MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X MA MUHAMMADIYAH 2 AL FURQAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Santi Helmi et al., Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA (Fisika)...

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS


Lisda Karmila, Zainuddin, dan Syubhan An nur Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSEDURAL SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 31 BANJARMASIN MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN IPA FISIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG

JURNAL. Oleh. Naelal Ngiza NIM

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

Aidha Yuliandary, Zainuddin, dan Mustika Wati Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

Ramona Safitri, M. Arifuddin Jamal, dan Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

Kata Kunci: Hasil Belajar, Keterampilan Proses,, Media Lingkungan,, Metode Eksperimen, Pembelajaran IPA. Abstract

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DI KELAS VII.B SMP NEGERI 10 KOTA BENGKULU

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII-A MTS AL HAMID BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

STUDENT ACADEMIC SKILLS THROUGH PROJECT BASED LEARNING IN CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL BABUSSALAM

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 3 Oktober 2017

ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMPULKAN PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN INKUIRI TERBIMBING

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, 2) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau

Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane Medriati

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 1 SIKAYU TAHUN 2015/2016

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Siti Nurhayati, Tri Saptuti 2, Moh. Salimi 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret. Jl. Kepodang 67 A Panjer Kebumen

ARTIKEL ILMIAH. Oleh Lamtaruli Purba RSA1C113025

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FISIKA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA PADA PERKULIAHAN EKSPERIMEN FISIKA I MELALUI PENERAPAN MODEL INQUIRY DISCOVERY LEARNING

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.2, Oktober 2014, hlm

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol.1, No.1, 2017,

PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA KONSEP TEKANAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VIIIA SMP N 3 SLEMAN

ABSTRACT. Keywords: Achievement, Learning Cycle, Process Skills PENDAHULUAN

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMPN 3 PARINGIN PADA MATERI POKOK CAHAYA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY

Nurul Umamah, Marjono dan Erly Nurul Hidayah

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

: RANI PURWATI K

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

Pendahuluan. Wardani et all, Pendekatan Kontekstual...

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 1.1, hlm

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI STRATEGI QUESTION STUDENTS HAVE DI KELAS IV SDN 03 DURIAN TINGGI KABUPATEN 50 KOTA

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Pendahuluan. Abstrak. Abstract. Azizah et al., Peningkatan Motivasi dan Hasil...

BAB I PENDAHULUAN. IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu sikap, proses, produk,

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK MAHKLUK HIDUP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

Transkripsi:

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY Berlinda Agustina AS, Muhammad Arifuddin Jamal, Sarah Miriam Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin berlin.agustian@gmail.com Abstrak: Keterampilan proses sains siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Marabahan masih tergolong rendah, hal ini diduga model pembelajaran yang diterapkan di sekolah belum mampu meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Penelitian ini bertujuan meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Marabahan melalui pembelajaran guided inquiry. Tujuan khusus penelitian adalah mengetahui keterlaksanaan RPP, keterampilan proses sains, dan hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan guided inquiry. Jenis penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas. Teknik pengambilan data melalui observasi, tes hasil belajar, dan dokumentasi. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Temuan penelitian yaitu: (1) keterlaksanaan RPP pada siklus I sebesar 3,71; siklus II sebesar 3,75; siklus III sebesar 3,87 dengan kategori sangat baik, (2) keterampilan proses sains siswa berkategori sangat baik, (3) hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 79,17%; siklus II sebesar 91,67%; siklus III sebesar 100%. Berdasarkan temuan diperoleh simpulan bahwa model pembelajaran guided inquiry dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Marabahan. Kata kunci: keterampilan proses sains, hasil belajar, guided inquiry. Abstract: The science process skill of class X-science of Marabahan Senior High School is still relatively low, it is suspected that school applied learning model not able to improve the science process skill. The purpose of this research is improve the science process skill of class X-science of Marabahan Senior High School utilize guided inquiry. The specific purpose is record feasibility the learning plans, science process skill, and student s learning outcomes. Type of research is classroom action research. Collecting data through observation, learning outcomes test, and documentation. The results were analyzed by descriptive qualitative and quantitative. The findings of the research are: (1) feasibility of learning plans in the first cycle is 3,71; in the second cycle is 3,75; in the third cycle is 3,87 with a very good category, (2) science process skill is categorized very good, (3) student s learning outcomes in the first cycle is 79,17%; in the second cycle is 91,67%; in the third cycle is 100%. Based on the findings obtained the conclusion that guided inquiry can improve the science process skill of class X-science of Marabahan Senior High School. Keywords: science process skill, student s learning outcomes, guided inquiry. PENDAHULUAN Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang diterapkan dalam kurikulum 2013, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. 111

Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta (Permendikbud No. 54, 2013). Proses pembelajaran yang dilakukan seharusnya dilengkapi dengan kegiatan mengamati (observasi), menalar deduktif (merumuskan hipotesis dan mengidentifikasi variabel), mencoba (melakukan eksperimen), menalar induktif (menganalisis data dan menarik kesimpulan, dan menyaji (melaporkan hasil percobaan) yang dapat dirangkum dalam keterampilan proses sains. Kenyataan yang ada di beberapa sekolah menengah atas tampaknya bukanlah demikian. Proses pembelajaran Fisika masih berpusat pada guru. Siswa hanya menerima materi yang diajarkan secara pasif. Siswa tidak dilatihkan keterampilan proses sains secara lengkap. Langkah yang perlu dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan melatihkan keterampilan proses sains secara lengkap dan intensif kepada siswa. Sedangkan model pembelajaran yang diduga tepat untuk melatihkan keterampilan proses sains adalah guided inquiry. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana cara meningkatkan keterampilan proses sains siswa X IPA 1 SMA Negeri 1 Marabahan menggunakan model pembelajaran guided inquiry? Adapun tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Marabahan menggunakan model pembelajaran guided inquiry. Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Mengetahui keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada model pembelajaran guided inquiry. (2) Mengetahui keterampilan proses sains siswa selama mengikuti pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran guided inquiry. (3) Mengetahui hasil belajar siswa melalui model pembelajaran guided inquiry. KAJIAN PUSTAKA Sutarno (2009) menyatakan keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan ilmuan dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Sedangkan menurut Mundilarto (Somantri, 2005), keterampilan proses sains meliputi mengamati, mengklasifikasikan, berkomunikasi, mengukur, memprediksi, dan membuat inferensi. Menurut Semiawan (1992) kemampuan atau keterampilan proses sains adalah kemampuan atau keterampilan mengamati termasuk menghitung, mengukur dan mengklasifikasi, membuat hipotesis, merencanakan penelitian, mengendalikan variabel, menafsirkan data, membuat hipotesis, merencanakan penelitian, mengendalikan variabel, menafsirkan data, menyusun kesimpulan, memprediksi, mengaplikasikan, dan mengkomunikasikan. 112

Sani (2014) menyatakan inquiry (inkuiri) sebagai investigasi tentang ide, pertanyaan, atau permasalahan. Investigasi yang dilakukan berupa kegiatan laboratorium atau aktivitas lainnya yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi. Model pembelajaran inquiry (inkuiri) mampu mendorong peserta didik untuk menjadi insan yang cerdas, kritis, dan berwawasan luas. Sadia (2014) menyatakan peran guru dalam model guided inquiry (inkuiri terbimbing) cukup dominan, guru membimbing siswa melakukan kegiatan penyelidikan dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal dan mengerahkan siswa pada suatu diskusi. Proses inquiry (inkuiri) dilakukan melalui tuntutan lembar kerja siswa (LKS) yang agak rinci, di mana setiap tahapan ada petunjuk atau pedoman yang dirancang oleh guru. Hasil penelitian Marisyah dkk (2016) model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa Model pembelajaran guided inquiry digunakan untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Marabahan pada materi Fluida Statis. Materi ajar Fluida Statis adalah materi ajar yang banyak mengandung konsep, prinsip, dan hukum Fisika. Selain itu, materi ini banyak mengandung hubungan sebab-akibat antara dua variabel Fisika sehingga sangat cocok untuk diadakan penyelidikan terkait hubungan sebab-akibat antara dua variabel tersebut melalui percobaan atau eksperimen. Oleh karena itu, materi ajar Fluida Statis tidak dapat diajarkan hanya dengan metode ceramah saja. Tetapi materi ajar tersebut harus diajarkan menggunakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk terlibat secara aktif dalam penyelidikan yang bersifat ilmiah. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Marabahan tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 24 siswa terdiri dari 17 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki yang berusia ± 15 tahun. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Marabahan yang beralamat di Jalan AES Nasution nomor 66, Marabahan, Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2016. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi keterlaksanaan RPP, lembar observasi keterampilan proses sains, dan lembar penilaian hasil belajar. Perangkat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar Tes Hasil Belajar (THB), dan Materi Ajar. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 113

