SIARAN PERS PT. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
Siaran Pers Akhir Tahun 2011 Diterbitkan: 30 Desember 2011

SIARAN PERS AKHIR TAHUN PT. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA Jumat, 30 Desember 2016

SIARAN PERS PT. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA Dalam Rangka Memperingati 40 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia

SIARAN PERS AKHIR TAHUN 2013 PT. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA. Senin, 30 Desember 2013

Berita Pers Berbagai Pengembangan Layanan Jasa KSEI: Mewujudkan Pasar Modal yang Kredibel

Siaran Pers KPEI, 14 Agustus /16

HUT PASAR MODAL INDONESIA KE-32

Berita Pers Kartu AKSes sebagai Identitas Tunggal Investor di Pasar Modal Indonesia

1. Strategi Bisnis KPEI

SIARAN PERS AKHIR TAHUN PT. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA Selasa, 30 Desember 2014

SIARAN PERS AKHIR TAHUN PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA Jumat, 29 Desember 2017

Berita Pers Inisiatif Pengembangan Infrastruktur KSEI untuk Pendalaman dan Likuiditas Pasar Modal

Berita Pers Implementasi Single Investor Identity Menuju Transparansi Pasar Modal Indonesia

Berita Pers Tahun Depan, Pembukaan Sub Rekening Efek di KSEI Semakin Mudah dan Cepat

Press Release Akhir Tahun 2010 Diterbitkan: 30 Desember 2010

Berita Pers Babak Baru Implementasi SID, Kartu AKSes dan Pemisahan Rekening Dana Nasabah

Berita Pers Kartu AKSes, kontribusi KSEI sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang berdaya Saing Global

PRUlink Newsletter Kuartal I 2009

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual beli saham yang terjadi di bursa. Berbeda dengan transaksi Over The

PRESS RELEASE Akhir Tahun 2007

Berita Pers Single Investor Identity dan Pemisahan Rekening Dana Investor, akses menuju transparansi pasar modal Indonesia

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN. atau pasar perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market). 1

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA

PRESS RELEASE Akhir Tahun 2009

2 Beberapa rekomendasi IOSCO dan praktik yang lazim berlaku namun belum diadopsi dalam Peraturan Nomor III.B.6 tentang Penjaminan Penyelesaian Transak

PRESS RELEASE Akhir Tahun 2008

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Berita Pers Pengembangan Infrastruktur KSEI untuk Pasar Modal yang Lebih Efisien dan Teratur

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat dua jenis Dana Pensiun menurut Undang-Undang Nomor 11. tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Kedua jenis Dana Pensiun itu

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan

PRUlink Newsletter Kuartal III 2008

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kondisi Perekonomian Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Februari 2017 RESEARCH TEAM

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Struktur Pasar Modal

Manulife Investor Sentiment Index Study Q Indonesia. Februari 2016

PRUlink Quarterly Newsletter

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

PRUlink Newsletter Kuartal II 2009

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1

PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia Laporan Tahunan 2012 DAFTAR ISI

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

2 bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi lindung nilai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huru

Juni 2017 RESEARCH TEAM

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan sebuah komitmen, yang dapat berupa uang atau resources. a. Kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.

ANGGOTA KLIRING YANG MENDAPATKAN JASA LAYANAN KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA DAN OPSI

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

PT PHILLIP SECURITIES INDONESIA

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

PRUlink Newsletter Kuartal II 2010

I. PENDAHULUAN. harian bank (cash in vaults), dikurangi kewajiban Giro Wajib Minimum (Reserve

PRUlink Quarterly Newsletter

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. terkuat di dunia, dan memberikan kontribusi sekitar 20-30% dari perputaran

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

PRUlink Quarterly Newsletter

MATERI 4 PERKEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

PRUlink Newsletter. Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia. Kuartal II Beberapa Catatan Ekonomi Penting selama Kuartal II 2008

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kepada Yth. Jakarta, 13 Juni 2012 Direksi Anggota Kliring Di Tempat. SURAT EDARAN No. SE-003/DIR/KPEI/0612

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

Pasar Uang dan Pasar Modal

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

CARLINK PRO SAFE Januari 2015

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

Nama Bank : Bank Mayapada Internasional.Tbk Posisi : Triwulan I 2018

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

Transkripsi:

SIARAN PERS PT. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA Dalam Rangka Memperingati 36 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia Kamis, 15 Agustus 2013 Memasuki usia diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia yang ke-36, pasar modal Indonesia semakin berkembang dan terus mencatatkan pencapaian dan pertumbuhan yang baik. Pelaksanaan kegiatan tahun 2013 senantiasa dipenuhi dengan semangat, optimisme dan harapan bahwa pertumbuhan pasar modal akan terus berkelanjutan dan stabil, meskipun masih terdapat berbagai tantangan sebagai dampak dari gejolak ekonomi global dan tantangan perekonomian nasional sepanjang tahun 2013. Pada bulan Juni 2013, suku bunga acuan BI Rate naik 25 basis poin (bps) dari level 5,75% ke 6% dan pada bulan Juli 2013, Bank Indonesia (BI) menetapkan BI Rate naik kembali 50 basis poin (bps) atau 0,5% ke 6,5%. Kebijakan tersebut ditempuh untuk mengendalikan tekanan inflasi, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan stabilitas sistem keuangan agar momentum pertumbuhan ekonomi dapat tetap terjaga. Pada bulan Juli 2013, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi tahun kalendar (year to date, Januari Juli 2013) sebesar 6,75% dan inflasi tahunan (year on year) sebesar 8,61%. Melambungnya inflasi yang siginifikan ini dipengaruhi kenaikan harga bahan makanan dan tarif angkutan yang naik karena mengikuti kenaikan harga BBM. Selain itu, data ekonomi dalam negeri juga menyebabkan kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bank Dunia memperkirakan inflasi Indonesia akhir tahun 2013 akan melonjak mencapai 9% pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Sentimen negatif juga diperoleh dari revisi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia (World Bank) tahun ini menjadi 5,9% dari proyeksi sebelumnya 6,2%. Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 1/21

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode Januari Juli 2013 Sumber: Bloomberg, 31 Juli 2013 Kombinasi faktor global dan domestik tersebut memicu peningkatan persepsi risiko pasar. Kondisi ini membuat pelaku pasar melakukan aksi jual dan memicu terjadi koreksi indeks harga saham, dimana IHSG tercatat pada posisi 4.610,38 pada akhir Juli 2013, atau menguat 6,8% dari posisi penutupan perdagangan tahun 2012 di posisi 4.316,69. Tanggal 5 Agustus 2013, PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), memasuki usianya yang ke-17 (KPEI didirikan pada tanggal 5 Agustus 1996). Komitmen KPEI untuk terus memperkuat peran dan fungsinya selaku Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dan selaku Self Regulatory Organization (SRO) di pasar modal Indonesia, diwujudkan melalui langkah dan upaya nyata. Kerja keras seluruh jajaran manajemen dan karyawan KPEI, dengan fokus kegiatan untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi proses kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa, mampu mempersembahkan kontribusi KPEI bagi pengembangan dan mendorong pertumbuhan pasar modal Indonesia. Disertai dukungan penuh dan kerjasama yang baik dari seluruh pemangku kepentingan, hal ini menghasilkan pencapaian kinerja terbaik dan keberhasilan bagi KPEI selama 17 tahun kegiatannya. Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 2/21

