Gas Management System Bandung, 21 s/d 25 Juli 2009

dokumen-dokumen yang mirip
TRANSFER MOMENTUM FLUIDA DINAMIK

CARA MENGKAJI PIPING & INSTRUMENTATION DIAGRAM

BAB II LANDASAN TEORI

PROSES KERJA GAS COMPRESSOR DIDALAM PENGOLAHAN GAS ALAM DI PT. CNOOC SES Ltd.

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

PERANCANGAN KOMPRESSOR SENTRIFUGAL PADA TURBOCHARGER UNTUK MENAIKAN DAYA MESIN BENSIN 1500cc SEBESAR 25%

BAB II LANDASAN TEORI

II HUKUM THERMODINAMIKA I

PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT

BAB 3 DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

KAJIAN TEORITIK PEMILIHAN HEAT PUMP DAN PERHITUNGAN SISTEM SALURAN PADA KANDANG PETERNAKAN AYAM BROILER SISTEM TERTUTUP

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE

DINAMIKA FLUIDA II. Makalah Mekanika Fluida KELOMPOK 8: YONATHAN SUROSO RISKY MAHADJURA SWIT SIMBOLON

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS BAB II

BAB I PENDAHULUAN. Turbo charger adalah salah satu komponen tambahan pada motor

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Sistem Kerja Pompa Torak Menggunakan Tenaga Angin. sebagai penggerak mekanik melalui unit transmisi mekanik.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem irigasi bertekanan atau irigasi curah (sprinkler) adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA

BAB II LANDASAN TEORI

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

18

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

(Studi Kasus PT. EMP Unit Bisnis Malacca Strait) Dosen Pembimbing Bambang Arip Dwiyantoro, ST. M.Sc. Ph.D. Oleh : Annis Khoiri Wibowo

BAB I PENDAHULUAN. Kompressor udara (air compressor) merupakan peralatan yang sangat

BAB II LANDASAN TEORI

Session 11 Steam Turbine Protection

BAB I PENDAHULUAN.

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

ANALISA PELETAKAN BOOSTER PUMP PADA ONSHORE PIPELINE JOB PPEJ (JOINT OPERATING BODY PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA)

Maka persamaan energi,

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT

EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE. Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G.

TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang

EFEK PENGGUNAAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA DAN KONSTRUKSI PADA SEBUAH MESIN DIESEL

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

TURBIN UAP. Penggunaan:

Evaluasi Performa Lube Oil Cooler pada Turbin Gas dengan Variasi Surface Designation dan Reynolds Number

DOSEN PEMBIMBING : Prof.Dr.Ir. I Made Arya Djoni,M.Sc.

1. PENDAHULUAN. kemajuan teknologi. Tahun 1885, Karl Benz membangun Motorwagen,

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

POLITEKNOLOGI VOL. 15 No. 3 SEPTEMBER 2016 ABSTRACT ABSTRAK

BAB XVII PENGISIAN TEKAN

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI

Nama : Zainal Abidin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

ANALISA PENGARUH PARAMETER SISTEM PENGKONVERSIAN WET GAS TERHADAP PERFORMA KOMPRESOR SENTRIFUGAL

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

BAB V PEMILIHAN KOMPONEN MESIN PENDINGIN

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

ANALISIS PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN BAKAR TERHADAP EFISIENSI HRSG KA13E2 DI MUARA TAWAR COMBINE CYCLE POWER PLANT

ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm)

SISTEM GAS LIFT SIKLUS TERTUTUP SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI MIGAS: STUDI KASUS LAPANGAN GNK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISA DATA

Exercise 1c Menghitung efisiensi

CARA MENGKAJI PIPING & INSTRUMENTATION DIAGRAM

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

PENGARUH PENGGUNAAN TURBOCHARGER DENGAN INTERCOOLER TERHADAP PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk


Menghitung besarnya kerja nyata kompresor. Menghitung besarnya kerja isentropik kompresor. Menghitung efisiensi kompresi kompresor

Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar terhadap Unjuk Kerja Mesin

PENGARUH REYNOLD NUMBER ( RE ) TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA ( BERJARI JARI DAN PATAH )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT

Teknik Pemboran. Instruktur : Ir. Aris Buntoro, MSc.

