BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. XPRESS CLEAN BER$SAUDARA berdiri pada tahun 1995 dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR. Muhammad 373-383 Ruko Golden Palace blok C 20 Surabaya, dengan no SIUP : 1545/13-I/PK/XI/1995. Gambar 1.2. Direktur Manajer Supervisor Marketing Supervisor Operasional Supervisor Produksi Karyawan Karyawan Karyawan 36
37 Setiap bagian dari struktur organisasi tesebut mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai dengan bidang keahlian masing-masing agar aktivitas kerja perusahaan dapat berjalan dengan baik. Untuk memperjelas tugas dan tanggung jawab setiap karyawan, maka ditetapkan tata kerja sebagai berikut : 1. Direktur memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer) menyetujui anggaran tahunan perusahaan menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan 2. Manajer Memberi instruksi untuk melaksanakan pekerjaan. Mengawasi pegawai-pegawai dalam melaksanakan tugasnya Melatih pegawai-pegawai untuk melaksanakan tugasnya. Mengembangkan metode-metode baru untuk melaksanakan pekerjaan.
38 3. Supervisor Marketing Memastikan tenaga pemasaran melakukan/melaksanakan pemasaran sesuai dengan harapan perusahaan terhadap produktivitas/banyaknya penjualan dan tenaga pemasaran menjalankan aturan-aturan yang berlaku di perusahaan dan juga sebagai sumber informasi terhadap kebijakankebijakan perusahaan. 4. Supervisor Operasional Merencanakan kegiatan (planning) Mengorganisasikan kegiatan (organizing) Menyiapkan orang yang akan melaksanakan kegiatan (staffing) Mengarahkan proses pelaksanaan kegiatan (directing) Mengendalikan perkembangan pelaksanakan kegiatan (controlling) 5. Supervisor Produksi Merencanakan pengadaan dan permintaan kebutuhan produksi rutin ataupun tidak rutin. Mengatur dan mengkoordinasi semua tugas koordinator produksi sehingga produksi bisa terlasana sesuai dengan perencanaan serta mengawasi dan mengatur karyawan-karyawan dalam pelaksanaan tahapan dalam proses produksi.
39 6. Karyawan Melaksanakan dan menjalakan semua perintah dan intruksi dari atasan sesuai dengan sasaran dan tujuan perusahaan guna mencapai kebijakankebijakan yang telah dibuat. 4.2. Analisis Data 4.2.1. Kebijakan Akuntansi a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan ini telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan. Laporan keuangan disusun dengan dasar harga perolehan, kecuali beberapa akun tertentu disusun berrdasarkan pengukuran lain sebagaimanadiuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun menggunakan metode tidak langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas mencakup kas, bank, investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu 3 bulan atau kurang. b. Kebijakan Akuntansi yang Manyangkut Transaksi Tertentu Piutang Usaha Piutang usaha disajikan dalam jumlah netto setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tak tertagihyang diestimasi berdasarkan review atas
40 kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih. Persediaan Barang jadi, bahan baku, perlengkapan dicatat atas dasar harga perolehan dengan metode rata-rata tertimbang. Aktiva tetap dan penyusutan Aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Semua aktiva tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus. Tarif Penyusutan Aktiva Tetap Sebagaimana terdapat pada Undang-Undang PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 11 Nomer 6 ayat (1) yang menyatakan bahwa : Uraian Masa Manfaat Tarif Penyusutan (metode garis lurus) Golongan I 4 tahun 25% Golongan II 8 tahun 12,50% Golongan III 16 tahun 6,25% Golonga IV 20 tahun 5% Pajak Penghasilan Pajak penghasilan pada laporan laba rugi ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan setelah diadakan penyesuaian antara prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan peraturan dan undangundang perpajakan.