KPEI senantiasa berusaha untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan dalam pelaksanaan fungsi kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang merupakan fungsi utama KPEI. Guna mencapai tujuan, visi dan misi perusahaan, KPEI telah melaksanakan program rencana kerja tahunan sesuai dengan 4 tema strategis perusahaan, yaitu Strengthening CCP and Regulatory Roles, Innovative Market Development, Capacity and Institutional Building, dan Harmonization and Smart Globalization. 1. Strengthening CCP and Regulatory Roles a. Kajian Peran KPEI Sebagai CCP KPEI telah menyelesaikan kajian Dana Jaminan dan sedang menyusun konsep Restrukturisasi Keanggotaan Kliring serta Pengembangan Modul e-clears, Kajian Collateral Management dan Kajian Securities Financing. b. Penyusunan Peraturan Terkait Pengembangan Bisnis Penyesuaian perjanjian Pinjam Meminjam Efek (PME) terkait dengan persiapan implementasi sistem Front-End SBL (Securities Borrowing and Lending) telah dilaksanakan dan peraturan terkait pengembangan pasar derivatif (Kontrak Opsi Saham dan Kontrak Berjangka) telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memperoleh persetujuan. 2. Innovative Market Development a. Focus Group Discussion Pinjam Meminjam Efek (PME) KPEI mengadakan acara sosialisasi dan Focus Group Discussion (FGD) terkait Pinjam Meminjam Efek (PME). Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan Anggota PME dan Bank Kustodian. Tujuan dari FGD ini adalah untuk mensosialisasikan dan mendapatkan masukan dari pelaku pasar atas rencana pengembangan mekanisme PME. b. Optimalisasi Fasilitas dan Program Pinjam Meminjam Efek (PME) KPEI telah melaksanakan diskusi terbatas bersama Anggota Kliring guna membahas fasilitas PME agar dapat mengoptimalkan fungsinya dalam mendukung transaksi short selling sesuai peraturan pasar modal. Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 3/21

c. Implementasi Sistem Derivatif Menyelesaikan pengembangan dan pengujian sistem kliring derivatif. Saat ini sedang dilakukan pengujian integrasi antar sistem KPEI dan persiapan pengujian integrasi end-to-end bersama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Capacity and Institutional Building a. Penyempurnaan Collateral Management Kajian penyempurnaan collateral management yang dilakukan oleh KPEI telah dimulai dan telah memasuki tahap akhir penyusunan. b. Penyempurnaan Pengelolaan Investasi Telah dilaksanakan internal workshop, sharing, benchmarking dan training periode semester I 2013. Bersamaan dengan proses tersebut, sedang dilakukan pengembangan sistem pengelolaan investasi serta penyempurnaan kebijakan dan Prosedur Operasional Standar (POS). c. Kajian Kapasitas dan Modul e-clears Telah dilakukan pembahasan ruang lingkup kajian roadmap pengembangan dan studi literatur. Proses kajian per Juli 2013 telah mulai dilaksanakan. d. Enhancement Kapasitas & Pengembangan e-clears Per Juli 2013, telah dimulai penyusunan spesifikasi kebutuhan awal dan penyusunan spesifikasi kebutuhan atas pengembangan sistem kliring e-clears tersebut. Pengadaan perangkat keras dan peningkatan kapasitas infrastruktur system e-clears juga telah dilaksanakan, dalam rangka mengantisipasi peningkatan aktifitas kliring dan penjaminan. e. Enhancement Datawarehouse KPEI telah menyelesaikan pengembangan lanjutan dari sistem Datawarehouse KPEI atas penyesuaian sistem sebagai tindak lanjut implementasi Straight Through Processing (STP). Pengembangan Datawarehouse KPEI bersifat berkelanjutan dan per Juli 2013, KPEI tengah mempersiapkan pengembangan lebih lanjut atas sistem tersebut. Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 4/21

f. Dashboard Monitoring Pengembangan sistem mulai dilaksanakan untuk sistem Dashboard Monitoring. Dashboard Monitoring adalah sistem yang akan mengintegrasikan kegiatan perusahaan dalam suatu dashboard terintegrasi. g. Implementasi Project Management dengan Project Server Pengembangan Enterprise Project Management telah selesai dilakukan dan dilengkapi dengan pelaksanaan training project server administrator bagi PMO serta penyesuaian Prosedur Operasional (POS). Adapun untuk saat ini sedang dipersiapkan pengadaan pelatihan tambahan bagi internal KPEI. h. Implementasi Sistem Baru Balanced Scorecard (BSC) Penggunaan Sistem Balanced Scorecard (BSC) yang baru (Actuate) telah digunakan secara rutin dalam setiap kegiatan rapat evaluasi pencapaian Key Performance Indicators (KPI) dan pelaksanaan inisiatif KPEI. i. Infrastruktur dan Jaringan Pada semester I 2013, KPEI telah melaksanakan renovasi Data Center sebagai bagian dari perawatan dan penyempurnaan infrastruktur dan jaringan sistem KPEI. j. Change Management Sebagai rangkaian dari Program Change Management yang mempersiapkan karyawan KPEI dalam menghadapi perubahan industri dan bisnis KPEI, development program untuk leaders (manajemen hingga manajer lini) dan employee (staf) telah dilaksanakan. 4. Harmonisation and Smart Globalisation a. Sosialisasi untuk AK Kegiatan sosialisasi kepada Anggota Kliring (AK) dilaksanakan dalam rangka sosialisasi atas pengembangan sistem Derivatif serta PME. Program ini telah disiapkan dan direncanakan untuk dilaksanakan pada semester II 2013. b. Training untuk AK Pelaksanaan kegiatan training untuk AK sepanjang semester I 2013 berjalan dengan baik melalui pemenuhan pelaksanaan training sesuai yang telah dijadwalkan (training reguler) serta training sesuai dengan permintaan AK (Training On-request). Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 5/21

