Tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (Subaverage),

dokumen-dokumen yang mirip
BIMBINGA G N N P ADA S ISWA W DENGAN HAMBATA T N

BAB VI PENUTUP. dirumuskan kesimpulan seperti di bawah ini. 1. Kondisi anak tunagrahita di SDLB-C PGRI Among Putra Ngunut,

21 Februari Ibid 6 Peristilahan dan Batasan-Batasan Tunagrahita

PERISTILAHAN DAN BATASAN TUNAGRAHITA PERISTLAHAHAN ; *TUNAGRAHITA MERUPAKAN KATA LAIN DARI RETARDASI MENTAL(MENTAL RETARDATION) *TUNA BERARTI MERUGI.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar,

BAB V PENUTUP. Pelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Tunagrahita di SDLB Negeri. Batang maka dapat di simpulkan sebagai berikut :

BAB V PEMBAHASAN. A. Pendekatan Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada

TUNAGRAHITA. M. Umar Djani Martasuta

Memuliakan Anak Berkebutuhan Khusus MelaluiPendidikan Jasmani Adaptif (Arif Rohman Hakim. M.Pd)

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 Sumber Data Literatur Buku 1. "Mengasuh & Mensukseskan Anak Berkebutuhan Khusus" oleh Geonifam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Tubuh manusia mengalami berbagai perubahan dari waktu kewaktu

IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN STRATEGI PEMBELAJARANNYA. Oleh Mardhiyah, Siti Dawiyah, dan Jasminto 1

BAB IV ANALISIS DATA METODE PEMBELAJARAN INDIVIDUAL, PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, ANAK TUNA GRAHITA

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak merupakan masa depan bangsa dan aset negara yang perlu mendapat

PENINGKATAN MINAT BELAJAR KETRAMPILAN MELALUI PEMBELAJARAN ATBM BAGI ANAK TUNA GRAHITA RINGAN KELAS IX SEMESTER GANJIL SMPLB KOTA PEKALONGAN TAHUN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara.

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar

II. TINJAUAN PUSTAKA. fungsionalisme struktural. Istilah Struktural Fungsional dalam teorinya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Bahasa digunakan manusia sebagai sarana komunikasi di dalam

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN PERKEMBANGAN DAN PROSES PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

PENGARUH AKTIVITAS AKUATIK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS ATAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rasa percaya diri dalam sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

RAGAM PENGHARGAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V JURUSAN TUNAGRAHITA SDLB BANDA ACEH Oleh: Nurlaili, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsi motorik, afektif maupun kognitifnya. Orang-orang yang fungsi. kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi anak- anak yang

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu tempat

I. PENDAHULUAN. selalu berhubungan dengan tema tema kemanusiaan, artinya pendidikan

KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA RETARDASI MENTAL KELAS II SD MUHAMMADIYAH 2 KOTA MAGELANG TAHUN AJARAN 2016/2017 TUGAS AKHIR SKRIPSI

BAB III MORALITAS ANGGOTA PALUBI (PAGUYUBAN LUAR BIASA) DI KABUPATEN JEPARA. I. Gambaran Umum PALUBI (Paguyuban Luar Biasa)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dariyo (2011), keluarga adalah unit sosial terkecil yang terdiri dari

MENGENAL ANAK TUNAGRAHITA. anak yang biasa-biasa saja, bahkan ada anak yang cepat. Yang menjadi persoalan dalam

KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU & ANTISIPASI PENDIDIKAN

Sindroma Down Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog*

PENDIDIKAN KHUSUS & PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya mendapatkan perlakuan yang sama seperti siswa normal. Siswa SLB

Karakteristik dan Pendidikan Anak Tunagrahita

PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori atau Konsep 1. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa yang berbeda

TUGAS AKHIR SKRIPSI. Oleh: Hanifah NIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. individu terhadap keadaan-keadaan dan peristiwa-peristiwa ( stressor)

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita merupakan anak yang mengalami gangguan dalam. kecerdasan yang rendah. Gangguan perkembangan tersebut akan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Feresi Daeli ( )

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab II peneliti akan menjelaskan terkait dengan hakikat tunagrahita,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN RETARDASI MENTAL

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak-anak). Terdapat perkembangan mental yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kebermaknaan Hidup

BAB I. sosialnya sehingga mereka dapat hidup dalam lingkungan sekitarnya. Melalui

Bagaimana? Apa? Mengapa?

