PROPOSAL Strategi Pemanfaatan (Canal) Pampang Sebagai Transportasi air (Water Way) dan wisata Di Kota Makassar Sul-Sel OLEH : ALIMIN GECONG PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014
A.- Latar Belakang - Rumusan Masalah - Tujuan - Manfaat B. - Landasan Teori - Metodologi - Hipotesisa C. Refrensi
A. -Latar Belakang PENDAHULUAN Perkembangan kota makasaar akhir-akhir tahun 2000an transportasi darat mengalami kecenderungan kemacetan semua arah dimana hal ini tentu perlu diadakan alternative atau pemecahan masalah mengenai transortasi air atau (wate way) dimana saluran atau canal sungai panpang sangat-sangat bisa dikembangkan lebih lanjut karena perkembangan penduduk yang beranekaragam yang berlatar belakang sosial budaya yang berbeda-beda utamanya penduduk urbanisasi maka tentu memerlukan pelayanan umum utamanya transportasi melalui air atau (water way). System saluran air ini terdiri dari saluran primer, saluran skunder dan saluran tersier. Saluran sungai pampang atau canal panpang termasuk saluran utama dan dipengaruhi oleh air pasang surut yang panjangnya kurang lebih 7 km,
dimana saluran ini melintasi beberapa perguruan tinggi dan pusat-pusat pembelanjaan atau pertokoan. KLasifikasi kota makassar yang jumlah peduduknya kuran lebih 1.000.000 jiwa, jadi kota Makassar temasuk kota besar atau kota Metropolitan, Jadi sudah layak beberapa moda transportasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk mencapai satu atau dua titik tujuan dalam satu hari. - Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka dapat kami kemukakan rumusan masalah yaitu : 1. Bagaimana mempertahankan tinggi muka air 2. Bagaimana memeliharaan saluaran ini dimultifungsikan selain saluran yakni sebagai jalur transportasi air atau water way.
- Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas bertujauan untuk : 1. Menganalisis atau bentuk aliaran air serta factorfaktor yang berpengaruh terhadap aliran. 2. Menganalisis pasang surut air laut yang terjadi 3. Menganalisis untuk mempertahankan muka air agar berfungi sebagai jalur transportasi air atau (water way) - Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menberikan manfaat anatara lain : 1. Mengurai yang terjadi kemacetan yang didarat 2. Memperpendek jarak tempu arah tujuan 3. Memperluas lapangan kerja dan memudahkan pengguna trnsportasi air
B. - Landasan Teori ANALISA HIDROLIKA SALURAN Dengan diperolehnya data-data limpasan air buangan yang ada dipermukaan lahanberdasarkan analisis hidrologi, maka dalam perencanaan saluran diuraikan sebagia berikut : 1. Kapasitas Saluran Perhitungan kapasitas saluran dapat diperkirakan dengan besar limpasan pada sebuah lahan atau dengan berdasarkan debit rencana. Luas penampang rencana : Fd= Qd Vd Dimana; Fd : Luas rencana penampang basah saluran (m 2 ). Qd : Debit rencana (m 3 /det). Vd : Kecepatan rencana pengaliran (m/det).
Kecepatan aliran dalam saluran pada umumnya dibatasi untuk mencegah terjadinya erosi dan endapan sedimen pada aliran lambat, Nilai besar dan Kecilnya kecepatan aliran ini umunya digunakan adalah kecepatan maksimum sesuai jenis material struktur saluran. 2. KAPASITAS ALUR SALURAN Kapasitas alur saluran adalah merupakan kemanpuan penampang menampung air saat pengaliran berlangsung secara terus menerus.nilai besar kapasitas alur ini tergantung dari jenis aliran. Tujuan perhitungan kapasitas alur adalah untuk mengetahui apakah hasil dimensi penampang cukup untuk menampung limpasan apabila terjadi penampang rencana saluran tidak mapu menerima limpasan,maka diperlukan penampang estimasi yang lebih besar. Untuk mengontrol kapasitas penampang hasil estimasi diperlukan perumusan tentang debit pengaliran pada alur (Debit Kapasitas Alur harus lebih
besar atau sama dengan debit limpasan). Metode-metode yang biasa digunakan antara lain: a. Metode Chezy Metode ini digunakan apabila jenis aliran stesdy dan seragam. Q=F.c R. i Dimana; Q F : Debit aliran pada alur (m 3 /det) : Luas penampang basah saluran hasil estimasi (m 2 ). C= W f : Berat air dalam satu satuan panjang saluran. W : Berat air dalam satu satuan panjang saluran. F : Faktor kekasaran permukaan. R : F/O : jari-jari hidrolis saluran. (m) O : Keliling basah penampang.