observasi dan tes hasil belajar. Data yang diperoleh dalam penelitian kemudian dianalisis sebagai berikut. (1) Analisis keterlaksanaan RPP. Tingkat keterlaksanaan langkah-langkah dalam RPP diamati oleh 2 orang pengamat menggunakan lembar observasi keterlaksanaan RPP. Keterlaksanaan masing-masing diberi skor 0-4. Skor yang diperoleh kemudian dikategorikan ke dalam kriteria sangat kurang, kurang, cukup baik, baik, dan sangat baik. (2) Analisis keterampilan proses sains. Nilai keterampilan proses yang dicapai oleh siswa diperoleh melalui lembar kerja siswa (LKS) dan lembar observasi keterampilan proses sains. Setelah diperoleh skor nilai, kemudian dapat diinterpretasikan dengan kriteria sangat kurang, kurang, baik, dan sangat baik. (3) Analisis hasil belajar. Ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa terbagi menjadi ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal. Standar ketuntasan hasil belajar berdasarkan standar ketuntasan yang ditetapkan oleh SMA Negeri 1 Marabahan. Ketuntasan individu tercapai jika siswa memperoleh nilai atau skor total 75. Ketuntasan klasikal tercapai jika 75% dari seluruh siswa memperoleh nilai 75. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang diperoleh melalui pengamatan pada setiap siklus berdasarkan keterlaksanaan RPP, keterampilan proses sains (KPS) siswa, dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran dibahas sebagai berikut. Hasil yang diperoleh dari keterlaksanaan RPP pada siklus I, II, dan III disajikan dalam Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Keterlaksanaan RPP pada siklus I, II, dan III No Siklus Skor Kategori 1 I 3,71 Sangat baik 2 II 3,75 Sangat baik 3 III 3,87 Sangat baik Keterampilan proses sains siswa yang dinilai dalam penelitian ini meliputi merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, melakukan percobaan untuk memperoleh data, menganalisis data, menyimpulkan hasil percobaan, dan berkomunikasi.keterampilan proses sains siswa selama mengikuti pembelajaran dari siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Keterampilan proses sains siswa pada siklus I 114

No Kelompok Skor Kategori 1 1 87,5 Sangat baik 2 2 92,5 Sangat baik 3 3 80 Baik 4 4 95 Sangat baik Tabel 3. Keterampilan proses sains siswa pada siklus II No Kelompok Skor Kategori 1 1 70 Baik 2 2 92,5 Sangat baik 3 3 92,5 Sangat baik 4 4 92,5 Sangat baik Tabel 4. Keterampilan proses sains siswa pada siklus III No Kelompok Skor Kategori 1 1 100 Sangat baik 2 2 100 Sangat baik 3 3 92,5 Sangat baik 4 4 92,5 Sangat baik Tabel 5. Keterampilan proses sains siswa secara klasikal No Siklus Skor Kategori 1 I 88,75 Sangat baik 2 II 86,88 Sangat baik 3 III 96,25 Sangat baik Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Marabahan pada siklus I, II, dan III disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Hasil belajar siswa siklus I, II, dan III No. Siklus Persentase (%) Kategori 1 I 79,17 Tuntas 2 II 91,67 Tuntas 3 III 100 Tuntas Keterlaksanaan RPP pada tahap pendahuluan terkategorikan sangat baik, hal ini disebabkan semua fase terlaksana dengan baik. Kemampuan guru dalam mengelola model pembelajaran guided inquiry pada tahap pendahuluan sudah terbilang sangat baik. Guru sudah mampu mengorientasikan siswa pada masalah penyelidikan yang akan mereka 115