c. Penyempurnaan Manual Book Dalam rangka memberikan informasi yang akurat atas penggunaan sistem dan layanan jasa KPEI, saat ini KPEI tengah merumuskan buku pedoman (manual book) atas sistem yang dimiliki oleh KPEI. Penyempurnaan manual book telah memasuki tahap akhir review dari isi (content) buku masing-masing sistem. d. Penandatanganan MoU Antara KPEI dengan CDC of Pakistan KPEI telah menandatangani Nota Kesepahaman (memorandum of understanding / MOU) dengan Central Depository Company of Pakistan (CDC) Pakistan. Penandatanganan MOU tersebut bertujuan untuk membangun hubungan yang berkesinambungan di antara kedua lembaga. Tujuan dari pelaksanaan MOU ini adalah agar kedua pihak dapat: 1. Mempererat hubungan kerjasama dalam kegiatan operasional; 2. Menjalin pertukaran sumber daya manusia dan pengetahuan; 3. Mempererat pertukaran informasi statistik dan perkembangan pasar; serta 4. Mempererat pertukaran informasi tentang pengembangan dan perbaikan. Selain itu, dengan MOU ini baik KPEI maupun CDC of Pakistan berupaya untuk membina hubungan yang saling menguntungkan dan kerjasama yang erat serta kooperatif dalam bidang Kesadaran Investor, Komunikasi, Pertukaran Informasi, Globalisasi dan bidang lainnya. e. Penandatanganan MoU Antara KPEI dengan Central Securities Depository of Iran (CSDI) KPEI menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding / MoU) dengan Central Securities Depository of Iran (CSDI) Tehran, Iran. Penandatanganan MoU diadakan bersamaan dengan penyelenggaraan 7 th International Exchange, Bank and Insurance Exhibition pada tanggal 7 sampai dengan 10 Mei 2013. Melalui penandatanganan MoU ini, kedua pihak bersepakat untuk: 1. Membangun mekanisme komunikasi untuk kerjasama jangka panjang; Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 6/21

2. Memelihara hubungan yang berkelanjutan untuk kepentingan industri jasa keuangan baik di Indonesia dan Iran, serta 3. Memelihara dan mengembangkan instrumen keuangan baru serta instrumen kliring dan Penyelesaian baru untuk efek yang tercatat di bursa dari kedua negara. KPEI berharap dengan MoU ini dapat membuka peluang bagi kedua institusi untuk bekerjasama dan bertukar informasi serta keahlian di antara kedua negara, sehingga dapat memberikan nilai tambah dalam pengembangan industri pasar modal di Indonesia dan Iran. Kegiatan Operasional KPEI Tahun 2013 Volume dan Nilai Penyelesaian Transaksi Sepanjang tahun berjalan 2013, perdagangan bursa mengalami peningkatan volume dan nilai transaksi. Hingga Juli 2013, total nilai transaksi bursa mencapai Rp981,91 triliun dengan rata rata nilai transaksi bursa harian sebesar Rp6,72 triliun. Total frekuensi transaksi bursa mencapai 24,03 juta kali transaksi, dengan rata-rata frekuensi transaksi bursa harian sebesar 164.404 kali transaksi. Total volume transaksi hingga Juli 2013 adalah 897,05 miliar lembar saham, dengan rata-rata volume transaksi bursa harian sebesar 6,14 miliar lembar saham. a. Efisiensi Volume Penyelesaian Transaksi Bursa Proses kliring transaksi bursa yang dilakukan secara netting oleh KPEI hingga Juli 2013 telah mencapai rata-rata efisiensi sebesar 58,49% jika dilihat dari sisi volume efeknya. Dengan tingkat efisiensi tersebut, rata-rata volume efek harian yang diselesaikan melalui KPEI adalah 2,48 miliar lembar saham hingga Juli 2013. b. Efesiensi Nilai Penyelesaian Transaksi Bursa Dari sisi uang, rata-rata efisiensi penyelesaian transaksi bursa hingga Juli 2013 mencapai 50,78%. Rata-rata harian nilai efek yang diselesaikan melalui KPEI adalah sebesar Rp3,21 triliun. Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 7/21