41 Aktiva Sewa Guna Usaha Aktiva tetap dengan sewa guna usaha pembiayaan disajikan sejumlah nilai tunai dari jumlah pembayaran minimum sewa guna usaha ditambah opsi awal periode sewa. Penjualan Bersih Penjualan bersih adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang (ongkos laundry) dikurangi biaya-biaya pembelian serta pajak pertambahan nilai. 4.2.2. Laporan Keuangan dan Perhitungan Pajak Penghasilan Selanjutnya, berdasarkan kebijakan akuntansi yang telah dijelaskan di atas, pihak manajeman perusahaan menyusun laporan keuangan, baik laporan keuangan interim maupun laporan keuangan akhir tahun yang telah di audit Akuntan Publik. Laporan keuangan ini terdiri dari : a. Neraca Neraca disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai posisi laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan. b. Perhitungan Laba Rugi Secara berturut-turut, laporean keuangan CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA, sebagai contoh, disajikan seperti berikut ini :
42 Tabel 4.1 CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA LAPORAN LABA / RUGI KOMERSIAL Tanggal 31 Desember 2012 P E N D A P A T A N P E N D A P A T A N T A H U N 2 0 1 2 4 8 6,7 4 4,5 2 0.0 0 H A R G A P O K O K P E N J U A L A N P E R S E D I A A N A W A L 1 0,0 9 7,7 9 2.6 7 P E M B E L I A N 8 3,6 8 5,3 5 0.0 0 9 3,7 8 3,1 4 2.6 7 P E R S E D I A A N A K H I R ( 1 6,1 8 7,4 9 9.0 9 ) P E M A K A I A N B A H 7 7,5 9 5,6 4 3.5 8 B I A Y A O P E R A S I O N A L : G A J I O P E R A T O R 1 8,8 5 0,0 0 0.0 0 U P A H T E N A G A K E R J A C U C I 8 0,1 8 7,0 0 0.0 0 B I A Y A L I S T R I K 2 3,8 8 2,4 8 9.1 0 B I A Y A A I R 5,9 6 4,6 0 3.0 0 1 2 8,8 8 4,0 9 2.1 0 J U M L A H H P P. ( 2 0 6,4 7 9,7 3 5.6 8 ) L A B A B R U T O 2 8 0,2 6 4,7 8 4.3 2 B I A Y A U S A H A G A J I K A R Y A W A N 8 4,3 0 0,0 0 0.0 0 B I A Y A S U B A G E N 8 6,0 4 8,9 8 9.0 0 B I A Y A T E L E P O N 4,3 3 8,5 0 5.0 0 B I A Y A L I S T R I K 4,2 1 4,5 5 6.9 0 B I A Y A A I R 1,0 5 2,5 7 7.0 0 B I A Y A K E P E R L U A N K A N T O R 6,1 9 4,2 0 0.0 0 B I A Y A S P A R E P A R T K E N D A R A A N 3,1 3 2,5 0 0.0 0 B I A Y A B E N S I N, P A R K I R 2 1,8 7 5,0 0 0.0 0 B I A Y A S E W A B A N G U N A N 1 2,0 0 0,0 0 0.0 0 B I A Y A P B B 2,3 8 5,5 3 0.0 0 B I A Y A A D M I N I S T R A S I B A N K 4 1 7,5 0 0.0 0 B I A Y A S T P T A H U N 2 0 1 1 6 1,3 9 6.0 0 B I A Y A L A I N - L A I N 1 1,3 7 5,0 7 3.6 0 B I A Y A P E N Y U S U T A N K E N D A R A A N 8,0 9 3,7 5 0.0 0 B I A Y A P E N Y U S U T A N I N V E N T A R I S 1,6 7 6,0 4 1.6 7 J U M L A H B I A Y A U S A H A. ( 2 4 7,1 6 5,6 1 9.1 7 ) L A B A ( R U G I ) N E T O S E B E L U M P A J A K 3 3,0 9 9,1 6 5.1 6 P E N D A P A T A N & B I A Y A L A I N - L A I N P E N D A P A T A N L A I N - L A I N - D E E M E D P P N 6 % 2 9,2 0 4,6 7 0.0 0 P E N D A P A T A N J A S A G I R O B E R S I H 7 9,6 2 0.0 0 2 9,2 8 4,2 9 0.0 0 6 2,3 8 3,4 5 5.1 6 P A J A K P E N G H A S I L A N ( 7,7 9 5,6 2 5.0 0 ) L A B A B E R S I H S E S U D A H P A J A K 5 4,5 8 7,8 3 0.1 6