TUGAS AKHIR. Perbandingan Temperatur Pada PTC Dengan Kamera Infrared antara Fluida Air dan Minyak Kelapa Sawit

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN

Transkripsi:

Gas Management System Bandung, 21 s/d 25 Juli 2009 PT Transportasi Gas Indonesia Let's getting Increased Performance for Gas Boostering Station and Optimizing Our Compressor's

RESUME GAS MANAGEMENT SYSTEM Overview Driver System Driven System User Distribution System

Keterangan Overview @Driver system : GTCP (peralatannya) @Driven system : Bagaimana flowrate bisa dirubahrubah dipengaruhi oleh temperatur(t) dan pressure (P). Hal ini bisa terjadi karena: - Performance gas compressor - Karakteristik gas fluida @Distribution system : Bagaimana karakteristik dari pipeline & peralatan pendukungnya. @User : Pengguna dari gas yang didistribusikan

Ŵk Gas outlet P2 E2 T2 compressor Motor / Turbine T1 P1 E1 Gas inlet

Korelasinya dengan dasar-dasar Fluida Dasar Gas Ideal Rumus gas ideal : Gas outlet P2 E2 T2 Ŵk Motor / Turbine T1 P1 E1 Gas inlet compressor P/ρ = R. T maka : V konstan : V1 = V2 P konstan : P1 = P2 E konstan : E1 = E2

Dimana : T2 > T1 P2 > P1 E2 = E1 Prinsip di Gas Booster : - Flow inlet < Flow outlet - Pressure inlet < Pressure outlet - Temperatur inlet < Temperatur outlet Prinsip ini akan terjadi pada saat speed engine compressor tetap

Persamaan Bernouli Hukum kekelan massa Hukum kekalan energi dimana : Energi masuk = Energi keluar (idealnya) E1 = E2 E1 = E2 + E losses P1/ρ + V1/ρ + Z1 = P2/ρ + V2/ρ + Z2

GTCP and Aftercooler

Kerugian Tekanan dalam sebuah pipa : P1 P2 P1 > P2 Makin jauh panjang pipa maka tekanan P2 akan terus berkurang, hal ini disebabkan oleh faktor gesekan yang terjadi di dalam pipa. dimana : P1-P2/ρ = ΔP/ρ = f. L/P x V² / 2.q dan juga dipengaruhi oleh panjang pipa. E1>E2 E1 = E2 + E losses

Sistem pemasangan kompressor: Secara seri : Head (power) nya berubah tetapi energi yang dihasilkan akan tetap Secara paralel : (Head) nya tetap tetapi energi yang dihasilkan akan berubah dan inilah yang kita lakukan di scs dan bcs. 1 2

Pembahasan Masalah di Plant SCS : Apakah tanpa adanya kompressor gas akan sampai ke user sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasinya (Pressure, Flow dan Temperatur).? jawab : Dengan jalur pipa yang hampir 1000 km, tentunya hal ini tidak mungkin dilakukan karena ada energi yang berubah menjadi panas disepanjang pipa akibat dari faktor gesekan di dalam pipa. Sehingga energi yang sampai di user tidak akan sesuai lagi dengan spesifikasi dan kebutuhan user tersebut.

Mengapa apabila compressor running 2 unit, total flow dari kedua compressor tidak sama dengan flow inletnya? jawab: Hal ini bisa dijawab dengan persamaan rumus gas ideal dan juga dengan cara pengukuran. Flow inlet = Flow outlet (idealnya) Flow in = Flow out + Losses (aktualnya) dan juga disebabkan oleh jalur pipanya tidak luruslurus saja tapi ada belokan dan ini juga mempengaruhi pengurangan flow itu sendiri

Masalah after cooler yang running secara bergantian atau sekaligus running dua apakah akan sangat mempengaruhi temperatur dari gas yang dikompres? jawab: masalah pendinginan ini sangat besar pengaruhnya, jadi yang paling ideal adalah dengan sistem running dua after cooler. Dan lebih baik lagi kalau kita menggunakan air sebagi media pendinginan dari gas ini.