dalam miliar rupiah Volume dan Nilai Penyelesaian Transaksi Tahunan Tahun Rata-Rata Harian Transaksi Rata-Rata Harian Penyelesaian Efisiensi Volume (lembar) Nilai Volume Nilai Volume Nilai (Rp) (lembar) (Rp) (%) (%) 2010 5,932,770,429 4,823,959,159,001 2,305,698,420 792,747,892,396 59.59 82.74 2011 5,297,481,760 4,977,135,223,686 2,094,194,488 844,893,452,696 57.57 82.30 2012 4,610,010,410 4,546,724,150,174 1,833,503,915 1,577,062,834,823 57.80 64.69 2013 (*) 6,144,207,977 6,725,467,353,496 2,485,638,795 3,210,963,199,856 58.49 50.78 *Sampai dengan 31 Juli 2013 Nilai dan Efisiensi Penyelesaian Transaksi Tahunan 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 2010 2011 2012 2013 (*) 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Nilai % Nil *Per tanggal 31 Juli 2013 Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 8/21

Volume dan Nilai Penyelesaian Transaksi Hingga Juli 2013 Frekuensi Penyelesaian Transaksi Bursa Volume (lembar) Nilai (Rp) Efisiensi Volume (%) Nilai (%) Total 2013 24,003,003 362,903,264,000 468,800,627,179,000 59.55 52.26 Tertinggi harian 238,248 4,230,349,500 6,968,381,258,500 82.96 84.09 Rata-rata harian 164,404 2,485,638,795 3,210,963,199,856 58.49 50.78 Terendah harian 93,777 1,241,427,000 1,485,691,864,500 45.12 40.72 *Sampai dengan 31 Juli 2013 Alternate Cash Settlement (ACS) Selama periode tahun berjalan 2013, hingga Juli 2013, penyelesaian transaksi bursa yang dilakukan melalui mekanisme Alternative Cash Settlement (ACS) oleh KPEI terjadi atas 100 Anggota Kliring (AK) dalam hari yang berbeda. Total volume penyelesaian efek adalah sebesar 9,79 juta lembar saham, atau setara dengan Rp32,62 miliar. Nilai Alternate Cash Settlement (ACS) Tahunan Tahun Total Volume Total Nilai % Volume thd Total Serah Efek % Nilai thd Total Serah Dana AK Serah AK Terima 2010 23,170,500 94,563,685,000 0.004 0.05 29 49 2011 8,737,500 23,103,491,875 0.002 0.01 22 39 2012 15,811,500 23,374,331,875 0.004 0.006 27 59 2013 (*) 9,794,881 32,621,475,875 0.003 0.007 24 76 *Sampai dengan 31 Juli 2013 Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 9/21

dalam miliar rupiah Nilai Alternate Cash Settlement (ACS) Tahunan 100 94.56 80 60 40 20 23.10 23.37 32.62 0 2010 2011 2012 2013 (*) *Sampai dengan 31 Juli 2013 Nilai Alternate Cash Settlement (ACS) Tahun 2013 Bulan Total Volume Total Nilai Volume % thd Total Serah Efek Nilai % thd Total Serah Dana AK Serah AK Terima Jan 859,500 1,167,500,000 0.0019 0.0021 3 4 Feb 143,000 51,929,375 0.0002 0.0001 3 4 Mar 2,207,500 18,772,468,750 0.0037 0.0271 2 5 Apr 1,401,000 1,162,800,000 0.0025 0.0017 4 5 Mei 3,048,946 9,079,534,875 0.0051 0.0109 2 30 Jun 1,821,935 1,369,305,375 0.0041 0.0019 6 23 Juli 313,000 1,017,937,500 0.0001 0.0002 4 5 Total 9,794,881 32,621,475,875 0.003 0.007 24 76 *Sampai dengan 31 Juli 2013 Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 10/21

