MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
|
|
- Liana Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Riska Asyari Putri, Mastuang, Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin ABSTRAK: Rendahnya keterampilan proses sains siswa di kelas X-3 SMA Negeri 10 Banjarmasin disebabkan proses pembelajaran hanya berpusat pada guru dan siswa tidak pernah melakukan kegiatan penyelidikan. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas X-3 SMA Negeri 10 Banjarmasin menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Jenis penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari 2 siklus, setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan/ pengamatan, dan refleksi. Data diperoleh melalui observasi dan tes. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Temuan penelitian dari siklus I ke siklus II yaitu: (1) Keterlaksanaan RPP secara keseluruhan pada siklus I dan siklus II memperoleh kriteria sangat baik; (2) Keterampilan proses sains siswa pada siklus I ke siklus II dengan kategori cukup terampil menjadi terampil; (3) Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 76,67% yang tuntas menjadi 93% yang tuntas pada siklus II sehingga dapat dinyatakan tuntas secara klasikal. Diperoleh simpulan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas X-3 SMA Negeri 10 Banjarmasin dengan cara guru menyampaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari untuk menarik perhatian siswa, memberikan tambahan waktu untuk membaca prosedur percobaan dan mengurangi bimbing untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa. Kata kunci: Keterampilan proses sains, inkuiri terbimbing IMPROVING STUDENTS SCIENCE PROCESS SKILL USING GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL ABSTRACT: The students s low science process skill at class X-3 SMA Negeri 10 Banjarmasin is caused by the learning process which is only centered on the teacher and the students never conduct the investigation activity. Therefore, the research was conducted to improve the science process skills of X-3 students of SMA Negeri 10 Banjarmasin by using guided inquiry learning model. This type of research uses classsroom actionresearch by Kemmis and Mc Taggart model which consist of 2 cycles, each cycle includes planning, implementation/observation and reflection. The data was obtained through observation and test. The data were analyzed descriptively qualitative and quantitative. The research findings from cycle I to cycle II are: (1) The overall implementation of RPP in cycle I and cycle II has increased respectively very good category (2) Students science process skill in cycle I to cycle II from skilled enough to be skilled category; (3) The Students learning results have increased from the first cycle of 76.67% pass to 93% pass in cycle II so that it can be defined pass classically. The conclusion is that the guided inquiry learning model can improve the science process skills of X-3 students of SMA Negeri 10 Banjarmasin in a way teacher convey problems in everyday life to attract students attention, provide additional time to read the investigation procedur and reduces guided to trained students science process skill. Keywords: science process skill, guided inquiry 169
2 PENDAHULUAN Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan kejadian dalam kehidupan sehari-hari dan alam sekitar yang diamati dan diukur sistematis sehingga fisika tidak penguasaan kumpulan pengetahuan yang berbentuk fakta, konsep, atau prinsip. Namun, Pembelajaran IPA suatu proses penemuan pengetahuan yang diperoleh melalui penyelidikan. Konsep-konsep dalam fisika merupakan hasil dari pengamatan dan penelitian terhadap fenomena alam semesta yang dipelajari melalui eksperimen di laboratorium, sehingga pembelajaran fisika kepada siswa di sekolah melalui kegiatan eksperimen di laboratorium penting untuk dilakukan. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah tercantum bahwa proses pembelajaran IPA diperoleh melalui metode ilmiah yang terwujud dengan serangkaian kerja ilmiah, nilai dan sikap ilmiah (Sadia, 2014). Siswa belum dapat menghubungkan yang telah dipelajari untuk memanfaatkan pengetahuan tersebut. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang ada dikelas masih bersifat teoritis sehingga siswa tidak menangkap makna yang diperoleh dalam pembelajaran untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada kondisi ini tugas guru untuk merancang pembelajaran yang dapat membekali siswa pengetahuan secara teoritis dan praktik serta siswa dapat memahami materi pembelajaran yang diajarkan. Keterlibatan dan peran aktif siswa dalam pembelajaran menekankan siswa untuk membangun pengetahuan dan guru merancang kegiatan pembelajaran untuk siswa mengaitkan pengetahuan awal dalam kehidupan sehari-hari. Untuk hal itu diharapkan bahwa guru memfasilitasi siswa membangun pengetahuan dengan cara mengajarkan informasi yang diberikan oleh guru menjadi bermakna dan relevan, memberikan kesempatan kepada siswa menemukan dan menetapkan ide-ide untuk belajar. Selanjutnya guru memberi arahan untuk membantu siswa mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Namun, siswa diupayakan melakukan arahan tersebut. Pembelajaran konvensional mengutamakan hafalan, pembelajaran yang dilakukan siswa sebagian besar digunakan mengerjakan tugas dan latihan, serta mendengarkan ceramah. Pembelajaran terjadi di ruang kelas dan siswa secara pasif menerima informasi dari guru. Pembelajaran berorientasi 170
3 pada guru. Guru memegang peranan dominan dan siswa tidak ditugaskan menemukan materi pembelajaran yang diajarkan. Pada pembelajaran siswa dijadikan sebagai penerima pasif dan hanya menghafal tanpa belajar untuk berpikir sehingga pengajaran tidak menanamkan konsep tetapi lebih mengarahkan pada hafalan dan mengingat fakta-fakta. Kondisi kelas X- 3 berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan ceramah menjadi pilihan metode pembelajaran. Hal ini berdampak pada hasil ujian semestesr ganjil 2016/2017 siswa kelas X-3 menunjukkan sebanyak 97,37% nilai siswa dibawah kriteria ketuntasan minimum ditetapkan 70. Nilai rata-rata ujian semester ganjil 2016/2017 siswa kelas X-3 diperoleh sebesar 51. Ketersediaan alat-alat praktikum yang ada di laboratorium SMA Negeri 10 Banjarmasin yang kurang memadai menjadi salah satu alasan guru tidak melakukan percobaan pada proses pembelajaran. Namun, masih ada alatalat yang dapat digunakan untuk melakukan percobaan untuk materi pembelajaran tertentu seperti suhu dan kalor. Hal ini berdampak pada keterampilan proses sains siswa bahwa berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di kelas X-3 SMA Negeri 10 Banjarmasin berupa tes kepada siswa diperoleh hasil menunjukkan keterampilan proses sains siswa bahwa sebanyak 93,5 % siswa tidak mampu merumuskan hipotesis, 100 % siswa tidak mampu mengidentifikasi variabel penyelidikan, 100% siswa tidak mampu menganalisis data, dan 100% siswa tidak mampu menarik kesimpulan dari 31 siswa. Dari penjabaran permasalahan yang ada dikelas X-3 bahwa ada faktor penyebab terjadinya penghambat ketercapian prestasi belajar siswa. Proses pembelajaran kelas X-3 direncanakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanana proses pembelajaran digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas menentukan perangkat pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai (Sanjaya, 2013). Berdasarkan permasalahan yang diuraikan maka diperlukan model pembelajaran yang memfasilitasi meningkatkan ketercapaian prestasi belajar siswa yang tidak hafalan. Solusi permasalahan direncanakan dan diterapkan model pembelajaran yang menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran sehingga prestasi belajar akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses pembelajaran fisika harus sesuai hakikat IPA diharapkan ada 171