43 Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat terlihat bahwa pajak penghasilan badan yang harus dibayar oleh perusahaan pada tahun 2012 berdasarkan laba kena pajak yang direncanakan adalah sebesar Rp. 62.383.455,16 adalah sebesar Rp. 7.795.625,00 Berikut ini adalah laporan Laba Rugi perusahaan dengan perencanaan pajak :
44 Tabel 4.2 CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA LAPORAN LABA / RUGI FISKAL Tanggal 31 Desember 2012 U R A I A N L / R K O M E R S I A L P O S I T I F K O R E K S I N E G A T I F L / R F I S K A L U S U L A N P E R E N C A N A A N F I S K A L P E N D A P A T A N : P E N D A P A T A N T A H U N 2 0 1 2 4 8 6,7 4 4,5 2 0.0 0 - - 4 8 6,7 4 4,5 2 0.0 0 4 8 6,7 4 4,5 2 0.0 0 H A R G A P O K O K P E N J U A L A N : P E R S E D I A A N A W A L 1 0,0 9 7,7 9 2.6 7 - - 1 0,0 9 7,7 9 2.6 7 1 0,0 9 7,7 9 2.6 7 P E M B E L I A N 8 3,6 8 5,3 5 0.0 0 - - 8 3,6 8 5,3 5 0.0 0 8 3,6 8 5,3 5 0.0 0 9 3,7 8 3,1 4 2.6 7 - - 9 3,7 8 3,1 4 2.6 7 9 3,7 8 3,1 4 2.6 7 P E R S E D I A A N A K H I R ( 1 6,1 8 7,4 9 9.0 9 ) - - ( 1 6,1 8 7,4 9 9.0 9 ) ( 1 6,1 8 7,4 9 9.0 9 ) P E M A K A I A N B A H A N 7 7,5 9 5,6 4 3.5 8 - - 7 7,5 9 5,6 4 3.5 8 7 7,5 9 5,6 4 3.5 8 B I A Y A O P E R A S I O N A L : G A J I O P E R A T O R 1 8,8 5 0,0 0 0.0 0 - - 1 8,8 5 0,0 0 0.0 0 1 8,8 5 0,0 0 0.0 0 U P A H T E N A G A K E R J A C U C 8 0,1 8 7,0 0 0.0 0 - - 8 0,1 8 7,0 0 0.0 0 8 0,1 8 7,0 0 0.0 0 B I A Y A L I S T R I K 2 3,8 8 2,4 8 9.1 0 - - 2 3,8 8 2,4 8 9.1 0 2 3,8 8 2,4 8 9.1 0 B I A Y A A I R 5,9 6 4,6 0 3.0 0 - - 5,9 6 4,6 0 3.0 0 5,9 6 4,6 0 3.0 0 1 2 8,8 8 4,0 9 2.1 0 - - 1 2 8,8 8 4,0 9 2.1 0 1 2 8,8 8 4,0 9 2.1 0 J U M L A H H P P ( 2 0 6,4 7 9,7 3 5.6 8 ) - - ( 2 0 6,4 7 9,7 3 5.6 8 ) ( 2 0 6,4 7 9,7 3 5.6 8 ) L A B A B R U T O 2 8 0,2 6 4,7 8 4.3 2 - - 2 8 0,2 6 4,7 8 4.3 2 2 8 0,2 6 4,7 8 4.3 2 B I A Y A U S A H A G A J I K A R Y A W A N 8 4,3 0 0,0 0 0.0 0 - - 8 4,3 0 0,0 0 0.0 0 8 4,3 0 0,0 0 0.0 0 B I A Y A S U B A G E N 8 6,0 4 8,9 8 9.0 0 - - 8 6,0 4 8,9 8 9.0 0 8 6,0 4 8,9 8 9.0 0 B I A Y A T E L E P O N 4,3 3 8,5 0 5.0 0 - - 4,3 3 8,5 0 5.0 0 3 9 0,4 6 5.0 0 4,7 2 8,9 7 0.0 0 B I A Y A L I S T R I K 4,2 1 4,5 5 6.9 0 - - 4,2 1 4,5 5 6.9 0 4,2 1 4,5 5 6.9 0 B I A Y A A I R 1,0 5 2,5 7 7.0 0 - - 