lakukan. Keterlaksanaan RPP pada tahap inti sudah berkategori sangat baik. Hal ini disebabkan semua fase sudah terlaksana dengan baik. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran guided inquiry pada tahap inti sudah terbilang sangat baik. Guru dapat memberikan bimbingan secara penuh kepada siswa saat melakukan kegiatan-kegiatan inquiry (inkuiri). Guru dapat memberikan perhatian lebih kepada siswa yang mendapatkan kesulitan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan inquiry (inkuiri). Guru dapat mendorong siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep dan hukum-hukum Fisika yang mereka pelajari, bukan hanya menghapalkan konsep-konsep dan hukum-hukum tersebut dari bukubuku pelajaran. Guru juga dapat memberikan abstraksi teori dan penjelasan mengenai penerapan-penerapan konsep dan hukum Fisika dalam kehidupan sehari-hari dengan baik.keterlaksanaan RPP pada tahap penutup terkategori sangat baik. Semua fase dalam tahap penutup terlaksana dengan sangat baik. Hal ini disebabkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran guided inquiry pada tahap penutup sudah terbilang sangat baik. Guru dapat membimbing siswa sehingga siswa mampu menjawab masalah yang diajukan di awal pembelajaran, menyimpulkan pembelajaran sesuai tujuan, dan guru juga mampu menanamkan nilai-nilai karakter/ agama sesuai topik. Keterampilan proses sains siswa pada siklus I secara umum sudah terkategori sangat baik. Secara umum siswa sudah mampu merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, melakukan percobaan untuk memperoleh data, menganalisis data, dan menyimpulkan hasil percobaan. Namun keterampilan mengkomunikasikan atau melaporkan hasil percobaan di depan kelas masih perlu ditingkatkan. Hal ini dikarenakan siswa belum mampu menyajikan data-data dalam bentuk grafik/ diagram sehingga hubungan antara satu data dengan data yang lain tidak tergambar dengan jelas saat mereka mempresentasikannya di depan kelas. Selain itu, laporan yang disampaikan siswa di depan kelas belum sistematis, sehingga siswa lain yang mendengarkan kesulitan memahami laporan yang disampaikan temannya tersebut. Keterampilan proses sains siswa pada siklus II secara umum sudah terkategori sangat baik. Namun keterampilan merumuskan hipotesis kelompok 1 menurun dibandingkan siklus I disebabkan hipotesis yang dibuat tidak masuk akal dan kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan hipotesis, namun secara keseluruhan keterampilan proses sains kelompok 1 masih terkategori baik. Keterampilan proses sains kelompok 3 meningkat dibandingkan siklus I dikarenakan kemampuan siswa dalam menganalisis data, menyimpulkan hasil percobaan, dan mengkomunikasikan atau melaporkan hasil percobaan di depan kelas sudah mengalami peningkatan. Siswa juga sudah mampu mengidentifikasi 116