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam Taylor 2009). Menurut Croker, Kowalski, dan Graham dalam

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan anak yang sehat secara fisik dan mental. Pada kenyataannya tidak

Kata kunci: Intelegensi *Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI

2015 PERSEPSI SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP KEMAMPUAN TUNAGRAHITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

: Metode-metode Pembelajaran Bahasa Lisan pada Anak Tunagrahita Ringan di Sekolah Luar Biasa

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perkembangan pada mental intelektual (mental retardasi) sejak bayi atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENDIDIKAN KHUSUS LANDASAN YURIDIS

BAB I PENDAHULUAN. bahwa anak bukan hanya tanggung jawab orang tua, tetapi masyarakat bahkan juga

PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF ANAK TUNAGRAHITA DI SD NEGERI BANGUNREJO 2 KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI

PENGEMBANGAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. khusus karena anak tersebut menandakan adanya kelainan khusus. Mereka

PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS. DRS. MUHDAR MAHMUD.M.Pd

I. Terminologi dan Batasan Hambatan Intelektual dari Berbagai Pandangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Proses perkembangan ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaan kepada orang lain. 1. lama semakin jelas hingga ia mampu menirukan bunyi-bunyi bahasa yang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

SKRIPSI. Oleh BUDIYONO NIM. X

Pengaruh Motorik Kasar Anak Tunagrahita Terhadap Motorik Halus (Arif Rohman Hakim, S. Or, M. Pd) PENGARUH MOTORIK KASAR ANAK TUNAGRAHITA

Pengaruh Metode Pendekatan Bermain terhadap Partisipasi Belajar Pendidikan Jasmani pada Siswa Adaptif Tuna Grahita Ringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dr. Soeroyo Machfudz, Sp.A(K), MPH Sub.bag Tumbuh Kembang/Ped. Sosial INSKA RS. Hermina / Bag. IKA FK-UII Yogyakarta

Dian Kusuma Ayu ML. NIM : K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasannya jauh dibawah rata rata yang ditandai oleh keterbatasan intelejensi

Pengaruh Motorik Kasar Anak Tunagrahita Terhadap Motorik Halus (Arif Rohman Hakim, S. Or, M. Pd)

BAB I PENDAHULUAN. taraf kelainannya. American Association On Mental Deliciency (AAMD) dalam

PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SDN SEMPU ANDONG BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam tersebut semakin lama akan mendemineralisasi enamel gigi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita kategori ringan membutuhkan pendidikan sebagaimana anak

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang kesehatan adalah upaya yang. dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk

: UTARI RAHADIAN SETIYOWATI K

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan penelitian dan pengembangan serta akan diuraikan juga mengenai

Unit 3 KLASIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. Suparno. Pendahuluan

Pokok Bahasan 9 INTELIGENSI. Psikologi Umum By Hiryanto, M.si.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak didiknya. Aktivitas kegiatan seorang

BAB I PENDAHULUAN. ancaman global untuk kesehatan dan perkembangan di seluruh dunia, karena

STATUS GIZI ANAK TUNAGRAHITA BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH DI SLB TUNAS BHAKTI PLERET SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang sudah berkembang ini seseorang yang mengamati

Transkripsi:

TUNA GRAHITA

Tunagrahita Tunagrahita merupakan kata lain dari Retardasi Mental (mental retardation). Tuna = Merugi. Grahita = Pikiran. Retardasi Mental (Mental Retardation/Mentally Retarded) = terbelakang mental.

Definisi tunagrahita Tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (Subaverage), yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes; yang muncul sebelum usia 16 tahun; yang menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif. (American Asociation on Mental Deficiency/AAMD dalam B3PTKSM, (p. 20),

Definisi tunagrahita Fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan tes inteligensi baku, memiliki kekurangan dalam perilaku adaptif yang terjadi pada masa perkembangan, yaitu anatara masa konsepsi hingga usia 18 tahun. (Japan League for Mentally Retarded (1992: p.22) dalam B3PTKSM (p. 20-22)

Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan.

Istilah lain tunagrahita 1. Lemah fikiran ( feeble-minded) 2. Terbelakang mental (Mentally Retarded); 3. Bodoh atau dungu (Idiot); 4. Pandir (Imbecile); 5. Tolol (moron); 6. Oligofrenia (Oligophrenia); 7. Mampu Didik (Educable); 8. Mampu Latih (Trainable); 9. Ketergantungan penuh (Totally Dependent) atau Butuh Rawat; 10. Mental Subnormal; 11. Defisit Mental 12. Defisit Kognitif; 13. Cacat Mental; 14. Defisiensi Mental; 15. Gangguan Intelektual

3 Faktor seorang dikatakan tunagrahita : 1. Keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum atau di bawah rata-rata, 2. Ketidakmampuan dalam perilaku adaptif, dan 3. Terjadi selama perkembangan sampai usia 18 tahun.