4 pengalaman belajar langsung, siswa ditekankan melalui peran aktif dalam menemukan dan mengkonstruksi pengetahuannya. Piaget menyatakan bahwa pengetahuan tidak hasil pemberian guru tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan siswa (Sadia, 2014). Siswa diharapkan mengalami proses mencari kebenaran tentang pengetahuan tersebut. Sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Tangkas (2012) bahwa siswa dengan proses pembelajaran melalui suatu penyelidikan untuk memperoleh pengetahuan akan memiliki pemahaman konsep yang lebih tinggi di bandingkan siswa yang belajar melalui pembelajaran langsung yang disampaikan oleh guru. Anam (2016) mengungkapkan pengetahuan tidak hanya fakta, konsep atau prinsip yang telah ada untuk diingat. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan dalam memberi makna melalui pengalaman nyata. Sejalan dengan paham konstruktivisme yaitu supaya memperoleh pengamatan atau pengetahuan, siswa membangun pemahaman terhadap fenomena alam diamati dengan memanfaatkan pengalaman langsung dan struktus kognitif. Konstruktivisme diartikan pembelajaran yang mengharuskan siswa belajar dengan membangun pengetahuannya. Pada dasarnya dalam pembelajaran ini bahwa siswa secara aktif membangun pengetahuan, keterampilan, dan informasi yang diperoleh dalam proses membangun kerangka oleh siswa dari lingkungan di luar dirinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penerapan latihan-latihan soal kurang efektif menghasilkan siswa yang aktif, kreatif, dan inovatif. Siswa mengingat jangka pendek. Namun, siswa tidak dapat memecahkan persoalan dalam jangka panjang. Hal ini memerlukan perubahan model pembelajaran bermakna sehingga siswa dibekali memecahkan permasalahan hidup yang dihadapi sekarang maupun yang akan datang. Model pembelajaran yang tepat yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing. Menurut Anam (2016) model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme, dalam proses belajar siswa membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman dan menggunakan keterampilan proses sains untuk memperoleh banyak ilmu pengetahuan. Model pembelajaran inkuiri terbimbing salah satu model pembelajaran kognitif yang berpengaruh dalam mendorong siswa untuk belajar dengan diri sendiri. 172
5 Penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan, banyak penelitian-penelitian terdahulu yang menggunakan model tersebut. Beberapa penelitian tersebut diantaranya adalah hasil penelitian Elnada (2016), Karim, Zainuddin, dan Mastuang (2016), dan Setiawan (2016) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Kelebihan model pembelajaran inkuiri terbimbing berdasarkan penelitian Kurnia dan Amalia, Zainuddin, dan Misbah (2016) menyatakan penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat melatihkan keterampilan generik sains dan kemampuan berpikir kreatif. Berdasarkan uraian di atas telah menjelaskan masalah yang ada di SMA Negeri 10 Banjarmasin serta solusi yang diperkirakan dapat mengatasi masalah tersebut. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian yang berjudul Meningkatkan keterampilan proses siswa kelas X-3 SMA Negeri 10 Banjarmasin menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah secara umum ialah bagaimana cara meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas X-3 SMA Negeri 10 Banjarmasin menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing?. Berdasarkan pertanyaanpertanyaan pada rumusan masalah, secara umum penelitian ini bertujuan mendeskripsikan cara meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas X- 3 SMA Negeri 10 Banjarmasin menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. KAJIAN PUSTAKA Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang mampu mendorong siswa untuk menjadi insan yang cerdas, kritis dan berwawasan luas. Tujuan pembelajaran inkuiri ini yaitu membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang memotivasi, mendapatkan jawaban berdasarkan rasa ingin tahu, dapat menyimpulkan dan memberi makna terhadap temuan-temuannya (Sadia, 2014). Keterampilan proses sains adalah kemampuan yang dipelajari atau dilatihkan siswa pada saat melakukan inkuiri ilmiah. Menurut Suyidno (2012) keterampilan proses sains meliputi berberapa aspek sebagai berikut Merumuskan hipotesis, mengidentifikasi 173
6 variabel, menganalisis data, menarik kesimpulan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan untuk mengatasi masalah yang ada di kelas X- 3 SMA Negeri 10 Banjarmasin berkaitan dengan keterampilan proses sains siswa yang masih rendah. Alur penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2014). Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yang setiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Subjek penelitian adalah 30 orang siswa kelas X-3 SMA Negeri 10 Banjarmasin semester genap tahun ajaran 2016/2017. Tempat penelitian adalah SMA Negeri 10 Banjarmasin yang berlokasi di Jalan Tembus Mantuil Kelurahan Basirih Banjarmasin. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2017 s/d Mei Teknik yang digunakan pengumpulan data penelitian ini yaitu observasi dan tes. Keterampilan proses sains siswa dianalisis dengan menggunakan rumus berikut: P = R N (1) Keterangan: P = skor rata-rata keterampilan proses sains yang didapat R = jumlah skor yang didapat N = jumlah skor maksimum Skor rata-rata keterampilan proses sains yang diperoleh selanjutnya diinterpretasikan dengan kriteria keterampilan proses sains yang dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Kriteria keterampilan proses sains No Rerata Skor Kriteria 1 P > 3,2 Sangat terampil 2 2,4 < P 3,2 Terampil 3 1,6 < P 2,4 Cukup terampil 4 0,8 < P 1,6 Kurang terampil 5 P 0,8 Sangat kurang terampil (Adaptasi Widoyoko, 2016) Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu keterlaksanaan RPP minimal berkategori baik, hasil belajar siswa memenuhi ketuntusan klasikal 70% individu tuntas, keterampilan proses sains minimal berkategori terampil. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan keterlaksanaan RPP Rekapitulasi data siklus I berdasarkan lembar keterlaksanaan RPP pertemuan pertama pada tabel