Manajemen Transportasi Natural Gas Perlu diperhatikan adanya beberapa aspek: 1. Desain sistem pepeline maupun piping terbaik berdasar rating kerja sistem boostering 2. Desain pemilihan sistem pendinginan terbaik berikutmaterial yang tepat guna menghindari kerugian penurunan flow outlet kompressor 3. Perlu perhatian minimalisasi belokan, sambungan pembesaran/pengecilan penampang luasan sistem pipeline / piping, guna mengurangi adanya rugi2 pressure loss maupun flow losses Perlunya Gas Compressor di sepanjang jalur pipa transmisi dikarenakan beberapa hal: Penurunan Pressure, Head, dan energi dari sumur yang terjadi karena melewati perjalanan pipa yang panjang, gesekan (friction losses) sepanjang pipeline system yang tersedia

Sistem Mekanikal Secara umum klasifikasi peralatan berdasar sistem mekanikalnya terbagi menjadi 2 1. Mekanikal Rotating 2. Mekanikal Static Pipeline dan Piping system termasuk dalam klasifikasi peralatan statik Turbin, kompresor, pompa dikategorikan dalam kelas rotating mechanical Karakteristik piping sistem terbagi menjadi : 1. Roughness (kekasaran permukaaan dalam pipa) 2. Friction (Faktor gesekan yang terjadi saat fluida gas melewati bagian dalam pipa) 3. Perbedaan Tekanan (ΔP) 4. Diameter Pipa 5. Kecepatan aliran gas 6. Massa Jenis Gas Hilangnya sejumlah massa gas saat melewati sebuah gas boostering plant, diasumsikan sebagai konsumsi nominal yang terbatas (limited) untuk konsumsi fuel peralatan rotating, blowdown dan flare.

After Cooler dan Gas Compressor Dengan kondisi piping system di sakernan, diasumsikan drop pressure lebih banyak dikarenakan adanya banyaknya belokan piping system. Hal ini akan mengurangi besaran pressure yang kemudian akan diikuti flow output. After cooler sebagai media pendingin yang bekerja melalui metode hembus buang terhadap gas yang melewati fine-tubed yang melewati di atas blade kipas aftercooler, akan sangat efektif bekerja apabila dihidupkan dalam 2 unit per train GTCP. Modifikasi after cooler atau paling tidak optimalisasinya diperlukan dalam pandangan untuk meminimalkan temperatur keluaran dari GTCP. Pandangan ini berlandaskan kepada perhitungan Flow, Temperatur dan Pressure. Penurunan temperatur keluara GTCP akan dipandang sebagai usaha menaikkan flow kembali saat melintasi kompresor akibat naiknya temperature gas keluaran dari kompresor

Memperbesar Kapasitas Pendinginan Usaha memperbesar kapasitas pendinginan bisa diasumsikan melalui perhitungan kapasitas pendinginan, dimana bisa dilakukan dengan cara sbb: 1. Penambahan Fluida Pendinginan (misalnya memperbesar flowing pendinginan aftercooler ke sisi2 fine tubed) 2. Memperbesar kapasitas pendinginan (misalnya dengan memperbesar luasan pendinginan 3. Mengusahakan drop pressure jangan terlalu tinggi (hal ini harus dikaji ulang, sebab dalam kenyataannya keberadaan sisi2 fine tubed lebih kurangnya justru menimbulkan drop pressure) Kesimpulan antara flow dan pressure melewati GTCP: 1. Flow Inlet sebelum GTCP Flow Oulet Setelah GTCP 2. Pressure Inlet sebelum GTCP Pressure Outlet GTCP