Klasifikasi IQ Tingkat kecerdasan secara umum biasanya diukur melalui tes Inteligensi yang hasilnya disebut dengan IQ (intelligence quotient). Klasifikasi IQ Tuna grahita ringan 70 55 Tuna grahita sedang 55 40 Tuna grahita berat 40 25 Tuna grahita berat sekali < 25

Klasifikasi para ahli indonesia Klasifikasi IQ Tuna grahita ringan 50 70 Tuna grahita sedang 30 50 Tuna grahita berat dan sangat berat < 30

Tuna Grahita Ringan Anak yang tergolong dalam tunagrahita ringan memiliki banyak kelebihan dan kemampuan. Mereka mampu dididik dan dilatih. Misalnya, membaca, menulis, berhitung, menjahit, memasak, bahkan berjualan. Tunagrahita ringan lebih mudah diajak berkomunikasi. Selain itu kondisi fisik mereka tidak begitu mencolok. Mereka mampu berlindung dari bahaya apapun. Karena itu anak tunagrahita ringan tidak memerlukan pengawasan ekstra.

Tuna Grahita Sedang Anak tunagrahita sedang mampu diajak berkomunikasi. Namun, kelemahannya mereka tidak begitu mahir dalam menulis, membaca, dan berhitung. Tetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat rumahnya akan dengan jelas dijawab. Mereka dapat bekerja di lapangan namun dengan sedikit pengawasan. Begitu pula dengan perlindungan diri dari bahaya. Sedikit perhatian dan pengawasan dibutuhkan untuk perkembangan mental dan sosial anak tunagrahita sedang.

Tuna Grahita Berat Anak tunagrahita berat disebut juga idiot. karena dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan pengawasan, perhatian, bahkan pelayanan yang maksimal. Mereka tidak dapat mengurus dirinya sendiri apalagi berlindung dair bahaya. Asumsi anak tunagrahita sama dengan anak Idiot tepat digunakan jika anak tunagrahita yang dimaksud tergolong dalam tungrahita berat

Kebutuhan Pembelajaran Anak tunagrahita Dalam belajar keterampilan membaca, keterampilan motorik, keterampilan lainnya adalah sama seperti anak normal pada umumnya. Perbedaan Tunagrahita dalam mempelajari keterampilan terletak pada karakteristik belajarnya

Klasifikasi anak tunagrahita berdasarka medis : Down Syndrom Kretin Hydrocephalus Microcephalus, macrocephalus, brachicephalus dan schaphocephalus Cerebral Palsy

Down syndrom Dahulu disebut Mongoloid, pada tipe ini terlihat raut mukanya menyerupai orang Mongol dengan ciri: mata sipit dan miring, lidal tebal dan terbelah-belah serta biasanya suka menjulur keluar; telinga kecil, tangan kering; semakin dewasa kulitnya semakin kasar, pipi bulat; bibir tebal dan besar; tangan bulat dan lemah; hidung kecil, tulang tengkorak dari muka hingga belakang tanpak pendek.

Kretin pada tipe kretin nampak seperti orang cebol dengan ciri: badan pendek, kaki tangan pendek, kulit kering tebal dan keriput; rambut kering, kuku pendek dan tebal.

Hydrocephalus, gejala yang nampak adalah semakin membesarnya Cranium yang disebabkan oleh semakin bertambahnya atau bertimbunnya cairan cerebrospinal pada kepala. Cairan memberikan tekanan pada otak besar yang menyebabkan kemunduran fungsi otak

Microcephalus, macrocephalus, brachicephalus dan schaphocephalus. Ke empat istilah ini menunjukan kelainan bentuk serta ukuran kepala, yaitu: 1). Microcephalus: bentuk ukuran kepala kecil 2). Macrocephalus: bentuk ukuran kepala lebih besar dari normal 3). Brachicephalus: bentuk kepala melebar. 4). Schaphocephalus: memiliki ukuran kepala yang panjang, sehingga menyerupai menara

Cerebral Palsy kelompok kelumpuan otak, kelumpuan pada otak mengganggu fungsi kecerdasan, disamping kemungkinan mengganggu pusat koordinasi gerak, sehingga kelainan cerebral palsy terdiri tunagrahita dan gangguan koordinasi gerak menjadi kajian bidang penanganan tunadaksa, sedangkan gangguan kecerdasan menjadi kajian bidang penanganan tunagrahita.

Perbedaan Karakteristik belajar anak tunagrahita : a. Tingkat kemahirannya dalam keterampilan tersebut. b. Generalisasi dan tranfer keterampilan yang baru diperoleh. c. Perhatiannya terhadap tugas yang di embannya.