7 Tabel 2. Rekapitulasi Keterlaksanaan RPP Siklus I Pertemuan Pertama No Fase Persentase Kriteria 1 Mendapatkan perhatian dan menjelaskan proses 71 % Baik inkuiri 2 Menyajikan permasalahan 75 % Baik 3 Merumuskan hipotesis untuk menjelaskan 81% Sangat baik permasalahan atau kejadian 4 Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis 80 % Sangat baik 5 Merumuskan penjelasan dan/atau kesimpulan 79% Baik 6 Merefleksikan situasi bermasalah dan proses 88% Sangat baik berpikir yang digunakan untuk menyelidiki 7 Penutup 88% Sangat baik Rata-Rata 0,80 Persentase 80,73 Sangat baik Reliabilitas 0,79 Cukup Pertemuan pertama kegiatan keterlaksanaan RPP secara keseluruhan 80,73 mencapai kriteria sangat baik. pembelajaran dengan menerapkan model Rekapitulasi data siklus I inkuiri terbimbing persentase berdasarkan lembar keterlaksanaan RPP pertemuan kedua pada tabel 3. Tabel 3. Rekapitulasi keterlaksanaan RPP siklus I pertemuan kedua No Fase Persentase Kriteria 1 Mendapatkan perhatian dan menjelaskan 92 % Sangat baik proses inkuiri 2 Menyajikan permasalahan 100% Sangat baik 3 Merumuskan hipotesis untuk menjelaskan 100% Sangat baik permasalahan atau kejadian 4 Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis 85% Sangat baik 5 Merumuskan penjelasan dan/atau kesimpulan 92% Sangat baik 6 Merefleksikan situasi bermasalah dan proses 98% Sangat baik berpikir yang digunakan untuk menyelidiki 7 Penutup 100% Sangat baik Rata-Rata 0,94 Persentase 94,27 Sangat baik Reliabilitas 0,88 Tinggi Pertemuan kedua kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model inkuiri terbimbing persentase keterlaksanaan RPP secara keseluruhan 94,27 mencapai kriteria sangat baik. Tabel 2 dan tabel 3 di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan keterlaksanaan RPP siklus I pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua mengalami peningkatan dari 80,73% menjadi 94,27% mencapai kriteria sangat baik. Keterampilan proses sains Rekapitulasi data keterampilan proses sains siswa berdasarkan lembar kerja siswa pada siklus I pada tabel
8 Tabel 4. Rekapitulasi keterampilan proses sains siklus I KETERAMPILAN KRITERIA PROSES SAINS sangat terampil terampil cukup terampil kurang terampil Merumuskan Hipotesis 77% 23% Mengidentifikasi variabel 83% 17% Menganalisis data 67% 23% 10 % - - tidak terampil Menarik kesimpulan 67% 23% 10 % - - Jumlah siswa 30 orang Tabel 4 menunjukkan bahwa persentase keterampilan proses sains masih ada siswa pada keterampilan menganalisis data dan menarik kesimpulan mencapai kriteria cukup terampil. Pada siklus I menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa belum mencapai indikator keberhasilan. Hasil belajar produk Rekapitulasi nilai dari tes hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I pada tabel 5. Tabel 5. Rekapitulasi nilai THB siklus I No Uraian Hasil Siklus I 1 Nilai rata-rata tes 73,5 2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 23 3 Jumlah siswa seluruhnya 30 4 Persentase yang tuntas 76,67 Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang tuntas pada siklus I mencapai 76,67 %. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa telah memenuhi indikator keberhasilan. Refleksi Pada pembelajaran siklus I masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki dalam siklus selanjutnya. Hasil refleksi dan perencanaan ulang untuk siklus II dari siklus I secara lengkap dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Hasil refleksi siklus I dan perencanaan ulang siklus II No Hasil Refleksi Siklus I Rencana Tindakan pada Siklus II 1 Keterlaksanaan RPP pada semua fase telah terlaksana dan secara umum dalam kriteria sangat baik. Namun, Mendapatkan perhatian siswa menggunakan salah satu gambar atau sebuah masalah yang sering siswa temukan dalam kehidupan ada catatan dari pengamat tentang sehari-hari tanpa guru harus perlu peningkatan mendapatkan mendemonstrasikan fenomena tersebut. perhatian siswa pada fase I 2 Pada fase mengumpulkan data untuk menguji hipotesis, pada aspek melakukan penyelidikan dalam kriteria baik. 3 Keterampilan proses sains untuk aspek menganalisis data dan menarik kesimpulan berkriteria cukup Memberikan tambahan waktu untuk membaca prosedur percobaan dan kesempatan bertanya tentang prosedur percobaan yang belum dimengerti. Saat pembelajaran siklus II guru lebih intensif membimbing dan mengingatkan kembali mengenai aspek keterampilan proses sains 176
9 Lanjutan Tabel 6 terampil. dan menekankan pada keterampilan menganalisis data dan menarik kesimpulan. Untuk melihat kemandirian siswa maka guru mengurangi bimbingan dan arahan. 4 Waktu pelaksanaan pembelajaran terlambat sehingga mengurangi waktu pembelajaran di kelas. 5 Guru belum maksimal dalam mengelola kelas terlihat masih ada siswa melakukan hal-hal yang tidak diperintahkan dalam penyelidikan misalkan bermain-main dengan alat dan bahan yang digunakan untuk penyelidikan. Keterlaksanaan RPP Siklus II Rekapitulasi keterlaksanaan RPP siklus II pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 7. Waktu pelaksanaan pembelajaran terlambat karena siswa harus menuju laboratorium fisika sehingga untuk siklus II guru harus memberitahukan dan mengingatkan kembali bahwa pelaksanaan pembelajaran di laboratorium fisika. Guru harus bertindak tegas menegur siswa yang membuat keributan di kelas. Setelah selesai digunakan, alat dan bahan penyelidikan segera meminta siswa untuk mengembalikan sehingga siswa tidak bermain-main dengan alat dan bahan yang diberikan. Tabel 7. Rekapitulasi keterlaksanaan RPP siklus II pertemuan pertama No Fase Persentase Kriteria 1 Mendapatkan perhatian dan menjelaskan proses 100 Sangat baik inkuiri 2 Menyajikan permasalahan 100 Sangat baik 3 Merumuskan hipotesis untuk menjelaskan 100 Sangat baik permasalahan atau kejadian 4 Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis 95 Sangat baik 5 Merumuskan penjelasan dan/atau kesimpulan 100 Sangat baik 6 Merefleksikan situasi bermasalah dan proses 100 Sangat baik berpikir yang digunakan untuk menyelidiki 7 Penutup 100 Sangat baik Rata-Rata 0,98 Persentase 98,96 Sangat baik Reliabilitas 0,92 Tinggi Pertemuan pertama kegiatan pembelajaran siklus II persentase keterlaksanaan RPP secara keseluruhan 98,96 mencapai kriteria sangat baik. Rekapitulasi data siklus II berdasarkan lembar keterlaksanaan RPP pertemuan kedua yang ditunjukkan pada tabel 8. Tabel 8. Rekapitulasi keterlaksanaan RPP pertemuan 2 siklus II No Fase Persentase Kategori 1 Mendapatkan perhatian dan menjelaskan proses 100 Sangat baik inkuiri 2 Menyajikan permasalahan 100 Sangat baik 3 Merumuskan hipotesis untuk menjelaskan 100 Sangat baik 177