dalam miliar rupiah dalam juta rupiah Fasilitas Intraday (FI) Penggunaan fasilitas intraday oleh KPEI untuk penyelesaian transaksi bursa hingga Juli 2013 telah mencapai total nilai Rp120,47 triliun. Total nilai rata-rata harian penggunaan fasilitas intraday adalah sebesar Rp779,4 miliar, dan rata-rata bulanan penggunaan fasilitas intraday sebesar Rp17,21 triliun. Adapun total biaya yang harus dikeluarkan oleh KPEI untuk penggunaan fasilitas intraday tersebut adalah sebesar Rp3,96 miliar, dengan rata-rata biaya harian fasilitas intraday sebesar Rp27,16 juta. Penggunaan Fasilitas Intraday Tahunan Tahun Rata-rata Harian Penggunaan FI Rata-rata Harian Biaya FI 2010 44,703,143,089 1,862,631 2011 176,432,482,383 7,351,353 2012 378,131,967,240 14,779,395 2013* 779,442,452,434 27,157,176 *Sampai dengan31 Juli 2013 Grafik Penggunaan Fasilitas Intraday Tahunan 1000 30 800 600 400 200 0 779 378 45 176 2010 2011 2012 2013* 25 20 15 10 5 0 Rata-Rata Harian Penggunaan FI Rata-Rata Harian Biaya *Sampai dengan 31 Juli 2013 Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 11/21

Penggunaan Fasilitas Intraday Tahun 2013 No Bulan Jumlah Hari Penggunaan Biaya 1 Januari (21 hari) 13,643,441,296,000 400,238,397.08 2 Februari (20 hari) 15,661,049,589,500 510,331,878.33 3 Maret (19 hari) 17,688,003,964,500 592,630,824.96 4 April (22 hari) 17,468,114,390,000 581,212,633.09 5 Mei (22 hari) 18,812,086,800,000 624,947,478.15 6 Juni (19 hari) 19,277,201,895,000 647,462,973.65 7 Juli (23 hari) 17,927,176,406,000 608,123,479.95 Total Penggunaan 120,477,074,341,000 3,964,947,665.20 Rata-rata bulanan 17,211,010,620,142 566,421,095.03 Rata-rata harian 779,442,452,434 27,157,175.79 *Sampai dengan 31 Juli 2013 Fasilitas intraday KPEI didukung oleh lima Bank Pembayaran dengan komposisi pagu kredit harian sebagai berikut: Pagu Kredit Dari Bank Pinjaman Fasilitas Intraday No Bank Pagu Kredit Fasilitas Intraday 1 Bank Permata 500,000,000,000 2 Bank CIMB Niaga 500,000,000,000 3 Bank Mandiri 500,000,000,000 4 Bank BCA 500,000,000,000 5 Bank BNI 600,000,000,000 TOTAL 2,600,000,000,000 Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 12/21

Pinjam Meminjam Efek (PME) Hingga Juli 2013, layanan PME mencapai realisasi senilai Rp256,23 miliar dengan rata-rata pinjaman harian sebesar Rp8,60 miliar. Total volume mencapai 88,90 juta lembar saham dengan rata-rata volume pinjaman harian sebesar 2,97 juta lembar saham. Nilai dan Volume Pinjam Meminjam Efek (PME) Tahun 2013 Tahun Total Nilai Volume Frekuensi 2010 1,749,010,314,000.00 839,573,500.00 1,736 2011 1,612,247,774,000.00 719,313,500.00 1,724 2012 799,120,250,500.00 202,003,000.00 1,199 2013* 256,234,557,500.00 88,902,500.00 461 *Sampai dengan 31 Juli 2013 Nilai dan Volume Pinjam Meminjam Efek (PME) Tahun 2013 Bulan Total Rata-Rata Harian Nilai Volume Frekuensi Nilai Volume Jan 33,312,695,000.00 6,260,000.00 42 1,074,603,064.52 201,935.48 Feb 30,869,085,000.00 4,859,500.00 57 1,102,467,321.43 173,553.57 Mar 68,211,407,500.00 32,098,500.00 85 2,200,367,983.87 1,035,435.48 Apr 23,627,280,000.00 7,355,000.00 70 787,576,000.00 245,166.67 Mei 24,519,198,000.00 9,307,000.00 94 790,941,870.97 300,225.81 Jun 59,222,304,500.00 23,482,500.00 74 2,115,082,303.57 838,660.71 Jul 16,472,587,500.00 5,540,000.00 39 531,373,790.32 178,709.67 Total 256,234,557,500.00 88,902,500.00 461 8,602,412,335.68 2,973,687.40 Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 13/21