1,0 5 2,5 7 7.0 0 1,0 5 2,5 7 7.0 0 B I A Y A K E P E R L U A N K A N T O 6,1 9 4,2 0 0.0 0 - - 6,1 9 4,2 0 0.0 0 6,1 9 4,2 0 0.0 0 B I A Y A S P A R E P A R T K E N D A 3,1 3 2,5 0 0.0 0 - - 3,1 3 2,5 0 0.0 0 8 7 7,5 0 0.0 0 4,0 1 0,0 0 0.0 0 B I A Y A B E N S I N, P A R K I R 2 1,8 7 5,0 0 0.0 0 - - 2 1,8 7 5,0 0 0.0 0 2 1,8 7 5,0 0 0.0 0 B I A Y A S E W A B A N G U N A N 1 2,0 0 0,0 0 0.0 0 - - 1 2,0 0 0,0 0 0.0 0 1 2,0 0 0,0 0 0.0 0 B I A Y A P B B 2,3 8 5,5 3 0.0 0 - - 2,3 8 5,5 3 0.0 0 2,3 8 5,5 3 0.0 0 B I A Y A A D M I N I S T R A S I B A N 4 1 7,5 0 0.0 0 - - 4 1 7,5 0 0.0 0 4 1 7,5 0 0.0 0 B I A Y A S T P T A H U N 2 0 1 1 6 1,3 9 6.0 0 6 1,3 9 6.0 0 - - - B I A Y A L A I N - L A I N 1 1,3 7 5,0 7 3.6 0 - - 1 1,3 7 5,0 7 3.6 0 7,2 7 5,0 0 0.0 0 1 8,6 5 0,0 7 3.6 0 B I A Y A P E N Y U S U T A N K E N D 8,0 9 3,7 5 0.0 0 - - 8,0 9 3,7 5 0.0 0 3,3 7 7,6 2 5.0 0 1 1,4 7 1,3 7 5.0 0 B I A Y A P E N Y U S U T A N I N V E N 1,6 7 6,0 4 1.6 7 - - 1,6 7 6,0 4 1.6 7 1,6 7 6,0 4 1.6 7 J U M L A H B I A Y A U S A H A 2 4 7,1 6 5,6 1 9.1 7 6 1,3 9 6.0 0-2 4 7,1 0 4,2 2 3.1 7 2 5 9,0 2 4,8 1 3.1 7 L A B A ( R U G I ) N E T O S E B E L U 3 3,0 9 9,1 6 5.1 6 6 1,3 9 6.0 0-3 3,1 6 0,5 6 1.1 6 2 1,2 3 9,9 7 1.1 6 P E N D A P A T A N L A I N - L A I N - 2 9,2 0 4,6 7 0.0 0 - - 2 9,2 0 4,6 7 0.0 0 2 9,2 0 4,6 7 0.0 0 P E N D A P A T A N J A S A G I R O B 7 9,6 2 0.0 0-7 9,6 2 0.0 0 - - 6 2,3 8 3,4 5 5.1 6 6 1,3 9 6.0 0 7 9,6 2 0.0 0 6 2,3 6 5,2 3 1.1 6 5 0,4 4 4,6 4 1.1 6 P A J A K P E N G H A S I L A N ( 7,7 9 5,6 2 5.0 0 ) 7,7 9 5,6 2 5.0 0 - - ( 6,3 0 5,5 0 0.0 0 ) L A B A B E R S I H S E S U D A H P A 5 4,5 8 7,8 3 0.1 6 7,8 5 7,0 2 1.0 0 7 9,6 2 0.0 0 6 2,3 6 5,2 3 1.1 6 4 4,1 3 9,1 4 1.1 6
45 Dan setelah perusahaan melakukan perencanaan pajak untuk meminimalkan pembayaran pajak terutang badan berdasarkan tabel 4.2 di atas nampak bahwa laba kena pajak yang dicapai perusahaan selama tahun 2012 adalah sebesar Rp. 50.444.641,16 dan pajak penghasilan terutang yang akan dibayar adalah sebesar Rp. 6.305.500,00 Tabel 4.3 Perhitungan Pajak Penghasilan CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA Tahun 2012 Sebelum Perencanaan Pajak P E R E D A R A N B R U T O T A H U N 2 0 1 2 4 8 6, 7 4 4, 5 2 0. 0 0 P E N D A P A T A N A T A S L A B A / P K P 6 2, 3 6 5, 2 3 1. 1 6 P P H T E R U T A N G : 5 0 % X 2 5 % x 6 2, 3 6 5, 0 0 0. 0 0 = 7, 7 9 5, 6 2 5. 0 0 P P H P A S A L 2 5 T A H U N 2 0 1 2 ( 3, 4 5 5, 7 0 0. 0 0 ) P P H P A S A L 2 3 T A H U N 2 0 1 2 ( 2 0 2, 5 2 9. 0 0 ) K U R A N G ( L E B I H ) B A Y A R 4, 1 3 7, 3 9 6. 0 0