10 Lanjutan Tabel 8 permasalahan atau kejadian 4 Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis 97,5 Sangat baik 5 Merumuskan penjelasan dan/atau kesimpulan 100 Sangat baik 6 Merefleksikan situasi bermasalah dan proses 100 Sangat baik berpikir yang digunakan untuk menyelidiki 7 Penutup 100 Sangat baik Rata-Rata 0,9948 Persentase 99,48 Sangat baik Reliabilitas 0,96 Tinggi Pertemuan kedua kegiatan pembelajaran siklus II persentase keterlaksanaan RPP secara keseluruhan 99,48 mencapai kriteria sangat baik. Keterampilan proses sains Rekapitulasi data keterampilan proses sains siswa berdasarkan lembar kerja siswa pada siklus II pada tabel 9. Tabel 9 Rekapitulasi keterampilan proses sains siklus II KETERAMPILAN KRITERIA PROSES SAINS sangat terampil terampil cukup terampil kurang terampil Merumuskan Hipotesis 100% Mengidentifikasi variabel 100% Menganalisis data 63% 33% tidak terampil Menarik kesimpulan 90% 10% Jumlah siswa 30 orang Tabel 9 menunjukkan bahwa persentase keterampilan proses sains telah mencapai kriteria terampil dan sangat terampil. Hasil belajar produk Rekapitulasi nilai dari tes hasil belajar siswa pada siklus II yang dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10 Rekapitulasi nilai THB siklus II secara klasikal No Uraian Hasil Siklus II 1 Nilai rata-rata tes 87,6 2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 28 3 Jumlah siswa seluruhnya 30 4 Persentase yang tuntas 93% Tabel 10 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang tuntas pada siklus II mencapai 93 %. Refleksi Hasil refleksi dari siklus II berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran, lembar kerja siswa dan tes hasil belajar siswa diuraikan yaitu Data keterlaksanaan setiap fase dalam RPP pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan; Hasil belajar siswa di kelas X-3 secara klasikal telah memenuhi indikator keberhasilan; Keterampilan proses sains siswa telah 178
11 mencapai kriteria terampil; Keterampilan proses sains siswa memperoleh nilai yang meningkat dan juga tetap walaupun diberikan pengurangan bimbingan dan arahan dari guru sehingga dapat diketahui bahwa pemberian tindakan ini memberikan dampak positif membuat siswa menjadi mandiri; Penelitian dapat diketahui hasil sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus III. Pembahasan Keterlaksanaan RPP dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing Persentase keterlaksanaan RPP secara keseluruhan pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan berturut-turut sebesar 80,73; 94,27; 98,96 dan 99,46 mencapai kriteria sangat baik. Dengan demikian, upaya yang dilakukan peneliti sesuai refleksi siklus I berhasil meningkatkan keterlaksanaan RPP siklus II secara keseluruhan dan keterlaksanaan fasefase pada RPP siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan. Hal ini disebabkan skenario kegiatan yang dirancang secara rinci dan jelas untuk setiap langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran sehingga dapat mudah dipahami oleh guru. Sebagaimana diungkapkan oleh Ayuningtyas, Soegimin, dan Supardi (2015) bahwa penyusunan RPP dengan memerhatikan segala aspek meliputi keterakitan antara standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, aspek kejelasan langkah-langkah pembelajaran. Guru dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik dan tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Upaya yang dilakukan peneliti dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II dengan acuan pada hasil reflkesi siklus I menghasilkan peningkatan keterlaksanaan setiap fase dalam RPP. Pada siklus I masih ada beberapa fase yang tidak terlaksana dengan baik. Setelah disusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan mempertimbangkan kekurangan pada siklus I dan dilakukan perbaikan pada rencana pelaksanaan pembelajaran, semua fase pada siklus II terlaksana dengan kriteria sangat baik atau telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan refleksi siklus I pada tahap melakukan demonstrasi untuk mendapatkan perhatian siswa, guru memerlukan waktu yang lama untuk melakukan demonstrasi tersebut. Saran pengamat untuk menggunakan gambar atau fenomena dalam kehidupan sehari-hari dalam memotivasi siswa. Pada pertemuan kedua, peneliti menggunakan dua buah gambar untuk 179
12 memotivasi siswa, namun hal ini masih kurang efektif karena siswa tampak kesulitan jika harus memahami dua fenomena dalam satu pertemuan sehingga siklus II untuk pertemuan pertama dan kedua peneliti menggunakan satu gambar atau satu fenomena untuk memotivasi siswa. Pada siklus II pertemuan pertama, peneliti menggunakan sebuah fenomena yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berdampak positif terhadap siswa. Siswa tertarik dalam proses pembelajaran. Pertemuan kedua siklus II, peneliti menggunakan sebuah gambar untuk memotivasi siswa, hal ini juga berdampak positif terhadap siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Dewi, Dantes, dan Sadia (2013) bahwa penerapan model inkuiri terbimbing melakukan perencanaan pembelajaran yang berpusat pada masalah-masalah yang tepat. Berdasarkan uraian bahwa data keterlaksanaan RPP mengalami peningkatan pada setiap pertemuan dalam siklus penelitian dan pada siklus I dan siklus II fase-fase dalam RPP telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian. Hal ini sesuai pernyataan Karim, Zainuddin, dan Mastuang (2016) bahwa RPP yang dibuat guru merupakan kesiapan dalam melaksanakan pembelajaran dengan perencanaan yang matang dan memberikan pedoman sehingga pembelajaran berjalan secara efektif sesuai dengan yang direncanakan dan tujuan pembelajaran akan tercapai. Keterampilan proses sains Berdasarkan hasil lembar kerja siswa keterampilan proses sains masih dalam kriteria cukup terampil. Keterampilan proses sains dapat diketahui melalui lembar kerja siswa yang dikerjakan oleh siswa. Hal ini sesuai dengan teori belajar Piaget (dalam Sanjaya, 2013) menyatakan anak sebenarnya dilahirkan dengan suatu kebutuhan untuk menentukan makna tentang dunia mereka. Tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang dilakukan untuk melatihkan keterampilan proses sains yaitu mendapatkan perhatian siswa dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang direncanakan. Pada tahap pembelajaran, motivasi berkaitan dengan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Ketika guru menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk pertama kalinya, guru perlu menjelaskan tujuan pembelajaran dan alur pembelajaran keseluruhan kepada siswa. Hal yang paling penting merupakan penjelasan yang membantu siswa memahami bahwa tujuan-tujuan dari 180