Komposisi Pengelolaan Agunan Agunan AK yang disetorkan ke KPEI digunakan sebagai backup eksposur risiko dan dasar perhitungan trading limit bagi 116 AK untuk bertransaksi di bursa. Hingga Juli 2013, nilai agunan yang dikelola oleh KPEI mencapai Rp15,8 triliun. Nilai total tersebut terdiri dari agunan offline sebesar Rp7,27 triliun dan agunan online sebesar Rp8,53 triliun. Dana Agunan offline dikelola dalam beberapa bentuk, seperti bank garansi, deposito, minimum kas dari AK yang disimpan dalam bentuk deposito berjangka, serta nilai yang berasal dari saham BEI milik AK yang juga dinilai sebagai agunan di KPEI. Agunan offline senilai Rp7,27 triliun memiliki komposisi sebagai berikut: Komposisi Kontribusi Agunan Offline Jenis Instrumen Nilai Agunan Offline Persentase dari Total Agunan Offline Bank Garansi 5,800,757,000,000.00 79.72 Deposito 1,256,317,270,805.75 17.27 Minimum kas 207,303,895,029.62 2.85 Seat BEI 11,600,000,000.00 0.16 Total 7,275,978,165,835.37 100 *Per tanggal 31 Juli 2013 Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 14/21

Trendline Nilai Agunan Offline Bulanan *Per tanggal 31 Juli 2013 Sementara itu, agunan online senilai Rp8,53 triliun yang terdiri dari agunan dalam bentuk saham, obligasi, maupun uang. Adapun komposisi kontribusi agunan online sebagai berikut: Komposisi Kontribusi Agunan Online Jenis Instrumen Nilai Agunan Persentase Uang 599,341,898.81 0.01 Saham 8,386,809,447,491.51 98.28 Obligasi 146,274,017,730.00 1.71 Grand Total 8,533,682,807,120.32 100 *Per tanggal 31 Juli 2013 Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 15/21

dalam miliar rupiah Trendline Nilai Agunan Online Bulanan *Per tanggal 31 Juli 2013 Dana Jaminan Dana Jaminan yang dikelola KPEI hingga Juni 2013 telah mencapai Rp2,15 triliun atau meningkat sebesar 8,82% dari akhir tahun 2012. Pertumbuhan Dana Jaminan Tahunan 2,500 2,000 1,500 1,000 500-481.75 117.24 155.86 200.09 240.69 291.85 356.36 686.95 903.11 1,163.52 1,428.54 1,721.66 1,977.84 2,152.20 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 31 Juli 2013 Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 16/21

Sumber Kutipan Dana Jaminan Berdasarkan Jenis Pasar Sumber Nilai (Rp) Presentase Ekuiti 2,151,096,644,014.91 99.95% KBIE 1,097,854,053.54 0.05% Obligasi 1,087,103 0.00% Total 2,152,195,585,171.45 100.00% *Per tanggal 31 Juli 2013 KPEI telah menginvestasikan aset dana jaminan tersebut ke dalam dua jenis intrumen, yakni instrumen deposito berjangka dengan porsi yang mencapai 80,92% dan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 19,08%. Sementara itu, nilai dana cadangan jaminan hingga Juli 2013 sebesar Rp121,89 miliar. Dana cadangan jaminan ini dialokasikan ke dalam dua jenis intrumen, yaitu deposito dengan proporsi sebesar 99,96% dan rekening giro sebesar 0,04%. Posisi dan Alokasi Dana Jaminan *Per tanggal 31 Juli 2013 Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 17/21