46 Tabel 4.4 Perhitungan Pajak Penghasilan CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA Tahun 2012 Setelah Perencanaan Pajak P E R E D A R A N B R U T O T A H U N 2 0 1 2 4 8 6, 7 4 4, 5 2 0. 0 0 P E N D A P A T A N A T A S L A B A / P K P 5 0, 4 4 4, 6 4 1. 1 6 P P H T E R U T A N G : 5 0 % X 2 5 % x 5 0, 4 4 4, 0 0 0. 0 0 = 6, 3 0 5, 5 0 0. 0 0 P P H P A S A L 2 5 T A H U N 2 0 1 2 ( 3, 4 5 5, 7 0 0. 0 0 ) P P H P A S A L 2 3 T A H U N 2 0 1 2 ( 2 0 2, 5 2 9. 0 0 ) K U R A N G ( L E B I H ) B A Y A R 2, 6 4 7, 2 7 1. 0 0 Selisih dan Penghematan Pajak Terutang Tahun 2012 Tabel 4.5 CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA Tahun 2012 K e t e r a n g a n S e b e l u m T a x P l a n n i n g S e t e l a h T a x P l a n n i n g P e n g h e m a t a n ( R p ) P e n g h e m a t a n ( % ) L a b a S e b e l u m P a j a k R p 6 2, 3 6 5, 2 3 1. 1 6 R p 5 0, 4 4 4, 6 4 1. 1 6 R p 1 1, 9 2 0, 5 9 0. 0 0 1 9. 1 1 D i b u l a t k a n ( P a s a l 1 7 a y R p 6 2, 3 6 5, 0 0 0. 0 0 R p 5 0, 4 4 4, 0 0 0. 0 0 P P h B a d a n 2 5 % x 5 0 % x R p. 6 2. 3 6 R p 7, 7 9 5, 6 2 5. 0 0 R p 6, 3 0 5, 5 0 0. 0 0 P a j a k T e r u t a n g R p 7, 7 9 5, 6 2 5. 0 0 R p 6, 3 0 5, 5 0 0. 0 0 R p 1, 4 9 0, 1 2 5. 0 0
47 Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa : 1. Laba kena pajak Besarnya laba kena pajak yang direncanakan adalah Rp. 62.365.231,16 sedangakan setelah perencanaan pajak maka pajak penghasilan terutang adalah Rp. 50.444.641,16 terdapat selisih sebesar Rp. 11.920.590,00 2. Pajak penghasilan badan Pajak penghasilan terutang sebelum perencanaan pajak adalah sebesar Rp. 7.795.625,00 dan setelah perencanaan pajak adalah sebesar Rp. 6.305.500,00 terdapat selisih sebesar Rp. 1.490.125,00 dengan penghematan sebesar 19,11%. Berdasarkan uraian diatas, nampak bahwa manajemen perusahaan tidak melakukan pengontrolan besarnya laba kena pajak setiap bulannya sehingga pada akhir tahun pajak, pajak yang terutang sangat besar. Tetapi pada realisasinya pajak dapat berkurang dari rencana sebelumnya karena manajemen perusahaan mengalokasikan ke biaya-biaya sehingga biaya pengeluaran menjadi besar dan laba pun menjadi kecil. Dari ketentuan tersebut perusahaan dapat memanfaatkan peluang untuk mendapatkan keuntungan dari sisi arus kas perusahaan. Namun demikian perusahaan belum membuat perencanaan pajak secara khusus yang dibuat oleh perusahaan tersebut diatas adalah rencana laba rugi. Untuk meminimumkan pajak penghasilan badan perusahaan, baik Pajak Penghasilan badan terutang tahun 2012 dan angsuran pajak penghasilan badan 2012, sebaiknya perusahaan melakukan langkah sebagai berikut : 1. Mengontrol setiap bulan besarnya laba kena pajak yang dicapai oleh perusahaan.