13 pembelajaran ini mempelajari keterampilan proses sains yang terkait dengan penyelidikan; menyajikan permasalahan penyelidikan dengan cara membangkitkan keingintahuan siswa. Guru menggunakan presentasi untuk mengomunikasikan permasalahan kepada siswa. Permasalahan ini disajikan untuk inkuiri seluruh kelas. Siswa membaca dan menelaah rumusan masalah yang telah disajikan pada LKS untuk mampu mengidentifikasi masalah; Merumuskan hipotesis untuk menjelaskan permasalahan. Selama tahap ini, siswa di dorong untuk menyusun dan membuat hipotesis yang membantu menjelaskan masalah yang sedang terjadi. Keterampilan proses sains yang dilatihkan kepada siswa yaitu merumuskan hipotesis dan mengidentifikasi variabel yang dapat diperoleh dalam penyelidikan; Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis, siswa melakukan kegiatan penyelidikan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Keterampilan proses sains yang dilatihkan kepada siswa yaitu mengevaluasi, menyusun data, mengelola dan menganalisis data yang telah diperoleh pada kegiatan penyelidikan; merumuskan penjelasan dan/atau kesimpulan, siswa menentukan makna hubungan data dan merumuskan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh. Keterampilan proses sains yang dilatihkan kepada siswa yaitu menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan. Upaya meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran fisika melalui proses pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk memberi keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran melalui kegiatankegiatan yang berorientasi pada penyelidikan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Elnada (2016), Fatmi (2014) dan Wahyudi (2013) menyatakan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang diterapkan kepada siswa memberikan pengaruh yang baik terhadap keterampilan proses sains siswa karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga tepat untuk melatihkan dan meningkatkan keterampilan proses sains. Sejalan dengan pendapat Sadia (2014: 124) bahwa model pembelajaran inkuiri dapat melatih kemampuan siswa untuk melakukan penyelidikan, menjelaskan fenomena, menemukan inti dan makna dari suatu permasalahan, memecahkan melalui prosedur ilmiah dengan melibatkan keterampilan proses sains. Berdasarkan hasil refleksi siklus I untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa meliputi 181
14 merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, menganalisis data dan menarik kesimpulan penyelidikan, peneliti melakukan tindakan mengurangi arahan dan bimbingan kepada siswa pada fase 2 sampai dengan fase 5. Pada siklus I, guru dominan memberikan arahan dan bimbingan untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa hal ini disebabkan siswa pertama kali belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan pertama kali juga untuk dilatihkan keterampilan proses sains. Pada siklus II guru mengurangi arahan dan bimbingan siswa dalam melakukan keterampilan proses sains yang dilatihkan. Diperoleh hasil bahwa keterampilan proses sains siswa pada siklus I ke siklus II meningkat. Hal ini sesuai dengan teori belajar Vygotsky (dalam Sanjaya, 2013) bahwa untuk melatihkan sesuatu yang melampaui kemampuan anak tetapi dapat dicapai dengan bantuan orang dewas maka anak dapat belajar dengan bantuan orang dewasa. Pada awal pembelajaran anak bergantung pada orang dewasa tetapi semakin mandiri setelah menguasai hal yang dilatihkan. Hasil belajar produk Berdasarkan hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus I mewujudkan hal tersebut dengan memposisikan semua siswa sebagai sebesar 76,67% yang tuntas menjadi 93% yang tuntas pada siklus II sehingga dapat dinyatakan tuntas secara klasikal. Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing, guru tidak mengajarkan pengetahuan secara langsung tentang konsep-konsep atau prinsip-prinsip fisika tetapi siswa akan diarahkan untuk melakukan penyelidikan untuk menemukan konsep atau prinsip fisika. Konsep atau prinsip tersebut diaplikasikan pada suatu permasalahan umum berupa soal tes uraian. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme yang menyatakan bahwa pengetahuan yang dikonstruksi oleh anak menjadi pengetahuan yang bermakna sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan tersebut hanya untuk diingat sementara setelah itu dilupakan. Berdasarkan hasil refleksi siklus I guru menciptakan, menjaga dan mengembangkan suasana belajar yang kondusif dan produktif merupakan hal utama dari pencapaian keberhasilan belajar siswa. Salah satu cara untuk bagian penting dalam proses pembelajaran, semua siswa harus terlibat 182
15 aktif dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan dikelas. Keterlibatan siswa dalam setiap proses pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan dalam diri siswa. Sesuai dengan pernyataan Juhji (2016) bahwa tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik apabila siswa dapat terlibat aktif pada pembelajaran dan membiasakan belajar sendiri dalam pemecahan masalahmasalah sains. Berdasarkan uraian di atas bahwa penerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan temuan penelitian oleh Dewi, Dantes, dan Sadia (2013) dan khairani (2015) bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. sebagaimana pendapat Yuniastuti (2016) menyatakan bahwa model pembelajaran inkuri terbimbing mampu meningkatkan motivasi dan keterampilan proses sains siswa yang secara konsekutif berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas X-3 SMA Negeri 10 Banjarmasin digunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan penekanan pada beberapa hal yaitu Pengajar menyampaikan permasalahan umum untuk menarik perhatian siswa, masalah atau melalui gambar yang berupa fenomena dalam kehidupan sehari-hari; Pengajar memberikan penekanan dan tambahan waktu untuk membaca prosedur percobaan untuk membantu siswa melakukan penyelidikan; Pengajar mengurangi bimbingan dan arahan untuk melatih kemandirian siswa dalam keterampilan proses sains serta memberikan bimbingan yang intensif terhadap siswa yang memiliki kemampuan rendah. Didukung temuan hasil penelitian pada penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing di kelas X-3 SMA Negeri 10 Banjarmasin diuraikan sebagai berikut Keterlaksanaan RPP model inkuiri terbimbing pada pertemuan pertama siklus I terlaksana 80,73% dengan kriteria sangat baik, pertemuan kedua siklus I terlaksana 94,27% dengan kriteria sangat baik, pertemuan pertama siklus II terlaksana 98,96% dengan kriteria sangat baik dan pertemuan kedua siklus II terlaksana 99,46% dengan kriteria sangat baik. Keterampilan proses sains mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I merumuskan hipotesis dan mengidentifikasi variabel berkriteria terampil serta menganalisis data dan 183