Penaikan Putaran (NGP) VS Head Penaikan speed (NGP Increasing) akan berakibat kepada naiknya Head dan Tekanan Kerja Kompresor COPI yang mengirim sejumlah flow akan naik secara extrem apabila 2 buah GTCP sakernan dimatikan Pengoperasian kompresor secara paralel (lebih dari 1) tidak berhubungan dengan rating pressure piping/pipeline system terpasang, kecuali demi didapatkannya akumulasi flowrate (kenaikan flow) Pengoperasian kompresor secara seri (lebih dari 1) berhubungan langsung dengan rating pressure pipeline/piping system

Energi Hakikat Energi dalam aliran gas terkompresi via jaringan transmisi memenuhi: 1. Hukum I Thermodynamics : Hukum Kekekalan Energi 2. Hukum II Thermodynamics : Produksi Enthropy 3 Bentuk Energi fundamental dalam aliran gas terkompresi: 1. Energi Kinetik 2. Energi Potensial 3. Energi Dalam (entalphy) Metode Analysis Thermodynamics bisa dikategorikan menjadi 2: 1. Sistem Terbuka (open loupe system) 2. Sistem Tertutup (Closed loupe system)

Perpindahan Energi Cara perpindahan energi berdasar pendekatan analisanya terbagi : 1. Pendekatan secara makroskopis, contohnya kerja (W) 2. Pendekatan secara mikroskopis, contohnya panas (Q) Sistem kerja kompresor akan melakukan penambahan sejumlah energi dalam (entalphy) ke sistem (natural gas compressed) yang bisa diamati dalam bentuk kenaikan pressure, temperature dan Head Energi yang ditambahkan oleh kerja kompresor terhadap sistem (Entalphy) bisa dihitung dengan persamaan berikut: H = U + P1 + V1, dengan U = c.t Sedangkan Energi Kecepatan (kinetik) aliran fluida gas dalam pipa bisa dihitung dengan persamaan sbb: V2/2 + (g.z) + h, dengan g: gravitasi setempat, z: faktor kompresi

Kompresor & Aftercooler Pemasangan Kompresor akan didapatkan : 1. Penambahan Energi dalam (dalam bentuk energi laju alir massa /Entalphy) 2. Kenaikan pressure, temperature dan head pada speed yang sama 3. Penurunan flow akibat kenaikan temperature pada speed yang sama 4. Tidak ada perubahan GHV Pemasangan Aftercooler akan mengakibatkan: 1. Pengurangan Energi dalam (dalam bentuk energi laju alir massa /Entalphy) 2. Penurunan pressure, temperature dan head 3. Kenaikan flow akibat turunnya temperature yang terbuang ke sistem 4. Tidak ada perubahan GHV

Saran Operasi Aftercooler Saran : Hendaknya 2 unit aftercooler per train GTCP tetap di running-on guna memaksimalkan pendinginan terhadap gas keluar GTCP demi optimalisasi kembali penurunan flow yang keluar dari GTCP Perlunya pandngan untuk menambahkan unit temperature transmitter di tiap train area inlet manifold aftercooler, dimana akan dipakai sebagai pembanding penurunan flow yang keluar dari train GTCP dan akan dibandingkan dengan temperature transmitter di pig launcher

Plant Start-Up Harus diperhatian bahwa pressure awal yang memasuki kompresor jangan sampai terlalu tinggi dimana bisa mengakibatkan adanya over rasio kompresor. Apabila perbandingan Pinlet kompressor mendekati Poutlet kompresor yang terjadi adalah kompresor akan mengalami kesulitan mencapai daerah kestabilannya, dan akan mendekat ke arah surging. Apabila diperlukan bisa dipasang storage tambahan dengan kapasitas yang mampu men-suplai 3 train compressor yang ada, dimana bisa dilengkapi dengan flow dan pressure regulator Apabila kompresor dan aftercooler telah bekerja maksimal, maka bisa dilakukan penaikan flow dari sumur (well) COPI dan penaikan kerja boostering compressor di station berikutnya (Misalnya, Belilas Compressor Station) Kerja boostering gas boostering di sepanjang 1 line pipeline transmission sebaiknya harmonis dengan control monitoring dari Gas Control (point to point) guna optimalnya pengiriman natural gas yang ada

Thank You