48 2. Tax Saving, Upaya untuk mengefesiensikan beban pajak melalui pemilihan alternative pengenaan pajak dengan tarif yang lebih rendah. 3. Tax Avoidance, Upaya mengefesiensikan beban Pajak dengan cara menghindar dari pengenaan Pajak dengan mengarahkan pada transaksi yang bukan objek pajak. 4. Penundaan Pembayaran Pajak, Penundaan Pembayaran pajak yang dimaksudkan disini tentunya dilakukan tanpa melanggar ketentuan melanggar perpajakan yang berlaku. 5. Menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan yang berlaku, menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan dapat dilakukan dengan cara menguasai peraturan perpajakan yang berlaku. 4.2.3. Pembahasan Dalam melakukan kegiatan operasional, salah satu yang dilakukan oleh perusahaan adalah membuat rencana pajak. Rencana Pajak dibuat untuk mengontrol Kegiatan Perpajakan yang dilakukan oleh perusahaan dan sebagai dasar penilaian keberhasilan Perusahaan dalam satu periode tertentu. Rencana pajak dibuat untuk jangka pendek yakni satu tahun, dan pada tahun berikutnya rencana akan dibuat sesuai dengan apa yang akan dicapai oleh perusahaan. Namun demikian pada kenyataanya rencana laba yang telah dibuat tidak dapat dieralisasikan karena berbagai faktor seperti rencana penjualan yang tidak tercapai dan realisasi biaya masih diatas dari anggaran yang telah dibuat atau sebaliknya. Tidak tercapainya rencana penjualan disebabkan karena tidak
49 produktifnya bagian pemasaran, sedangkan rencana biaya tidak tercapai karena kurangnya pengawasan terhadap pengeluaran biaya perusahaan. Pencapaian tujuan organisasi perusahaan yakni laba yang maksimal dari kegiatan operasional, perusahaan harus membuat suatu rencana pajak yang seefisien mungkin. Rencana pajak ini dimaksudkan untuk melihat prestasi dari bagian keuangan dalam mengontrol dan meminimumkan pajak perusahaan. Prestasi bagian perusahaan dapat dinilai dengan melihat realisasi pembayaran pajak yang telah dicapai dan dibandingkan dengan rencana pembayaran pajak yang telah dicapai dan dibandingkan dengan rencana pembayaran pajak yang telah disepakati oleh manejemen perusahaan. Apabila realisasi pembayaran pajak yang lebih besar dari rencana pembayaran pajak, berarti bahwa bagian keuangan memiliki prestasi yang kurang baik dalam mengelola manajemen pajak perusahaan, berikut rencana dan realisasi Pajak Penghasilan Badan perusahaan.
50 Tabel 4.6 CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA REKONSILIASI PERHITUNGAN LABA RUGI KOMERSIAL DAN FISKAL Tanggal 31 Desember 2012 U R A I A N L / R K O M E R S I A L P O S I T I F K O R E K S I N E G A T I F L / R F I S K A L U S U L A N P E R E N C A N A A N F I S K A L P E N D A P A T A N : P E N D A P A T A N T A H U N 2 0 1 2 4 8 6,7 4 4,5 2 0.0 0 - - 4 8 6,7 4 4,5 2 0.0 0 4 8 6,7 4 4,5 2 0.0 0 H A R G A P O K O K P E N J U A L A N : P E R S E D I A A N A W A L 1 0,0 9 7,7 9 2.6 7 - - 1 0,0 9 7,7 9 2.6 7 1 0,0 9 7,7 9 2.6 7 P E M B E L I A N 8 3,6 8 5,3 5 0.0 0 - - 8 3,6 8 5,3 5 0.0 0 8 3,6 8 5,3 5 0.0 0 9 3,7 8 3,1 4 2.6 7 - - 9 3,7 8 3,1 4 2.6 7 9 3,7 8 3,1 4 2.6 7 P E R S E D I A A N A K H I R ( 1 6,1 8 7,4 9 9.0 9 ) - - ( 1 6,1 8 7,4 9 9.0 9 ) ( 1 6,1 8 7,4 9 9.0 9 ) P E M A K A I A N B A H A N 7 7,5 9 5,6 4 3.5 8 - - 7 7,5 9 5,6 4 3.5 8 7 7,5 9 5,6 4 3.5 8 B I A Y A O P E R A S I O N A L : G A J I O P E R A T O R 1 8,8 5 0,0 0 0.0 0 - - 1 8,8 5 0,0 0 0.0 0 1 8,8 5 0,0 0 0.0 0 U P A H T E N A G A K E R