16 menarik kesimpulan berkriteria cukup terampil. Pada siklus II merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, menganalisis data dan menarik kesimpulan berkriteria terampil. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 76,67% yang tuntas menjadi 93% yang tuntas pada siklus II sehingga dapat dinyatakan tuntas secara klasikal. DAFTAR PUSTAKA Amalia, Y. F., Zainuddin, Z., & Misbah, M. (2016). Pengembangan Bahan Ajar IPA Fisika Berorientasi Keterampilan Generik Sains Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing di SMP Negeri 13 Banjarmasin. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 4(3), Anam, K. (2016). Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Ayuningtyas, P., Soegimin, W. W., & Supardi, Z. I. (2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika dengan Model Inkuiri Terbimbing untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada Materi Fluida Statis. JPPS: Jurnal Penelitian Pendidikan Sains, 4(2), Dewi, N. L., Dantes, N., & Sadia, I. W. (2013). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA. Jurnal Pendidikan Dasar, 3(1) Elnada, I. W. (2016). Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dengan Model Inkuiri Terbimbing pada Siswa Kelas X PMIA 3 Di SMAN 3 Banjarmasin. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 4(3), Fatmi, N. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Kreativitas Terhadap Keterampilan Proses Sains Pada Siswa Sma. Jurnal Pendidikan Fisika, 3(1), Juhji, J. (2016). Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri Terbimbing. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA, 2(1), Karim, M. A., Zainuddin, Z., & Mastuang, M. (2016). Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 10 Banjarmasin Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 4(1), Khairani, D., & Ritonga, W. (2015). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamiskelas x semester II SMA Negeri 14 Medant. P 2014/2015. INPAFI (Inovasi Pembelajaran Fisika), 3(4), Kurnia, L., Zainuddin, Z., & Mahardika, A. I. (2016). Pengembangan Bahan Ajar IPA Fisika Berorientasi Kemampuan Berpikir 184
17 Kreatif Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Di Smpn 13 Banjarmasin. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 4(3), Sadia, W I. (2014). Model-model pembelajaran Sains Konstruktivistik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sanjaya, W. (2013). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Setiawan, H., Jamal, M. A., & Salam, A. (2016). Meningkatkan keterampilan proses sains fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Juai dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 4(1), Suyidno dan Jamal, M A. (2012). Pengantar Laboratorium: Jangan Pisahkan IPA dengan Laboratoriumnya. Malang: Intimedia. Tangkas, I. M. (2012). Pengaruh implementasi model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap kemampuan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa kelas X SMAN 3 Amlapura. Jurnal pendidikan IPA, 2(1). Yuniastuti, E. (2016). Peningkatan Keterampilan Proses, Motivasi, dan Hasil Belajar Biologi dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Siswa Kelas VII SMP Kartika V-1 Balikpapan. Jurnal Penelitian Pendidikan. 13(1). Wahyudi, L. E., & Supardi, Z. I. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Pokok Bahasan Kalor Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar di SMAN 1 Sumenep. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 2(02). Widoyoko, E P. (2016). Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktiks Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 185
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY Berlinda Agustina AS, Muhammad Arifuddin Jamal, Sarah Miriam Program Studi
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Muhammad Abdul Karim, Zainuddin, dan Mastuang Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN Ika Widya Elnada, Mastuang, dan Abdul Salam Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen
Lebih terperinciilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah
PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD Retno Megawati 1, Suripto 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING Bera Tri Handayani, M. Arifuddin, Misbah Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat bera.handayani@gmail.com
Lebih terperinciHannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan
1 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-7 SMP NEGERI 1 KREMBUNG SIDOARJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN
Lebih terperinciPENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Rakhmatun Nisa, Zainuddin, Suriasa Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Rakhmatunnisa@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Rakhmatun Nisa, Zainuddin, Suriasa Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Rakhmatunnisa@yahoo.co.id
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS
QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol. 8, No.1, 2017, 43-51 43 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS Improving Students
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk
Lebih terperinciRoma Yunita 1), Sriwulandari 2), Suwondo 3) phone :
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SINABOI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Roma Yunita 1), Sriwulandari 2), Suwondo 3) e-mail
Lebih terperinciAmelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32
Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32 MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN Oleh : ULLY FAKHRUNI NIM : F15111023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 3 Oktober 2017
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-1 SMAN 10 BANJARMASIN DENGAN MENERAPKAN MODEL INQUIRY DISCOVERY LEARNING TERBIMBING Benny Ansari, Zainuddin, Abdul Salam Program Studi
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Sutarmi 1,Triyono 2, Harun Setya Budi 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret,
Lebih terperinciBerkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-A SMP MUHAMMADIYAH 1 BANJARMASIN PADA MATERI AJAR KONSEP ZAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, DAN SATISFACTION) Noorhidayati,
Lebih terperinciPENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM
KONSTRUKTIVISME, Vol. 8, No. 1, Januari 2016 PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM Almira Ulimaz Program Studi Pendidikan Biologi
Lebih terperinciNoorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-A SMP MUHAMMADIYAH 1 BANJARMASIN PADA MATERI AJAR KONSEP ZAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, DAN SATISFACTION) Noorhidayati,
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA 1) Hendrasti Kartika Putri, 2) Indrawati, 2) I Ketut Mahardika 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
Lebih terperinciJURNAL. Oleh. Naelal Ngiza NIM
PENINGKATAN SIKAP ILMIAH DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN ACCELERATED LEARNING MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS VII E SMP NEGERI 3 SILO TAHUN AJARAN 2012/2013 JURNAL Oleh Naelal
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS INKUIRI DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS XA SMA NEGERI PASIRIAN LUMAJANG Intan Fitriani 1, Dewi Iriana 2,
Lebih terperinciLINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR KELAS IV SD N BALANGAN II
3.388 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 36 Tahun ke-5 2016 LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR KELAS IV SD N BALANGAN II ENVIRONMENT TO IMPROVE PROCESS SKILLS AND
Lebih terperinciSherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane Medriati
PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI DI KELAS X MIPA.3 SMAN 10 BENGKULU Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane
Lebih terperinciSanti Helmi et al., Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA (Fisika)...