I : Kemiringan dasr saluran. b. Metode Manning. Metode ini digunakan apabila jenis aliran unsteady dan seragam. Q=F. 1 n.r2/3.i 1/2 Dimana; Q : Debit aliran pada alur (m 3 /det) F : Luas penampang basah saluran hasil estimasi (m 2 ). n : Koefisien/Konstanta Manning. R= F/O : Jari-jari hidrolis saluran.(m) O : Keliling basah penampang. i : Kemiringan dasar saluran Nilai koefisien chezy terhadap koefisien,c= 1 n.r1/6
c. Metode Strickler. Umumnya metode ini digunakan pada saluran pembawa Dan pembuang seperti pada saluran irigasi dengan anggapan aliran yang terjadi adalah aliran tetap. Q=F.k.R 2/3.i 1/2 Dimana; Q : Debit aliran pada alur (m 3 /det) F : Luas penampang basah saluran hasil estimasi (m 2 ). K : Koefisien/kostanta strickler. R= F/O : Jari-jari hidrolis saluran.(m) O : Keliling basah penampang. i : Kemiringan dasar saluran. d. Metode Ganguillet dan Kutter. Q=F.c. R. i Dimana; Q : Debit aliran pada alur (m 3 /det)
F : Luas penampang basah saluran hasil estimasi (m 2 ). C : 23+ 0,00155 + 1 i m 1+{23+ 0,00155 } m i R m : Koefisien/konstanta Kutter. R : F/O : jari-jari hidrolis saluran. (m) O : Keliling basah penampang. i : Kemiringan dasr saluran. 3. KEDALAMAN NORMAL (NORMAL DEPTH). Masalah yangsering muncul dalam pendimensian saluran berapa besar debit yang akan dipikul oleh saluran, yang telah dihitung secara hidrolis.umumnya dalam perhitungan yang ditentukan lebih awal adalah lebar saluaran berdasarkan jenis danperhitungan yang ditentukan lebih
awal adalah lebar saluran berdasarkan jenis dan fungsinya. Misalnya dengan menggunakan metode manning Q =F. 1 n R2/3.i 1/2 = F. 1 n. (f 0 ). 2/3.i 1/2 =F. 5/31 n.o-2/3.i 1/2 Persamaan iterasinya: F(h)=F. 5/31 n.o-2/3.i 1/2 -Q Untuk saluran berbentuk trapezium: F(h)=(b.h+m.h 2 ) 5/3. 1 n.[b + 2h( 1 + m)]-2/3.i 1/2 -Q Kedalaman normal (h) sebaiknya dicari dengan persamaan iterasi bernilai nol. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal digunakan cara successive trial dengan jalan iterasi. 4.KEDALAMAN KRITIS (CRITCAL DEPTH).
Kondisi aliran kritis dinyatakan dengan besaran bilangan Froude. Selain itu didefinisikan sebagai aliran dimana besarnya energy spesifik adalah minimum,untuk sejumlah debit yang mengalir. 5.KEMIRINGAN TALUD Kemiringan talud adalah kemiringan dinding saluran dalam arah lateral,diperhitungkan sebagai perbandingan antara bidang horizontal dengan bidang vertikal.besarnya kemiringan talud disesuaikan dengan ruang tersedia dan kestabilan tanah. 6.TINGGI JAGAAN (FREE BOARD) Fungsi jagaan digunakan untuk menjaga kemungkinan adanya factor-faktor penambahan debit secara tiba-tiba. Dalam penentuan tinggi jagaan digunakan besaran debit dan jenis konstruksi saluran serta penyusuaian kondisi elevasi permukaan. 7.TIKUNGAN SALURAN (RADIUS OF CURVATURAL)
Kehilangan energy pada pembelokan saluran dapat diabaikan apabila jari-jari tikungan mempunyai besaran. Jari-jari lengkung minimum daiambil dari dasar as saluran dengan nilai pendekatan sebagai berikut : a.untuk jari-jari lengkung tikungan saluran tanah. b.untuk jari-jari lengkung tikungan saluran pasangan dan beton. 8.TANGGUL INSPEKSI Apabila rencana saluran berada pada lokasi yang terlau rendah maka akan dibutuhkan tanggul penahan aliran agar tidak terjadi luapan.tanggul ini biasanya terbuat dari timbunan tanah atau pasangan batu sesuai kondisi lahan.umumnya lebar tanggul dibatasi dengan ketersediaan lahan. 9.BENTUK SALUARAN Typikal saluran yang digunakan untuk perencanaan saluran drainase umumnya terdiri dari beberapa bentuk sesuai kondisi tanah dan luas lahan. Bentuk-bentuk saluran tersebut adalah :
a.untuk saluran terbuka berbentuk empat persegi (sisi tegak) dan trapezium. b.untuk saluran tertutup berbentuk empat persegi dan seleneris. w h 1 Z B B SALURAN TANPA PASANGAN