J A C U C 8 0,1 8 7,0 0 0.0 0 - - 8 0,1 8 7,0 0 0.0 0 8 0,1 8 7,0 0 0.0 0 B I A Y A L I S T R I K 2 3,8 8 2,4 8 9.1 0 - - 2 3,8 8 2,4 8 9.1 0 2 3,8 8 2,4 8 9.1 0 B I A Y A A I R 5,9 6 4,6 0 3.0 0 - - 5,9 6 4,6 0 3.0 0 5,9 6 4,6 0 3.0 0 1 2 8,8 8 4,0 9 2.1 0 - - 1 2 8,8 8 4,0 9 2.1 0 1 2 8,8 8 4,0 9 2.1 0 J U M L A H H P P ( 2 0 6,4 7 9,7 3 5.6 8 ) - - ( 2 0 6,4 7 9,7 3 5.6 8 ) ( 2 0 6,4 7 9,7 3 5.6 8 ) L A B A B R U T O 2 8 0,2 6 4,7 8 4.3 2 - - 2 8 0,2 6 4,7 8 4.3 2 2 8 0,2 6 4,7 8 4.3 2 B I A Y A U S A H A G A J I K A R Y A W A N 8 4,3 0 0,0 0 0.0 0 - - 8 4,3 0 0,0 0 0.0 0 8 4,3 0 0,0 0 0.0 0 B I A Y A S U B A G E N 8 6,0 4 8,9 8 9.0 0 - - 8 6,0 4 8,9 8 9.0 0 8 6,0 4 8,9 8 9.0 0 B I A Y A T E L E P O N 4,3 3 8,5 0 5.0 0 - - 4,3 3 8,5 0 5.0 0 3 9 0,4 6 5.0 0 4,7 2 8,9 7 0.0 0 B I A Y A L I S T R I K 4,2 1 4,5 5 6.9 0 - - 4,2 1 4,5 5 6.9 0 4,2 1 4,5 5 6.9 0 B I A Y A A I R 1,0 5 2,5 7 7.0 0 - - 1,0 5 2,5 7 7.0 0 1,0 5 2,5 7 7.0 0 B I A Y A K E P E R L U A N K A N T O 6,1 9 4,2 0 0.0 0 - - 6,1 9 4,2 0 0.0 0 6,1 9 4,2 0 0.0 0 B I A Y A S P A R E P A R T K E N D A 3,1 3 2,5 0 0.0 0 - - 3,1 3 2,5 0 0.0 0 8 7 7,5 0 0.0 0 4,0 1 0,0 0 0.0 0 B I A Y A B E N S I N, P A R K I R 2 1,8 7 5,0 0 0.0 0 - - 2 1,8 7 5,0 0 0.0 0 2 1,8 7 5,0 0 0.0 0 B I A Y A S E W A B A N G U N A N 1 2,0 0 0,0 0 0.0 0 - - 1 2,0 0 0,0 0 0.0 0 1 2,0 0 0,0 0 0.0 0 B I A Y A P B B 2,3 8 5,5 3 0.0 0 - - 2,3 8 5,5 3 0.0 0 2,3 8 5,5 3 0.0 0 B I A Y A A D M I N I S T R A S I B A N 4 1 7,5 0 0.0 0 - - 4 1 7,5 0 0.0 0 4 1 7,5 0 0.0 0 B I A Y A S T P T A H U N 2 0 1 1 6 1,3 9 6.0 0 6 1,3 9 6.0 0 - - - B I A Y A L A I N - L A I N 1 1,3 7 5,0 7 3.6 0 - - 1 1,3 7 5,0 7 3.6 0 7,2 7 5,0 0 0.0 0 1 8,6 5 0,0 7 3.6 0 B I A Y A P E N Y U S U T A N K E N D 8,0 9 3,7 5 0.0 0 - - 8,0 9 3,7 5 0.0 0 3,3 7 7,6 2 5.0 0 1 1,4 7 1,3 7 5.0 0 B I A Y A P E N Y U S U T A N I N V E N 1,6 7 6,0 4 1.6 7 - - 1,6 7 6,0 4 1.6 7 1,6 7 6,0 4 1.6 7 J U M L A H B I A Y A U S A H A 2 4 7,1 6 5,6 1 9.1 7 6 1,3 9 6.0 0-2 4 7,1 0 4,2 2 3.1 7 2 5 9,0 2 4,8 1 3.1 7 L A B A ( R U G I ) N E T O S E B E L U 3 3,0 9 9,1 6 5.1 6 6 1,3 9 6.0 0-3 3,1 6 0,5 6 1.1 6 2 1,2 3 9,9 7 1.1 6 P E N D A P A T A N L A I N - L A I N - 2 9,2 0 4,6 7 0.0 0 - - 2 9,2 0 4,6 7 0.0 0 2 9,2 0 4,6 7 0.0 0 P E N D A P A T A N J A S A G I R O B 7 9,6 2 0.0 0-7 9,6 2 0.0 0 - - 6 2,3 8 3,4 5 5.1 6 6 1,3 9 6.0 0 7 9,6 2 0.0 0 6 2,3 6 5,2 3 1.1 6 5 0,4 4 4,6 4 1.1 6 P A J A K P E N G H A S I L A N ( 7,7 9 5,6 2 5.0 0 ) 7,7 9 5,6 2 5.0 0 - - ( 6,3 0 5,5 0 0.0 0 ) L A B A B E R S I H S E S U D A H P A 5 4,5 8 7,8 3 0.1 6 7,8 5 7,0 2 1.0 0 7 9,6 2 0.0 0 6 2,3 6 5,2 3 1.1 6 4 4,1 3 9,1 4 1.1 6 Rekonsiliasi timbul karena adanya perbedaan penghasilan dan biaya antara laporan komersial dan laporan fiskal sehingga menimbulkan perbedaan dalam menghitung besarnya penghasilan kena pajak. Dalam penyusunan laporan
51 keuangan fiskal, wajib pajak harus mengacu pada peraturan perpajakan dimana tidak semua biaya komersial dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sedangakan laporan keuangan komersial mengacu pada PSAK dimana semua biaya komersial dapat mengurangi penghasilan bruto perusahaan. Perencanaan pajak yang dapat dilakukan perusahaan dengan meminimalkan beban pajak perusahaan adalah dengan melakukan koreksi positif atas biaya-biaya komersial dan memaksimalkan koreksi fiscal negative. Dari table rekonsiliasi fiscal sebelum dan sesudah perencanaan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan dengan melakukan perencanaan pajak atas biaya-biaya komersial maka perusahaan memperoleh penghematan PPh Badan sebesar 19,68% atas laporan laba rugi pada tahun 2012. Berikut ini beberapa penjelasan atas usulan perencanaan pajak adalah sebagai berikut : 1. Biaya telepon dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto, tetapi didalam biaya telepon biaya pengisian ulang pulsa handphone yang dikeluarkan perusahaan untuk karyawan atas pekerjaannya, sehingga dapat dibebankan sebagai biaya 50% berdasarkan keputusan direktur jendral Pajak Nomor KEP-220/PJ./2002 tentang perlakuan pajak penghasilan atas biaya pemakaian telepon selular dan sebagainya. Berdasarkan nota-nota serta laporan yang terdapat pada perusahaan, biaya telepon yang menggunakan telepon selular adalah sebesar Rp. 780.930,00 sehingga sesuai dengan keputusan direktur jendral Pajak Nomor KEP-220/PJ./2002 tentang perlakuan pajak
52 penghasilan atas biaya pemakaian telepon selular dan sebagainya maka 50% dari data di atas adalah sebesar Rp. 390.465,00 yang harus dibebankan kepada perusahaan. 2. Biaya Penyusutan dan Sparepart kendaraan (Perbaikan) Biaya perbaikan/pemeliharaan/penyusutan kendaraan yang dipakai atasan, tidak dapat dikurangkan seluruhnya sebagai biaya perawatan dan penyusutan kendaraan dalam laporan laba rugi perusahaan. Jumlah biaya yang dapat dibiayakan hanya 50% karena sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor KEP-220/PJ./2002 pasal 3 ayat (2), biaya dibebankan sebagai biaya perusahaan sebesar 50% dari jumlah biaya pemeliharaan atau perbaikan dalam tahun pajak yang bersangkutan. Dari data perusahaan, bahwa biaya sparepart kendaraan sebesar Rp. 1.755.000,00 sehingga biaya yang dapat dibebankan kepada perusahaan adalah 50% dari Rp. 1.755.000,00 adalah sebesar Rp. 877.500,00. 3. Dalam perusahaan ini, biaya makan dan biaya promosi dimasukkan ke dalam biaya lain-lain (laporan interen) tetapi untuk laporan pajak biaya-biaya tersebut dipisahkan sehingga biaya makan dan biaya promosi menjadi beban yang akan dibayar perusahaan. Untuk biaya makan yang diberikan kepada karyawan, bukan merupakan Objek Pajak PPh Pasal 21 karena makan bersama merupakan pemberian dalam bentuk natura. Dengan demikian dari sisi karyawan pemberian makan ini tidak akan menambah PPh pasal 21 terutang. Di sisi
53 perusahaan berdasarkan pasal 9 ayat (1) Undang-Undang PPh No. 36 Tahun 2008, penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura atau kenikmatan tidak dapat dibebankan sebagai biaya kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh karyawan. Artinya pemberian makan dan minuman walaupun bentuknya natura, dapat dibiayakan oleh perusahaan. Dalam laporan laba rugi perusahaan mencantumkan besarnya biaya makan dan minum sebesar Rp. 4.875.000,00 (untuk data yang terakhir diambil) dalam satu bulan untuk karyawan 20orang. Sedangakan untuk biaya promosi, tercantum dalam Undang-Undang PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) bahwa pada dasarnya dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Wajib pajak harus dapat membuktikan, bahwa biaya-biaya tersebut telah benar-benar dikeluarkan dan benar ada hubungannya dengan persahaan sehingga bisa menjadi beban yang akan dimasukkan kedalam laporan keuangan. Dari data perusahaan, penulis telah mendapatkan bukti transaksi yang dapat menyatakan bahwa biaya promosi tersebut sebesar Rp. 2.400.000,00.