ini hanya menunjukkan intrusi gabro pada batuan basalt seperti halnya slice 3, namun tidak meloloskan air panas ke permukaan. KESIMPULAN Struktur geologi bawah permukaan daerah penelitian terdiri dari sesar dan adanya batuan beku gabbro yang mengintrusi batuan beku basalt. Pada pemodelan penampang anomali magnetik ditemukan batuan yang dominan adalah batuan beku basalt dengan nilai suseptibilitas 0,7 x 10 3 sampai 0.999 x 10 3 SI dan terintrusi oleh gabro dengan nilai suseptibilitas 1 x 10 3 sampai 1.01 x 10 3 SI. Dari nilai suseptibilitas tersebut dapat diklasifikasikan bahwa batuan yang terdapat di wilayah penelitian merupakan batuan ferromagnetik. SARAN 1. Perlu adanya penelitian lanjutan baik dari bidang geofisika, geologi maupun geokimia dengan memperluas daerah penelitian agar pemodelan geologi bawah permukaan dan potensi geotermal dapat terpetakan lebih detail. 2. Untuk akurasi hasil interpretasi, metode forward modeling dapat dibandingkan dengan metode inversi. DAFTAR PUSTAKA Arham, Andi. 2006. Aplikasi Sistem Informasi Geografis pada Metode Geomagnet dalam Mendeteksi Mineral Besi Ditapango Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat. Geofisika, Universitas Hasanuddin. Makassar. Eko, Andri, S.W., dkk. 2007. Survei Panas Bumi Terpadu (Geologi, Geokimia dan Geofisika) Daerah Kampala Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Pusat Sumber Daya Geologi. Saptadji, Nenny, M. 2009. Karakterisasi Reservoir Panas Bumi.Intitut Teknologi Bandung. Bandung. Sompotan, Armstrong Fransiskus. 2012. Struktur Geologi Sulawesi. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Telford, W. M., dkk. 1990. Applied Geophysics Second Edition. Cambridge University. New York, USA. Untung, Mohamad. 2001. Dasar-dasar Magnet dan Gaya Berat Serta Beberapa Penerapannya. HAGI. Jakarta. Yudianto, Harri dan Setyawan, Agus. 2014. Interpretasi Struktur Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Panasbumi Gedong Songo Gunung Ungaran Menggunakan Metode Magnetik. Jurusan Fisika, Universesitas Diponegoro. Semarang. 99