Penggunaan Dana Jaminan (Talangan Gagal Bayar) Sepanjang tahun 2013 hingga Juli tidak ada dana jaminan yang digunakan sebagai dana talangan gagal bayar. Nilai Talangan Gagal Bayar Tahunan Tahun Frekuensi Jumlah (Rp) 2000 14 631,919,807.50 2001 11 12,719,123,753.43 2002 23 76,509,590,399.70 2003 6 586,323,191.93 2004 1 35,695,000.00 2005 1 1,800,000,000.00 2007 3 80,132,102,550.68 2008 4 202,078,187,318.28 2009 - - 2010 - - 2011 - - 2012 - - 2013 - - Total 129 374,492,942,021 *Per tanggal 31 Juli 2013 Dana Jaminan yang dahulu digunakan sebagai talangan gagal bayar dimaksud telah sepenuhnya kembali Corporate Social Responsibility (CSR) KPEI secara rutin dan berkala tetap menjalankan program Sponsorship dan Corporate Social Responsibility (CSR). Tujuan kegiatan ini adalah untuk membangun komunikasi dan menunjukkan rasa kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Program CSR KPEI lebih diprioritaskan pada bidang pendidikan dengan memberikan bantuan operasional pendidikan untuk penyelenggaraan sekolah bagi kalangan tidak mampu, antara lain di daerah Bantar Gebang, Bekasi dan beasiswa bagi Persatuan Tuna Netra Indonesia (PERTUNI). Program Sponsorship bertujuan untuk pemberian Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 18/21

dukungan terhadap kegiatan-kegiatan yang terkait dengan edukasi dan pengembangan pasar modal Indonesia. Pada tanggal 26 Juni 2013 KPEI melakukan kunjungan dan pemberian santunan ke yayasan Akhiruz Zaman yang berlokasi di Bekasi. CSR yang dilakukan bersama perwakilan karyawan KPEI ini memberikan bantuan beasiswa bagi siswa yang kurang mampu. Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 19/21

PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) didirikan berdasarkan akta notaris No.8 tertanggal 5 Agustus 1996 dan statusnya resmi sebagai badan hukum sejak 24 September 1996 melalui pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Pada 1 Juni 1998, Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menerbitkan Izin Operasional KPEI berdasarkan Surat Keputusan No:Kep-26/PM/1998 sehingga KPEI secara resmi menyelenggarakan operasional kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa di Pasar Modal Indonesia. Saat ini 100% saham KPEI dimiliki oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan porsi total saham yang telah ditempatkan adalah sebesar Rp. 15 miliar. Peran utama KPEI sebagai Self Regulatory Organization (SRO) selama lebih dari satu dasawarsa semakin memperkuat peran KPEI dalam menentukan arah perkembangan pasar modal Indonesia. Fungsi utama KPEI adalah sebagai Central Counterparty (CCP) yang menyediakan layanan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang diharapkan bisa terus meningkatkan efisiensi dan kepastian dalam penyelesaian transaksi di Bursa Efek Indonesia. Kehadiran KPEI sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) bertujuan untuk melakukan mitigasi terhadap setiap risiko yang mungkin timbul dalam penyelesaian transaksi bursa. Proses kliring yang dilakukan KPEI bertujuan untuk memastikan bahwa setiap Anggota Kliring (AK) mengetahui hak dan kewajiban masing - masing baik berupa efek maupun dana yang harus diselesaikan pada tanggal penyelesaian. Sebagai CCP, KPEI menjadi satu-satunya penjual untuk setiap pembeli dan satu-satunya pembeli untuk setiap penjual dalam setiap penyelesaian transaksi atas instrumen investasi yang diperdagangkan di bursa. Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 20/21

Informasi lebih lanjut: Razif Yunus Kepala Unit Sekretaris Perusahaan PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia Indonesia Stock Exchange Building, Tower 1, 5 th Floor Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 - Indonesia Telp: +62.21.515 5115 Fax: +62.21.515 5120 www.kpei.co.id Siaran Pers KPEI, 15 Agustus 2013 21/21