variabel, melakukan percobaan untuk memperoleh data, menganalisis data, dan menyimpulkan hasil percobaan dengan sangat baik. Keterampilan proses sains siswa pada siklus III secara umum sudah terkategori sangat baik. Siswa sudah mampu merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, melakukan percobaan untuk memperoleh data, menganalisis data, menyimpulkan hasil percobaan, dan mengkomunikasikan hasil percobaan yang telah mereka lakukan. Keterampilan mengkomunikasikan atau melaporkan hasil percobaan di depan kelas meningkat dibandingkan siklus II. Hal ini dikarenakan siswa sudah mampu menyampaikan laporan dengan lebih sistematis, sehingga siswa lain yang mendengar dapat memahami informasi yang disampaikan dengan lebih baik. Siswa juga sudah mampu menggunakan diagram/ grafik dalam menggambarkan data-data dan hubungan antar data-data tersebut. Keterampilan proses sains siswa pada siklus I, II, dan III secara umum terkategori sangat baik. Meningkatnya keterampilan proses sains siswa dikarenakan guru menerapkan model pembelajaran guided inquiry yang menekankan pada keterampilan proses sains siswa. Dengan model pembelajaran guided inquiry, keterampilan proses sains siswa terlatih dengan efektif dan optimal. Setiap siklus menuntut siswa untuk mengerahkan keterampilan proses sains mereka untuk memecahkan masalah penelitian yang diajukan. Dengan demikian, siswa terus terdorong untuk melakukan keterampilan proses sains sehingga keterampilan mereka terus meningkat. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 79,17%. Secara klasikal, hasil belajar siswa sudah mencapai ketuntasan. Namun masih ada lima siswa yang belum mencapai ketuntasan individual dikarenakan tidak dapat menyebutkan definisi tekanan hidrostatis, belum memahami konsep dan penerapan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga diperlukan perbaikan untuk siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 91,67%. Secara klasikal, hasil belajar siswa sudah mencapai ketuntasan. Secara individual, ada dua orang siswa yang belum mencapai ketuntasan, dikarenakan siswa belum mampu menyelesaikan soal analisis dan salah satu siswa sedang dalam kondisi sakit sehingga konsentrasinya dalam mengerjakan soal terganggu. Hasil belajar pada siklus II sudah mengalami peningkatan dibandingkan hasil belajar pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus III sebesar 100%. Secara klasikal, hasil belajar siswa sudah mencapai ketuntasan. Secara individual, tidak ada siswa yang belum mencapai ketuntasan, dikarenakan kemampuan siswa dalam memahami konsep, menerapkan konsep, 117

dan menganalisis sudah semakin baik. Hasil belajar pada siklus III adalah yang paling tinggi dibandingkan siklus I dan siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus I, II, dan III sudah memenuhi ketuntasan klasikal. Hasil belajar siswa juga terus meningkat setiap siklus. Meningkatnya hasil belajar siswa membuktikan bahwa model pembelajaran guided inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Setiawan dkk (2016) bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa SIMPULAN Simpulan hasil penelitian secara umum adalah keterampilan proses sains (KPS) siswa kelas X IPA 1 SMAN 1 Marabahan dapat ditingkatkan menggunakan model pembelajaran guided inquiry. Simpulan ini didukung oleh hasil penelitian sebagai berikut. (1) Keterlaksanaan RPP pembelajaran guided inquiry pada siklus I memperoleh skor sebesar 3,71; siklus II sebesar 3,75; siklus III sebesar 3,87 dengan kategori sangat baik. (2) Keterampilan proses sains (KPS) siswa selama proses pembelajaran meliputi merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, melakukan percobaan, menganalisis data, membuat kesimpulan hasil percobaan, dan mengkomunikasikan/ melaporkan hasil percobaan di depan kelas pada siklus I, II, dan III berkategori sangat baik. (3) Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran guided inquiry diperoleh pada siklus I sebesar 79,17% (tuntas), siklus II sebesar 91,67% (tuntas), siklus III sebesar 100% (tuntas). DAFTAR PUSTAKA Marisyah. Zainuddin & Sri Hartini (2016). Meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA fisika kelas VIII B SMPN 24 Banjarmasin melalui model inkuiri terbimbing. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika. 4(1): 69-83. Diakses 17 Mei 2016. Sadia, I Wayan. 2014. Model-model Pembelajaran Sains Konstruktivistik. Graha Ilmu: Yogyakarta. Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara. Semiawan, C. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses Sains. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. 118

Setiawant, Hendra. M.Arifuddin & Abdul Salam. 2016. Meningkatkan keterampilan proses sains fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Juai dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika. 4(1): 35-42. Diakses 17 Mei 2016. Somantri. 2005. Pengembangan Keterampilan Proses Sains bagi Mahasiswa Calon Guru Melalui Praktikum Biologi Pokok Bahasan Anatomi Tumbuhan. Banjarmasin: STIKIP PGRI Banjarmasin. Tidak dipublikasikan. Sutarno, N. 2009. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan SMA. 119