1 Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA (Fisika) dengan Model Pembelajaran Inkuiri disertai LKS Terbimbing pada Siswa Kelas 8A SMPN 10 Jember Tahun 2014/2015 Improving Science (Physics) Learning
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG Muhammad Rizhan, M. Arifuddin Jamal, dan Sri Hartini Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin
Lebih terperinciPENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU APPLICATION METHODS DEMONSTRATION TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES IN LEARNING IPA INTEGRATED Dahyana
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM POSING
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM POSING DALAM SETTING COOPERATIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS X 2 SMA NEGERI 10 BANJARMASIN Intan Rias Rindang Sari, Zainuddin, Abdul
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE PERCOBAAN
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE PERCOBAAN Nurul Hidayah, M. Arifuddin, Andi Ichsan Mahardika Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Hendra Setiawan, M. Arifuddin Jamal, Abdul Salam M Program Studi
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X
PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X.1 SMA NEGERI 1 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh: WARYANTO K4308061 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS X-2 SMAN 1 PAKUSARI JEMBER TAHUN 2014 1) Kiftiyah, 2) Sutarto,
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA ARTIKEL Oleh : NI NYOMAN GUNIATI 0914041089 JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGRAAAN FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Adhistia Amelia, Hartono & Diah Kartika Sari Universitas Sriwijaya, Jalan Raya Palembang
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING MELALUI PENGAJARAN LANGSUNG Muhammad Rizhan, M. Arifuddin Jamal, dan Sri Hartini Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING Surya Haryandi, Zainuddin, dan Suyidno Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin
Lebih terperinciAkbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...
1 Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Energi Panas dan Bunyi Melalui Penerapan Metode Eksperimen pada Siswa Kelas IV B MI Muhammadiyah Sidorejo Tahun Pelajaran 2013/2014 (Increased interest
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN Anisah, Mustika Wati, dan Andi Ichsan Mahardika Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP IMPLEMENTATION INQUIRY LEARNING MODEL TO TRAIN STUDENT PROCESS SKILLS
Lebih terperinciYuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KETERAMPILAN GENERIK SAINS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMP NEGERI 13 BANJARMASIN Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program
Lebih terperinciPENERAPAN GUIDED INQUIRY
PENERAPAN GUIDED INQUIRY DISERTAI MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : PURWO ADI NUGROHO K 4308109
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR Norhasanah, M. Arifuddin Jamal, dan Suyidno Program Studi
Lebih terperinciKALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 1.1, hlm
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BAGIAN TUMBUHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI ARGOSARI TAHUN
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING TAHUN AJARAN 2016/2017 ARTIKEL SKRIPSI BAIQ HIDAYAH E1R113012 PROGRAM
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR Norhasanah, M. Arifuddin Jamal, dan Suyidno FKIP Unlam
Lebih terperinciKeywords: Creative Problem Solving, process skill, Natural Science
PENERAPAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING DENGAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PLUMBON TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Erlina Widia Santi 1, Kartika Chrysti
Lebih terperinciPENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD. 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD Oleh: Agus Hadi Saputro 1), Suhartono 2), Ngatman 3) FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret Kampus VI Kebumen, Jl.
Lebih terperinciTHE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT
1 THE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT TYPE TO IMPROVE STUDENT S ACTIVITY AND ACHIEVEMENT ON SUBJECT OF COLLOID CLASS XI IPA 1 SMA Negeri 15 PEKANBARU Nurhayati Fardilla *, Rasmiwetti
Lebih terperinciIMPROVEMENT OF SCIENCE LEARNING OUTCOMES THROUGH GROUP INVESTIGATION IN VB
Peningkatan Hasil Belajar... (Heni Septia Saputri) 1.065 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION KELAS VB IMPROVEMENT OF SCIENCE LEARNING OUTCOMES THROUGH GROUP INVESTIGATION
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI
UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Harlis Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi Email: harlisaceh@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciFatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 3 SMP NEGERI 4 TAPUNG Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL INQUIRY-DISCOVERY LEARNING (IDL) TERBIMBING
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL INQUIRY-DISCOVERY LEARNING (IDL) TERBIMBING Bahrudin, Zainuddin, dan Suyidno Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin
Lebih terperinciTjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) DENGAN LKS INKUIRI PADA SISWA KELAS XI-TPHP SMK PERIKANAN DAN KELAUTAN
Lebih terperinciRahmawati et al., Metode Problem Solving...
Penerapan Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pokok Bahasan Menghargai Keputusan Bersama Di SD Darul Hikmah
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ELASTISITAS KELAS X SMA NEGERI 2 SIDOARJO Jufita Ratnasari, Wasis Jurusan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSEDURAL SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 31 BANJARMASIN MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN IPA FISIKA
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSEDURAL SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 31 BANJARMASIN MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN IPA FISIKA Dandan Wicaksono, M. Arifuddin, Misbah Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG
1 PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG Suhartik Wahyuni ¹, Dwi Haryoto², Sumarjono³, 1 Mahasiswa
Lebih terperinciPeningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw
Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw 188 Nurdin SMA Negeri 3 Majene nurdin.chem@gmail.com Abstrak Penelitian ini adalah Penelitian Tidakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan
Lebih terperinciImproving Student Activity Learning Class XI IPA SMA Katolik Rajawali Through Inquiry Approach Based on PBI of Buffer Solution Topic
14 Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Katolik Rajawali Makassar melalui Pendekatan Inkuiri Berbasis PBI pada Materi Pokok Larutan Penyangga Improving Student Activity Learning Class
Lebih terperinciSally Ahliha, Mastuang, Andi Ichsan Mahardika Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 26 BANJARMASIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) DALAM SETTING PENGAJARAN LANGSUNG Sally Ahliha, Mastuang, Andi Ichsan
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO Oleh Eviyanti ABSTRACT This study is an action research aimed to find out
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING Surya Haryandi, Zainuddin, dan Suyidno Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin
Lebih terperinciPENGGUNAAN STRATEGI INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII A DI SMPN I GENENG NGAWI TAHUN AJARAN
Jurnal Florea Volume 2 No. 1, April 2015 (18-22) PENGGUNAAN STRATEGI INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII A DI SMPN I GENENG NGAWI TAHUN AJARAN 2008 /
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013
KETERAMPILAN BERPIKIR LEVEL C4, C5, & C6 REVISI TAKSONOMI BLOOM SISWA KELAS X-3 SMAN 1 SUMENEP PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT THE THINKING
Lebih terperinciQUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.2, Oktober 2014, hlm
QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.2, Oktober 2014, hlm. 13-19 13 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN LKS PADA MATERI LARUTAN
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X MA MUHAMMADIYAH 2 AL FURQAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X MA MUHAMMADIYAH 2 AL FURQAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING Ahmad Sudrajat, Zainuddin, Misbah Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung
Lebih terperinciBerkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL INQUIRY DISCOVERY LEARNING TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS DI KELAS XI IPA 4 SMAN 11 BANJARMASIN Ulul Hasan Komariah, M. Arifuddin, Misbah
Lebih terperinciIMPROVING THE RESULT OF STUDY VII E GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 26 BANJARMASIN USING PROBLEM SOLVING METHOD IN DIRECT INTRUCTION SETTING
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 26 BANJARMASIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) DALAM SETTING PENGAJARAN LANGSUNG Sally Ahliha, Mastuang, Andi Ichsan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN KERJA ILMIAH DAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1 TAPEN BONDOWOSO
PENINGKATAN KEMAMPUAN KERJA ILMIAH DAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1 TAPEN BONDOWOSO Erwita Yuliana Dewi, Supeno, Subiki Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD INPRES 2 KAYUMALUE NGAPA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD INPRES 2 KAYUMALUE NGAPA Erlina 1, Amram Rede dan Sahrul Saehana 2 1 (Mahasiswa Magister
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU Desi Fitria 1, Pebriyenni 1, Asrul Thaher 2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Lebih terperinciISSN Oleh. (I Dewa Made Warnita) Guru Mata Pelajaran Fisika SMA Negeri 1 Selemadeg
ISSN 0216-3241 181 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 1 SELEMADEG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh I Dewa Made
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA Herda Septina, Sri Hartini, Suyidno Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13
PENINGKATAN PEMAHAMAN AKUNTANSI DAN PARTISIPASI SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TIPE PRE SOLUTION POSING Shinta Agustina Siregar Prodi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU
1 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU Oleh: Adillah Harniati 1 Sehatta Saragih 2 Syarifah Nur Siregar 2 flo_anteredium@yahoo.com
Lebih terperinciRamona Safitri, M. Arifuddin Jamal, dan Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SMP BERORIENTASI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Ramona Safitri, M. Arifuddin
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP
PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH : SUCI SEKARWATI NIM F15111030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII-A MTS AL HAMID BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII-A MTS AL HAMID BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI Widha Nur Hasnah. Arifuddin Jamal, Sri Hartini Program Studi Pendidikan Fisika
Lebih terperinciMukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Rowotamtu 02 Jember pada Pokok Bahasan Peristiwa Alam Tahun Pelajaran 2012/2013 (Implementation
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract
PENINGKATKAN KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI IPA (FISIKA) DENGAN MODEL QUANTUM LEARNING DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 7 JEMBER 1) Ajeng Puspaningrum, 2) I Ketut Mahardika, 2)
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Sa adiah, Gamar B. N. Shamdas, dan Haeruddin Mahasiswa
Lebih terperinciOleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS III A SDN 008 SALO KECAMATAN SALO KABUPATEN KAMPAR TP 0-0 Oleh: Dewi Sri Yuliati, Zuhri D, Sehatta
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Muhammad Wahyu Hidayat, Zainuddin, Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
50 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Yunie Nurhazannah SMP Negeri 21 Pontianak E-mail: yunienurhazannah@gmail.com
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA PEMBELAJARAN IPA SMP POKOK BAHASAN PEMUAIAN ZAT
QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.2, No.1, April 2011, hlm. 19-24 19 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA PEMBELAJARAN IPA SMP POKOK BAHASAN PEMUAIAN ZAT Mustika Wati dan Lisda
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERUMUSKAN DAN MENGUJI HIPOTESIS MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN METODE PRAKTIKUM
ISSN: 2338-1027 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2017) Vol.2 No.1 50-55 Februari 2017 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERUMUSKAN DAN MENGUJI HIPOTESIS MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN METODE
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD 167648 KOTA TEBING TINGGI Sabaria Haloho Guru SD Negeri 167648 Kota Tebing Tinggi Surel : sabaria.haloho@gmail.com
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI Kanti Pristiwati Sekolah Dasar Negeri Rembang 2 Kota Blitar Jalan Akasia Nomor 17 Kota Blitar Email:
Lebih terperinciRiwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 6 SMA NEGERI 5 PEKANBARU Riwa Giyantra *) Armis,
Lebih terperinciBerkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSEDURAL SISWA MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS X 3 SMA NEGERI 10 BANJARMASIN Dessy Laila Kamsinah, M. Arifuddin Jamal,
Lebih terperinciKurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa
1 THE APPLICATION OF LEARNING MODELS ACTIVE, INNOVATIVE, CREATIVE, EFECTIVE AND FUN (PAIKEM) TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES SOCIAL CLASS STUDENTS IV SD MUHAMMADIYAH 6 PEKANBARU Kurnia Restu, Lazim N, Zariul
Lebih terperinciAidha Yuliandary, Zainuddin, dan Mustika Wati Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 TAMBAN PADA MATERI AJAR KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) Aidha Yuliandary, Zainuddin,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1
19 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1 Tumijajar semester ganjil pada pokok bahasan Impuls dan Momentum tahun pelajaran
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE Nurul Hidayah, Zainuddin, Andi Ichsan Mahardika Program Studi
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN
PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 GEMEKSEKTI TAHUN AJARAN 2015/2016 Siti Rokhmah 1, Wahyudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hayati Dwiguna, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan bagian dari Ilmu pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam yang dapat diamati dan dapat diukur secara sistematis,
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU
1 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU Oleh Vera Malia 1, Lazim N 2, Damanhuri Daud 3 Abstrak The observation of
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK Suzana 1), Gusmaweti 2), Erwinsyah Satria 1) 1) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap, nilai-nilai pembentukan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan kehidupan manusia. Melalui pendidikan dapat dibentuk sumber daya manusia yang berkualitas untuk menjadi
Lebih terperinci